Anda di halaman 1dari 25

MATERI AJAR IPAS KELAS X

EKOSISTEM
A. KOMPONEN EKOSISTEM
Ekosistem adalah sistem alam yang dibentuk dari interaksi antar mahluk hidup dengan
lingkungannya. Ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adalah Ekologi. Komponen-
komponen ekosistem yaitu :
1. Komponen biotik
Yaitu komponen yang tersusun dari seluruh mahluk hidup. Setiap mahluk hidup memiliki
habitat dan relung. Habitat adalah tempat tinggal organisme di alam. Relung/Niche/Nisia
adalah fungsi atau peran suatu mahluk hidup dalam ekosistem. Adapun tingkatan organisasi
kehidupan yaitu:
1) Individu merupakan oranisme tunggal, misalnya seekor tikus, sebatang pohon jambu,
seorang manusia dan lain-lain. Setiap individu berusaha mempertahankan hidupnya
dengan beradaptasi melalui :
a. Adaptasi morfologi yaitu penyesuaian bentuk tubuh, contoh bentuk gigi, moncong,
paruhdan lainnya.
b. Adaptasi fisiologi yaitu penyesuaian fungsi fisiologi tubuh, contoh kelenjar bau pada
musang, kantong tinta pada cumi-cumi, perubahan warna pada bunglon.
c. Adaptasi prilaku yaitu adaptasi yang didasar pada prilaku, contoh pura-pura tidur atau
mati,migrasi dan lainnya.
2) Populasi adalah sekumpulan organisme dari satu spesies yang menempati kawasan
tertentu.Contoh populasi semut, sekelompok gajah dan lain-lain.
3) Komunitas adalah kumpulan dari populasi-populasi yang menempati area dan wilayah
tertentu dalam kurun waktu tertentu. Contoh komunitas kolam, komunitas sawah dan lain-
lain.
4) Ekosistem satuan fungsional antara mahluk hidup dengan lingkungannya yang
dibedakan berdasarkan habitat dan fungsinya. Contoh ekosistem air tawar, ekosistem
hutan dan lain-lain.
5) Bioma adalah kesatuan ekosistem dalam sekala luas. Contohnya bioma hutan hujan
tropis,bioma padang rumput dan lainnya.
6) Biosfer adalah seluruh ekosistem yang berada di seluruh permukaan bumi.
2. Komponen abiotik
Yaitu aspek tak hidup yang ada dalam ekosistem, diantaranya : cahaya, udara, air, batu,
tanah, suhu, dan topografi (keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu
tempat).

B. INTERAKSI DALAM EKOSISTEM


Dalam suatu ekosistem, komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dan berhubungan timbal
balik. Macam-macam interaksi dalam ekosistem yaitu :
1. Interaksi antar komponen biotik
1) Mutualisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang
berbeda yang saling menguntungkan.
2) Komensialisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang
berbeda yang mana hanya satu organisme saja yang memperoleh keuntungan sedangkan
yang lainnya tidak berpengaruh.
3) Alelopati merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda
yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan organisme lainnya melalui pelepasan toksin atau racun
4) Predasi merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda
yang mana satu organisme memakan organisme lainnya.

5) Kompetisi merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda
yang terjadi karena adanya persaingan untuk mendapat sumber daya yang terbatas.
6) Parasitisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang
berbeda yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang
dengan organisme lainnya (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang
ditumpanginya.
2. Interaksi antar komponen biotik dan abiotik
➢ Interaksi antar komponen biotik terhadap abiotik, contohnya pengaruh cacing terhadap
kesuburan tanah, pengaruh tumbuhan terhadap kesuburan tanah, kebersihan udara dan
ketersediaan air, serta pengaruh manusia terhadap komponen abiotik lingkungan.
➢ Interaksi antar kompoen abiotik terhadap biotik, contohnya pengaruh air, cahaya, udara
dan suhu terhadap organisme

C. MACAM-MACAM EKOSISTEM
Di bumi tidak hanya tersusun dari satu jenis ekosistem, melainkan dari banyak jenis ekosistem.
Setiap macam ekosistem mempunyai karakteristik yang berbeda. Berikut 3 macam ekosistem
yaitu :
1. Ekosistem darat
Bioma adalah ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis
vegetasi yang dominan pada wilayah tersebut. Jenis bioma ada 6 yaitu :
1) Bioma hutan hujan tropis, terletak disepanjang garis khatulistiwa sehingga memiliki
ciri intensitas cahaya tinggi, lama siang dan lama malam sama, intensitas curah hujan
tinggi, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
2) Bioma padang rumput atau stepa, memiliki ciri curah hujan sedang, kondisinya kering
sehingga pohon jarang bisa tumbuh, vegetasi dominan rumput-rumputan dan semak.
3) Bioma gurun, memiliki ciri curah hujan sangat rendah, sehingga gurun sangat kering,
vegetasi dominan seperti kaktus.
4) Bioma hutan gugur temperata, mimiliki ciri curah hujan lebih rendah dari hutan hujan
tropis yaitu 75-150 cm per tahun, memiliki 4 musim yaitu musim dingin, semi, panas dan
gugur. Jenis hewannya melakukan hibernasi pada musim dingin.
5) Bioma taiga, memiliki ciri musim dingin yang sangat dingin dan musim panas yang
sangat singkat. Pada musim dingin lantai hutan tertutupi salju, vegetasi dominan
tumbuhan konifer memiliki ciri daunnya berbentuk jarum seperti pohon pinus.
6) Bioma tundra, memiliki ciri terletak di sekitar kutub utara sehingga suhunya sangat
dingin, keanekaragaman spesiesnya rendah, vegetasi utamanya lumut.
2. Ekosistem aquatik, dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Ekosistem air tawar digolongkan menjadi
a. Danau, bagian dasar danau yang dangkal disebut zone litoral, bagian yang terbuka
disebut zone limnetik. Cahaya matahari masih bisa berpenetrasi disebut zone fotik
sebaliknya zoneafotik.
b. Lahan basah terdiri dari rawa, rawa lumpur dan tanah gambut
c. Sungai adalah badan air yang bergerak terus menerus menuju satu arah. Bagian hulu
sungaikadar materi organik rendah, kadar oksigen tinggi. Sedangkan hilir sebaliknya.
2) Ekosistem air laut, digolongkan menjadi lautan, pantai, estuari (muara, pertemuan sungai
dengan air laut) dan terumbu karang.
3. Ekosistem buatan
Yaitu ekosistem yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya
sawah,waduk, tambak, perkebunan kopi dan lainnya.

C. INTERAKSI ANTAR MAHLUK HIDUP

Mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran mahluk hidup lain. Salah satu
bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun
secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan.

a. Rantai Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu.
Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan
dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.

Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput
dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh
jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk tumbuh dan berkembang.

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat
trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan
hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki
tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh
hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder
(Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang
menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.

b. Jaring-jaring Makanan

Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana. Kenyataannya
dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu
menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu
memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang
saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan.

Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai
makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring makanan berikut!

Dapatkah kalian menentukan ada berapa rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan tersebut?
Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa menentukan berapa jumlah rantai makanan
penyusun jaring-jaring makanan, kalian harus menuliskan urutannya satu per satu dengan teliti.

c. Piramida Makanan

Seumpama katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang akan terjadi?
Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena tidak ada pemangsanya.
Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada makanan. Yang terjadi berikutnya adalah
belalang pun akan banyak yang mati karena jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan
belalang yang jumlahnya bertambah banyak.

Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti kalian ketahui di
atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk
itu kita harus arif dan bijak dengan tidak melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan
alam dan kelangsungan hidup kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat
dengan menjaga kelestarian alam di sekitar kita.

D. DAUR BIOGEOKIMIA
Daur biogeokimia atau daur materi adalah perpindahan materi kimia dari lingkungan ke dalam
tubuh organisme dan dikembalikan lagi ke alam, yang dalam prosesnya melibatkan komponen-
komponen ekoseistem. Daur materi dalam ekosistem dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Daur materi senyawa
Yaitu daur materi kimia yang selama proses perpindahannya hanya terjadi proses perubahan
bentuk (fasanya), sedangkan bentuk ikatan molekulnya tetap, contohnya : daur air atau daur
hidrologi. Daur air melibatkan proses evaporasi (penguapan), transpirasi (penguapan dari organ
tumbuhan), persipitasi (hujan, salju) dan kondensasi (pembentukkan awan).
2. Daur materi unsur
Yaitu daur materi kimia yang selama proses perpindahannya melibatkan perubahan bentuk dan
ikatan molekulnya, contohnya yaitu :
a. Daur Karbon
Yaitu perpindahan unsur karbon dari lingkungan ke dalam organisme dan kembali lagi ke
lingkungan. Karbon yang ada di atmosfer (CO2) diambil tumbuhan untuk proses fotosintesis.
b. Daur Nitrogen
Yaitu perpindahan materi Nitrogen dari lingkungan ke organisme dan kembali lagi ke alam.
Nitrogen di lingkungan dalam bentuk gas (N2). Daur Nitrogen meliputi 5 peristiwa penting
yaitu
1) Fiksasi Nitrogen adalah proses perubahan gas nitrogen (N2) yang tidak aktif menjadi
amonia (NH3) yang lebih aktif oleh peristiwa pembakaran, proses industri, sambaran
petir dan aksi gunung berapi. Nitrogen difiksasi agar dapat diikat dan digunakan oleh
organismesalah satunya bakteri Rhizobium yang hidup di bintil akar kacang-kacangan
2) Nitrifikasi adalah proses perubahan senyawa amonia (NH3) menjadi nitrat
3) Asimilasi adalah proses dimana akar tanaman menyerap senyawa nitrat (NH3)
kemudianmengubahnya menjadi molekul penyusun senyawa protein dan asam nukleat.
4) Amonifikasi adalah peristiwa dimana dekomposer mengubah senyawa nitrogen organik
yang terdapat pada organisme mati menjadi amonia (NH3).
5) Denitrifikasi yaitu proses perubahan senyawa Nitrogen menjadi gas N2 kembali ke
atmosfer
c. Daur Oksigen
Yaitu perpindahan senyawa oksigen yang ada di atmosfer, biosfer dan litosfer ke
organisme dan kembali lagi ke alam. Faktor penting dalam daur oksigen adalah proses
fotosintesis
d. Daur Fosfor
Di dalam daur fosfor tidak terjadi pelepasan unsur atau senyawa fosfor ke atmosfer, karena
tidak ada gas yang mengandung fosfor. Daur fosfor hanya berlangsung melalui tanah, lautan,
batuan, dan organisme. Fosfor dapat ditemukan dalam bentuk fosfat (PO 3-4) yang dapat
diserap oleh tumbuhan.
e. Daur Sulfur
Yaitu perpindahan materi sulfur dari lingkungan ke organisme dan kembali lagi ke alam.
Tumbuhan mendapat sulfur dalam bentuk (SO 42-) dengan cara menyerap air yang ada di
sekitarnya. Hewan dan manusia mendapat materi sulfur dengan cara memakan tumbuhan.
Sulfur kembali ke alam melalui dekomposisi bakteri pembusuk.
2
LEMBAR INFORMASI

POLUSI DI INDUSTRI

Dengan datangnya Revolusi Industri, manusia mampu berkembang


semakin maju di abad ke-21. Teknologi berkembang pesat, sains menjadi maju, dan
era manufaktur mulai terlihat. Namun kemajuan ini juga mendatangkan masalah lain,
yaitu polusi industri. Sebelumnya, industri yang ada adalah pabrik kecil yang
menghasilkan asap sebagai pencemar utama. Namun, karena jumlah pabrik terbatas
dan hanya bekerja beberapa jam sehari, tingkat polusi tidak meningkat secara
signifikan. Tetapi, ketika pabrik-pabrik ini menjadi industri skala besar, masalah polusi
industri mulai menjadi sorotan. Segala bentuk polusi yang bersumber langsung dari
praktik industri dikenal sebagai polusi industri. Sebagian besar polusi di planet ini juga
berasal dari beberapa jenis industri. Polusi ini menimbulkan dampak yang besar bagi
lingkungan.
Polusi di industri dapat mencemari sumber air minum, melepaskan racun
ke udara dan mengurangi kualitas tanah. Dampak dari polusi tersebut berimbas pada
makhluk hidup dan lingkungannya. Beberapa makhluk hidup yang ada di muka bumi
ini terkena dampaknya. Polusi adalah masuknya zat atau komponen lainnya yang
merusak air, tanah dan udara. (Polusi kerap kali ditemui dalam kehidupan sehari hari,
seperti asap kendaraan di jalan raya, asap pabrik yang mengotori udara, limbah
minyak yang dibuang sembarangan di darat, dan sampah yang berserakan di sungai.
Dampak polusi pada umumnya berefek kepada makhluk hidup. Makhluk hidup adalah
suatu organisme yang dapat/bisa mempertahankan dirinya dari segala macam
perubahan lingkungan dan dapat juga untuk berkemban biak demi melestarikan
jenisnya.

A. Pengertian Pencemaran / Polusi


Kita telah mengetahui arti atau makna dari pencemaran atau polusi yang
pada intinya adalah dimasukkannya sesuatu yang dapat menyebabkan materi
awalnya menjadi berkeadaan tidak baik dan menyimpang dari fungsi yang
sebenarnya. Polusi juga dapat berarti bercampurnya zat pencemar ke dalam
lingkungan karena aktifitas manusia atau kegiatan alami Sementara itu sesuatu yang
dapat menyebabkan pencemaran ini sangat beragam , yakni bisa berupa makhluk
hidup, zat, energi maupun komponen- komponen lain. Sesuatu yang menyebabkan
pencemaran ini biasanya disebut dengan limbah. Limbah ini dapat kita temukan
dalam keseharian kita. bahkan apa saja aktivitas manusia, sangat berpotensi
menghasilkan limbah.

B. Pencemaran / Polusi Limbah Industri


Kita sudah mengatahui pengertian dari polusi dan juga limbah pabrik.
Dengan demikian kita bisa mengetahui dari penggabungan pengertian kata- kata di
atas bahwasannya pencemaran limbah pabrik merupakan pencemaran yang
disebabkan karena adanya limbah pabrik dari hasil industrialisasi. Limbah pabrik ini
bisa saja berbentuk cair, padat maupun gas. Dan pencemaran ini juga bisa
menyerang air, udara maupun tanah. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai
pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik atau limbah insustri.

➢ Macam- macam Limbah Pabrik atau Industri


Industri merupakan salah satu bidang perekonomian yang menjanjikan dalam
kesuksesan. Bahkan salah satu tolok ukur suatu negara dikatakan maju adalah
apabila mata pencaharaian penduduknya yang semula di bidang pertanian dapat
beralih ke bidang industri. Industri di dunia pun ada banyak sekali macamnya, ada
industri makanan, industri tekstil, industri pembuatan elektronik, industri pembuatan
alat transportasi, hingga pembuatan alat- alat berat. Industri yang ada pun bisa
berskala kecil, menengah maupun berskala besar. Masing- masing skala industri
tersebut mempunyai limbahnya masing- masing. Dengan demikian limbah industry
dapat mengakibatkan polusi . Macam-macam pencemaran / polusi :
a. Berdasarkan Sifat Zat Pencemaran
a) Pencemaran Biologis. Pencemaran biologis adalah pencemaran yang
disebabkan oleh adanya mikroorganisme, seperti : salmonella typhosa.
b) Pencemaran fisik. Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan
oleh benda cair, benda padat, maupun gas, seperti : kaleng, plastic, kaca
c) Pencemaran Kimiawi. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang
disebabkan oleh zat kimia, seperti : adanya senyawa logam, detergent,
nitrat, asam sulfat, DDT.
b. Berdasarkan Tempat Terjadinya
a) Pencemaran Air.

Pencemaran air dapat berupa :

Limbah Industri dapat berupa jenis logam berat seperti Cadmium (Ccl), merkuri
(Hg), dan timbal (Pb). Selain itu, juga pewarna sintetis dan zat kimia lain
sesuai dengan jenis industrinya. Melalui rantai makanan zat – zat di
atas terakumulasi pada tubuh hewan dan manusia yang dapat menyebabkan
kematian.

b) Pencemaran Tanah.
Limbah industry, seperti asam sulfat
c) Pencemaran udara
- Gas Karbonmonoksida (CO).
- Gas Karbondioksida (CO2)
- Gas Belerang (SO2) dan Nitrogen Oksida (NO2)

Macam- macam limbah industri atau limbah pabrik adalah sebagai berikut:
1. Limbah cair
Jenis limbah pabrik yang pertama adalah limbah pabrik yang berbentuk cair.
Limbah pabrik cair merupakan sisa- sisa produksi dari pabrik yang bentuknya cair.
Biasanya limbah pabrik cair ini akan dibuang langsung ke saluran air seperti
selokan, kali bahkan lautan. Limbah cair ini sifatnya ada yang berbahaya dan ada
pula yang dapat dinetralisir secara cepat.
Limbah pabrik yang berbahaya yang dibuang langsung ke saluran seperti kali, laut
maupun selokan tanpa dinetralisir terlebih dahulu pada akhirnya akan mencemari
saluran- saluran tersebut sehingga akan menyebabkan ekosistem air menjadi
rusak, bahkan banyak makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. Contoh limbah cair
dari pabrik ini antara lain adalah sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair,
limbah tempe, limbah tahu, kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut,
serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.
2. Limbah padat
Selain limbah cair, jenis limbah pabrik selanjutnya adalah limbah padat. Limbah
padat merupakan buangan dari hasil- hasil industri yang tidak terpakai lagi yang
berbentuk padatan, lumpur maupun bubur yang berasal dari suatu proses
pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan- kegiatan industri,
serta dari tempat- tempat umum. Limbah padat seperti ini apabila dibuang di
dalam air pastinya akan mencemari air tersebut dan dapat menyebabkan makhluk
hidup yang tinggal di dalamnya akan mati.
Sementara apabila dibuang di wilayah daratan tanpa adanya proses pengolahan,
maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut. Beberapa contoh dari limbah
pabrik padat antara lain adalah plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas,
kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, lumpur- lumpur sisa industri, dan lain
sebagainya.
3. Limbah gas
Selain limbah cair dan limbah padat, ada pula jenis limbah pabrik lainnya yakni
limbah gas. Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami
maupun sebagai hasil aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul gas dan
pada umumnya memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup
yang ada di Bumi. Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas. Oleh karena bentuknya
gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara Beberapa contoh
limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik
sisa produksi dan lain sebagainya.
Itulah beberapa macam limbah yang dapat dihasilkan dari aktivitas industri.
Limbah- limbah pabrik tersebut dapat polusi bagi tanah, air maupun udara yang
pada akhirnya akan mencemari lingkungan yang menjadi tempat tinggal makhluk
hidup. Padahal kita telah mengetahui bahwasannya pencemaran merupakan hal
yang tidak baik dan dapat menyebabkan banyak dampak buruk.
C. Dampak Pencemaran Limbah Pabrik
Pencemaran merupakan peristiwa yang dapat merugikan makhluk hidup. Ada banyak
sekali dampak yang dapat ditimbulkan dari pencemaran limbah pabrik ini. Dampak-
dampak yang ditimbulkan ini tentu saja merupakan dampak yang buruk. Adapun
dampak- dampak yang dapat muncul sebab adanya pencemaran limbah pabrik ini
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Dampak bagi kesehatan
Dampak kesehatan yang ditimbulkan dari limbah pabrik ini antara lain adalah sebagai
berikut:
• Menyebabkan adanya sampah beracun.
• Timbul penyakit yang menular dari rantai makanan
• Timbulnya penyakit jamur.
• Menyebabkan penyakit kolera, diare, dan tifus.
• Timbul sampah yang dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan
tikus.
• Timbul sampah yang akan menjadi tempat perkembangbiakan lalat sehingga
mudah menularkan infeksi.
2. Dampak bagi lingkungan
Selain akan berdampak pada kesehatan, adanya limbah pabrik ini juga dapat
menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Adapun beberapa dampak negatif yang
disebabkan oleh limbah pabrik bagi lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:
• Menurunnya kualitas lingkungan
• Menurunnya estetika atau nilai keindahan lingkungan
• Terhambatnya pengembangan negara
• Membuat lingkungan kurang nyaman untuk ditempati
• Membuat makhluk hidup yang terkena pencemaran menjadi musnah atau mati.

Itulah beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat adanya pencemaran yang
dilakukan oleh industri pabrik bagi lingkungan. Maka dari itulah bagi masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah yang merupakan daerah industri maka hal mengenai
limbah ini harus selalu diwaspadai agar tidak merusak lingkungan. Demikianlah
dampak- dampak yang bisa ditimbulkan oleh adanya pencemaran oleh limbah pabrik.
Dampak negatif tersebut akan selalu terasa apabila tidak diusahakan untuk mengolah
limbah secara baik dan benar. Maka dari itulah perlu adanya upaya- upaya tertentu
agar limbah yang dihasilkan dapat dinetralisir agar tidak membahayakan, dan apabila
sudah terlanjur tercemar maka harus diupayakan untuk mengatasi pencemaran-
pencemaran tersebut.
D. Upaya Mengatasi Pencemaran Limbah Pabrik
Pencemaran yang terjadi di lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik akan
menjadi persoalan yang serius apabila tidak mendapatkan perhatian dengan baik.
Pencemaran limbah pabrik akan menyababkan dampak- dampak negatif yang sangat
merugikan lingkungan dan juga makhluk hidup. Dengan demikian perlu diadakan
upaya- upaya agar dapat mengatasi pencemaran yang terjadi Beberapa upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran yang diakibatkan limbah pabrik antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Mengupayakan pengelolahan limbah sebaik mungkin
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pabrik merupakan limbah yang
berbahaya, karena sebagain pabrik menggunakan bahan- bahan kimia dalam
operasional produksi pabrik mereka. Maka dari itulah harus diupayakan langkah-
langkah untuk membuat limbah menjadi ramah lingkungan dan tidak mengandung zat-
zat yang berbahaya. setelah limbah- limbah yang dihasilkan ini menjadi ramah
lingkungan, maka membuangnya langsung ke lingkungan tidak akan menyebabkan
pencemaran.
Contoh yang paling banyak adalah ketika limbah pabrik berupa limbah cair maupun
limbah gas. Setelah limbah cair dan gas ini diolah sedemikian rupa, maka bisa dilepas
ke alam (misal ke laut dan juga angkasa). Dan pembuangan limbah tersebut secara
langsung di lingkungan tidak akan menyebabkan pencemaran air dan juga
pencemaran udara.
2. Tidak membuang limbah cair langsung ke sumber air
Cara bijak yang lainnya adalah tidak membuang limbah pabrik yang cair ke dalam
sumber air secara langsung, terlebih tanpa adanya penyaringan dan pengolahan
terlebih dahulu. Limbah cair yang langsung berasal dari pabrik, tanpa diolah biasanya
akan menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Hal ini karena belum adanya
pemisahan antara zat yang berbahaya maupun tidak.
Apabila limbah segar seperti ini langsung di buang ke sungai maupun laut maka akan
menyebabkan ekosistem laut dan ekosistem sungai menjadi rusak dan tercemar. Hal
ini papsti akan berdampak pada matinya banyak makhluk hidup yang menghuni
sumber air tersebut.
3. Mengubur limbah- limbah yang bersifat organik
Untuk limbah pabrik padat, maka perlu adanya tindakan yang berbeda antara limbah-
limbah organik dan non organik. Limbah- limbah yang bersifat organik bisa dikubur
karena limbah tersebut dapat terurai dengan abik apabila dikubur di dalam tanah.
Dengan mengubur limbah- limbah organik maka kita hanya mengatasi keberadaan
limbah organik saja, namun juga kita akan mendapatkan tanah yang lebih subur dan
dapat digunakan untuk berbagai kepentingan tertentu yang pastinya akan bermanfaat.
4. Menggunakan kembali limbah- limbah pabrik yang masih bisa didaur ulang
Selain limbah- limbah organik, ternyata limbah anorganik juga mempunyai
penanganannya sendiri. limbah pabrik anorganik yang sulit untuk diurai secara alami
maka dapat dipilah- pilah. Dan limbah yang bersifat anorganik ini dapat kita daur ulang
untuk menjadi sesuatu yang baru. Limbah anorganik yang masih bisa untuk didaur
ulang sebaiknya kita daur ulang saja. Disamping kita membantu menangani persoalan
limbah padat pabrik, kita juga dapat menghamat bahan baku.
5. Menanam banyak pepohonan
Cara bijaksana yang selannjutnya adalah menanam banyak pohon di sekitar pabrik.
Hal ini lebih mengarah ke limbah gas. Limbah pabrik yang bersifat gas biasanya
dibuang melalui cerobong asap dan selanjutnya akan mencemari udara. Udara yang
tercemar ini akan menyebabkan penipisan pada lapisan ozon pada akhirnya apabila
tidak ditangani dengan baik. Maka dari itulah, kita dianjurkan untuk menanam
pepohonan untuk dapat menetralisir udara yang telah tercemar tersebut agar tidak
terlalu berbahaya.
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani pencemaran dari Limbah
pabrik tersebut. Sebagai manusia yang mengelola Bumi, maka kita harus
memeperhatikannya dan mengupayakan usaha- usaha yang baik agar dapat
menyelamatkan lingkungan.

