“RULES OF LAW”
Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah swt. Yang maha esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada bapak dosen yang telah membimbing kami dalam
penyelesaian makalah ini
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai kewarganegaraan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-
19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir sejalan
dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam
penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap negara absolut yang
berkembang sebelumnya. Rule of Law merupakan konsep tentang common law
Drmenjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip keadilan dan
egalitarian. egalitarian merupakan sifat seseorang, yang antara lain ditunjukkan
melalui perilaku atau keyakinan tentang persamaan hak, meraih kesejahteraan dan
kesempatan yang sama bagi setiap individu. Misalkan bahwa seseorang harus
diperlakukan dan memperoleh perlakuan yang sama pada dimensi seperti agama,
politik, ekonomi, sosial atau adat.
Rule of Law adalah rule by the law dan bukan rule by the man. Ia lahir
mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat dan kerajaan,
menggeser negara kerajaan dan memuncul-kan negara konstitusi dari mana doktrin
Rule of Law ini lahir. Ada tidaknya Rule of Law dalam suatu negara ditentukan
oleh “kenyataan” apakah rakyatnya benar-benar menikmati keadilan, dalam arti
perlakuan yang adil, baik sesama warganegara, maupun dari pemerintah. Oleh
karena itu, pelaksanaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku di suatu negara
merupakan suatu premis bahwa kaidah-kaidah yang dilaksanakan itu merupakan
hukum yang adil, artinya kaidah hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi
masyarakat.1
1
Dr. Syahrial Syarbaini, Ph. D, Kompetensi Demokrasi Yang Beradab Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan, (Jakarta: UIEU Press, 2009) h. 133
B. Rumusan Masalah
penyelenggaraan pemerintah?
C. Tujuan
kepemerintahan.
Dari dua pendapat tersebut dapat dijadikan acuan bahwa Rechtstaat sama artinya
dengan “Negara Hukum”.
2
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, h. 72.
3
0. Notohamidjojo, Makna Negara Hukum, h. 31
4
Azhary, Negara Hukum Indonesia-Analisis Yuridis Normatif tentang Unsur-Unsurnya, h. 31.
Dicey tersebut yang intinya bahwa the Rule of Law mengandung tiga unsur penting,
yaitu:
1. Supremacy of Law
Unsur Supremacy of Law mengandung arti bahwa tidak ada kekuasaan yang
sewenang-wenang (arbitrary power), baik rakyat (yang diperintah) maupun raja
(yang memerintah). Kedua- duanya tunduk pada hukum (regular law). Prinsip
ini menempatkan hukum dalam kedudukan sebagai panglima. Hukum dijadikan
sebagai alat untuk membenarkan kekuasaan, termasuk membatasi kekuasaan
itu. Jadi yang berkuasa, berdaulat dan supreme adalah hukum, dan bukan
kekuasaan.5
Unsur Equality Before the Law, mengandung arti bahwa semua warga negara
tunduk selaku pribadi maupun kualifikasinya sebagai pejabat negara tunduk
pada hukum yang sama dan diadili di pengadilan biasa yang sama. Jadi setiap
warga negara sama kedudukannya dihadapan hukum. Penguasa maupun warga
negara biasa apabila melakukan tort (perbuatan melanggar hukum:
Surechtmatige daad; delict), maka akan diadili menurut aturan Common Law
dan di pengadilan biasa.6
5
Miriam Budiarjo, Op.cit., h. 58.
6
Azhary, Op.cit., h. 41.
7
Didi Nazmi Yunus, Konsepsi Negara Hukum, h. 22-23.
2. Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal di Indonesia
Mendefinisikan rule of law tidak lah mudah, dan sejak dulu banyak
pandangan sarjana yang disinggung diberbagai bangku akademik. Secara teori
rule of law merupakan prinsip hukum yang menyatakan bahwa hukum harus
memerintah sebuah negara dan bukan keputusan pejabat-pejabat secara
Individual. Prinsip ini umumnya merujuk pada pengaruh dan otoritas hukum
dalam masyarakat, terutama sebagai pengatur perilaku, termasuk perilaku para
pejabat pemerintah.8
Indonesia menjalankan prinsip checks and balences dalam mengatur
seluruh kelembagaan negara yang secara ekspilit harus tercantum didalam
konstitusi. Indonesia juga harus mencantumkan jaminan hak asasi warga negara
Indonesia dalam konstitusi Undang-undang Dasae 1945.9 Pada saat yang sama
Indonesia juga sebagai negara demokratis. Bahkan demokrasi di negara ini
terbesar ketiga di dunia modern setelah Amerika Serikat, India. Persyaratan
negara demokratis harus memiliki pemerintah yang sah dan diakui legtimasinya
oleh meilik kedaulatan yakni rakyat melalui suksesi kepemimpinan yang teratur.
Hal ini berhubungan dengan prinsip Rule of Law.
Di Indonesia, prinsip-prinsip Rule of Law secara formal tertera dalam
pembukaan UUD 1945 yang menyatakan:
1. Bahwa kemerdekaan itu hak segala bangsa, … karena tidak sesuai dengan
peri kemanusiaan dan “peri keadilan”
2. Kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, “adil” dan
makmur
3. …, untuk memajukan “kesejahteraan umum”, … dan “keadilan social”
4. Disususnlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
“Undang-undang Dasae Negara Indonesia”
5. “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
8
Wikipedia, Negara Hukum, (id.m.wikipedia.org).
9
Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Paradigma, 2010)
6. Serta dengan mewujudkan suatu “keadilan social” bagi seluruh rakyat
Indonesia.
10
Sunarjati Hartono: 1982
system peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat objektif, tidak memihak,
tidak personal, dan otonom.
Secara kuantitatif, peraturan perundang0undangan yang terkait dengan
Rule of Law telah banyak dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya belum
mencapai hasil yang optimal sehingga rasa keadilan bisa secara optimal
dilaksanakan.
11
Satjipto Rahardjo, 2004
5. Bentuk Rule of Law
12
Brian Tamanaha (Cambridge University Press, 2004), lihat Marjanne Termoshuizen-Artz, "The
Concept of Rule of Law" , Jurnal Hukum Jentera, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK)
Jakarta, edisi 3-Tahun II, November 2004, hal. 83-92.
13
Ibid, hlm. 86
saja dianggap menjadi lebh buruk daripada rezmi otoriter yang lebih
menjamin stabilitas dan kepastian.
4. “Substantive Views” yang menjamin ”Individual Rights”.
5. Rights of Dignity and Justice
6. Social Welfare, substantive equality, welfare, preservation of community.14
14
Randall Peerenboom, 2004