Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIKAN KEWARGA NEGARAAN

‘’ INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM ‘’

DOSEN PENGAMPUH : Dr.JAMALUDIN,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Wisdayanti_A22123030
Sofya_A221230076
Marwa_A22123027
Verawati_A22123026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGEETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segenap rahmat
dan hidayah-nya sehingga Makala ini dapat terselesaikan dengan baik. Makala yang berjudul
“ Indonesia Adalah Negara Hukum ‘’. Penyusunan makalah ini merupakan wujud upaya
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pendidikan Kewarga Negaraan.
Makah ini di susun sebagai salah satu acuan materi dalam proses pembelajaran yang
akan di selenggarakan. Kami meyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
baik dalam bentuk penulisan maupun kata, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Kami juga mengharpkan makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR INI...................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latra Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Negara Hukum...........................................................................................4
2.2 Sistem Negara Hukum Yang Berlaku Di Indonesia....................................................5

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................6
3.2 Saran............................................................................................................................7
3.3 Daftar Pustaka
BAB I

PENGDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum,hal ini secara tegas di tuangkan dalam UUD NRI
Tahun 1945. Sebagai negara hukum tentunya segala perbuatan dalam kehidupan
berbangsa harus di atur dengan hukum. Sebagai pranata sosial memiliki peranan penting
dalam masyarakat untuk menciptakan ketentraman,keadilan dan keamanan juga mengatur
segala perbuatan manusia yang di larang maupun yang di perintahkan.
Setiap masyarakat memiliki kepentingan yang berbeda. Dengan banyaknya
kepentingan yang berbeda di antara masyarakat, sehingga diperlukan hukum untuk
mengatur perbedaan kepentingan tersebut. Hukum berisi tentang yang mana harus
dilakukan dan yang mana tidak boleh dilakukan yang bersifat memaksa, mengikat dan
berisi sanksi yang tegas. Salah satu hukum yang berlaku di Indonesia adalah hukum
pidana. Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu
negara. Sehingga dengan adanya hukum pidana ini, maka setiap orang yang melanggar
dari norma akan dikenakan sanksi baik itu berupa pidana maupun sanksi administrative
yang akan di proses melalui Lembaga peradilan.
Pada pasal 1 ayat 2 UUD No 12 Tahun 1995 tentang permasyarakatan menegaskan
bahwa “Sistem permasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara
pembinaan warga binaan permasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan
secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas
warga binaan permasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima Kembali oleh lingkungan masyarakat
dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga
yang baik dan bertanggung jawab.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian negara hukum !


2. Bagaimana sistem negara hukum yang berlaku di indonesi !

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui ap aitu negara hukum


2. Untuk mengetahui system hukum di indoneisa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian negara hukum

Teori the rule of law atau rechtsstaat atau monokrasi atau Negra hukum merupakan
sebuah konsep pennyelenggaraan negara yang di dasarkan atas hukum. Setiap Tindakan
penyelenggaraan negara pasti di dasarkan atas hukum yang berlaku. memegang
kekuasaan, melainkan menurut aturan tertulis yang di buat oleh badan-badab perwakilan
yang terbentuk secara sah. Setiapnegara di dunia tentu memiliki aturan dan hukum yang
berlaku kepada seluruh masyarakat. Dengan adanya hukum, maka suatu negara dapat
menjalankan perekonomian dan pemerintahan secara adil dan seimbang. Oleh sebab itu,
dikenal dengan istilah negara hukum. Jadi, negara tersebut menganut peraturan hukum
demi memberikan keadilan dan keamanaan bagi seluruh warga.
Negara hukum (rechtsstaat ) adalah negara yang berlandaskan pada peraturan hukum
dan aturan yang berlaku secara mutlak. Dengan adannya hukum, maka negara tersebut
dapat menjamin keadilan bagi seluruh elemen masyarakat. Namu, konsep negara hukum
sendiri telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadilan.
Menurut para ahli, pemahaman negara hukum sudah terbentuk sejak zaman Plato dan
Aristoteles. Menurut mereka, hukum yang di harapkan adalah hukum yang adil dan dapat
memberikan kesejahtraan bagi masyarakat, bukan merupakan paksaan dari penguasa
namun melainkan kehendak warga negara, dan di butuhkan konstitusi yang memuat
aturan-aturan dalam hidup.
Ide negara hukum telah lama di kembangkan oleh para filsuf dari zaman Yunani
kuno. Plato pada awalnya dalam the republic berpendapat bahwa adalah mungkin
mewujudkan negara ideal untuk mencapai kebaikan yang berintikan kebaikan. Untuk itu
kekuasan harus di pegang oleh orang yang mengetahui kebaikan, yaitu seorang filosof
( The Philosopher King ). Namun dalam bukunya ‘’ The Statesman ‘’ dan ‘’The Law ‘’,
plato menyatakan bahwa yang dapat di wujudkan adalah bentuk paling baik kedua ( The
Second Best ) yang menempatkan supremasi hukum. Pemerintah yang mampu mencegah
kemerosotan kekuasaan seseorang adalah pemerintahan oleh hukum. Senada denga plato,
tujuan Negra menurut Aristoteles adalah untuk mencapai kehidupan yang paling baik
( The best life posobble )yang dapat di capai dengan supremasi hukum. Hukum adalah
wujud kebijaksanaan kolektif warga negara ( Collective Wisdom ), sehingga peran warga
negara di perlukan dalam pembentukannya.

1. Negara Hukum Menurut Para Ahli

a. Wirjono Prodjodikoro
memberikan pengertian negara hukum sebagai segara yang pera penguasa atau
pemerintahnya, sebagai penyelengaraan dalam meleksaaan tugas kenegaraan terikat
pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku. Pengertian senada dengan pendapat
Muhammad Yamin yang mendefinisikan negara yang menjalankan pemerintahan
yang tidak menurut kemauaan orang-orang yang memegang kekuasaan,melainkan
menurut aturan tertulis yang di buat oleh badan-badan perwakilan yang terbentuk se-
cara sah.
b. Joeniarto
menyatakan bahwa negara hukum adalah negara yang tindakan penguasaannya
harus di batasi oleh hukum yang berlaku.

c. Soediman Kartohadiprojo
yang menyatakan bahwa negara hukum adalah negara yang orang-orang di
dalmmnya di jami sebaik-baiknya oleh hukum. Inti dari pengertian negara hukum
yang di sampaikan yaitu menekankan tentang tunduknya penguasa terhadap hukum
sebagai esensi dari negara hukum.

d. F.R Bothink sebagaimana di kutip oleh Ridwan HR


Negara hukum adalah bahwa negara yang kebebasan kehendak pemegang
kekuasaannya di batasi oleh ketentuan hukum. Sedangkan A.Hamid S.Atamimi
sebagaimana mengutip pendapat Burkens, mengatakan bahwa “Negara hukum secara
sederhana adalah negara yang menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaan negara
dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknnya di lakukan di bawa
kekuasaan hukum.

e. Sudargo Gautama
secara lebih detal mengontruksikan pengertian negara hukum sebagai bentuk “
Suatu negara, dimana perseorangan menyukai hak terhadap negara, dimana hak-hak
asasi manusia di akui oleh undang-undang dimana untuk mereaalisasikan
perlindungan hak-hak ini kekuasaan negara di pisah-pisahkan hingga badan
penyenggara negara, badan pembuatan undang-undang dan badan-badan peradilan
yang bebas kedudukannya, untuk dapat memberi perlindungan semestinnya kepada
setiap orang yang merasa hak-haknnya di rugikan, walaupun andai kata hal ini terjadi
oleh alat negara sendiri.

f. Franz Magnis Suzeno


paham dasar negara hukum bahwa yang berkuasa adalah hukum. Pemerintah
melaksanakan kekuasaan yang di miliki atas negara kekuasaan,bukan hukum
melainkan kemauan sewenag-wenang penguasa yang menentukan pemakaian
kekuasaan negara.

2.2 Sistem Negara Hukum Yang Berlaku Di Indonesia


Sebagai Negra hukum, Indonesia menganut tiga system hukum sekaligus yang
hidup dan berkembang di masyarakat yakni system hukum civil,system adat,dan
system hukum islam. Ketiga sistem hukum tersebut saling melengkapi,harmonis dan
romantis.

1. Sistem Hukum Adat


Sistem hukum adat adalah sistem hukum yang berlaku di Indonesia dan
bersumber dari nilai dan moral yang ada di tengah masyarakat. Pada sistem hukum
adat tidak tertulis dan di bentuk dari kesepatan-kesepakatan norma yang ada di
masyarakat.Hukum adat di akui oleh negara sebagai hukum yang sah dan memiliki
tujuan untuk mengatur tingkah laku dalam dalam kehidupan bermasyarakat.

Di Indonesia di pengaruhi oleh budaya dan agama yang ada di masyarakat,seperti


hukum adat suku-suku di Indonesia dan hukum islam. Meskipun hukum adat tidak
tertulis namun hukum ini telah di lakukan secara turun temurun oleh masyarakat.
Oleh karena itu, hukum adat harus di taati oleh seluruh warga negara dan pemerintah
harus menjalankan hukum adat dengan adil dan bijaksana. Berikut ada beberapa
karakteristik dan contoh sistem hukum adat :
a. Kekuatan Normatif
Sistem hukum adat memiliki kekuatan normatif yang kuat di dalam
masyarakat. Norma-norma hukum adat di hormati dan di ikuti oleh anggota
masyarakat sebagai bagian dari tradisi dan identitas budaya mereka. Contoh: Hukum
adat di suku-suku asmat di papua,Indonesia,mengatur aturan-aturan terkait pemilikan
tanah,perkawinan, dan penyelesaian konflik.

b. Berpusat pada komunitas sistem hukum adat


berfokus pada kepentingan komunitas dan mempertimbangkan
aspek,sosial,budaya,dan spiritual dalam pengambilan keputusan hukum. Keterlibatan
komunitas dan konsensu sering kali menjadi perinsip penting dalam penegakan
hukum adat. Contoh: Disuku Maasai di Kenya dan Tanzania, sistem hukumnya
mempertimbangkan kepentingan kelompok dan komunitas, dengan peran pemimpin
adat dalam menyelesaikan konflik dan mempertahankan tanah adat.

c. Keunikan dan Fleksibilitas


setiap sistem hukum adat memiliki karakteristi dan norma yang unik sesuai
dengan budata dan tradisi masyarakat yang mengamalkannya. Sistem hukum adat
senderung fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan sosial dan lingkungan.
Conto; Di berbagai suku Afrika, sistem hukum adat mengatrur
pernikaha,perceraian,harta warisan dan praktik adat lainnya yang mencerminkan
keunikan budaya setempat.

d. Hubungan dengan sistem hukum formal


Dalam beberapa kasus,sistem hukum ini beroperasi secara parallel dengan
sistem hukum formal yang di terapkan oleh negara.Interaksi antara kedua sistem
hukum ini dapat bervariasi.mulai dari harmoni hingga konflik. Contoh: Di beberapa
negara, seperti Indonesia dan india, hukum adat di akui secara resmi dan di atur oleh
undang-undang nasional untuk memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap
hak-hak masyarakat adat.

2. Sistem Hukum Islam


Hukum islama di Indonesia terlihat dari dua sisi. Pertama,hukum islam berlaku
secara yuridis formal atau di kondifikasikan dalam struktur hukum nasional. Kedua,
hukum islam berlaku secara normative yakni diyakini memiliki sanksi atau padanan
hukum bagi masyarakat muslim.
Hukum islam diindonesia adalah merupakan bahan dan unsur utama hukum
nasional Indonesia ( Dahlanet.al,1996:731 ) ialah sistem hukum yang terbentuk dari
proses penemuan,pengembangan dari sistem hukum yang telah ada sebelumnya yakni
dari campuran dari hukum adat,hukum agam,dan hukum eropa. Hukum islam baru di
kenal di Indonesia setelah agama islam di sebarkan di tanah air Indonesia pada abad
ke-7 Hijriyah atau abad ke-13 Masehi,setelah islam masuk ke Indonesia,hukum islam
telah di ikuti dan dilaksanakan oleh para pemeluk agama islam di Nusantara Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Sekaran, hal ini dapat di lihat dari hasil kaya
ahli hukum islam indonesia yaitu Thullab,Sirathal Mustaqim,Kutaragama,Sajinatul
Hukum ( Ali,1990:189)

a. Fungsi Pengadilan Agama


Menyatakan bahwa hukum dan berkeadilan layanan hukum bagi masyarakat
dengan acuan atau rujukan asas hukum-hukum islam yang di kembangkan merujuk
undang-undang dasar negara republic Indonesia tahun1945
menerima,memeriksa,pembuktian,memutuskan,dan menyelesaikan perkara-perkara
mastarakat yang beragama islam sebagaimana di atur dalam pasal 49 UUD Nomor 3
Tahun 2006 tentang perubahan atas, UUD Nomor 7 Tahun 1989 tentang peradilan
agama,ketentuan konsistusional yang menunjukan dasar hukum peradilan agama di
turunkan dalam pasal 18 UUD Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman
dan diatur dengan UUD Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua UUD
Nomor 7 Tahun 1989 tentang peradilan agama yang menentukan peradilan agama
ialah peradilan negara republic Indonesia. Sistem Hukum di Indonesia. Sistem hukum
uni eropa kontinetral (Civil Law) melalui sistem hukum di Indonesia menunjukan ciri
positivikais yang mampu di terima dama sistem hukum Indonesia melalui formalisasi
hukum islam.

3. Sistem Hukum Civil Law


Common Law Legal System identic dengan beberapa negara eropa kontinetral.
Sistem hukum ini memiliki sumber hukum yang berasal dari kondifikasi
hukumtertulis atau undang-undang. Civil Law Legal System berlaku di negara-negara
eropa daratan dan negara-negara jajahannya, termasuk Indonesia. Sistem peradilan ini
bersifat inkuisitirial atau hakim memiliki peran besar dalam mengarahkan dan
memutus sebuah perkara.
Civil Law Legal System menggunakan pembagian dasar ke dalam hukum perdata
dan hukum public. Civil Law Legal System memiliki tiga karajteristik,yakni adannya
sistem kodifikasi; Hakim tidak terikat dengan pereseden atau doltrin stare decisis,
sehingga undang-undang menjasi rujukan hukumnya yang utama; sistem peradilannya
bersifat inkuisitorial.
Sistem kodifikasi di perlukan untuk menciptakan keseragaman hukum dalan
dan tengah-tengan keberagaman hukum. Hal ini agar kebiasaan yang telah diterapkan
sebagai peraturan raja dapat di tetapkan menjadi hukum yang berkau secara umum.
Untuk itu, sosial yang di perlukan adalah kodifikasi hukum. Sistem hukum Civil Law
cenderung merencanakan,mensistematiskan dan mengatur persoalan sehari-hari
dengan komprehensif yang di bentuk dengan aturan-aturan hukum sebagai produk
legislasi. Dalam mengatasi suatu perkara, hakim akan mencari rujukan aturan-aturan
yang sesuai dengan perkara yang sedang di tangani. Hakim dalam sistem hukum Civil
Law bersifat aktif dalam menilai alat bukti, sehingga dapat memperoleh gambaran
yang lengkap dari perkara tersebut.
Sistem Civil lAw memiliki istilah jurisprudence constante yang memiliki
konsep serupa dengan asas preseden. Hal ini menghendaki agar hakim perlu
mempertimbangkan secara seksama putusan terdahulu atas perkara yang memiliki
kemiripan fakta maupun permasalahan hukumnya. Namun dalam praktik
perkembangannya, peradilan di Indonesia tidak lagi sepenuhnya sejalan dengan
sistem hukum Civil Law karena telah memiliki dan menerapkan beberapa
karakteristik yang identic degan sistem peradilan common law. Pe4radilan Common
Law adalah sistem hukum yang berasal dari inggris dan berkembang di negara-negara
jajahannya. Sistem hukum ini mendasar pada putusan pengadilan sebagai hukumnnya.
Pengaruh arus teknologi informasi yang cepat menimbulkan akulturasi sistem hukum
yang satu dengan yang lainnya. Meskipun sistem hukum Indonesia berangkat dari
Civil Law, namun dalam hukum korporasi,telah diadopsi konsep-konsep korparasi
yang berasal dari sistem common law.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari materi kami,dapat di simpulkan bahwa Indonesia merupakan


negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum. Artinya seluruh aspek kehidupan
Negra didasarkan pada hukum dan hukum mempunyai kekuatan mengikat yang harus
di taati oleh seluruh warga negara dan pemerintah. Sebagai negara yang menjunjung
tinggi supremasi hukum, Indonesia harus memastikan bahwa hukum tersebut
jelas,dapat di akses dan di tegakan secara konsisten. Keberadaan sistem peradilan
juga menjadi syarat bagi suatu negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum. Di
Indonesia, sistem peradilan meliputi mahkama konstitusi yang berfungsi menanggapi
perkara-perkara tertentu di bidang hukum ketatanegaraan dan menjamin pelaksanaan
konstitusi secra bertanggung jawab sesuai dengan kehendak rakyat dan cita-cita
demokrasi.

3.2 Saran
Kami menyarankan untuk meningkatkan kualitas penegakan hukum di
Indonesia, termasuk independensi dan imparsialitas sistem peradilan,untuk
memastikan bahwa hukum di tegaskan secara adil. Hukum di Indonesia harus di
jinjung tinggi dengan tidak membedakan antara rakyat kecil dan orang yang memiliki
kekuasaan

Anda mungkin juga menyukai