Anda di halaman 1dari 1

A.

Kedudukan Hukum Pejabat Politik


Istilah Jabatan Politik ini dipergunakan di dalam UU No.18 Tahun 1961, yaitu
Undang-Undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kepegawaian, sedangkan di
dalam UU No.8 Tahun 1974 dan UU No.43 Tahun 1999, istilah yang dipergunakan
ialah “Pejabat Negara”.
Pegawai Negeri yang diangktat Pejabat Negara, dibebaskan untuk sementara
waktu dari jabatan organiknya selama menjadi Pejabat Negara, kecuali Ketua, Wakil
Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Mahkamah Agung
B. Kedudukan hukum Aparatur Sipil Negara
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara, yang
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah, harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara.
C. Kedudukan hukum Hakim
Hakim adalah hakim pengadilan yang dilingkungan peradilan yang
melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman. Hakim adalah pejabat publik judiciil dari
kekuasaan kehakiman dan karena itu jabatan hakim bukan jabatan dibidang eksekutif.
Berdasarkan pada pasal 24 UUD 1945, kekuasaan kehakiman menurut UUD 1945
dilakukan oleh Mahkamah Agung, dan berdasarkan pada penjelasan pasal 24 dan 25
UUD 1945 ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka,
artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah.
D. Kedudukan Pegawai BUMN
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang
Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Negara (“PP 45/2005”), karyawan BUMN tidak lagi tunduk pada ketentuan
kepegawaian PNS dengan bunyi ketentuan sebagai berikut:
1. Karyawan BUMN merupakan pekerja BUMN yang pengangkatan,
pemberhentian, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja
bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang ketenagakerjaan.
2. Bagi BUMN tidak berlaku segala ketentuan kepegawaian dan eselonisasi
jabatan yang berlaku bagi Pegawai Negeri.

Anda mungkin juga menyukai