Anda di halaman 1dari 26

KEWARGANEGARAAN

“NEGARA HUKUM DAN HAM”

Dosen Pengampuh: Kemal Idris Balaka, SH,MH

Disusun oleh

Nama : Zayati
Nim :S.0020.P2.069
Kelas :Non. Reg kelas A Kendari

PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN STIKES KARYA KESEHATAN
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan
judu “ NEGARA HUKUM DAN HAM ”.

Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna
dari Negara hukum dan HAM. Kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berdemokrasi
pancasila, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Penyusun

Kendari, Juli 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. LatarBelakang.........................................................................................................1
B. RumusanMasalah...................................................................................................2
C. TujuanPenulisan.....................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Pengertian Negara Hukum.....................................................................................4
B. Ciriciri Negara Hukum...........................................................................................5
C. Hukum di Indonesia...............................................................................................7
D. Indonesia Sebagai Negara Hukum.........................................................................8
E. Pengertian HAM...................................................................................................10
F. Macam Macam HAM...........................................................................................11
G. HAM di Indonesia............................................................................................14
H. Dasar HAM di Indonesia..................................................................................16
I. Hubungan Negara Hukum dan HAM...................................................................18
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................20
A. Kesimpulan...........................................................................................................20
B. Saran.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Negara adalah agency (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat.1 Istilah rechtstaat (negara
hukum) merupakan istilah baru jika dibandingkan dengan istilah demokrasi, konstitusi
maupun kedaulatan rakyat. Negara hukum juga akan menjamin tertib hukum dalam
masyarakat yang artinya memberikan perlindungan hukum antara hukum dan kekuasaan
ada hubungan timbal balik.
Negara hukum merupakan gagasan yang muncul untuk menentang konsep
absolutisme yang telah melahirkan negara kekuasaan. Untuk zamannya negara hukum
tersebut dapat disebut revolusioner karena mengakhiri bentuk negara sebelumnya yang
bersifat otoriter. Pada pokoknya kekuasaan penguasa harus dibatasi agar jangan
memperlakukan rakyat dengan sewenang-wenangnya. Pembatasan itu dilakukan dengan
jalan adanya supremasi hukum, yaitu bahwa segala tindakan penguasa tidak boleh
sekehendak hatinya tetapi harus berdasar dan berakar pada hukum, menurut ketentuan
hukum dan undang-undang yang berlaku dan untuk itu juga harus ada pembagian
kekuasaan negara.
Indonesia biasa disebut dengan istilah negara hukum proklamasi, negara hukum
pancasila, dan negara hukum Indonesia. Negara hukum mengandung maksud untuk
membatasi kekuasaan daripada penguasa negara agar tidak menyalahgunakan
kekuasaannya untuk menindas dan menelantarkan rakyatnya. Negara hukum meletakan
persamaan dihadapan hukum, perlindungan terhadap hak-hak fundamental rakyat dan
hukum beserta peradilan yang fair dan adil.
Indonesia menempatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sebagai ketentuan tertinggi dalam hierarki peraturan perundang-undangan
di Indonesia sebagai perwujudan dari Negara Hukum. Menurut Sri Soemantri, pada
prinsipnya sebagai Undang-Undang Dasar (konstitusi) haruslah memuat 3 (tiga) hal
yaitu : (1) adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warganya, (2) adanya sistem

1
ketatanegaraan yang bersifat fundemantal, (3) serta tugas dan wewenang dalam negara
yang bersifat fundamental.
Hak asasi manusia (HAM) merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya. Orang
lain tidak dapat menggangu hak asasi masing-masing individu. Oleh karena itu, hak
asasi harus dipahami oleh setiap orang. Karena begitu pentingnya, hak asasi manusia
(HAM) dijadikan sebagai salah satu materi dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Itu sebabnya untuk menjadi warga negara yang baik harus
memahami dan menyadari mengenai hak asasi manusia.
Sudah 68 tahun semenjak ditetapkannya Universal Declaration of Human Rights
(UDHR) atau Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) 1948, manusia hidup
dalam kebebasan, persamaan dan perlindungan. Setiap orang diakui hak dasarnya. Hal
ini mengharuskan bagi semua orang tanpa terkecuali untuk mengakui hak dasar atau
kodrati orang lain, termasuk negara beserta penguasanya sekalipun.Indonesia
merupakan negara yang mendeklarasikan kemerdekaan 3 tahun lebih dahulu sebelum
ditetapkan DUHAM 1948. Negara Indonesia sangat memperhatikan penegakan HAM.
Dalam upaya memberikan jaminan atas penegakan HAM, materi muatan HAM
dimasukkan dalam Amandemen Keduadan UUD 1945. Di dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 juga terdapat ketentuan mengenai HAM.

B. RumusanMasalah
Makalahinidisusundenganberdasarkanbeberapapermasalaha yang
memjadipembahasandalammakalahini, anatara lain;

1. Apa yang dimaksuddengan Negara Hukum?


2. Apaciriciri Negara Hukum?
3. Apahukum di Indonesia?
4. Bagaimana Indonesia sebagai Negara Hukum?
5. Apa yang dimaksuddengan HAM?
6. Apa macammacam HAM?
7. Bagaimana HAM di Indonesia?

2
8. Apadasar HAM di Indonesia?
9. Bagaimanahubungan Negara Hukum dan HAM?
C. TujuanPenulisan
Tujuandisusunnyamakalahini, agar pembaca dan
penulismampumemahamitentang Negara Hukum dan HAM di Indonesia.
Selainitu, untukmemenuhitugasdaridosenpengampuhmatakuliahini.

3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara Hukum
Negara hukum menurut F.R Bothlingk adalah “De taat waarin de wilsvrijheid
van gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht” (negara, dimana kebebasan
kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh suatu kehendak hukum). Lebih lanjut
disebutkan bahwa dalam rangka merealisasikan pembatasan pemegang kekuasaan
tersebut maka diwujudkan dengan cara, “Enerzijds in een binding van rechter
administatie aan de wet, anderjizds in een binding van de bevoegdheden van wetgever”,
(disatu sisi keterikatan hakim dan pemerintah terhadap undang-undang, dan sisi lain
pembatasan kewenangan oleh pembuat undang-undang).A.Hamid S. Attamini dengan
mengutip Burkens, mengatakan bahwa negara yang menempatkan hukum sebagai dasar
kekuasaan negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya
dilakukan dibawah kekuasaan hukum.
Sedangkan secara sederhana negara hukum adalah yang penyelenggaraan
pemerintahannya dijalankan berdasarkan dan berseranakan hukum yang berakar dalam
seperangkat titik tolak normatif, berupa asas-asas dasar sebagai asas-asas yang menjadi
pedoman dan kriteria penilaian pemerintahan dan perilaku pejabat pemerintah.Arti
negara hukum itu sendiri pada hakikatnya berakar dari konsep dan teori kedaulatan
hukum yang pada prinsipnya menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi didalam suatu
negara adalah hukum, oleh sebab itu seluruh alat perlengkapan negara apapun namanya
termasuk warga negara harus tunduk dan patuh serta menjunjung tinggi hukum tanpa
terkecuali.
Konsep negara hukum kesejahteraan menjadi landasan kedudukan dan fungsi
pemerintah dalam negara-negara modern. Negara kesejahteraan merupakan antitesis
dari konsep negara hukum formal, yang didasari oleh pemikiran untuk melakukan
pengawasan yang ketat terhadap penyelenggara kekuasaan negara.Konsep negara
hukum berakar dari paham kedaulatan hukum yang pada hakikatnya berprinsip bahwa

4
kekuasaan tertinggi di dalam suatu negara adalah berdasarkan atas hukum. Negara
hukum merupakan substansi dasardari kontrak sosial setiap negara hukum.

B. Ciriciri Negara Hukum

Ciriciri negara hukumsecaraumum, meliputibeberapaunsuryaitu:

1.  Adanya sistem ketatanegaraan yang sistematis

Ciri-ciri negara hukum dapat dilihat dimana negara tersebut memiliki susunan


sistem ketatanegaraan atau kelembagaannya yang mengatur urusan kenegaraan secara
sistematis. Di setiap lembaga yang ada memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing
dalam menjalankan pemerintahan negara tersebut agar sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan.

Di Indonesia dapat dilihat bahwa Indonesia memiliki kelembagaan seperti


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Komisi
Yudisial (KY), Makhkamah Agung (MA), Komisi  Yudisial (KY)  dan lembaga di
daerah lainnya.

2. Hukum sebagai patokan segala bidang atau Supremasi Hukum

Supremasi hukum adalah negara tersebut menggunakan hukum sebagai patokan


atau aturan dalam segala bidang. 

Ciri-ciri negara hukum satu ini merupakan upaya untuk menempatkan hukum


dalam tempat tertinggi sebagai alat perlindungan rakyatnya. Tanpa adanya intervensi
dan penyalahgunaan hukum termasuk para petinggi negara.

3. Adanya perlindungan dan pengakuan hak asasi manusia (HAM)

Ciri-ciri negara hukum yang paling utama adalah adanya pengakuan dan


perlindungan terhadap hak asasi manusia bagi seluruh rakyatnya. Hak asasi manusia

5
adalah hak yang paling mendasar dan fundamental. Bagi para pelanggar HAM bisa
dijatuhi hukum secara tegas.

4. Sistem peradilan yang tidak memihak dan memiliki persamaan kedudukan di


hadapan hukum

Sistem peradilan ini  meliputi para hakim dan jaksa serta para anggota
administrasi pengadilan yang telah ditentukan berdasarkan hukum yang berlaku. Tak
hanya peradilan pusat, sistem peradilan yang bebas dan tidak memihak juga berlaku di
peradilan-peradilan daerah. Peradilan harus berjalan sesuai dengan hukum dan
menerapkan hukum yang sama sehingga tidak adanya berat sebelah antara rakyat dan
para petinggi negara.

5.  Adanya pembagian kekuasaan yang jelas

Ciri-ciri negara hukum selanjutnya yaitu adanya pembagian kekuasaan yang


jelas. Pembagian kekuasaan ini menjunjung tinggi nilai demokrasi. Setiap lembaga
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing sehingga tidak adanya tumpang tindih.

Jika muncul permasalahan atau konflik, maka lembaga yang berwenang mampu
menerapkan hukum yang tepat sesuai yang berlaku. Seperti yang disampaikan tokoh
terkenal, John Locke, bahwa kekuasaan dibedakan menjadi tiga yaitu legislatif,
eksekutif dan yudikatif.

6. Adanya peradilan pidana dan perdata

Peradilan pidana adalah peradilan yang mengurusi tentang pelanggaran hukum


yang menyangkut banyak orang, sedangkan perdata yang mengurusi pelanggaran
hukum yang hanya melibatkan perseorangan saja.

7. Legalitas dalam arti hukum itu sendiri

6
Legalitas dalam hukum adalah asas yang fundamental untuk mempertahankan
kepastian hukum. Asas legalitas ini ditetapkan dan kemudian digunakan untuk
melindungi semua kepentingan individu.

Legalitas ini pula yang memberikan batasan wewenang para pejabat negara untuk
mempertanggungjawabkan jika mereka melanggar hukum yang berlaku.

Ciri-ciri Negara Hukum Menurut UUD 1945


Setelah meninjau bentuk negara hukum Indonesia yang telah disebutkan pasal 1
ayat 3 UUD 1945, Azhary dalam buku Negara Hukum Indonesia, Analisis Yuridis
Normatif Tentang Unsur-unsurnya (1995), mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
ciri yang dapat mendeskripsikan mengapa Indonesia termasuk dalam negara hukum.
Berikut ini ciri-ciri negara hukum menurut Azhary:

1. Hukum bersumber pada Pancasila;


2. Berkedaulatan rakyat;
3. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi;
4. Persamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan;
5. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari pengaruh kekuasaan lainnya;
6. Pembentukan undang-undang oleh Presiden bersama-sama dengan DPR;
7. Dianutnya sistem MPR.

C. Hukum di Indonesia

Konsep negara hukum juga ada di Indonesia yaitu pada UUD tahun 1945
sebelum amandemen yang dinyatakan dalam pasal 4 ayat (1), “Presiden Rebublik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintah menurut Undangundang Dasar”. Tidak
hanya itu keinginan Founding Father untuk menciptakan negara hukum yang tercermin
dalam UUD Tahun 1945 yang menyatakan, “.... yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.....”.

Kedaulatan rakyat sendiri memiliki makna bahwasanya kekuasaan penuh berada


di tangan rakyat. Atau bisa dikatakan dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat. Rakyat

7
dianggap berdaulat baik dibidang politik maupun bidang ekonomi dan sosial. Hal ini
sejalan dengan konsep negara hukum guna menciptakan pemerintahan yang bebas dari
penindasan terhadap rakyat. Bahkan menurut Jimly Asshiddiqie kedaulatan rakyat
merupakan satu diantara konsep-konsep yang pertama-tama dikembangkan dalam
persiapan menuju Indonesia merdeka. Permasalahan mengenai kedaulatan rakyat itu
sudah menjadi polemik dikalangan intelektual pejuang kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1930-an. Seperti pada Sidang Pertama Rapat Besar Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, Soepomo menyatakan 35 ,
“Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah suatu badan yang memegang kedaulatan
rakyat, ialah suatu badan yang paling tinggi dan tidak terbatas kekuasaannya”.

Dapat diartikan bahwa kedaulatan rakyat merupakan tonggak dalam negara


hukum, bahkan sebuah lembaga yang memegang kedaulatan rakyat dikatakan sebagai
lembaga yang tidak terbatas kekuasaannya. Kejelasan terhadap Indonesia sebagai
negara hukum terjadi Pasca Perubahan UUD tahun 1945. Selain memberikan implikasi
terhadap posisi dan kedudukan MPR, yang menurut UUD 1945 tidak ada lagi lembaga
tertinggi. Juga kepastian terhadap Indonesia sebagai negara hukum tertuang pada pasal
1 ayat (3) UUD 1945 yang merupakan hasil perubahan ketiga yakni, Negara Indonesia
adalah Negara Hukum. Hal ini menjelaskan bahwa indonesia bukan berdasar atas
kekuasaan belaka.

Kekuatan di atas berasal dari penjelasan Undang-undang Dasar Negara Republik


Indonesia tahun 1945 yang “diangkat” ke dalam Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Negara hukum yang dimaksud ialah negara yang
menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dan tidak
ada kekuasaan yang tidak di pertanggungjawabkan. Paham negara hukum sebagaimana
tercantum dalam ketentuan Pasal 1 ayat (3) berkaitan erat dengan paham negara
kesejahteraan atau paham negara hukum materil sesuai dengan bunyi alinea keempat
Pembukaan dan ketentuan Pasal 34 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945.

8
D. Indonesia Sebagai Negara Hukum

Di Indonesia, istilah negara hukum secara konstitusional telah disebutkan pada


UUD 1945. Penggunaan istila negara hukum mempunyai perbedaan antara sesudah
dilakukan amandemen dan sebelum dilakukan amandemen.

Sebelum amandemen UUD 1945, yang berbunyi bahwa "Indonesia adalah


negara yang berdasar atas negara hukum". Sedangkan setelah dilakukannya amandemen
UUD 1945 yaitu "Negara Indonesia adalah negara hukum."

Indonesia sebagai negara hukum, memliki karakteristik mandiri yang berarti


kemandirian tersebut terlihat dari penerapan konsep atau pola negara hukum yang
dianutnya. Konsep yang dianut oleh negara kita disesuaikan dengan kondisi yang ada di
Indonesia yaitu Pancasila.NKRI sebagai negara hukum yang berdasarkan pada
pancasila, pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu yaitu bertujuan untuk
mewujudkan tata kehidupan negara kita sebuah negara yang aman, tentram, aman
sejahtera, dan tertib dimana kedudukan hukum setiap warga negaranya dijamin
sehingga bisa tercapainya sebuah keserasian, keseimbangan dan keselarasan antara
kepentingan perorangan maupun kepentingan kelompok (masyarkat).

Konsep negara hukum pancasila artinya suatu sistem hukum yang didirikan
berdasarkan asas-asas dan kaidah atau norma-norma yang terkandung/tercermin dari
nilai yang ada dalam pancasila sebagai dasar kehidupan bermasyarakat.

Beberapa pernyataan yang mencerminkan bahwa Indonesia sebagai negara


hukum antara lain:

1. UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3) yang
berbunyi bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.
2. Bab X pasal 27 ayat (1) yang menyatakan bahwa segala warga Negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya

9
3. Dalam pasal 28 ayat (5) yang berbunyi bahwa untuk penegakkan dan melindungi
hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.

Indonesia yang menggunakan sebuah konsep rechstaat berarti semua yang


dilakukan oleh rakyat tergantung pada bagaimana bunyi atau teks ketentuan hukumnya
dalam pasal-pasal yang telah ada. Supremasi hukum di Indonesia menurut konsep
rechstaat adalah menempatkan negara sebagai subjek sebuah hukum, sehingga
konsekuensi hukumnya dapat dituntut di sebuah pengadilan.

Karena dipandang sebagai subjek hukum, maka jika siapapun yang melanggar
hukum tersebut atau bersalah dapat dituntut didepan pengadilan. Didalam negara
hukum, setiap aspek tindakan pemerintah baik dalam lapangan pengaturan maupun
pelayanan harus dengan sangat didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Artinya
pemeribtah tidak dapat melakukan tindakan sewenang-wenang. Negara Indonesia
sebagai negara hukum, begitu yang dinyatakan dalam UUD Negara Republik Indonesia
1945 pasal 1 ayat (3). Sehingga seluruh sendi kehidupan dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara harus berdasarkan pada norma-norma hukum. Artinya, hukum
harus dijadikan sebagai jalan keluar dalam penyelesaian masalah-masalah yang
berkenaan dengan perorangan maupun kelompok, baik masyarakat maupun negara.

Norma hukum bukanlah satu-satunya kaidah yang bersifat mengatur terhadap


manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia. Hukum tidak dibuat tetapi
hidup, tumbuh dan juga berkembang bersama masyarakat. Hukum harus tetap memuat
nilai-nilai yang ideal dan harus pula dijunjung tinggi oleh segenap elemen masyarakat.

E. Pengertian HAM

Pengertian HAM, singkatan dari Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar atau
hak pokok yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan bawaan
sejak lahir sehingga orang lain tak memiliki hak untuk melanggarnya. Manusia terikat
dengan hukum. 

10
Menurut KBBI, pengertian HAM adalah hak yang dilindungi secara
internasional (yaitu deklarasi PBB Declaration of Human Rights), seperti hak untuk
hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki, hak untuk mengeluarkan pendapat.

HAM ini bersifat universal. Di mana hak asasi manusia ini berlaku bagi semua
orang dengan berbagai ras, suku, etnik, agama dan kedudukan. PBB telah mengadakan
konvensi dan perjanjian-perjanjian internasional di berbagai negara untuk menjamin
negara tersebut melindungi hak asasi manusia setiap rakyatnya.

Pengertian HAM Menurut Para Ahli

John Locke. Pengertian HAM menurut John Locke adalah hak manusia yang langsung
diberikan Tuhan sebagai hak yang kodrati. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa
mencabutnya. Memiliki sifat suci dan mendasar.

Jan Materson. Pengertian HAM adalah hak yang ada pada setiap manusia. Tanpa
HAM, manusia mustahil bisa hidup sebagai selayaknya manusia.

Miriam Budiarjo. Pengertian HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir.
Bersifat universal, dimiliki tanpa adanya perbedaan. Entah itu jenis kelamin, suku,
agama, ras, dan lain sebagai.

Prof. Koentjoro Poerbopranoto. Mengacu pada isi Declaration deL'Homme er du


Citoyen, pengertian HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya. Tidak
bisa dipisah dari hakikatnya, sebab HAM bersifat suci.

HAM menurut undang-undang. Secara yuridis, menurut Pasal 1 butir UU nomer 39


tahun 1999, pengertian HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia
sebagai ciptaan Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

F. Macam Macam HAM

1. Hak Asasi Politik (Political Rights)


Hak Asasi Politik merupakan salah satu macam-macam HAM yang
berhubungan dengan kehidupan politik.
Contoh hak-hak asasi politik yaitu:
1. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.

11
2. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
3. Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
4. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
5. Hak diangkat dalam jabatan pemerintah.

2. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights)


Hak Asasi Hukum merupakan salah satu macam-macam HAM yang
menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kedudukan yang sama di depan hukum dan
pemerintahan.
Contoh hak-hak asasi hukum yaitu:
1. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
2. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
4. Hak dalam mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan.
5. Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

3. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)


Hak Asasi Pribadi merupakan macam-macam HAM yang ketiga. Hak asasi ini
berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap manusia.
Contoh hak-hak asasi pribadi yaitu:
1. Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.
2. Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
3. Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
4. Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan yang
diyakini masing-masing.
5. Hak untuk hidup, berperilaku, tumbuh dan berkembang.
6. Hak untuk tidak dipaksa dan disiksa.

4. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)

12
Hak Asasi Peradilan merupakan macam-macam HAM yang keempat, berbeda
dengan hukum. Hak ini menunjukkan bahwa setiap manusia diperlakukan sama dalam
tata cara pengadilan.
Contoh hak-hak asasi peradilan yaitu:
1. Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
2. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan
penyelidikan di muka hukum.
3. Hak memperoleh kepastian hukum.
4. Hak menolak digeledah tanpa surat adanya surat penggeledahan.
5. Hak mendapatkan perlakukan adil dalam hukum

5. Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights)


Hak Asasi Sosial Budaya merupakan salah satu macam-macam HAM yang
berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat.
Contoh hak-hak asasi sosial budaya yaitu:
1. Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.
2. Hak mendapatkan pengajaran.
3. Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
4. Hak untuk mengembangkan Hobi
5. Hak untuk berkreasi
6. Hak untuk memperoleh jaminan sosial
7. Hak untuk berkomunikasi

6. Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths)


Hak Asasi Ekonomi merupakan macam-macam HAM yang terakhir. Hak ini
berhubungan dengan kegiatan manusia dalam perekonomian.
Contoh hak-hak asasi ekonomi ini yaitu:
1. Hak kebebasan melakukan kegiatan transaksi jual beli.
2. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.

13
3. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
4. Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
5. Hak untuk menikmati SDA.
6. Hak untuk memperoleh kehidupan yang layak.
7. Hak untuk meningkatkan kualitas hidup.
8. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

G. HAM di Indonesia

HAM di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang artinya bahwa
HAM adalah menjadi jaminan filsafat yang kuat dari filsafat bangsa. Beberapa
instrument HAM yang ada di Indonesia antara lain yaitu Undang - Undang Dasar 1945,
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, Undang –
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan instrumennya yaitu
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM . HAM dapat meliputi Hak –
hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak. Hak – hak asasi ekonomi
(property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan
menjual serta memanfaatkannya. Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak
untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan
hak untuk mendirikan partai politik. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality). Hak – hak asasi sosial dan
kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan
hak untuk mengembangkan kebudayaan. Dan hak asasi untuk mendapatkan perlakuan
tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal
penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.

Namun seperti kita ketahui bersama, pelaksanaannya masih sangat jauh dari apa
yang diharapkan oleh semua rakyat Indonesia, masih banyak terjadi pelanggaran -
pelanggaran HAM yang terjadi di negeri kita ini baik itu atas nama negara atau institusi
tertentu .Namun apakah disengaja ataupun tidak , negara (dalam hal ini yaitu Komnas

14
HAM) sepertinya sangat lamban untuk mengungkap dan mengupas secara detail kasus –
kasus pelanggaran HAM yang terjadi baik itu kasus yang disorot media ataupun yang
tidak terlalu disorot . Apalago disaat Orde baru berkuasa , terlalu banyak kasus – kasus
pelanggaran HAM yang belum bisa terungkap dan tertutupi awal tebal oleh konspirasi
pihak elite kekuasaan pada saat itu dan diterusakan saat ini . Dimulai sejak Soeharto
menjabat sebagai presiden sampai Soeharto lengser dalam peristiwa Mei 1998 oleh para
Mahasiswa banyak sekali peristiwa – peristiwa atau kasus – kasus dilakukan pemerintah
yang sangat melanggar HAM, beberapa contoh peristiwa atau kejadian dari pelanggaran
HAM yang dilakukan yaitu pada tahun 1965 dimana Penculikan dan pembunuhan
terhadap tujuh jendral Angkatan Darat dan Penangkapan, penahanan dan pembantaian
massa pendukung dan mereka yang diduga sebagai pendukung Partai Komunis
Indonesia. Lalu dilanjutkan pada tahun 1966, pada tahun ini terjadi penangkapan dan
pembunuhan tanpa pengadilan terhadap anggota – anggota PKI yang masih terus
berlagsung . Hal ini sangat melanggar HAM, namun mengaa pemerintah seperti tidak
tahu - menahu tentang hal tersebut, munkin pada saat itu ada konfrontasi besar yang
ingin dilakukan oleh Soeharto untuk mempertahankan kekuasaannya, terbukti dengan
konfrontasi itu Soeharto dapat memimpin Indonesia selama 36 tahun lamanya, mungkin
bila ada pemilihan siapa politikus paling pintar di Indonesia atau bahkan di Asia,
Soeharto lah orangnya, karena dia seolah memimpin Indonesia tanpa cacat di mata
dunia. Benar memang asa hukum retroaktif tidak dapat diterapkan, namun ini
menyangkut kemashlahatan masyarakat kita sendiri, terlebih untuk keluarga – keluarga
atau keturunan dari korban – korban dari pelanggaran HAM tersebut agar supaya
mereka mendapatkan haknya yang direnngut pemerintah kembali. Kembali ke masalah
HAM di Indonesia, mengapa pelanggaran HAM di Indonesia masih saja terjadi dari
tahun ke tahun dan juga sampai saat ini masih sering terjadi pelanggaran HAM itu,
apakah pemerintah terlalu tegas menindak oknum atau institusi yang menentang
kekuasaannya ataukah memang masyarakat kita yang terlalu anarkis sehingga
pemerintah terpaksa melakukan tindakan progresif untuk mengendalikannya. Mungkin
semua itu dapat kita kendalikan jika tidak ada tindakan – tindakan atau kebijakan –
kebijakan dari pemerintah yang memberatkan rakyat, karena biasanya rakyat bertindak

15
dikarenakan hal tersebut. Tidak akan ada suatu masyarakat menyerang atau menuntut ke
pemerintahannya jika tidak ada hal dasar yang melatarbelakanginya.

Lalu bagaimana cara untuk menekan pelanggaran HAM yang terjadi selama ini,
mungkin salah satunya dengan cara lebih mensaktikan lagi lembaga khusus Hak Asasi
Manusia yang dimiliki pemerintah yaitu KOMNASHAM (Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia), karena selama ini KOMNASHAM hanya dapat memegang suatu kasus
pelanggaran HAM sampai batas pengaduan kasus, penyelidikan kasus, tanpa bias
menghakimi siapa oknum – oknum yang terlibat dalam kasus itu, alangkah baiknya jika
KOMNASHAM diberi wewenang untuk melaksanakan tindakan penghukuman atas
oknum yang terlibat dalam kasus tersebut. Memang akan butuh dana, butuh tenaga ahli
untuk melaksanakannya, namun bukankah rakyat Indonesia ini lebih dari cukup untuk
melaksanakan tugas itu, saya yakin bahwa rakyat Indonesia mampu untuk itu. Dan
memang butuh proses panjang untuk melaksanakan hal itu, butuh waktu yang mungkin
lama untuk merekrut ahli – ahli hokum diseluruh Indonesia ini yang berkomitmen untuk
mengamankan, mensejahterakan dan memajukan bangsa ini dibidang Hak Asasi
Manusia, butuh pejuang – pejuang HAM layaknya Moenir. Perlu adanya Moenir
Moenir baru untuk bangsa kita ini. Dan sebagai mahasiswa yang dalam konotasinya
adalah penyambung lidah – lidah rakyat, jangan sekali – kali mengenal kata menyerah
untuk memperjuangkan Hak – hak kita dan orang – orang yang ada disekitar kita, agar
kehidupan kita didunia ini lebih bermanfaat.

H. Dasar HAM di Indonesia

Indonesia memiliki beberapa landasan hukum yang dijadikan dasar untuk menjamin
terpenuhinya HAM setiap warga negara Indonesia. Dalam landasan hukum tersebut
dijelaskan mengenai hak yang didapat setiap warga negara Indonesia.

1. Pancasila

Mengutip dari jurnal Instrumen Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia di


Indonesia (2018) karya Sri Warjiyati, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang

16
mengandung makna atau pemikiran jika setiap manusia diciptakan Tuhan Yang Maha
Esa dengan aspek individual dan sosial.

Pancasila menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk


ciptaan Tuhan. Maka dari itu, setiap manusia memiliki kewajiban untuk menghormati
hak asasi setiap manusia tanpa terkecuali.

2. UUD 1945

Undang-Undang Dasar 1945 tidak hanya menjadi landasan konstitusi negara saja.
Namun, juga menjadi salah satu landasan hukum HAM di Indonesia. Dalam Pasal 28 A
hingga 28 J UUD 1945, dijelaskan hak asasi manusia setiap warga Indonesia.

Secara garis besar, Pasal 28 A hingga 28 J UUD 1945 berisikan hak tiap warga
Indonesia, yakni:

1) Hak hidup dan mempertahankan kehidupannya.


2) Hak membentuk keluarga dan mendapatkan keturunan melalui perkawinan yang
sah.
3) Hak anak untuk tumbuh, berkembang dan mendapat perlindungan dari
kekerasan serta diskriminasi.
4) Hak mendapat pendidikan.
5) Hak mendapat perlindungan dan kepastian hukum yang adil.
6) Hak mendapat pekerjaan dan perlakuan yang adil.
7) Hak atas status kewarganegaraan.
8) Hak memeluk agama dan beribadah sesuai keyakinannya.
9) Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan dan menyatakan pikiran serta
sikapnya sesuai hati nurani.
10) Hak kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
11) Hak berkomunikasi dan memperoleh informasi.
12) Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, harta benda dan
mendapat rasa aman.
13) Hak untuk bebas dari penyiksaan atau segala bentuk tindakan merendahkan
derajat manusia.

17
14) Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin.
15) Hak untuk bebas dari perilaku diskriminatif.

3. UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

UU No 39 Tahun 1999 juga menjadi salah satu landasan hukum HAM di


Indonesia. UU ini memuat hak dasar yang menyangkut kehidupan setiap warga negara.
Contohnya Pasal 17 yang membahas tentang hak memperoleh keadilan dalam bidang
hukum.

UU ini terdiri atas 106 pasal yang membahas hak asasi setiap warga negara
Indonesia. Selain itu, UU ini juga membahas ketentuan hukum yang berkaitan dengan
adanya pelanggaran HAM, pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau
Komnas HAM, dan lain sebagainya.

4. Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

Ketetapan MPR ini menugaskan lembaga tinggi negara serta aparatur


pemerintah untuk menghormati, menegakkan serta menyebarluaskan pemahaman
mengenai Hak Asasi Manusia. Ketetapan MPR ini juga menjadi salah satu upaya
pemerintah pusat untuk menghadapi masalah pelanggaran HAM di Indonesia.

I. Hubungan Negara Hukum dan HAM

Dalam negara hukum hak asasi manusia terlindungi, jika dalam suatu negara hak
asasi manusia tidak dilindungi, negara tersebut bukan negara hukum akan tetapi negara
dictator dengan pemerintahan yang sangat otoriter. Perlindungan terhadap hak asasi
manusia dalam negara hukum terwujud dalam bentuk penormaan hak tersebut dalam
konstitusi dan undang-undang dan untuk selanjutnya penegakannya melalui badan-
badan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang bebas dan merdeka artinya terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan jaminan dalam undang-
undang. Konstitusi melarang campur tangan pihak eksekutif atatupun legislative

18
terhadap kekuasaan kehakiman, bahkan pihak atasan langsung dari hakim yang
bersangkutanpun, tidak mempunyai kewenangan untuk mepengaruhi atau mendiktekan
kehendaknya kepada hakim bawahan. Pada hakekatnya, kebebasan peradilan ini
merupakan sifat bawaan dari setiap peradilan hanya saja batas dan isi kebebasannya
dipengaruhi oleh sistem pemerintahan, politik, ekonomi, dan sebagainya.

Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak asasi
manusia, hubungan mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-mata, dalam arti
bahwa perlindungan hak asasi manusia merupakan ciri utama konsep negara hukum,
tapi juga hubungan tersebut dilihat secara materil. Hubungan secara materil ini
dilukiskan atau digambarkan dengan setiap sikap tindak penyelenggara negara harus
bertumpuh pada aturan hukum sebagai asas legalitas. Konstruksi yang demikian ini
menunjukan pada hakekatnya semua kebijakan dan sikap tindak penguasa bertujuan
untuk melindungi hak asasi manusia. Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang bebas
dan merdeka, tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan manapun, merupakan wujud
perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum.

19
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan

Negara Hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan


kekuasaan dan pemerintahnya tidak berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) bukan
absolute (kekuasaan yang tidak terbatas).

Indonesia sebagai Negara Hukum tertera pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa "Negara Indonesia adalah Negara Hukum".

HAM adalah hak yang sudah melekat dalam diri manusia yang keberadaannya
harus dihormati, dijunjung tinggi, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu. Hak itu
meliputi hak personal, hukum, ekonomi, politik, sosial dan budaya maupun hak
peradilan. Di Indonesia HAM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 39
Tahun 1999.

Antara Negara Hukum dan HAM tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Argumentasi hukum yang dapat diajukan tentang hal ini, ditunjukkan dengan ciri negara
hukum itu sendiri, bahwa salah satu diantaranya adalah perlindungan terhadap Hak
Asasi Manusia.

B. Saran

20
Kita sebaiknya mencari informasi lebih tentang Negara Hukum dan HAM agar
lebih memahami kedua bahan pembahasan di atas. Kita sebagai mahasiswa dan generasi
penerus bangsa, sudah semestinya membantu pemerintah untuk terus menegakkan
HAM di Indonesia. Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi
segala peraturan perundang-undangan yang ada dalam negara Indonesia, serta
membantu pemerintah dalam mewujudkan negara aman dan makmur.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/eganurfadillah5648/5c0df4e3ab12ae7109081b55/
makalah-negara-hukum-dan-ham?page=all

http://eprints.ums.ac.id/23270/2/BAB_I.pdf

http://digilib.uinsgd.ac.id/15508/4/4_bab1.pdf

http://repository.uin-suska.ac.id/14548/7/7.%20BAB%20II__2018364JS.pdf

https://www.kai.or.id/berita/18581/pengertian-dan-ciri-ciri-negara-hukum-menurut-uud-
1945.html

https://www.kompasiana.com/alfinafajrin/59b80b71941c202012739722/indonesia-
sebagai-negara-hukum?page=all

https://www.kompasiana.com/aunurrohim/552aa5f26ea834a97d552d03/ham-di-
indonesia

https://www.kompasiana.com/anggia03576/5fe474cc8ede4819bd7e71c2/hubungan-
negara-hukum-dan-ham?page=all

iii

Anda mungkin juga menyukai