Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

JUDUL MODUL : TINGKAH LAKU SOSIAL SEMUT MENCARI MAKAN


NAMA/ : Lidya Santi Margaretha/119180010
NIM
ASISTEN : Karista Sandra Agustin, O’ Ozatulo Gulo, Agung Prastyo, Claudia Tiara Putri Kamis,
HARI/TANGGAL : 16 September 2021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semut adalah makhluk hidup dengan populasi terpadat di dunia. Sebagai perbandingan,
untuk setiap 700 juta semut yang muncul di dunia ini, hanya ada 40 kelahiran manusia. Tentu
masih banyak informasi yang bisa dipelajari tentang makhluk ini. Setiap hewan yang berukuran
kecil/besar pastilah memiliki perilaku tersendiri. Termasuk semut sebagai bahan praktikum kali
ini. Semut memiliki perilaku berkomunikasi dengan bantuan antenna, ini dilakukan untuk
memelihara organisasi koloni.
Isyarat sentuhan antenna didalam koloni semut digunakan untuk berbagai tujuan,
seperti mengenali rekan satu sarang, isyarat berbagai makanan cair, dan ucapan salam antar
anggota koloni menunjukkan pola isyarat sentuhan antenna yang khas. Ketika dua ekor semut
pekerja bertemu satu sama lain, semut yang memberi salam akan memiringkan kepalanya dan
menyentuhkan satu sama lain. Semut yang member salam akan memiringkan kepalanya dan
menyentuhkan antenanya pada bagian atas dan bawah kepala rekannya. Hal yang sama akan
dilakukan oleh rekannya tersebut.
Semut termasuk dalam family Formicidea dengan ordo Hymenoptera, Subordo Apokrit
yang ditandai dengan menyatuhnya ruas pertama perut dengan ruas toraks yang disebut
Propodeum sehingga membentuk mososom atau batang alit. Semut adalah serangga yang
eusosial di daratan koloni eusosial dicirikan oleh kerjasama antar anggota koloni dalam
pemeliharaam serangga pra-dewasa, adanya sistem kasta. Sistem dan generasi yang tumpang
tindih. Semut terdiri dari 14 subfamili, yaitu: Nothomymeciinea, Myrmeciinea, Ponerinea,
Cerapachyinea, Leptanillinea, Leptanilloidinea, Dolichoderinea dan beberapa sub-famili
Australia. Genius Aneuretus subfamily Ecitoninea terdiri dari lima genera dan hanya ditemukan
di Amerika Serikat (semut di wilayah neartica).
Semut juga dikategorikan sebagai indicator hayati dan sebagai alat monio\toring perubahan
kulitas lingkungan karena sifat semut yang dapat tinggal dimana saja. Semut ini memiliki
perilaku yang agresif dari pada semut lainnya.

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum pada acara ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan
aktivitas semut dalam memperoleh makanan dan mendeskripsikan perilaku-perilakunya

ETOLOGI ITERA 1
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

JUDUL MODUL : TINGKAH LAKU SOSIAL SEMUT MENCARI MAKAN


NAMA/ : Lidya Santi Margaretha/119180010
NIM
ASISTEN : Karista Sandra Agustin, O’ Ozatulo Gulo, Agung Prastyo, Claudia Tiara Putri Kamis,
HARI/TANGGAL : 16 September 2021

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Semut
Ciri dari fauna iniadalah tubuh berwarna hitam keabu-abuan. Kepala berbentuk bulat,
sedangkan bagiam depannya agak mengkerucut, pada abdomen terdapat segmen-segmen
berwarna putih. Hewan ini di alam berperan sebagai predator. Sungut dari fauna ini beruas 2,
bagian ujung lebih panjang dan panjang tubuh adalah 6mm. Yang membedakan dengan
Formicidea 1 dan 3 adalah bentuk abdomen yang cinderung bulat dan terdapatnya
segmen-segmen berwarna putih serta perbatasan antara adbdomen dengan thoraks tidak
terdapat tambahan thoraks. Satu kelompok sangat umun dan menyebar luas .
Semut ini terdapat dimana-mana di habitat-habitat dart dan jumlah individu melebihi
kebanyakan hewan-hewan darat yang lain. Satu darisifat structural yang jelas dari semut-semut
adalah bentuk tangkai metasoma. Sungut-sungut menyiku (sungutv semut jantan dapat
berbentuk seperti rambut), dan ruas pertama sering kali panjang. Semut dalam ekosistem
dapat sebagai karnivora yaitu sebagai predator Formicidea mempunyai antenna 10 ruas atau
lebih. Yang berukuran sangat kecil hampir tidak mempunyai sayap,
Klasifikasi fauna ini adalah, Filum : arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Hymenoptera dari
Famili : Formicidea (Rochmah Supriati, 2019)

2.2 Definisi Perilaku


Perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh organism dalam
lingkungannya. 10 perilaku yang dimaksud oleh peneliti ini adalah perilaku semut
rangrang dalam membangun sarang (Identification Guide to the Ant Genera of the world)
(Rion APriyadi, 2015)

2.3 Agresifitas Pada Semut

Sikap agresif pada semut dinamakan sikap agresif intraspesifik yang terjadi pada masing-
masing kelompok sarang termasuk ke dalam tipe agresif intensif dengan tingginya nilai I deks
agresi yang diamati. Agresif intraspesifik ini terjadi dipengaruhi oleg aktifitas perluasan koloni
dan ekspolrasi sumber makanan. Agresif ini relative singkat dan menjadikan spesies semut
sebagai spesies invasive yang unggul pada suatu habitat (Rion APriyadi, 2015)

ETOLOGI ITERA 2
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

JUDUL MODUL : TINGKAH LAKU SOSIAL SEMUT MENCARI MAKAN


NAMA/ : Lidya Santi Margaretha/119180010
NIM
ASISTEN : Karista Sandra Agustin, O’ Ozatulo Gulo, Agung Prastyo, Claudia Tiara Putri Kamis,
HARI/TANGGAL : 16 September 2021

BAB III
METODE

3.1 Alat dan Bahan


Hewan yang digunakan pada praktikum ini adalah Semut. Bahan lain yang
dibutuhkan adalah makanan seperti roti, gula, nasi atau makanan lainnya.

3.2 Cara Kerja

Dicari satu spesies semut yang hidup di habitatnya (dekat sarangnya)

Dibuatlah potongan makanan tersebut berukuran tiga nasi, enam butir nasi, dan sembilan butir
nasi

Diletakkan makanan tersebut sekitar 50cm dari sarang semut

Diamati perilaku semut berikut

Berapa lama seeoker semut mampu menemukan makanan tersebut dan apa yang terjadi saat
semut tersebut menemukan makanan

Berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk agregasi semut sehingga semut mampu
membawa makanan tersebut

Dihitunglah jumlah semut dalam setiap agregasi tersebut

Makanan yang telah ditemukan tersebut selanjutnya akan dibawa menuju atau menjauhi
sarang. Jika menuju sarang apakah geraka gregat tersebut melalui jalur yang sama saat
menemukan makanan atau mencari jalur lain

Kegiatan no.4 dilakukan tiga kali ulangan setiap ulangan dilakukan pada hari berbeda

ETOLOGI ITERA 3
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

JUDUL MODUL : ETOGRAM PERILAKU MENCIT


NAMA/ : Lidya Santi Margaretha/119180010
NIM
ASISTEN : Karista Sandra, O’ Ozan, Aji Rangga, Claudia Tiara, Agung Prasetyo
HARI/TANGGAL : Kamis, 09 September 2021

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Tabel Perilaku Semut pada Hari Kamis dan Jumat

Hari Ke Jenis Makanan Waktu Semut untuk Waktu Semut Waktu Semut masuk
menemukan terbentuk Agregasi ke Sarang
Makanan
KAMIS IKAN 01:23 (1semut) 04:19 04:25
KAMIS ROTI 04:43 (1semut) - -
KAMIS IKAN 05:44 (1semut) 04:23 04:50
KAMIS IKAN 07:48 (3semut) 07:00 07:20
KAMIS IKAN 09:30 (2semut) 17:15 17:35
KAMIS IKAN 09:31 (1semut) 17:48 17:52
KAMIS IKAN 10:47 (1semut) 18:20 18:34
KAMIS IKAN 11:05 (1semut) 18:47 18:58
KAMIS IKAN 11:20 (1semut) - -
KAMIS IKAN 15:56 (Banyak) 20:46 21:12

JUMAT IKAN 00:30 (1semut) - 00:37


JUMAT IKAN 02:01 (1semut) - -
JUMAT IKAN 02:18 (1semut) - -
JUMAT IKAN 03:37 (1semut) - -
JUMAT ROTI 04:05 (1semut) - -
JUMAT ROTI 04:31 (1semut) - -
JUMAT IKAN 14:50 (1semut) - -
JUMAT IKAN 18:30 (1semut) - -
JUMAT ROTI 23:44 (1semut) - -
JUMAT IKAN 24:32 (1semut) - 26:42
B. Gambar Perilaku Semut Hari Kamis

Agregasi IKAN Bawa Makanan Agregasi IKAN Agregasi IKAN Bawa Ke Lubang

Agregasi IKAN

ETOLOGI ITERA 4
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

JUDUL MODUL : ETOGRAM PERILAKU MENCIT


NAMA/ : Lidya Santi Margaretha/119180010
NIM
ASISTEN : Karista Sandra, O’ Ozan, Aji Rangga, Claudia Tiara, Agung Prasetyo
HARI/TANGGAL : Kamis, 09 September 2021
C. Gambar Perilaku Semut Hari Jumat
Semua nya hanya membawa makanan

4.2 Pembahasan
Semut merupakan salah satu kelompok yang paling “sosial” dalam genus serangga dan hidup
sebagai masyarakat yang disebut “koloni”, yang “tergorganisasi” luar biasa baik. Tatanan organisasi
mereka begitu maju sehingga dapat dikatakan dalam segi ini mereka memiliki peradaban yang mirip
dengan peradaban manusia.Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang
terkadang terdiri dari ribuan semut perkoloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut
pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk
mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-
koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. (Ivan Mahadika Putra, 2017)
Pada perilaku makan semut, awalnya semut mengintai dalam artian melihat keadaan sekeliling
kemudian mendekati dengan berjalan mendekati sumber makan, setelah itu memakan sedikit makanan
nya dengan memoncongkan mulut dan menghisap atau memakan makanan tersebut kemudian semut
yang lainnya mengikuti jejak semut tadi dan terbentuklah agregasi (perkumpulan) semut bergotong
royong untuk membawa makanan itu dengan rute jalan tercepat dan membawanya ke lubang sarang
mereka. Pada saat semut beragregasi, ada faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut yaitu faktor
lingkungan biotic yaitu adanya vegetasi tumbuhan yang penting dalam komunitas hewan tanah, faktor
abiotik yaitu suhu, pH tanah, dan kelembaban udara, juga faktor sistem komunikasi sebagai pertahanan
bersama, faktor kimiawi yang disekresikan pada semut. Jika senyawa ini tidak dikeluarkan oelh kelenjar
endokrin mereka, maka tidak akan terjadi karena senyawa tersebut untuk kode. (Chusnaidy, 2013)
Organ reseptor yang berperan dalam perilaku semut adalah endokrin sebagai pensekresi
senyawa foremon untuk kode terjadinya agregasi, antenna di bagian ujung nya sebagai penerjemah
“kata” kimia tersebut. Struktur antenna semut memiliki 12 segmen. Dan sifat agregasi pada semut
adalah temporer atau sementara. Karena agregasi tidaklah permenan, karena indeks agresi menunjukkan
terdapat variasi kombinasi koloni pada suatu agregasi. (Husamah, 2012)

DAFTAR PUSTAKA

Bolton, B. (2014). Identification Guide to the Ant Genera of the world. London: Harvard University: Harvard
University Press.
Chusnaidy. (2013). IDENTIFIKASI HAMA SERANGGA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT. Palembang:
repository.um-palembang.
Husamah, H. (2012). EKOLOGI HEWAN TANAH. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Ivan Mahadika Putra, M. H. (2017). Struktur Komunitas Semut di Lahan Pertanian Organik dan Anorganik Desa
Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Bioma, 3-7.
Rion APriyadi, I. S. (2015). Agresi Imtraspesifik pada semut invasif (Anoplolepis gracilipes) SMith
(Hymenmoptera: Formicidae) di Kebun Raya Bogor. Jurnal Entomologi Indonesia, 8-10.
Rochmah Supriati, W. P. (2019). IDENTIFIKASI JENIS SEMUT FAMILI FORMICIDAE DI KAWASAN
TAMAN WISATA ALAM PANTAI PANJANG PULAU BAAI KOTA BENGKULU. Jurnal
Konservasi Hayati Vol.1 10, 2-5.

ETOLOGI ITERA 5
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

JUDUL MODUL : ETOGRAM PERILAKU MENCIT


NAMA/ : Lidya Santi Margaretha/119180010
NIM
ASISTEN : Karista Sandra, O’ Ozan, Aji Rangga, Claudia Tiara, Agung Prasetyo
HARI/TANGGAL : Kamis, 09 September 2021

ETOLOGI ITERA 6
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

JUDUL MODUL : ETOGRAM PERILAKU MENCIT


NAMA/ : Lidya Santi Margaretha/119180010
NIM
ASISTEN : Karista Sandra, O’ Ozan, Aji Rangga, Claudia Tiara, Agung Prasetyo
HARI/TANGGAL : Kamis, 09 September 2021

Priyambodo, S. (2013). Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Yogyakarta: Swadaya.

Schradin C, N. P. (2013). Paternal Care in the Social and Diurnal Striped Mouse (Mus
musculus): Laboratory and Field Evidence 117(3). Journal of Comparative , 317-324.

Suhara. (2012). Ilmu Kelakuan Hewan (Animal Behavior). Bandung: FMIPA UPI.

Susilowati, R. S. (2011). Tingkah Laku HEwan . Etologi Hewan , 63-68.

ETOLOGI ITERA 1
LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

JUDUL MODUL : ETOGRAM PERILAKU MENCIT


NAMA/ : Lidya Santi Margaretha/119180010
NIM
ASISTEN : Karista Sandra, O’ Ozan, Aji Rangga, Claudia Tiara, Agung Prasetyo
HARI/TANGGAL : Kamis, 09 September 2021

ETOLOGI ITERA 1

Anda mungkin juga menyukai