Anda di halaman 1dari 11

DISUSUN OLEH (X MIPA 3)=

1. AGNES LINDA HAPSARI (01)


2. ALIFIAN SANTOSA P (03)
3. ARGHYA PRAMUDITA (06)
4. ERLINDA DEWANTI (14)
5. EVITA ANASTASYA S (15)
6. MIFTAKHUL KHARIS (25)
7. VIORYANGGA PUTRA M (31)
8. YUDHA NUGRAHA A P (33)

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENGAMATAN

1. Judul Pengamatan : Laporan Hasil Pengamatan di Wana Wisata Penggaron


2. Nama : 1) Agnes Linda Hapsari
2) Alifian Santosa Putra
3) Arghya Pramudita
4) Evita Anastasya
5) Erlinda Dewanti
6) Miftakhul Kharis
7) Vioryangga Putra Mahendra
8) Yudha Nugraha Adi Putra
3. Kelas : X MIPA 3

Semarang, 21 Mei 2019


Mengetahui,
Guru Pembimbing

Suprihatiyono

1
TIM ANGGOTA=
1. Agnes Linda Hapsari (01)
2. Alifian Santosa Putra (03)
3. Argya Pramudita (06)
4. Erlinda Dewanti (14)
5. Evita Anastasya S (15)
6. Miftakhul Kharis (25)
7. Vioryangga Putra M (31)
8. Yudha Nugraha P (33)

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………….1
TIM ANGGOTA………………………………………………………………………………..2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Tujuan……………………………………………………………………………………4
B. Manfaat…………………………………………………………………………………..4
BAB 2 KAJIAN TEORI………………………………………………………………………..5
BAB 3 METODOLOGI
A. Lokasi………………………………………………………………………………….....6
B. Metode yang digunakan………………………………………………………………….6
C. Hasil Pengamatan………………………………………………………………………...6
BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………………………………………...8
BAB 5 PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….9
B. Saran……………………………………………………………………………………...9
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………..10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mempelajari ekosistem hutan dan air tawar.

B. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa antara lain dapat mempelajari ekosistem secara
langsung.
2. Bagi Proses Pembelajaran Biologi
Manfaat hasil penelitian ini bagi proses pembelajaran biologi adalah sebagai
penerapan ilmu pengetahuan alam dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan integritas sekolah.

4
BAB II

KAJIAN TEORI

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara
utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem
sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponen.

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem
buatan. Ekosistem darat adalah ekosistem yang lingkungan hidup eksternalnya didominasi oleh daratan.
Hanya 29,24% dari seluruh permukaan bumi. Ekosistem perairan merupakan suatu unit ekologis yang
mempunyai komponen biotik dan abiotik yang saling berhubungan di habitat perairan. Sedangkan
ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Di dalam ekosistem terdapat rantai makanan, yaitu lintasan konsumsi makanan yang terdiri dari
beberapa spesies organisme. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofik. Bagian paling
sederhana dari suatu rantai makanan berupa interaksi dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa
dengan pemangsa.

Ada tiga tipe rantai makanan dalam hampir semua komunitas. Tipe pertama dikenal sebagai tipe
rantai makanan perumput yaitu materi tumbuhan yang berpindah dari kelompok konsumen yang satu
ke kelompok konsumen berikutnya. Tipe kedua dikenal sebagai rantai makanan pembusuk yang di
dalamnya organisme-organisme yang mati diuraikan oleh serangkaian organisme pembusuk. Tipe ketiga
dikenal sebagai rantai makanan parasit yang di dalamnya organisme yang lebih kecil memangsa
organisme yang besar.

Sebenarnya proses makan memakan dalam rangka untuk mendapatkan energi yang terjadi di
dalam komponen biotik ekosistem tidaklah sederhana, rantai-rantai makanan membentuk jaringan-
jaringan yang kompleks sehingga disebut jaring-jaring makanan.

Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari
produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa pada saat terjadi
peristiwa makan dan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke
makhluk hidup pemakannya.

5
BAB III

METODELOGI

3.1 Identitas Fisik


A. Lokasi = Wana Wisata Penggaron

B. Waktu pengamatan = Sabtu, 13 April 2019

C. Pukul = 09.50 WIB

D. Ploting area = Luas area yang diobservasi seluas 15 M²

E. Ketinggian = 1.200 Mdpl

F. Suhu = 29°C

G. Kelembaban = 92%

H. Kecepatan Angin = 8 Km/Jam

I. Cuaca = Cerah Berawan

J. Ordinat = (-7.115,145,110,4206)

3.2 Metode yang digunakan

 Observasi ( digunakan pada saat penelitian )


 Diskusi ( digunakan setelah penelitian )
 Interpretasi ( digunakan pada saat penelitian )

3.3 Hasil Pengamatan

KOMPONEN BIOTIK

1) Spermatophyta ( Angiospermae )

NO MONOCOTYLEDONAE JUMLAH DICOTYLEDONAE JUMLAH


1. Swamp Smartweed 19

2) Animalia ( Invertebrata )

NO NAMA JENIS KELAS NAMA HEWAN JUMLAH


INVERTEBRATA
1. Arthropoda Insecta Belalang Kayu 1
2. Arthropoda Insecta Semut Hitam 2

6
3. Arthropoda Insecta Semut Merah 7
4. Arthropoda Insecta Jangkrik 1
5. Anneilida Oligochaenta Cacing Tanah 3
6. Arthropoda Malacostraca Ketam Sawah 1
7. Arthropoda Malacostraca Udang 1
8. Arthropoda Insecta Anggang-anggang 1
9. Chordata Actinopterygii Ikan mas 1

KOMPONEN ABIOTIK = Tanah, Cahaya Matahari, dan Udara

3) Simbiosis
 Komensalisme = Jangkrik dengan Rumput, Semut dengan Tanah
 Netral = Belalang kayu dengan Cacing
 Amensalisme = Pohon Pinus dengan Tumbuhan disekitarnya
 Kompetisi = Rumput dengan Tanaman lain

4) Daur Biogeokimia
a. Daur Hidrogen & Oksigen (Daur Air)
Air hujan yang jatuh di tanah akan segera menguap kembali ke udara. Air yang
mengalir dan tidak segera menguap ada yang diserap oleh tanaman atau diminum
hewan. Sisanya mengalir di permukaan tanah menjadi sungai, danau, dan ada yang
menembus lapisan tanah menjadi mata air. Air permukaan akan mengalir ke laut.
Evaporasi berasal dari aliran air, sungai, danau dan laut, hewan, serta tanaman.
Proses penguapan air (evaporasi) yang dilepas kembali ke udara dari
vegetasi/tanaman berupa air yang terperangkap tajuk, seperti air hujan atau air
embun. Selain itu, juga berasal dari air sisa metabolisme yang dicapai melalui proses
transpirasi. Pada hewan, sisa-sisa metabolisme (sisa respirasi dan keringat) akan
menguap melalui proses transpirasi menuju udara. Sementara itu, tumbuhan
melakukan evapotranspirasi, yaitu penguapan dari sisa respirasi. Energi evaporasi
sebagian berasal dari radiasi matahari. Daur air tidak pernah berheMlj I menuju
bumi sebagai hujan dan kembali ke atmosfer melalafl evaporasi, kemudian kembali
lagi ke bumi melalui hujan lap untuk mem-berikan suplai kebutuhan air bagi
kehidupan bumi.Daur ini merupakan faktor utama yang mengubah suhu bumi serta
mengangkut berbagai unsur kimia dalam ekosistem.

b. Daur Nitrogen
Di bumi, Nitrogen ada dalam suatu senyawa organik protein, spertiurea, asam
nukleat menjadi larutan anorganik sepertiammonia, nitratm, dan nitrit.
(1) Tahap awal
Daur Nitrogen merupakan transfer nitrogen oleh atmosfir kedalam tanah. Disamping
air hujan yang mengandung sejumlah nitrogen, peningkatan nitrogen kedalam tanah
terbentuk lewat tahap fiksasi nitrogen.
(2) Tahap kedua

7
Nitrat yang diperoleh dari fiksasi biologis dibuat oleh produsen (tumbuhan) diganti
sebagai molekul protein. Seterusnya apabila hewan maupun tumbuhan binasa,
makhluk yang mengurai mengubahnya sebagai gas amoniak (NH3) beserta garam
ammonium nan luruh dalam air (NH4+).

c. Daur Fosfor
Dalam bumi, fosfor terbagi menjadi 2 bentuk, diantaranya senyawa fosfat organik
(di tumbuhan serta hewan) dengan senyawa fosfatanorganik (oleh air dan tanah).
Fosfat organik pada hewan serta tumbuhan yang tidak hidup di uraikan dengan
decomposer (pengurai) sebagai fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang luruh dalam
air tanah maupun air laut bisa terkikis serta mengendap pada sedimen laut. Oleh
sebab itu, fosfat terdapat melimpah pada batu karang serta fosil. Fosfat yang berasal
dari batu serta fosil terkikis kemudian membentuk fosfat anorganik yang luruh
dalam air tanah serta laut. Fosfat anorganik ini kemudian diserap serat tumbuhan
lagi dan siklus tersebut berulang berkelanjutan.

d. Daur Sulfur
Daur belerang diperoleh dalam wujud sulfat anorganik. Sulfur di susutkan oleh
bakteri sebagai sulfida dan tidak jarang terdapat dalam wujud sulfur dioksida
maupun hidrogen sulfida. Beberapa macam bakteri terkait oleh sulfur air,
diantaranya Desulfomaculum serta Desulfibrio yang mau mereduksi sulfat sebagai
sulfida dalam wujud hidrogen sulfida (H2S). Selanjutnya H2S dimanfaatkan bakteri
fotoautotrof anaerobseperti Chromatium serta membebaskan sulfur dengan
oksigen. Sulfur diodaksi sebagai sulfat oleh mikrob kemolitotrof seperti Thiobacillus

8
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Kami memiliki ploting area seluas 15 Km² dan menemukan beberapa spesies rumput liar, lumut
daun, pohon pinus, jangkrik, semut, belalang, dan kumbang di ekosistem darat. Populasi
ekosistem darat didominasi oleh rumput liar.
2. Dalam ekosistem air, kami menemukan ketam sawah, udang, cacing, anggang-anggang, ikan
kecil.
3. Simbiosis yang terjadi antara jangkrik dan rumput adalah simbiosis komensalisme, karena
jangkrik mendapatkan tempat perlindungan dari predator dan juga mendapat makanan
sedangkan rumput tidak untung dan tidak rugi.
4. Terjadi kompetisi dalam mendapatkan makanan antara rumput dengan tanaman lain
5. Rantai makanan =
a. Ekosistem Air = Cahaya matahari-Tumbuhan air-Ikan-Fitoplankton-Serangga air-
Ketam-Udang-Pengurai
b. Ekosistem Darat = Cahaya matahari-Rumput liar-Belalang/Kumbang/Jangkrik-Semut-
Pengurai

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Ekosistem bergantung oleh kelengkapan komponen. Komponen yang ada di ekosistem daratan sekitar
kampus meliputi komponen biotik dan abiotik yang saling berkaitan. Komponen biotik adalah
komponen yang tak hidup yang menunjang ekosistem seperti tumnuhan (pohon pinus) dan hewan
(jangkrik, semut, belalang, dan kumbang). Sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang hidup
seperti tanah, batu, sinar matahari, angin, ranting, daun kering, air, dan benda tak hidup lainnya.

B. SARAN

1. Dalam menghitung jumlah komponen abiotik dan biotik sebaiknya dilakukan secara cermat dan
teliti.
2. Sebaiknya memilih daerah pengamatan yang terdapat banyak komponen abiotik maupun biotik
agar interaksi antar komponen dan kelengkapannyan bisa diamati dengan jelas dan lengkap.
3. Sebaiknya tetap menjaga ekosistem yang ada ketika praktikum.

9
LAMPIRAN

1. Ekosistem Darat

2. Ekosistem Air

10

Anda mungkin juga menyukai