EKOSISTEM
A. KOMPONEN EKOSISTEM
Ekosistem adalah sistem alam yang dibentuk dari interaksi antar mahluk hidup dengan
lingkungannya. Ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adalah Ekologi. Komponen-
komponen ekosistem yaitu :
1. Komponen biotik
Yaitu komponen yang tersusun dari seluruh mahluk hidup. Setiap mahluk hidup memiliki
habitat dan relung. Habitat adalah tempat tinggal organisme di alam. Relung/Niche/Nisia
adalah fungsi atau peran suatu mahluk hidup dalam ekosistem. Adapun tingkatan organisasi
kehidupan yaitu:
1) Individu merupakan oranisme tunggal, misalnya seekor tikus, sebatang pohon jambu,
seorang manusia dan lain-lain. Setiap individu berusaha mempertahankan hidupnya
dengan beradaptasi melalui :
a. Adaptasi morfologi yaitu penyesuaian bentuk tubuh, contoh bentuk gigi, moncong,
paruhdan lainnya.
b. Adaptasi fisiologi yaitu penyesuaian fungsi fisiologi tubuh, contoh kelenjar bau pada
musang, kantong tinta pada cumi-cumi, perubahan warna pada bunglon.
c. Adaptasi prilaku yaitu adaptasi yang didasar pada prilaku, contoh pura-pura tidur atau
mati,migrasi dan lainnya.
2) Populasi adalah sekumpulan organisme dari satu spesies yang menempati kawasan
tertentu.Contoh populasi semut, sekelompok gajah dan lain-lain.
3) Komunitas adalah kumpulan dari populasi-populasi yang menempati area dan wilayah
tertentu dalam kurun waktu tertentu. Contoh komunitas kolam, komunitas sawah dan lain-
lain.
4) Ekosistem satuan fungsional antara mahluk hidup dengan lingkungannya yang
dibedakan berdasarkan habitat dan fungsinya. Contoh ekosistem air tawar, ekosistem
hutan dan lain-lain.
5) Bioma adalah kesatuan ekosistem dalam sekala luas. Contohnya bioma hutan hujan
tropis,bioma padang rumput dan lainnya.
6) Biosfer adalah seluruh ekosistem yang berada di seluruh permukaan bumi.
2. Komponen abiotik
Yaitu aspek tak hidup yang ada dalam ekosistem, diantaranya : cahaya, udara, air, batu,
tanah, suhu, dan topografi (keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu
tempat).
5) Kompetisi merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda
yang terjadi karena adanya persaingan untuk mendapat sumber daya yang terbatas.
6) Parasitisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang
berbeda yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang
dengan organisme lainnya (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang
ditumpanginya.
2. Interaksi antar komponen biotik dan abiotik
➢ Interaksi antar komponen biotik terhadap abiotik, contohnya pengaruh cacing terhadap
kesuburan tanah, pengaruh tumbuhan terhadap kesuburan tanah, kebersihan udara dan
ketersediaan air, serta pengaruh manusia terhadap komponen abiotik lingkungan.
➢ Interaksi antar kompoen abiotik terhadap biotik, contohnya pengaruh air, cahaya, udara
dan suhu terhadap organisme
C. MACAM-MACAM EKOSISTEM
Di bumi tidak hanya tersusun dari satu jenis ekosistem, melainkan dari banyak jenis ekosistem.
Setiap macam ekosistem mempunyai karakteristik yang berbeda. Berikut 3 macam ekosistem
yaitu :
1. Ekosistem darat
Bioma adalah ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis
vegetasi yang dominan pada wilayah tersebut. Jenis bioma ada 6 yaitu :
1) Bioma hutan hujan tropis, terletak disepanjang garis khatulistiwa sehingga memiliki
ciri intensitas cahaya tinggi, lama siang dan lama malam sama, intensitas curah hujan
tinggi, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
2) Bioma padang rumput atau stepa, memiliki ciri curah hujan sedang, kondisinya kering
sehingga pohon jarang bisa tumbuh, vegetasi dominan rumput-rumputan dan semak.
3) Bioma gurun, memiliki ciri curah hujan sangat rendah, sehingga gurun sangat kering,
vegetasi dominan seperti kaktus.
4) Bioma hutan gugur temperata, mimiliki ciri curah hujan lebih rendah dari hutan hujan
tropis yaitu 75-150 cm per tahun, memiliki 4 musim yaitu musim dingin, semi, panas dan
gugur. Jenis hewannya melakukan hibernasi pada musim dingin.
5) Bioma taiga, memiliki ciri musim dingin yang sangat dingin dan musim panas yang
sangat singkat. Pada musim dingin lantai hutan tertutupi salju, vegetasi dominan
tumbuhan konifer memiliki ciri daunnya berbentuk jarum seperti pohon pinus.
6) Bioma tundra, memiliki ciri terletak di sekitar kutub utara sehingga suhunya sangat
dingin, keanekaragaman spesiesnya rendah, vegetasi utamanya lumut.
2. Ekosistem aquatik, dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Ekosistem air tawar digolongkan menjadi
a. Danau, bagian dasar danau yang dangkal disebut zone litoral, bagian yang terbuka
disebut zone limnetik. Cahaya matahari masih bisa berpenetrasi disebut zone fotik
sebaliknya zoneafotik.
b. Lahan basah terdiri dari rawa, rawa lumpur dan tanah gambut
c. Sungai adalah badan air yang bergerak terus menerus menuju satu arah. Bagian hulu
sungaikadar materi organik rendah, kadar oksigen tinggi. Sedangkan hilir sebaliknya.
2) Ekosistem air laut, digolongkan menjadi lautan, pantai, estuari (muara, pertemuan sungai
dengan air laut) dan terumbu karang.
3. Ekosistem buatan
Yaitu ekosistem yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya
sawah,waduk, tambak, perkebunan kopi dan lainnya.
Mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran mahluk hidup lain. Salah satu
bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun
secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan.
a. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu.
Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan
dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.
Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput
dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh
jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk tumbuh dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat
trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan
hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki
tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh
hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder
(Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang
menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
b. Jaring-jaring Makanan
Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana. Kenyataannya
dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu
menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu
memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang
saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai
makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring makanan berikut!
Dapatkah kalian menentukan ada berapa rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan tersebut?
Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa menentukan berapa jumlah rantai makanan
penyusun jaring-jaring makanan, kalian harus menuliskan urutannya satu per satu dengan teliti.
c. Piramida Makanan
Seumpama katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang akan terjadi?
Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena tidak ada pemangsanya.
Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada makanan. Yang terjadi berikutnya adalah
belalang pun akan banyak yang mati karena jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan
belalang yang jumlahnya bertambah banyak.
Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti kalian ketahui di
atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk
itu kita harus arif dan bijak dengan tidak melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan
alam dan kelangsungan hidup kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat
dengan menjaga kelestarian alam di sekitar kita.
D. DAUR BIOGEOKIMIA
Daur biogeokimia atau daur materi adalah perpindahan materi kimia dari lingkungan ke dalam
tubuh organisme dan dikembalikan lagi ke alam, yang dalam prosesnya melibatkan komponen-
komponen ekoseistem. Daur materi dalam ekosistem dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Daur materi senyawa
Yaitu daur materi kimia yang selama proses perpindahannya hanya terjadi proses perubahan
bentuk (fasanya), sedangkan bentuk ikatan molekulnya tetap, contohnya : daur air atau daur
hidrologi. Daur air melibatkan proses evaporasi (penguapan), transpirasi (penguapan dari organ
tumbuhan), persipitasi (hujan, salju) dan kondensasi (pembentukkan awan).
2. Daur materi unsur
Yaitu daur materi kimia yang selama proses perpindahannya melibatkan perubahan bentuk dan
ikatan molekulnya, contohnya yaitu :
a. Daur Karbon
Yaitu perpindahan unsur karbon dari lingkungan ke dalam organisme dan kembali lagi ke
lingkungan. Karbon yang ada di atmosfer (CO2) diambil tumbuhan untuk proses fotosintesis.
b. Daur Nitrogen
Yaitu perpindahan materi Nitrogen dari lingkungan ke organisme dan kembali lagi ke alam.
Nitrogen di lingkungan dalam bentuk gas (N2). Daur Nitrogen meliputi 5 peristiwa penting
yaitu
1) Fiksasi Nitrogen adalah proses perubahan gas nitrogen (N2) yang tidak aktif menjadi
amonia (NH3) yang lebih aktif oleh peristiwa pembakaran, proses industri, sambaran
petir dan aksi gunung berapi. Nitrogen difiksasi agar dapat diikat dan digunakan oleh
organismesalah satunya bakteri Rhizobium yang hidup di bintil akar kacang-kacangan
2) Nitrifikasi adalah proses perubahan senyawa amonia (NH3) menjadi nitrat
3) Asimilasi adalah proses dimana akar tanaman menyerap senyawa nitrat (NH3)
kemudianmengubahnya menjadi molekul penyusun senyawa protein dan asam nukleat.
4) Amonifikasi adalah peristiwa dimana dekomposer mengubah senyawa nitrogen organik
yang terdapat pada organisme mati menjadi amonia (NH3).
5) Denitrifikasi yaitu proses perubahan senyawa Nitrogen menjadi gas N2 kembali ke
atmosfer
c. Daur Oksigen
Yaitu perpindahan senyawa oksigen yang ada di atmosfer, biosfer dan litosfer ke
organisme dan kembali lagi ke alam. Faktor penting dalam daur oksigen adalah proses
fotosintesis
d. Daur Fosfor
Di dalam daur fosfor tidak terjadi pelepasan unsur atau senyawa fosfor ke atmosfer, karena
tidak ada gas yang mengandung fosfor. Daur fosfor hanya berlangsung melalui tanah, lautan,
batuan, dan organisme. Fosfor dapat ditemukan dalam bentuk fosfat (PO 3-4) yang dapat
diserap oleh tumbuhan.
e. Daur Sulfur
Yaitu perpindahan materi sulfur dari lingkungan ke organisme dan kembali lagi ke alam.
Tumbuhan mendapat sulfur dalam bentuk (SO 42-) dengan cara menyerap air yang ada di
sekitarnya. Hewan dan manusia mendapat materi sulfur dengan cara memakan tumbuhan.
Sulfur kembali ke alam melalui dekomposisi bakteri pembusuk.
2
LEMBAR INFORMASI
POLUSI DI INDUSTRI
Limbah Industri dapat berupa jenis logam berat seperti Cadmium (Ccl), merkuri
(Hg), dan timbal (Pb). Selain itu, juga pewarna sintetis dan zat kimia lain
sesuai dengan jenis industrinya. Melalui rantai makanan zat – zat di
atas terakumulasi pada tubuh hewan dan manusia yang dapat menyebabkan
kematian.
b) Pencemaran Tanah.
Limbah industry, seperti asam sulfat
c) Pencemaran udara
- Gas Karbonmonoksida (CO).
- Gas Karbondioksida (CO2)
- Gas Belerang (SO2) dan Nitrogen Oksida (NO2)
Macam- macam limbah industri atau limbah pabrik adalah sebagai berikut:
1. Limbah cair
Jenis limbah pabrik yang pertama adalah limbah pabrik yang berbentuk cair.
Limbah pabrik cair merupakan sisa- sisa produksi dari pabrik yang bentuknya cair.
Biasanya limbah pabrik cair ini akan dibuang langsung ke saluran air seperti
selokan, kali bahkan lautan. Limbah cair ini sifatnya ada yang berbahaya dan ada
pula yang dapat dinetralisir secara cepat.
Limbah pabrik yang berbahaya yang dibuang langsung ke saluran seperti kali, laut
maupun selokan tanpa dinetralisir terlebih dahulu pada akhirnya akan mencemari
saluran- saluran tersebut sehingga akan menyebabkan ekosistem air menjadi
rusak, bahkan banyak makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. Contoh limbah cair
dari pabrik ini antara lain adalah sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair,
limbah tempe, limbah tahu, kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut,
serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.
2. Limbah padat
Selain limbah cair, jenis limbah pabrik selanjutnya adalah limbah padat. Limbah
padat merupakan buangan dari hasil- hasil industri yang tidak terpakai lagi yang
berbentuk padatan, lumpur maupun bubur yang berasal dari suatu proses
pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan- kegiatan industri,
serta dari tempat- tempat umum. Limbah padat seperti ini apabila dibuang di
dalam air pastinya akan mencemari air tersebut dan dapat menyebabkan makhluk
hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.
Sementara apabila dibuang di wilayah daratan tanpa adanya proses pengolahan,
maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut. Beberapa contoh dari limbah
pabrik padat antara lain adalah plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas,
kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, lumpur- lumpur sisa industri, dan lain
sebagainya.
3. Limbah gas
Selain limbah cair dan limbah padat, ada pula jenis limbah pabrik lainnya yakni
limbah gas. Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami
maupun sebagai hasil aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul gas dan
pada umumnya memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup
yang ada di Bumi. Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas. Oleh karena bentuknya
gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara Beberapa contoh
limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik
sisa produksi dan lain sebagainya.
Itulah beberapa macam limbah yang dapat dihasilkan dari aktivitas industri.
Limbah- limbah pabrik tersebut dapat polusi bagi tanah, air maupun udara yang
pada akhirnya akan mencemari lingkungan yang menjadi tempat tinggal makhluk
hidup. Padahal kita telah mengetahui bahwasannya pencemaran merupakan hal
yang tidak baik dan dapat menyebabkan banyak dampak buruk.
C. Dampak Pencemaran Limbah Pabrik
Pencemaran merupakan peristiwa yang dapat merugikan makhluk hidup. Ada banyak
sekali dampak yang dapat ditimbulkan dari pencemaran limbah pabrik ini. Dampak-
dampak yang ditimbulkan ini tentu saja merupakan dampak yang buruk. Adapun
dampak- dampak yang dapat muncul sebab adanya pencemaran limbah pabrik ini
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Dampak bagi kesehatan
Dampak kesehatan yang ditimbulkan dari limbah pabrik ini antara lain adalah sebagai
berikut:
• Menyebabkan adanya sampah beracun.
• Timbul penyakit yang menular dari rantai makanan
• Timbulnya penyakit jamur.
• Menyebabkan penyakit kolera, diare, dan tifus.
• Timbul sampah yang dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan
tikus.
• Timbul sampah yang akan menjadi tempat perkembangbiakan lalat sehingga
mudah menularkan infeksi.
2. Dampak bagi lingkungan
Selain akan berdampak pada kesehatan, adanya limbah pabrik ini juga dapat
menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Adapun beberapa dampak negatif yang
disebabkan oleh limbah pabrik bagi lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:
• Menurunnya kualitas lingkungan
• Menurunnya estetika atau nilai keindahan lingkungan
• Terhambatnya pengembangan negara
• Membuat lingkungan kurang nyaman untuk ditempati
• Membuat makhluk hidup yang terkena pencemaran menjadi musnah atau mati.
Itulah beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat adanya pencemaran yang
dilakukan oleh industri pabrik bagi lingkungan. Maka dari itulah bagi masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah yang merupakan daerah industri maka hal mengenai
limbah ini harus selalu diwaspadai agar tidak merusak lingkungan. Demikianlah
dampak- dampak yang bisa ditimbulkan oleh adanya pencemaran oleh limbah pabrik.
Dampak negatif tersebut akan selalu terasa apabila tidak diusahakan untuk mengolah
limbah secara baik dan benar. Maka dari itulah perlu adanya upaya- upaya tertentu
agar limbah yang dihasilkan dapat dinetralisir agar tidak membahayakan, dan apabila
sudah terlanjur tercemar maka harus diupayakan untuk mengatasi pencemaran-
pencemaran tersebut.
D. Upaya Mengatasi Pencemaran Limbah Pabrik
Pencemaran yang terjadi di lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik akan
menjadi persoalan yang serius apabila tidak mendapatkan perhatian dengan baik.
Pencemaran limbah pabrik akan menyababkan dampak- dampak negatif yang sangat
merugikan lingkungan dan juga makhluk hidup. Dengan demikian perlu diadakan
upaya- upaya agar dapat mengatasi pencemaran yang terjadi Beberapa upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran yang diakibatkan limbah pabrik antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Mengupayakan pengelolahan limbah sebaik mungkin
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pabrik merupakan limbah yang
berbahaya, karena sebagain pabrik menggunakan bahan- bahan kimia dalam
operasional produksi pabrik mereka. Maka dari itulah harus diupayakan langkah-
langkah untuk membuat limbah menjadi ramah lingkungan dan tidak mengandung zat-
zat yang berbahaya. setelah limbah- limbah yang dihasilkan ini menjadi ramah
lingkungan, maka membuangnya langsung ke lingkungan tidak akan menyebabkan
pencemaran.
Contoh yang paling banyak adalah ketika limbah pabrik berupa limbah cair maupun
limbah gas. Setelah limbah cair dan gas ini diolah sedemikian rupa, maka bisa dilepas
ke alam (misal ke laut dan juga angkasa). Dan pembuangan limbah tersebut secara
langsung di lingkungan tidak akan menyebabkan pencemaran air dan juga
pencemaran udara.
2. Tidak membuang limbah cair langsung ke sumber air
Cara bijak yang lainnya adalah tidak membuang limbah pabrik yang cair ke dalam
sumber air secara langsung, terlebih tanpa adanya penyaringan dan pengolahan
terlebih dahulu. Limbah cair yang langsung berasal dari pabrik, tanpa diolah biasanya
akan menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Hal ini karena belum adanya
pemisahan antara zat yang berbahaya maupun tidak.
Apabila limbah segar seperti ini langsung di buang ke sungai maupun laut maka akan
menyebabkan ekosistem laut dan ekosistem sungai menjadi rusak dan tercemar. Hal
ini papsti akan berdampak pada matinya banyak makhluk hidup yang menghuni
sumber air tersebut.
3. Mengubur limbah- limbah yang bersifat organik
Untuk limbah pabrik padat, maka perlu adanya tindakan yang berbeda antara limbah-
limbah organik dan non organik. Limbah- limbah yang bersifat organik bisa dikubur
karena limbah tersebut dapat terurai dengan abik apabila dikubur di dalam tanah.
Dengan mengubur limbah- limbah organik maka kita hanya mengatasi keberadaan
limbah organik saja, namun juga kita akan mendapatkan tanah yang lebih subur dan
dapat digunakan untuk berbagai kepentingan tertentu yang pastinya akan bermanfaat.
4. Menggunakan kembali limbah- limbah pabrik yang masih bisa didaur ulang
Selain limbah- limbah organik, ternyata limbah anorganik juga mempunyai
penanganannya sendiri. limbah pabrik anorganik yang sulit untuk diurai secara alami
maka dapat dipilah- pilah. Dan limbah yang bersifat anorganik ini dapat kita daur ulang
untuk menjadi sesuatu yang baru. Limbah anorganik yang masih bisa untuk didaur
ulang sebaiknya kita daur ulang saja. Disamping kita membantu menangani persoalan
limbah padat pabrik, kita juga dapat menghamat bahan baku.
5. Menanam banyak pepohonan
Cara bijaksana yang selannjutnya adalah menanam banyak pohon di sekitar pabrik.
Hal ini lebih mengarah ke limbah gas. Limbah pabrik yang bersifat gas biasanya
dibuang melalui cerobong asap dan selanjutnya akan mencemari udara. Udara yang
tercemar ini akan menyebabkan penipisan pada lapisan ozon pada akhirnya apabila
tidak ditangani dengan baik. Maka dari itulah, kita dianjurkan untuk menanam
pepohonan untuk dapat menetralisir udara yang telah tercemar tersebut agar tidak
terlalu berbahaya.
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani pencemaran dari Limbah
pabrik tersebut. Sebagai manusia yang mengelola Bumi, maka kita harus
memeperhatikannya dan mengupayakan usaha- usaha yang baik agar dapat
menyelamatkan lingkungan.
Limbah industri adalah jenis limbah yang dihasilkan olleh proses produksi. Bentuk
dari limbah produksi bermacam - macam. Ada yang berupa limbah industri cair,
limbah industri padat, dan lain - lain. Beberapa wilayah i Indonesia memiliki sejumlah
kawasan berikat, yaitu kawasan yang banyak terdapat industri di dalamnya.
Pemerintah telah secara tegas mengatur pengelolaan limbah industri supaya tidak
mengganggu hajat hidup orang banyak. Diantaranya adalah dengan melakukan
pengolahan limbah industri dengan tepat seperti beberapa contoh pengolahan limbah
industri di bawah ini:
Dari beberapa limbah industri, masih ada beberapa diantaranya yang bisa diolah
kembali menjadi barang baru yang layak jual. Seperti limbah kayu industri furniture
yang bisa dimanfaatkan untuk membuat anek kerajinan tangan yang memiliki nilai
jual sehingga selain bisa menyerap tenaga kerja juga bisa mendaatangkan
pemasukan bagi kita.
Ini berlaku bagi limbah industri cair. Pemerintah telah menerapkan prosedur
pengolaan limbah cair supaya tidak mencemari sumur warga. Bahkan di beberapa
perusahaan besar telah mmenerapkkan sistem pengelolaan limbah cair yang
dihasilkan menjadi air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat
3. Di daur ulang
Beberapa jenis limbah industri yang non organik (yang tidak bisaa terurai olah alam)
perlu dilakukan proses daur - ulang. Limbah industri seperti plastik dan kertas adalah
contoh jenis limbah industri yang bisa didaur-ulang untuk dijadikan sebuah produk
baru atau bahkan menjadi materal / bahan industri yang lain
Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bakteri - bakteri aerob yang
banyak terdapat di udara. Dengan membiarkan bak - bak penampungaan imbah di
udaraterbuka sehingga bakteri - bakteri aerob bisa mengoksiddasi limbah. Contoh
jenis bakteri yang digunakan untuk proses ini adalah bakteri hydrogenomonas flava
METODA PENANGANAN
LIMBAH
A. METODA PENANGANAN LIMBAH PADAT
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan
industri dandomestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah
tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari
tempat-tempatumum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik,
metal, gelas/kaca,organik, bakteri, kulit telur, dllSumber-sumber dari limbah padat sendiri
meliputi seperti pabrik gula, pulp,kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah,
ikan, atau daging.
Metoda Penanganan limbah padat adalah sebagai berikut:
1. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan
terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka,
. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat
berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat
menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan
yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
2. Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan
lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada
landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung
– plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan
yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik.
3. Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut
insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat
banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
4. 3R
• Reuse ( Mendaur pakai)
• Reduce (Mengurangi)
• Recycle (daur ulang)
c. Pengendapa
Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak
digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah
cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat
mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang
kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain
metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
2. Tahap sekunder
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan
melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat tiga metode
pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan
tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam
perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
3. Tahap Tersier
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat
zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat.
Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat
yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik
terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman. Pengolahan tersier sering disebut juga
pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses
kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode
saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
4. Desinfetan
li Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia,
yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam
menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
✓ Daya racun zat
✓ Waktu kontak yang diperlukan
✓ Efektivitas zat
✓ Kadar dosis yang digunakan
✓ Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
✓ Tahan terhadap air
✓ Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),
penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah
selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke
lingkungan.
5. Pengelolaan lumpur
n Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara
langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah
biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian
disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill),
dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
.
4. Elektrostatik
Elektrostatik merupakan salah satu cabang fisika yang berhadapan dengan gaya yang
dikeluarkan oleh medan listrik statik (tidak berubah) kepada sebuah objek yang bermuatan.
Aplikasi elektrostatik dalam dunia industri digunakan untuk mengatasi masalah limbah
debu. Industri yang banyak mengaplikasikannya yaitu seperti PLTU (Pembangkit Listrik
Tenaga Uap), pabrik gula, dan pabrik semen. Salah satu penerapannya yaitu penggunaan
electrostatic precipitator (ESP).
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan
effisiensi tinggi (diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar. Dengan
menggunakan electrostatic precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar dari
cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16% (dimana efektifitas penangkapan debu mencapai
99,84%).
• Lokasi pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar lokasi
penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:
1) daerah bebas banjir;
2) jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
1) daerah bebas banjir;
2) jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
3) jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m;
4) jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
5) dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m.
• Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:
1) sistem kemanan fasilitas;
2) sistem pencegahan terhadap kebakaran;
3) sistem pencegahan terhadap kebakaran;
4) sistem penanggulangan keadaan darurat;
5) sistem pengujian peralatan;
6) dan pelatihan karyawan.
Pengolahan limbah B3
Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut: