Anda di halaman 1dari 11

1. Pengertian Negara Hukum.

Di zaman modern, konsep Negara Hukum di Eropah Kontinental dikembangkan antara lain oleh
Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl, Fichte, dan lain-lain dengan menggunakan istilah
Jerman, yaitu rechtsstaat. Sedangkan dalam tradisi Anglo Amerika, konsep Negara hukum
dikembangkan atas kepeloporan A.V. Dicey dengan sebutan The Rule of Law. Menurut Julius
Stahl, konsep Negara Hukum yang disebutnya dengan istilah rechtsstaat itu mencakup empat
elemen penting, yaitu:

1. Perlindungan hak asasi manusia.


2. Pembagian kekuasaan.
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang.
4. Peradilan tata usaha Negara.

Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of Law. Rule of Law itu
sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan kostitusionalisme. Dalam
arti sederhana rule of Law diartikan oleh Thomas Paine sebagai tidak ada satu pun yang berada
di atas hukum dan hukumlah yang berkuasa. Oleh karena itu, konstitusi dan negara (hukum)
merupakan dua lembaga yang tidak terpisahkan.

Secara sederhana yang dimaksud negara hukum adalah negara yang penyeleggaraan kekuasaan
pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di dalamnya negara dan lembaga-lembaga lain dalam
melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung jawabkan
secara hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan
kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum.
(Mustafa Kamal Pasha,2003).

Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi (supreme) sehingga
ada istilah supremasi hukum. Supremasi hukum harus tidak boleh mengabaikan tiga dasar
hukum, yaitu keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karenanya negar dalam melaksakan
hukum harus memperhatikan tiga hal tersebut. Dengan demikian hukum tidak hanya sekedar
formalitas atau prosedur belaka darikekuasaan. Apabila negara berdasarkan hukum maka
pemerintahan negara itu harus berdasar atas suatu konstitusi atau undang-undang dasar sebagai
landasan penyelenggaraan pemerintahan. Konstitusi negara merupakan sarana pemersatu bangsa.
Hubungan antar warga negara dengan negara, hubungan anatar lembaga negar dan kinerja
masing-masing elemen kekuasaan berada pada satu sistem aturan yang disepakati dan dijunjung
tinggi.

1. 2. Ciri-ciri Negara Hukum

Negara hukum yang muncul pada abad ke-19 adalah negara hukum formil atau negar hukum
dalam arti sempit. Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa negara hukum merupakan
terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of Law. Istilah Rechtsstaat diberikan oleh para ahli
hukum Eropa Kontinental sedang istilah Rule of Law diberikan oleh para ahli hukum Anglo
Saxon.

Friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-ciri
Rechtsstaat sebagai berikut.

1. Hak asasi manusia


2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasai manusia yang biasa
dikenal sebagai Trias Politika
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan.
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberikan ciri-ciri Rule of Law
sebagai berikut.

1. Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan sehingga seseorang
hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat.
3. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.

Ciri-ciri Rechtstaat atau Rule of Law di atas masih dipengaruhi oleh konsep negara hukum formil
atau negara hukum dalam arti sempit. Dari pencirian di atas terlihat bahwa peranan pemerintah
hanya sedikit, karena ada dalil bahwa pemerintah yang sedikit adalah pemerintah yang baik.

Di samping perumusan ciri-ciri negara hukum seperti di atas, ada pula berbagai pendapat
mengenai ciri-ciri negara hukum yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Montesquieu,
negara yang paling baik ialah negara hukum, sebab di dalam konstitusi di banyak negara
terkandung tiga inti pokok, yaitu

1. Perlindungan HAM
2. Ditetapkannya ketatanegaraan suatu negara, dan
3. Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ negara.

Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri-ciri khas negara hukum, yaitu

1. Pengakuan dan perlindungan terhadap HAM


2. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak.
3. Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.

Menurut Prof. DR. Sudargo Gautama, SH. mengemukakan 3 ciri-ciri atau unsur-unsur dari
negara hukum, yakni:

1. Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, maksudnya negara tidak


dapat bertindak sewenang-wenang. Tindakan negara dibatasi oleh hukum, individual
mempunyai hak terhadap negara atau rakyat mempunyai hak terhadap penguasa.
2. Azas Legalitas
Setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih dahulu yang harus
ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.

c. Pemisahan Kekuasaan

Agar hak-hak azasi itu betul-betul terlindung adalah dengan pemisahan kekuasaan yaitu badan
yang membuat peraturan perundang-undangan, melaksanakan dan mengadili harus terpisah satu
sama lain tidak berada dalam satu tangan.

1. 3. Prinsip-Prinsip Negara Hukum

Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH ada dua belas ciri penting dari negara hukum
diantaranya adalah : supremasi hukum, persamaan dalam hukum, asas legalitas, pembatasan
kekuasaan, organ eksekutif yang independent, peradilan bebas dan tidak memihak. peradilan tata
usaha negara, peradilan tata negara, perlindungan hak asasi manusia, bersifat demokratis, sarana
untuk mewujudkan tujuan negara, dan transparansi dan kontrol sosial.

1. Tujuan Negara Hukum

Seperti kita ketahui bahwa masalah negara hukum pada hakikatnya tidak lain daripada persoalan
tentang kekuasaan. Ada dua sentra kekuasaan. Di satu pihak terdapat negara dengan kekuasaan
yang menjadi syarat mutlak untuk dapat memerintah. Di lain pihak nampak rakyat yang
diperintah segan melepaskan segala kekuasaannya. Kita menyaksikan bahwa apabila penguasa di
suatu negara hanya bertujuan untuk memperoleh kekuasaan sebesar-besarnya tanpa
menghiraukan kebebasan rakyatnya, maka lenyaplah negara hukum. Dengan demikian nyatalah
betapa penting tujuan suatu negara dalam kaitannya dengan persoalan kita.

Menurut Van Apeldoorn tujuan hukum ialah mengatur tata tertib masyarakat secara damai dan
adil. Perdamaian diantara manusia dipertahankan oleh hukum dengan melindungi kepentingan-
kepentingan manusia tertentu, kehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta dan sebagainya terhadap
yang merugikannya. Kepentingan dari perorangan dan kepentingan golongan manusia selalu
bertentangan satu sama lain. Pertentangan kepentingan selalu menyebabkan pertikaian. Bahkan
peperangan antara semua orang melawan semua orang, jika hukum tidak bertindak sebagai
perantara untuk mempertahankan kedamaian. Hukum mempertahankan perdamaian dengan
menimbang kepentingan yang bertentangan secara teliti dan mengadakan keseimbangan
diantaranya karena hukum hanya dapat mencapai tujuan (mengatur pergaulan hidup secara
damai) jika ia menuju peraturan yang adil. Artinya, peraturan yang mengandung keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan yang dilindungi sehingga setiap orang memperoleh sebanyak
mungkin yang menjadi bagiannya.
Menurut Montesqueu, negara yang paling baik ialah negara hukum, sebab di dalam konstitusi di
banyak negara mempunyai tiga inti pokok yaitu:

1. Perlindungan HAM
2. Ditetapkannya ketatanegaraan suatu negara
3. Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ negara.

Disamping itu salah satu tujuan hukum adalah memperoleh setinggi-tingginya kepastian hukum
(rechtzeker heid). Kepastian hukum menjadi makin dianggap penting bila dikaitkan dengan
ajaran negara berdasar atas hukum. Telah menjadi pengetahuan klasik dalam ilmu hukum bahwa
hukum tertulis dipandang lebih menjamin kepastian hukum dibandingkan dengan hukum tidak
tertulis.
Rule of law dibedakan antara :

1.Pengertian hakiki (ideological sense) ialah erat hubungannya dengan menegakkan rule of law
sebab menyangkut dengan ukuran-ukuran tentang hukum yang baik dan buruk.
2.Pengertian formal (in the formal sence) ialah organized public power atau juga suatu
kekuasaan umum yang terorganisasikan, contohnya suautu negara

Menurut (Sunarjati Hartono,1982) Tetapi diakui bahwa sulit untuk dapat memberikan
pengertian Rule of law, Namun pada intinya tetap sama, bahwa Rule of law ialah harus
menjamin apa yang diperoleh masyarakat ataupun bangsa yang bersangkutan dipandang sebagai
keadilan, khususnya pada keadilan sosial .

Menurut (Satjipto Raharjo ; 2003) Rule Of Law ialah sebagai suatu institusi sosial yang juga
memiliki struktur sosial sendiri serta memperakar budaya sendiri . Rule Of Law tumbuh serta
berkembang ratusan tahun seiring dengan pertumbuhan pada masyarakat Eropa, sehingga dapat
memperakar sosial serta budaya eropa,yang bukan institusi netral.

Gerakan pada masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja ataupun penyelenggara
negara harus dapat dibatasi dan juga diatur dengan cara suatu peraturan perundang-undangan,
serta pelaksanaan didalam hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan inilah
yang sering diistilahkan dengan Rule Of Law.

Pengertian Rule Of Law ialah berdasarkan subtansi ataupun isinya yang sangat berkaitan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku didalam suatu negara. Konsekuensinya ialah pada
setiap negara akan mengatakan mendasarkan pada Rule Of Law didalam kehidupan negaranya,
walaupun negara tersebut ialah negara otoriter. Atas dasar inilah alasannya maka diakui bahwa
sulit menentukan apa pengertian pengertian Rule Of Law secara universal, sebab setiap
masyarakat melahirkan pengertian yang berbeda-beda. Didalam hubungan ini maka Rule Of Law
dalam hal ini munculnya yang bersifat endogen, yang berarti muncul dan juga berkembang
dari suatu masyarakat tertentu.

Prinsip-Prinsip Rule Of Law

Prinsip-prinsip secara formal (in the formal sense) Rule Of Law tercantum pada UUD 1945 dan
juga pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945. Point utama dari Rule Of Law ialah jaminan
adanya suatukeadilan bagi masyarakatnya, khususnya pada keadilan sosial.

Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal (UUD 1945)

1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3)


2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum serta pemerintahan itu tanpa kecuali (pasal 27:1)
3. Setiap orang berhak atas jaminan, perlindungan ,pengakuan, serta kepastian hukum yang
adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1)
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
juga layak dalam hubungan kerja ( pasal 28 D: 2)

Prinsip-prinsip Rule of Law secara Materiil atau Hakiki :

berhubungan erat dengan the enforcement of the Rule of Law


Keberhasilan the enforcement of the rule of law itu tergantung pada kepribadian nasional
masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)
Rule of law juga mempunyai akar sosial dan juga akar budaya Eropa (Satdjipto Rahardjo,
2003)
Rule of law juga adalah suatu legalisme, aliran pemikiran hukum,yang mengandung
wawasansosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat serta negara.
Rule of law adalah suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).

Menurut Albert Venn Dicey didalam Introduction to the Law of the Constitution,
memperkenalkan istilah the Rule Of Law yang secara sederhana berarti ialah sebagai suatu
keteraturan hukum.

Menurut Albert Venn Dicey ada 3 unsur yang fundamental pada Rule Of Law, ialah sebagai
berikut:

Supremasi aturan-aturan hukum


Kedudukan yang sama dimuka hukum
Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-undang serta keputusan pengadilan.

Terdapat Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa didalam hubungan dengan negara ialah hanya
berdasarkan prinsip tersebut, maka negara terbatas didalam suatu pengertian negara hukum
formal, ialah negara yang tidak bersifat proaktif melainkan bersifat pasif. Sikap negara yang
demikian ini disebabkan negara tersebut hanya menjalankan serta taat pada apa yang termaktub
didalam suatu konstitusi semata.

Didalam hubungan suatu negara hukum organisasi pakar hukum internasional, atau International
Comission of Jurists (ICJ), ini secara intens melakukan kajian pada konsep negara hukum dan
juga unsur-unsur esensial yang terkandung didalam Negara tersebut.

Pertemuan ICJ di Bangkok pada tahun 1965 ini semakin menguatkan posisi Rule Of Law
didalam kehidupan bernegara. Selain itu dari pertermuan tersebut maka telah digariskan bahwa
disamping hak-hak politik bagi rakyat juga harus diakui pula adanya suatu hak-hak sosial serta
ekonomi, sehingga perlu dibentuk standar-standar sosial ekonomi.

Komisi ICJ ini merumuskan syarat-syarat pada pemerintahan yang demokratis dibawah Rule Of
Law yang dinamis, ialah sebagai berikut:

Perlindungan konstitusional
Lembaga kehakiman yang bebas dan juga tidak memihak
Pemilihan umum yang bebas
Kebebasan menyatakan pendapat
Kebebasan berserikat atau berorganisasi serta berposisi
Pendidikan kewarganegaraan

Gambaran tersebut mengukuhkan negara hukum ialah sebagai welfare state, Sebab sebenarnya
mustahil untuk dapat mewujudkan cita-cita Rule Of Law sementara posisi dan juga peran negara
sangat minimal serta lemah. Atas dasar tersebutlah negara diberikan suatu keluasan dan juga
kemerdekaan bertindak atas dasar inisiatif parlemen.

Didalam gagasan welfare state tersebut ternyata negara memiliki suatu kewenangan yang relatif
lebih besar, dibandingkan dengan format negara yang bersifat negara hukum formal saja. Selain
itu juga, didalam welfare state yang terpenting ialah negara semakin bersifat otonomuntuk
mengatur dan juga mengarahkan fungsi serta peran suatu negara bagi kesejahteraan hidup
masyarakat.
Sejalan dengan kemunculan ide demokrasi konstitusional yang tidak terpisahkan dengan konsep
negara hukum, baik itu rechtsstaat ataupun Rule of Law, yang pada prinsipnya ialah
memiliki kesamaan yang fundamental serta juga saling mengisi. Pada prinsip negara ini unsur
penting adalah dengan pengakuan adanya pembatatasan kekuasaan yang dilakukan secara
konstitisional. Oleh sebab itu, terlepas dari adanya suatu pemikiran dan juga praktek konsep
negara hukum yang berbeda.
Pengertian Rule Of Law Lengkap Beserta Ulasan Dan Definsi Menurut Para Ahli - Rule of
law adalah supremasi hukum atau superioritas hukum regular yang mutlak yang bertentangan
dengan pengaruh kekuasaan yang sewenang-wenang, dan mencabut hak prerogatif atau bahkan
kekuasaan bertindak yang besar di pihak pemerintah.

Rule of law adalah doktrin hukum yang muncul pada abad ke 19, seiring degan negara
konstitusi dan demokrasi.

Rule of law adalah konsep tentang common law yaitu seluruh aspek negara menjunjung
tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian.

Rule of law adalah rule by the law, bukan rule by the man.
Rule of Law adalah diawali dari adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan
pemerintahan negara.

Rule of law yang diartikan sebagai kekuasaan sebuah hukum merupakan tradisi hukum
barat yang mengutamakan prinsip equality before law.

Pada hakekatnya Rule of Law adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak
dari seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara.

Sunarjati Hatono (1976:30) menyebut inti pengertian rule of law adalah jaminan apa yang
disebut sebagai keadilan sosial.

Rule of Law yang dinamis memiliki syarat-syarat yaitu :

1. Adanya perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu,


konstitusi harus pula menentukan teknis prosedur untuk memperoleh perlindungan atas
hak-hak yang dijamin.

2. Adanya lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

3. Adanya pemilihan umum yang bebas.

4. Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat.


5. Adanya kebebasan untuk berserikat atau berorganisasi dan berposisi.

6. Adanya Pendidikan Kewarganegaraan

Terdapat tiga unsur yang fundamental dalam Rule of Law yaitu :

1. Supremasi aturan-aturan hukum, tidak adanya kekuasaan yang sewenag-wenang dalam


arti seseorang hanya boleh dihukum jika memang melanggar hukum.

2. Kedudukan yang sama di muka hukum, hal ini berlaku baik bagi masyarakat biasa
maupun pejabat negara.

3. Terjamin hak-hak asasi manusianya oleh UU serta Keputusan-Keputusan UU.

Rule of law mengutamakan prinsip equality before law. Adapun ciri-cirinya adalah :

1. Adanya supremasi aturan-aturan hukum,

2. Adanya kesamaan kedudukan di depan hukum, dan


3. Adanya jaminan perlindungan HAM.

Beberapa kasus dan ilustrasi dalam penegakan rule of law antara lain:

Kasus korupsi KPU dan KPUD;

Kasus illegal logging;

Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA);

Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika ;

Kasus perdagangan wanita dan anak.

Anda mungkin juga menyukai