Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi Tugas Individu pada Mata Kuliah
“Pendidikan Kewarganegaraan”
DOSEN PENGAAMPU :
Dr. Herlinda, M.A
Kelas : 2D
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibuk Dr. Herlinda, M.A
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dan Ciri Negara Hukum...............................................................................
B. Negara Hukum Indonesia..........................................................................................
C. Penegakan Hukum.....................................................................................................
D. Aparatur Penegakan Hukum di Indonesia.................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara hukum merupakan terjemahan dari Rechtsstaat atau Rule of Law yang
bersumber dari pengalaman demokrasi konstitusional di Eropa abad ke- 19 dan ke-20.
Oleh karena itu negara demokrasi pada dasarnya adalah negara hukum. Ciri negara
hukum antara lain: adanya supremasi hukum, jaminan hak asasi manusia, dan legalitas
hukum. Di negara hukum, peraturan perundang- undangan yang berpuncak pada undang-
undang dasar (konstitusi) merupakan satu kesatuan sistem hukum sebagai landasan bagi
setiap penyelenggaraan kekuasaan.
Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini tertuang dalam Pasal 1 ayat (3) UUD
NRI 1945 yang berbunyi 'Negara Indonesia adalah negara hukum". Ketentuan itu bermula
dari isi bagian Penjelasan UUD NRI 1945 yang menyatakan negara Indonesia berdasar
atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan (machtstaat), dan pemerintah
berdasarkan konstitusi (hukum dasar), bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak
terbatas). Sebagai konsekuensi dari Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 tersebut,
ada 3 (tiga) prinsip dasar wajib dijunjung oleh setiap negara yang menganut paham
negara hukum, yaitu supremasi hukum (supremacy of law); kesetaraan di hadapan hukum
(equality before the law); dan penegakan hukum dengan cara-cara yang tidak
bertentangan dengan hukum (due process of law) (MPR RI, 2012).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan,
yaitu :
1. Apa itu Negara hukum?
2. Apakah dasar kewenangan Mahkamah Konstitusi mengadili sengketa pemilihan
umum kepala Daerah dalam perspektif Negara Hukum di Indonesia?
3. Apa saja penegakan Hukum di Indonesia?
4. Bagaimana pelaksanaan kewenanagan Mahkamah Konsitusi dalam memutus
perselisihan hasil pemilihan umum kepala Daerah dalam perspektif Negara Hukum di
Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
C. PENEGAKAN HUKUM
Apa itu penegakan hukum dan siapa sajakah yang dapat menegakkan hukum?
Penegakan hukum pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide
dasar hukum menjadi kenyataan atau berlaku di masyarakat. Ide hukum-hukum itu
meliputi keadilan, kemanfaatan dan kepastian (Achmad Ali; 2002) atau mewujudkan
3 (tiga) tujuan hukum, yakni keadilan, kepastian dan kemanfaatan (Mahfud MD,
2013).
1. Penegakan Hukum untuk Tiga Tujuan Hukum
Menurut Jimly Asshiddiqie (2013), penegakan hukum adalah proses dilaku-
kannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata
sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Berkaitan dengan 3 (tiga) ide dasar hukum atau 3 (tiga) tujuan hukum di atas,
penegakan hukum harus memperhatikan dan mampu menghasilkan: kepastian hukum,
kemanfaatan dan keadilan. Ketiga hal tersebut sangat penting diberlakukan secara
berimbang. Seorang hakim dalam putusannya perlu menyelaraskan tiga hal di atas.
Tanpa kepastian hukum orang yang diputus tidak tahu secara jelas apa pelanggaran
hukum yang telah dilakukannya. Kepastian hukum juga bisa mencegah orang dari
tindakan sewenang-wenang dari aparat penegak hukum. Karena dengan adanya
kepastian hukum masyarakat akan tahu hak dan kewajiban. Tetapi terlalu
menitikberatkan pada kepastian hukum, hanya mengikuti apa adanya yang tertulis
akan dapat menimbulkan perasaan ketidakadilan.
Ketiga prinsip, ide dasar atau tujuan hukum tersebut harus diberlakukan sebagai
sesuatu yang saling berhubungan erat agar menjadikan hukum berfungsi baik sebagai
pedoman perilaku dalam setiap tindakan baik oleh para subjek hukum maupun oleh
aparatur penegakan hukum. Tetapi apabila ketiga prinsip tersebut dihubungkan
dengan kenyataan yang ada sering sekali terjadi benturan antarketiganya.
Penegakan hukum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yakni ditinjau dari subjek
hukumnya dan ditinjau dari objek hukumnya. Ditinjau dari subjek hukum, penegakan
hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas (dalam arti luas) dan dapat pula
dilakukan oleh subjek dalam arti yang terbatas (dalam arti sempit). Dalam arti luas,
proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan
hukum. Dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya dilakukan oleh aparatur
penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan
hukum berjalan sebagaimana seharusnya.
Ditinjau dari objek hukum, penegakan hukum juga mencakup arti yang luas dan
sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup penegakan akan nilai-nilai
keadilan yang terkandung dalam bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan
yang hidup dalam masyarakat. Dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya
menyangkut penegakan akan peraturan yang formal dan tertulis saja.
Dengan demikian, menegakkan hukum tidak hanya dilakukan oleh para aparatur
penegakan hukum tetapi juga dapat dilakukan oleh warga negara biasa.
Berdasarkan pada uraian di atas, kita dapat membedakan pula adanya
istilah "penegakan hukum" dan "penegakan keadilan". Penegakan hukum dapat
dikaitkan dengan pengertian 'law enforcement' dalam arti sempit, menegakkan
hukum dalam arti sempit yakni hukum sebagai aturan formal sebagaimana
termuat dalam peraturan perundangan.
Oleh karena hukum itu tidak sekadar aturan hukum tetapi yang lebih utama adalah
adanya nilai keadilan maka penegakan hukum sudah seharusnya berisi penegakan
akan keadilan itu sendiri, sehingga istilah penegakan hukum dan penegakan keadilan
ibarat dua sisi dari mata uang yang sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama puluhan tahun di zaman orde baru dimana penegakan hukum lebih dari
memiliki kepastian hukum walaupun masih ada kebocoran-kebocoran namun
dibandingkan sekarang ini di zaman reformasi yang merupakan masih Sebata eforia,
pengakan hukum semakin tidak jelas dan tidak memiliki kepastian hukum. Situasi
ketidakadilan atau kegagalan ini mewujudkan keadian melalui hukum menjadi salah satu
titik masalah yang harus segera ditangani dan negara harus sudah memiliki kertas biru
untuk dapat mewujudkan seperti apa yang dicita-citakan pendiri bangsa ini.
B. Saran
Masyarakat di suatu Negara pasti menginginkan Negaranya memiliki penegak-
penegak hukum serta yang adil dan tegas dan bukan tebang pilih. Maka dari itu, mari
bangkitkan penegakan huku di Negeri kita tercinta ini karna kita adalah anak-anak bangsa
Indonesia yang cinta dengan Negeri sendiri.
C. Tujuan
Tujuan pembelajaran di bab ini adalah agar mahasiswa mampu nenganalisis dinamika
historis konstitusional, sosial-politik, kultural, serta konteks kontem- porer penegakan
hukum dalam konteks pembangunan negara hukum yang berkeadilan. Bahasan mengenai
negara hukum dan penegakan hukum, meliputi uraian sebagai berikut.
a. Konsep dan Ciri Negara Hukum.
b. Negara Hukum Indonesia.
c. Penegakan Hukum.
d. Aparatur Penegakan Hukum di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA