Anda di halaman 1dari 10

1

Judul: Ekosistem

I. KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Ekosistem

Puspita (2009: 173) menyatakan bahwa “Ekosistem merupakan interaksi bolak

balik antar makhluk hidup (biotik) dengan lingkungannya (abiotik)”. Ilmu yang

mempelajari tentang ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani,

yaitu oikos yang artinya rumah, dan logos yang artinya ilmu. Jadi, ekologi

merupakan ilmu yang mempelajari tentang interaksi antarmakhluk hidup, dan

interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

B. Komponen Ekosistem

Secara garis besar komponen ekosistem terdiri atas komponen abiotik dan

komponen biotik.

1. Komponen Abiotik

“Komponen biotik merupakan komponen ekosistem yang bersifat tak hidup”.

(Subardi, 2009: 198). Komponen ekosistem abiotik meliputi hal-hal berikut:

a. Tanah, habitat sebagian besar makhluk hidup. Tumbuhan membutuhkan tanah

sebagai sumber unsur hara maupun air. Demikian pula hewan-hewan yang

menggunakan tanah sebagai tempat hidupnya serta melakukan segala

aktivitasnya.
2

b. Air, tidak akan ada kehidupan tanpa air. Semua makhluk hidup membutuhkan

air untuk keperluan hidupnya. Hewan dan manusia membutuhkan air untuk

minum.

c. Udara, atmosfer bumi merupakan campuran berbagai macam gas serta partikel-

partikel debu. Subardi (2009: 199) menyatakan bahwa “Sekitar 78% gas di

atmosfer berupa gas nitrogen, 21% gas oksigen, 1% gas argon, serta 0,035%

terdiri gas CO2, sisanya berupa uap air”.

d. Suhu, setiap makhluk hidup membutuhkan suhu tertentu yang sesuai untuk

melakukan aktivitas hidupnya dengan optimum.

e. Sinar matahari, tumbuhan hijau mampu mengubah zat anorganik menjadi zat

organik jika ada bantuan energi sinar matahari.

f. Kelembaban. Kelembaban udara menyatakan persentase jumlah uap air di udara.

Udara lembab membantu pertumbuhan jamur dan bakteri.

g. Altitude dan latitude, ketinggian tempat dari permukan laut disebut altitude dan

perbedaan jarak dari garis lintang disebut latitude. Altitude dan latitude sangat

memengaruhi sebaran makhluk hidup.

2. Komponen Biotik

a. “Produsen, semua organisme yang memiliki kemampuan melakukan sintesis

senyawa organik dari zat-zat anorganik disebut produsen”. (Rohina, 2009: 176)

b. Konsumen, organisme yang mendapatkan makanan dari organisme lain.

c. Detritivor, sisa-sisa organisme maupun bangkai organisme yang telah hancur

atau lapuk. Detritus merupakan sumber energi bagi detritivor.


3

d. Dekomposer, merupakan organisme pengurai sampah organik menjadi zat-zat

anorganik.

C. Organisme dalam Ekosistem

Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, organisme dalam ekosistem dapat

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Organisme Autotrof

Organisme autotrof merupakan organisme yang mampu mensintesis zat

makanannya sendiri. Organisme autotrof dibedakan menjadi fotoautotrof dan

kemoautotrof.

2. Organisme Heterotrof

Organisme heterotrof merupakan organisme yang tidak mampu menghasilkan

zat makanan sendiri, hidupnya bergantung pada organisme lain. “Satuan organisasi

kehidupan dalam ekosistem terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu individu, populasi,

komunitas, ekosistem, bioma, biosfer”. (Campbell, 2002: 200)

a. Individu, merupakan organisme tunggal. Misalnya seekor ayam, sebatang pohon

mangga.

b. Populasi, merupakan sekumpulan organisme sejenis yang mendiami habitat

tertentu pada waktu tertentu. Misalnya populasi padi di sawah.

c. Komunitas, merupakan kumpulan dari beberapa populasi yang menempati suatu

habitat tertentu. Misalnya komunitas sawah, terdiri dari populasi padi, populasi

belalang, dan populasi wereng yang hidup di satu sawah.


4

d. Ekosistem, merupakan interaksi antara komunitas dengan lingkungan biotik dan

abiotoknya.

e. Bioma, merupakan sekelompok ekosistem pada suatu benua yang mempunyai

struktur dan ketampakan vegetasi yang sama.

f. Biosfer, merupakan kesatuan dari berbagai ekosistem yang ada di muka bumi.

D. Tipe-tipe Ekosistem

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan

ekosistem buatan.

1. Ekosistem Air (Akuatik)

Ekosistem perairan adalah ekosistem yang faktor lingkungannya didominasi

oleh perairan. Ekosistem perairan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem air

tawar, dan ekosistem air laut.

2. Ekosistem Darat

Ekosistem darat adalah ekosistem yang faktor lingkungannya didominasi oleh

daratan. Berdasarkan topografinya, ekosistem darat di Indonesia dapat dibedakan

menjadi dua yaitu, ekosistem vegetasi pamah, dan ekosistem vegetasi pegunungan.

3. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah suatu ekosistem yang dibentuk melalui adanya

campur tangan manusia, ekosistem buatan dicirikan dengan rendahnya

keanekaragaman organisme yang hidup di dalamnya. Adapun beberapa contoh

ekosistem buatan misalnya ekosistem bendungan, ekosistem sawah, dan ekosistem

pemukiman.
5

II. PELAKSANAAN PRATIKUM

A. Pratikum I: Populasi Makhluk Hidup

1. Alat

a. Gunting

b. 4 buah tali rafiah 50 cm.

c. Mistar

d. Stopwatch atau jam tangan.

e. Alat tulis menulis.

2. Bahan

3. Langkah Kerja

a. Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b. Mengukur dan memotong empat tali rafiah masing-masing sepanjang 50 cm.

c. Mempertemukan kedua ujung tali rafiah, mengikat keduanya hingga membentuk

satu kesatuan.

d. Meletakkan ketiga tali rafiah yang telah di ikat sebagai plot secara acak pada

tempat yang berbeda (di tempat yang kering, basah, dan lembab) membentuk

plot persegi.

e. Mengamati setiap plot selama lima menit dan mencatat semua makhluk yang

terdapat dalam plot tersebut.

f. Mengisi tabel hasil pengamatan.


6

III. HASIL PENGAMATAN PRATIKUM

A. Hasil Pengamatan Pratikum I: Populasi Makhluk Hidup


7

IV. ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRATIKUM

A. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum I: Populasi Makhluk Hidup

Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa gunting, empat buah tali

rapiah 50 cm, mistar, stopwatch atau jam tangan, dan alat tulis menulis. Selanjutnya,

pengamat mempertemukan kedua ujung tali rafiah, dan mengikat keduanya hingga

membentuk satu kesatuan. Pengamat kemudian mempertemukan semua ujung tali

rafiah dan mengikatnya membentuk persegi empat. Pengamat selanjutnya

meletakkan tali rafiah yang telah dirangkai membentuk persegi pada tempat yang

berbeda (di tempat yang kering, basah, dan lembab). Pengamat kemudian mengamati

setiap plot selama lima menit dan mencatat biotik dan abiotik yang terdapat dalam

plot tersebut. Pengamat selanjutnya mengisi tabel hasil pengamatan.

Hasil yang diperoleh adalah plot yang di letakkan pada tempat kering terdapat

biotik yang berupa tiga ekor semut, tiga helai daun, empat batang tumbuhan, dan tiga

akar tumbuhan. Abiotik berupa tanah, delapan buah kerikil, 6 helai daun kering,

cahaya, dan udara. Jadi, kepadatan populasi yang terdapat pada tempat kering yaitu

semut 0,0012; daun 0,0012; batang 0,0016; dan akar 0,0012. Plot yang diletakkan

pada tempat basah terdapat biotik yang berupa empat ekor lalat, sepuluh jentik

nyamuk, tujuh ekor cacing, lima lumut, dua batang tumbuhan. Abiotik berupa air,

daun kering lima helai, tanah, oksigen, batu, pasir, dan plastik. Jadi, kepadatan

populasi yang terdapat pada tempat basah yaitu lalat 0,0016; jentik nyamuk 0,004;

cacing 0,0028; lumut 0,002; tumbuhan 0,0008. Sedangkan, plot yang diletakkan pada
8

tempat lembab terdapat 70 ekor semut, 52 batang rumput, empat lumut, dua batang

pohon palem. Abiotik berupa delapan buah batu, angin, cahaya, 2.500 cm2 tanah, tiga

buah plastik, kelembaban, 13 helai daun kering. Jadi, kepadatan populasi yang

terdapat pada tempat lembab yaitu semut 0,028; rumput 0,0208; lumut 0,0016; pohon

palem 0,0008.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas diketahui bahwa setiap lingkungan

memiliki komponen biotik dan abiotik yang berbeda. Kepadatan populasi pada setiap

lingkungan berbeda (kering, basah, dan lembab).


9

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan Pengamatan I: Populasi Makhluk Hidup

Kepadatan populasi suatu wilayah dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.


10

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, dkk. 2002. Biologi Jilid III. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Muslimin, dkk. 2016. Konsep Dasar Ipa 2. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Puspita, Diana dan Iip Rohima. 2009. Alam Sekitar Terpadu Kelas 8. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi, dkk. 2009. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai