DISUSUN OLEH:
ANANDA PUTRI (195310666)
DINDA CAHYANI (195310408)
SEPTI CITRA WULAN (195310439)
SRI ZOLA IVANOLA IVANI (195310209)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kerangka Konsetual FASB”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori Akuntansi dengan Bapak Dr. H. Zulhelmy., S.E., M.Si., Ak., CA. selaku dosen pengampu.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang analisis penelitian
kelayakan bisnis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah landasan teori yang kuat sangat diperlukan terutama karena praktik akuntansi
selalu dihadapi dengan perubahan lingkungan dunia usaha. Akuntan secara terus-menerus
dan mau tidak mau dihadap kan dengan situasi yang baru, kemajuan teknologi, dan inovasi
bisnis yang tentu saja semua ini akan menimbulkan masalah pelaporan dan akuntansi yang
baru pula. Masalah-masalah ini harus dapat ditangani dengan cara yang lebih konsisten dan
terorganisir secara lebih baik. Ke rangka kerja konseptual memainkan peranan yang sangat
penting teru tama di dalam pengembangan sebuah standar akuntansi yang baru dan revisi atas
standar akuntansi yang telah diberlakukan sebelumnya.
Ketika akuntan harus berhadapan dengan masalah baru yang belum ada standar
akuntansinya, maka kerangka kerja konseptual ini diharapkan dapat memberikan sebuah
acuan (referensi) untuk meng analisis dan memecahkan masalah-masalah akuntansi yang
terkini ter sebut. Jadi, kerangka kerja konseptual tidak hanya membantu profesi akuntansi
dalam memahami praktik-praktik yang ada tetapi juga mem berikan arahan (pedoman) untuk
menangani praktik-praktik akun tansi di masa yang akan datang. Kerangka kerja konseptual
memberi kan dasar/landasan yang konsisten dan memadai bagi para penyusun standar
akuntansi, penyusun laporan keuangan, pengguna laporan ke uangan, dan pihak-pihak
lainnya yang turut terlibat dalam proses pelaporan keuangan. Kerangka kerja konseptual
memang tidak akan dapat memecahkan seluruh problem akuntansi, tetapi jika digunakan
secara konsisten, maka kerangka kerja ini seharusnya dapat membantu mem perbaiki
pelaporan keuangan.
Banyak pihak meyakini bahwa kontribusi nyata FASB sangat bergantung pada kualitas
dan utilitas dari kerangka kerja konseptual. Kerangka kerja konseptual yang bermutu ini akan
memungkinkan FASB untuk menerbitkan standar-standar yang lebih berguna, dapat
diterapkan, dan konsisten dari waktu ke waktu. Kerangka kerja konsep tual akan
meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan
keuangan, dan akan meningkatkan kompara bilitas antarlaporan keuangan perusahaan. Pada
tahun 1976, FASB mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang menjadi dasar
bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan atas masalah kontrol versi pelaporan
keuangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari kerangka konseptual?
2. Bagaimana perkembangan dari sebuah kerangka konseptual?
3. Apa tujuan dari laporan keuangan FASB?
4. Apa Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)?
C. Tujuan
Untuk menambah wawasan tentang Kerangka Konseptual khususnya tujuan pelaporan
keuangan dan karakteristik kualitatif informasi akuntansi, serta mengetahui
perkembangan dari sebuah kerangka konseptual.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Konsep-Konsep Fundamental
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi
akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu
saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.
a. Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi
akuntansi.
1) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat
perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi
pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan
diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan.
Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value),
yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu.
Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat
digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu
(timeliness). Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum
informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan.
2) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan
secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan
sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu
atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
b. Kualitas sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah
keberdayabandingan(comparability) dan konsistensi (consistency).
1) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat
dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu
industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang
sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan
standar dan ukuran tertentu.
2) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar
akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi)
yang sama untuk kejadian kejadian serupa, dari periode ke periode.
Kendala-kendala
Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang
telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala
lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah
praktek industri dan konservatisme.
1) Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan informasi
yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal.
Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka
mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah
2) Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap
operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap
material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau
mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor
kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan
suatu item material atau tidak.
3) Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan
perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.
4) Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat
kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang
terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah
menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit: jangan
menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.
A. Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kerangka konseptual
menurut FASB sendiri adalah suatu konstitusi dan sistem yang konheren dari tujuan dan
fundamental yang selanjutnya mengarah kepada suatu standar yang konsistem. Ada dua isu
utama dalam kerangka konseptual akuntansi keuangan, yang pertama adalah isu artikulasi
dan isu definisi. Isu artikulasi terbagi dalam dua perspektif, yaitu neraca dan laporan laba
rugi saling berartikulasi, dan perspektif lainnya menyatakan bahwa, dua hal tersebut tidak
berartikulasi. Isu definisi erat kaitannya dengan definisi aset yang merupakan sumber daya
ekonomi milik entitas. Dalam materi dibahas pula tentang sistem pemeliharaan modal yang
terbagi menjadi sistem pemeliliaraan modal keuangan dan fisik yang dapat diukur dengan
satuan mometer dan daya beli.
Pada pokok bahasan kedua, yaitu mengenai statement yang dikeluarkan FASB yang
disebut dengan SFAC yang di dalamnya menguraikan hal-hal tertentu, dalam SFAC No 1
misalnya menguraikan tentang tujuan pelaporan keuangan, demikan seterusnya untuk SFAC
yang lain dengan pokok bahasannya masing-masing. SFAC terdiri dari SFAC No.1. 2. 6,
No.8, dimana SFAC No.8 secara umum memiliki isi tentang tujuan laporan keuangan yaitu
menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi investor.
Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas dan menyediakan
informasi tentang posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas.