PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Rule Of Law Dan Supremasi Hukum Di Indonesia)
Disusun Oleh:
Nama : Lidya Santi Margaretha
Nim : 119180010
Kelas : RD
Matakuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Dayu Perdana
BAB I
PENDAHULUAN
Negara hukum adalah negara yang menempatkan hukum pada tempat yang
tertinggi, yang meliputi perlindungan terhadap hak asasi manusia, pemisahan
kekuasaan, setiap tindakan pemerintah didasarkan pada peraturan perundang-
undangan, dan adanya peradilan yang berdiri sendiri. Negara dapat dikatakan
sebagai Negara Hukum (rule of law) bilamana superioritas hukum telah dijadikan
sebagai aturan main (fair play) dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara,
terutama dalam memelihara ketertiban dan perlindungan terhadap hak-hak
warganya.
Dalam Negara hukum menurut Jhon Lockce, warga masyarakat atau rakyat
tidak lagi diperintah oleh seorang raja atau apapun namanya, akan tetapi diperintah
berdasarkan hukum. Ide ini merupakan suatu isyarat bahwa bagi Negara hukum
mutlak adanya penghormatan terhadap supremasi hukum. Supremasi hukum hanya
akan berarti bila ada penegakan hukum, dan penegakan hukum hanya akan
mempunyai nilai evaluatif jika disertai dengan pemberlakuan hukum yang
responsif. Artinya superioritas hukum akan terjelma dengan suatu penegakan
hukum yang bersendikan dengan prinsip persamaan di hadapan hukum (equality
before the law) dengan dilandasi nilai dan rasa keadilan. Untuk dapatnya suatu
hukum berfungsi sebagai sarana penggerak, maka hukum harus dapat ditegakkan
dan untuk itu hukum harus diterima sebagai salah satu bagian dari system nilai
kemasyarakatan yang bermanfaat bagi warga masyarakat, sehingga keberlakuan
hukum benar-benar nyata pada rana empiris tanpa paksaan.
Penegakan hukum di suatu negara sangatlah penting, karena sangat pentingnya
hukum di suatu negara akan menciptakan masyarakat yang kondusif dan tenang
bagi warganya dan sekaligus warga akan sangat menghormati hukum itu sendiri.
Indonesia sendiri adalah negara hukum. Hal ini tertuang jelas dalam Pasal 1 ayat
(3) UUD 1945 Perubahan ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara
hukum”. UUD 1945 Sebagai konsekuensi dari Pasal 1 ayat (3) Amandemen ketiga
UUD 1945, 3 (tiga) prinsip dasar wajib dijunjung oleh setiap warga negara yaitu
supremasi hukum, kesetaraan di hadapan hukum, dan penegakan hukum dengan
cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum.
Simposium mengenai negara hukum Tahun 1966 di Jakarta, merumuskan sifat
dan ciri-ciri khas suatu negara hukum. Sifat negara hukum itu ialah bahwa alat
kelengkapannya hanya dapat bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan
yang telah ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasakan
untuk mengadakan aturan itu atau singkatnya disebut prinsip rule of law.
Ciri-ciri khas bagi suatu negara hukum menurut simposium tersebut adalah:
1. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia, yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, serta tidak dipengaruhi oleh
kekuasaan atau kekuatan apapun juga.
3. Legalitas, dalam arti dalam semua bentuknya.
BAB III
PEMBAHASAN
Masyarakat kita yang dewasa ini sedang mengalami dekadensi dan disintegrasi
dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga menuntut adanya reorientasi dalam
pembinaan dan pengembangan hukum, tidak saja bila diinginkan agar hukum
memiliki supremasinya.
Oleh karena itu, dalam penegakkan Supremasi Hukum memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Hukum harus dapat berperan sebagai panglima. Ini berarti dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat Law Enforcement harus dapat diwujudkan dalam
Law Enforcement ini tidak ada kamus kebal hukum.
3. Berlakunya asas semua orang didepan hukum (Equalty Before The Law). Untuk
menegakkan Supremasi Hukum dengan ciri-ciri tersebut diperlukan pilar-pilar
penyangganya. Semakin kokoh pilar-pilar ini semakin tegak Supremasi Hukum,
dan sebaliknya semakin lemah pilar-pilar tersebut semakin rapuh Supremasi
Hukum. (F. Sugeng Istanto)
Penegakan hukum (law enforcement) adalah sebuah masalah yang hampir di
hadapi oleh setiap negara di dunia, khususnya bagi negara-negara berkembang
seperti Indonesia yang mempunyai banyak permasalahan hukum baik
kualifikasinya maupun modus operasinya. Hukum pada hakekatnya sebagai sarana
untuk mencapai apa yang dinamakan keadilan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dalam bahasa indonesia, konstitusi dikenal dengan sebutan Undang-undang
Dasar (UUD).
2. Friedmanmembedakan Rule of Law menjadi dua yaitu secara formal dan
secara hakiki/materiil.
3. Latar belakang Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul
pada abad ke- 19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia
lahir sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran palemen
dalam penyelenggaraan Negara dan sebagai reaksi terhadap negara absolut yang
berkembang sebelumnya
4. Institusi Legislasi Institusi (lembaga) yang bertugas untuk membuat
konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang ada dibawahnya adalah
meliputi dua institusi, yaitu: Badan Legislatif (DPR) dan Badan Eksekutif
(presiden).
5. Pembuatan Rule of Law Yaitu;
a. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan
pemerintahan Negara.
b. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional.
c. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara
hokum.
B. SARAN
Sebaiknya baik para pelaku penegak hukum yg berwenang maupun masyarakat
biasa lebih mentaati penegakan hukum yg ada dan memberlakukannya secara adil
agar tidak terjadi penyimpangan atas hukum" yg berlaku"dan semoga karya ilmiah
ini bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA