Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIKA POLITIK

NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI


DOSEN PENGAJAR : DR.EFFENDI HASAN

DISUSUNOLEH :
KELOMPOK 9
HERIZAL : 2110103010132
NURMA MATIYOH:2110103010133
RAFIF AKMAL : 2110103010126
RISKA FITRIANI : 2110103010123

JURUSAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM
BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul“negara hukum dan demokrasi “
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak effendi
hasn, pada Mata kuliah etika politik .Selainitu, makalah ini bertujuan untu menambah wawasan
tentang bagi para pembaca maupun penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak yang telah memberikan waktu kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Di samping itu kami juga dapat
menambah pengetauhan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karean itu, kritik dan
saran dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk membangun kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTARISI…………………………………………………………………………………………3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
BAB 2.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
pengantar...........................................................................................................................................5
Negara demograsi.............................................................................................................................5
Nengara hukum................................................................................................................................6
1 Perkembangan Konsep Negara Hukum.......................................................................................6
2.Rumusan Konsep Negara Hukum................................................................................................7
3 Gagasan dasar..............................................................................................................................7
4 Ciri-ciri.........................................................................................................................................7
Koneksitas Negara Hukum dan Demokrasi...................................................................................8
Rangkuman.......................................................................................................................................9
KESIMLULAN..................................................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

Demokrasi sebagai suatu sistem politik sangat erat sekali hubungannya dengan hukum.
Demokrasi tanpa hukum tidak akan terbangun dengan baik, bahkan mungkin menimbulkan
anarki, sebaliknya hukum tanpa sistem politik yang demokratis hanya akan menjadi hukum yang
elitis dan represif (Moh. Mahfud MD, 1999: 1).
Hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang
fundamental sebagai telah ditunjukkan oleh hasil studi UNESCO pada awal 1950an yang
mengumpulkan lebih dari 100 sarjana Barat dan Timur, bahwa di negaranegara demokrasi itu
pemberian peranan kepada negara dan mayarakat hidup dalam porsi yang berbeda-beda. Di
samping itu, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi
peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertingginya, tetapi
ternyata demokrasi itu berjalan dalam rute yang berbeda-beda (S.Pamudji, 1995: 1).
Jadi, ide demokrasi itu dalam pelaksanaannya mempunyai arti ganda. Hal ini dapat dilihat
betapa negara-negara yang sama-sama menganut asas demokrasi ternyata
mengimplementasikannya secara tidak sama. Ketidaksamaan tersebut bahkan bukan hanya pada
pembentukan lembaga-lembaga atau aparatur demokrasi, tetapi juga menyangkut perimbangan
porsi yang terbuka bagi peranan negara maupun peranan rakyat (Moh. Mahfud MD, 1999: 9).
Tugas negara adalah melaksanakan peraturan perundangundangan tersebut untuk
menegakkan ketertiban. Tipe negara tradisional ini dikenal dengan istilah negara penjaga malam.
Negara hukum materiil mencakup pengertian yang lebih luas termasuk keadilan di dalamnya.
Tugas negara tidak hanya menjaga ketertiban dengan melaksanakan hukum, tetapi juga mencapai
kesejahteraan rakyat sebagai bentuk keadilan (Utrecht, 1962: 9) Sejak Amandemen II UUD
1945, negara kita adalah negara hukum dan sekaligus juga mengakui bahwa yang berkuasa
adalah rakyat (demokrasi). Hal ini dapat dibaca dalam Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945
yang berbunyi “Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD” dan “Negara
Indonesia adalah negara hukum”. Berdasar pasal tersebut, maka jelas Negara Indonesia adalah
negara hukum yang mengakui bahwa rakyat yang berkuasa. Jadi, Indonesia adalah negara hukum
yang demokratis, bukan negara hukum yang otoriter.
Benarkah Indonesia sudah menjadi negara hukum yang demokratis? Tulisan berikut ini
akan menjelaskan bahwa secara yuridis formal Negara Indonesia sudah menjadi negara hukum
yang demokratis.
BAB 2

PEMBAHASAN
pengantar
Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum telah lama
ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari jaman Plato hingga kini,
konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang mengilhami para filsuf dan
para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud dengan Negara Hukum dan hal-hal apa
saja yang harus ada dalam konsep Negara Hukum.
Dalam paper dengan topik, “Negara Hukum dan Demokrasi”, akan diuraikan dengan singkat
perkembangan konsep Negara Hukum, rumusan konsep Negara Hukum dari para pakar, apa yang
dimaksud dengan rumusan Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Amandemen dan mengapa dalam Negara
Hukum mutlak disertai dengan konsep Demokrasi.

Negara demograsi
Negara demokrasi adalah negara yang menganut bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut
A legitimasi ideologis.
Inti legitimasi ideologis : sekelompak orang yang mempunyai kepercayaan mengenai
bangaimana manusia harus hidup dan bangaimana masyarakat harusnya di atur.
B legitimasi teknokratis.
Masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintahan bersifat sedemikian rumit
dan canggih sehingga hanya dapat dipecahkan berdasarkan keahlian yang tinggi.
C kedaulatan rakyat.
Kedaulatan rakyat berdasarkan hak setiap orang untuk menentukan dirinya sendiri dan
untuk turut serta dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentinggan
seluruh masyarakat dan harus sesuai dengan tatanan yang berlaku di masyarakat.
D batas-batas kedaulatan rakyat
Kedaulatan rakyat memiliki keterbatasan yang berlaku dua arah :
• yang pertama, kedaulatan rakyat tidak menuntuk tidak boleh adanya kekuasaan diatas
para warga namun kekuasaan harus dikontrol oleh mereka .
• Yang kedua , kedaulatan rakyat pun tidak dapat memaksakan apa yang dikehendakinya
kerena dibatasi oleh HAM dan UUD .
Nengara hukum
Apa yang dimaksud dengan “Negara Hukum” dalam bukunya Didi Nazmi Yunas diuraikan
bahwa negara hukum adalah negara yang berlandaskan atas hukum dan keadilan bagi warganya.
Dalam hal ini segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau penguasa.
1 Perkembangan Konsep Negara Hukum
a ) Jaman Plato dan Aristoteles >> Plato dan Negara Hukum adalah negara yang Diperintah
oleh negara yang adAristoteles mengintrodusir il. Dalam filsafatnya, keduanya menyinggung
angan-angan (cita-cita) manusia yang berkorespondensi dengan dunia yang mutlak yang disebut :
1. Cita-cita untuk mengejar kebenaran (idée der warhead);
2. Cita-cita untuk mengejar kesusilaan (idée der zodelijkheid);
3. Cita-cita manusia untuk mengejar keindahan (idee der schonheid);
4. Cita-cita untuk mengejar keadilan (idée der gorechtigheid).
b) Di Daratan Eropa (menurut paham Eropa Kontinental.
Diawali pendapat dari Immanuel Kant yang mengartikan Negara Hukum adalah Negara
Hukum Formal (Negara berada dalam keadaan statis atau hanya formalitas yang biasa disebut
dengan Negara Penjaga Malam / Nachtwakestaat). F.J. Stah kalangan ahli hukum Eropa
Kontinental memberikan ciri-ciri Negara hukum (rechtstaat) sebagai berikut :
a. Pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia;
b. Pemisahan kekuasaan Negara;
c. Pemerintahan berdasarkan undang-undang;
d. Adanya Peradilan Administrasi
c) Indonesia, dalam Seminar Nasional Indonesia tentang Indonesia Negara Hukum
Pada tahun 1966 di Jakarta diadakan Seminar Nasional Indonesia tentang Indonesia Negara
Hukum. Yang mana salah satu hasil Seminar adalah dirumuskannya prinsipprinsip Negara
Hukum yang menurut pemikiran saat itu, prinsip ini dapat diterima secara umum.Prinsip-prinsip
itu adalah :
1. Prinsip-prinsip jaminan dan perlindungan terhadap HAM;
2. Prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak, artinya
- Kedudukan peradilan haruslah independen tetapi tetap membutuhkan pengawasan baik
internal dan eksternal.
- Pengawasan eksternal salah satunya dilaksanakan oleh Komisi Ombudsman (dibentuk
dengan Keppres No. 44 Tahun 2000 tentang Komisi Ombudsman) yaitu Lembaga Pengawas
Eksternal terhadap Lembaga Negara serta memberikan perlindungan hukum terhadap publik,
termasuk proses berperkara di Pengadilan mulai dari perkara diterima sampai perkara diputus.
2.Rumusan Konsep Negara Hukum.
F.J. Stahl dengan konsep Negara Hukum Formal menyusun unsur-unsur
Negarahukum adalah :
a. Mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia;
b. Untuk melindungi hak asasi tersebut maka penyelenggaraan Negara harus berdasarkan
pada teori trias politica
c. Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah berdasar atas undang-undang (wetmatig bestuur)
d. Apabila dalam menjalankan tugasnya berdasarkan undang-undang pemerintah masih
melanggar hak asasi (campur tangan pemerintah dalam kehidupan pribadi seseorang), maka
ada pengadilan administrasi yang akan menyelesaikannya.
Menurut Sri Soemantri yang terpenting dalam Negara hukum , yaitu
1. Bahwa pemerintahan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus berdasarkan
hukum atau peraturan perundang-undangan;
2. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warganya);
3. Adanya pembagian kekuasaan dalam Negara;
4. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle).

3 Gagasan dasar
Moral politik
• Keyakinan : kekuasaan harus dijalankan sesuai hukum yang adil dan baik.
• Unsur : 1) kepastian hukum
2)tuntutan perlakuan sama
3)legitimasi demokratis
4)tuntutan akal budi

4 Ciri-ciri
1. Kekusaan dijalankan sesuai dengan hukum positif yang berlalu
2. Kegiatan negara berada di bawah kontrol kekuasaan kehakiman yang efektif
3. berdasaran sebuah undang-undang dasar yang menjamin hak-hak asasi manusia
4. menurut pembagian kekuasaan
Koneksitas Negara Hukum dan Demokrasi.
Oleh: Adam Setiawan kastara.id — NEGARA hukum dan demokrasi adalah dua konsepsi
mekanisme kekuasan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kedua konsepsi tersebut saling
menopang satu sama lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan pemaparan tersebut
perlu dijelaskan makna negara hukum (Rechtstaat atau Rule of Law) dan demokrasi dan
mengapa kedua konsepsi memiliki koneksitas di dalam perkembangannya.
Kedua konsepsi tersebut saling menopang berjalan secara simultan, bahkan dapat dikatakan
saling melengkapi sehingga tidak dapat dipisahkan. Hampir semua negara-negara modern saat ini
mengidamkan konsepsi negara hukum dan demokrasi untuk dapat diimplementasikan secara
bersamaan dengan tujuan mempertahankan stabiltas suatu penyelenggaraan suatu pemerintahan
guna mencapai tujuan.
Berdasarkan historis konsep negara hukum dan demokrasi mempunyai nilai yang sama yakni
dilahirkan untuk membendung adanya kesewenang-wenangan dari kekuasaan yang menerapkan
sistem yang absolut dan mengabaikan hak-hak dari rakyat.
Maka dari itu dapat ditarik inti dari hal tersebut bahwa koneksitas yang terbangun antara
Negara Hukum dan Demokrasi terjadi manakala suatu negara ingin menegakan prinsip-prinsip
demokrasi seyogyanya berlandaskan hukum atau sebaliknya manakala negara melalui
penyelenggara negara atau penyelenggara pemerintahan ingin mengambil keputusan (membuat
peraturan atau kebijakan) seyogyanya mencerminkan kehendak rakyat. Dengan demikian
gabungan dua konsepsi ini merupakan suatu keniscayaan pada era modern ini, dengan tujuan
menghindarkan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power), tindakan sewenang-wenang
(willikeur) dan mengedepankan rasa keadilan (kesetaraan Gender).

Negara Indonesia sudah menjadi negara hukum yang demokratis. Langkah pertama untuk
membuktikan bahwa jawaban ini beralasan adalah mencari kriteria tentang negara hukum yang
demokratis. Menurut Konperensi The International Commision of Yurist di Bangkok pada 1965,
dikemukakan syarat-syarat dasar yang harus dipenuhi oleh Representative Government Under
The Rule of Law (Negara hukum yang demokratis) adalah:
1.Adanya proteksi konstitusional. Proteksi konstitusional adalah adanya perlindungan dari
negara kepada rakyatnya mengenai hak-hak asasi manusia secara konstitusional. Hal ini termasuk
adanya jaminan dalam hukum, cara memperoleh perlindungan tersebut.
2. Adanya lembaga pengadilan yang bebas dan tidak memihak. Lembaga pengadilan
yang bebas dan tidak memihak adalah adanya lembaga kehakiman yang mandiri, dan di dalam
melaksanakan proses peradilan tidak akan mendapatkan pengaruh dari mana pun dan tidak boleh
memihak kepada siapa pun, termasuk kepada penguasa.
3. Adanya pemilihan umum yang bebas. Pemilihan umum yang bebas adalah
terselenggaranya pemilihan umum dengan tanpa adanya paksaan dan penekanan kepada rakyat
yang melakukan hak pilihnya.
4. Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat. Kebebasan menyatakan pendapat
adalah rakyat berhak dan memperoleh jaminan dalam hukum untuk dapat mengeluarkan
pendapat baik secara tertulis maupun lisan, baik sendiri maupun bersama-sama.
5. Adanya kebebasan berserikat dan melakukan oposisi. Kebebasan berserikat dan
melakukan oposisi adalah adanya jaminan dalam hukum bagi rakyat untuk mendirikan
perserikatan atau partai politik yang didirikan tersebut, dan rakyat mempunyai kebebasan
melakukan oposisi atau kritik yang membangun baik melalui wakil rakyatnya (dalam forum
lembaga perwakilan rakyat) maupun tidak, asalkan menurut peraturan perundang-undangan.
6. Adanya pendidikan civic. Pendidikan civic ialah dilakukannya pendidikan
kewarganegaraan kepada rakyat, sehingga rakyat dapat mengetahui dan mengerti hak apa saja
yang dimiliki dan kewajiban apa saja yang harus dilakukan berdasarkan peraturan
perundangundangan yang berlaku (Toto Pandoyo, 1983: 98)

Rangkuman
Negara hukum demokratis moden merupakan bentuk negara yang sampai sekarang paling
berhasil – walaupun tidak serratus persen – untuk menciptakan kerangka bagi kehidupan
masyarakat di mana orang dapat merasa diperlakukan sebangai manusia.namun , nengara hukum
demokrasi hanyalah bentuk. Pertanyaan bangaimana bentuk itu harus diisi,membawa kita pada
pertanyaan tentang tugas negara.
KESIMLULAN
Negara demokrasi adalah negara yang menganut bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut dan negara hukum adalah negara yang berlandaskan atas hukum dan
keadilan bagi warganya. Dalam hal ini segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan
negara atau penguasa.
Koneksitas Negara Hukum dan Demokrasi Oleh: Adam Setiawan kastara.id NEGARA
hukum dan demokrasi adalah dua konsepsi mekanisme kekuasan dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Kedua konsepsi tersebut saling menopang satu sama lainnya sehingga tidak dapat
dipisahkan. Berdasarkan pemaparan tersebut perlu dijelaskan makna negara hukum (Rechtstaat
atau Rule of Law) dan demokrasi dan mengapa kedua konsepsi memiliki koneksitas di dalam
perkembangannya. Kedua konsepsi tersebut saling menopang berjalan secara simultan, bahkan
dapat dikatakan saling melengkapi sehingga tidak dapat dipisahkan. Hampir semua negara-
negara modern saat ini mengidamkan konsepsi negara hukum dan demokrasi untuk dapat
diimplementasikan secara bersamaan dengan tujuan mempertahankan stabiltas suatu
penyelenggaraan suatu pemerintahan guna mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa Negara Indonesia secara formal
sudah dapat dikatakan sebagai Negara Hukum yang demokratis, karena unsurunsur sebagai mana
dirumuskan oleh The International Commision of Yurist di Bangkok sudah terpenuhi, yaitu:
1. Adanya proteksi konstitusional;
2. Adanya lembaga pengadilan yang bebas dan tidak memihak;
3. Adanya pemilihan umum yang bebas;
4. Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat;
5. Adanya kebebasan berserikat dan melakukan oposisi; dan
6. Adanya pendidikan civic.
Namun kita harus ingat bahwa citra hukum suatu masyarakat, bangsa dapat didekati sebagai
kenyataan atau harapan. Sebagai kenyataan, citra hukum nampak pada rumusanrumusan yang
secara formal negara kita sudah memenuhi kriteria secara internasional. Sedangkan sebagai
harapan citra hukum terkandung dalam tujuan hukum sebagai pencerminan cita hukum suatu
masyarakat, bangsa, dan negara. Kita berharap antara kenyataan dan harapan harus selalu
berdekatan satu sama lain. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
-Abdurrahman. 1987. Tebaran Pikiran tentang Studi Hukum dan Masyarakat.jakarta: PT media
Sarana Press
-Bagir Manan. 2005. Sistem Peradilan Berwibawa. Yogjakarta: FH UII Press Yogjakarta
-Joeniarto.1984. Demokrasi Dan Sistem Pemerintahan Negara. Jakarta: Bina Aksara
-Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim. 1983. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia.
Jakarta:Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Indonesia
-Moh. Mahfud M.D. 1999. Hukum dan Pilar-pilar Demokrasi. Yogjakarta: Gama Media Offset
-Minto Rahayu 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
-S. Pamudji. 1995. Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional Suatu Analisa di Bidang
Politik dan Pemerintahan. Jakarta: Bina Aksara
Toto Pandoyo. 1983. Ulasan Terhadap Beberapa Ketentuan UUD 1945. Yogjakarta: Liberty
-Utrecht. 1962. Pengantar Hukum Administrasi Negara.Indonesia. Jakarta: Ichtiar
-Indonesia. 2009. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Yogjakarta: New Merah Putih
-Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 2 tentang Partai politik. Yogjakarta: Pustaka
Yustisia
-Indonesia. 2001. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
-----Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum. Bandung: Citra Umbara
-Indonesia. 2006. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Surabaya :
Kesindo Utama
-Indonesia. 2008. Undang-Undang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Yogjakarta:
Universitas Atmajaya
-Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik.Yogjakarta: Fahima

Anda mungkin juga menyukai