D. Pengolahan Limbah di Industri

Limbah industri adalah jenis limbah yang dihasilkan olleh proses produksi. Bentuk
dari limbah produksi bermacam - macam. Ada yang berupa limbah industri cair,
limbah industri padat, dan lain - lain. Beberapa wilayah i Indonesia memiliki sejumlah
kawasan berikat, yaitu kawasan yang banyak terdapat industri di dalamnya.
Pemerintah telah secara tegas mengatur pengelolaan limbah industri supaya tidak
mengganggu hajat hidup orang banyak. Diantaranya adalah dengan melakukan
pengolahan limbah industri dengan tepat seperti beberapa contoh pengolahan limbah
industri di bawah ini:

1. Diolah menjadi barang baru yang layak jual

Dari beberapa limbah industri, masih ada beberapa diantaranya yang bisa diolah
kembali menjadi barang baru yang layak jual. Seperti limbah kayu industri furniture
yang bisa dimanfaatkan untuk membuat anek kerajinan tangan yang memiliki nilai
jual sehingga selain bisa menyerap tenaga kerja juga bisa mendaatangkan
pemasukan bagi kita.

2. Di olah supaya layak konsumsi

Ini berlaku bagi limbah industri cair. Pemerintah telah menerapkan prosedur
pengolaan limbah cair supaya tidak mencemari sumur warga. Bahkan di beberapa
perusahaan besar telah mmenerapkkan sistem pengelolaan limbah cair yang
dihasilkan menjadi air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat

3. Di daur ulang

Beberapa jenis limbah industri yang non organik (yang tidak bisaa terurai olah alam)
perlu dilakukan proses daur - ulang. Limbah industri seperti plastik dan kertas adalah
contoh jenis limbah industri yang bisa didaur-ulang untuk dijadikan sebuah produk
baru atau bahkan menjadi materal / bahan industri yang lain

3. Menggunakan bakteri pengolah limbah

Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bakteri - bakteri aerob yang
banyak terdapat di udara. Dengan membiarkan bak - bak penampungaan imbah di
udaraterbuka sehingga bakteri - bakteri aerob bisa mengoksiddasi limbah. Contoh
jenis bakteri yang digunakan untuk proses ini adalah bakteri hydrogenomonas flava
METODA PENANGANAN
LIMBAH
A. METODA PENANGANAN LIMBAH PADAT

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan
industri dandomestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah
tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari
tempat-tempatumum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik,
metal, gelas/kaca,organik, bakteri, kulit telur, dllSumber-sumber dari limbah padat sendiri
meliputi seperti pabrik gula, pulp,kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah,
ikan, atau daging.
Metoda Penanganan limbah padat adalah sebagai berikut:
1. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan
terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka,
. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat
berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat
menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan
yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.

2. Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan
lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada
landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung
– plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan
yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik.
3. Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut
insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat
banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.

4. 3R
• Reuse ( Mendaur pakai)
• Reduce (Mengurangi)
• Recycle (daur ulang)

Daur ulang ( Recycle)


Plastik dan kertas adalah contoh limbah padat yang bisa didaur ulang. Daur ulang limbah
padat menjadi beberapa produk yang memiliki nilai ekonomis.
5. Pengomposan
Ini merupakan cara penanganan limbah padat yang paling umum dipakai masyarakat
dalam mengurangi jumlah limbah padat di sekitar kita.

B. METODA PENANGANAN LIMBAH CAIR


B Limbah cair dapat berasal dari limbah domestik maupun industri. Pengolahan limbah cair
ini dapat dilakukan secara fisika, kimia dan biologi (mikrobiologi). Tujuan utama pengolahan
limbah cair adalah untuk mengurangi polutan organik dan anorganik dalam limbah cair ke level
dimana mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan senyawa toksik dapat dieliminir. Indikator
pencemaran limbah cair dapat diukur dari Biochemical Oxygen Demand (BOD), jumlah relatif
oksigen terlarut yang dikonsumsi oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi materi organik dan
anorganik dalam limbah cair. Makin tinggi oksigen yang digunakan,maka nilai BOD makin
tinggi pula.
erdasPengolahan limbah cair memerlukan beberapa tahapan :
1. Tahap primer
a. Penyaringan (screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji
saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang
efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.

b. Pengolahan Awal (Pretreatment)


Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran
relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya
adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke
dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.

c. Pengendapa
Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak
digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah
cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat
mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang
kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain
metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).

2. Tahap sekunder
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan
melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat tiga metode
pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan
tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam
perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
3. Tahap Tersier
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat
zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat.
Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat
yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik
terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman. Pengolahan tersier sering disebut juga
pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses
kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode
saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.

4. Desinfetan
li Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia,
yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam
menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
✓ Daya racun zat
✓ Waktu kontak yang diperlukan
✓ Efektivitas zat
✓ Kadar dosis yang digunakan
✓ Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
✓ Tahan terhadap air
✓ Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),
penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah
selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke
lingkungan.

5. Pengelolaan lumpur
n Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara
langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah
biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian
disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill),
dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

C. METODA PENANGANAN LIMBAH GAS


1. FILTER UDARA (Fabric filters)
• Alat ini sering digunakan sebagai unit tahap akhir filtrasi partikel debu. Lapisan kain atau
tenun yang digunakan pada alat ini berfungsi untuk menahan partikel debu yang masih
terkandung didalam gas.
Walaupun memiliki efisiensi cukup tinggi, alat ini memiliki beberapa kekurangan, di
antaranya dapat menyebabkan terjadinya penurunan tekanan gas yang melewati medium
filtrasi ini dan terbentuknya lapisan partikel debu di permukaan filter yang akan
mempengaruhi proses filtrasi akibat sifat bahan filter tersebut.
2. PENGENDAPAN SIKLON
Pengendap siklon adalah pengendap debu/abu yang ikut dalam gas buangan atau udara
dalam ruangan pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan
gaya sentrifugal dari udara/gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding
tabung siklon sehingga partikel yang relative berat akan jatuh ke bawah.

Atau Wet collector (scrubber)


• Venturi Scrubber menghilangkan partikel debu dan kontaminan gas tertentu dari gas aliran
dengan memaksanya melewati aliran cair, menghasilkan cairan yang teratomisasi. Tinggi
kecepatan diferensial di antara gas kotor dan cairan droplets menyebabkan partikel
bertumbukan, kemudian akan berkelompok untuk membentuk tetesan yang lebih besar.
Terakhir, tetesan cair tersebut dilemparkan pada dinding alat pemisah dan gas bersih pun
dikeluarkan melalui puncak scrubber. Sebelum gas kotor dilepaskan ke dalam scrubber,
suhu harus direndahkan di bawah 1000C, dan gas bersih harus dipanaskan kembali sebelum
dikeluarkan . Air dipompakan kembali melewati sistem ketika scrubber tidak mampu lagi
menahan partikel debu dan bahan yang terlarut. Proses ini beroperasi dengan efisiensi 85%
untuk pemidahan sulfur dioksida (SO2), 30% untuk pe Proses ini membedah efisiensi
sebanyak sekitar 85% untuk pemisahan dioksida belerang, 30% untuk pemisahan nitrogen
oksida (NO), dan 99% untuk pemisahan debu/partikulat. Skema operasi alat ini ditunjukkan
dalam gambar berikut.

3. Pengendap dengan Gravitasi


Alat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan gaya gravitasi dan kecepatan
yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik untuk partikel dengan ukuran
yang lebih besar dari 40 mikron dan tidak digunakan sebagi pemisah debu tingkat akhir

.
4. Elektrostatik

Elektrostatik merupakan salah satu cabang fisika yang berhadapan dengan gaya yang
dikeluarkan oleh medan listrik statik (tidak berubah) kepada sebuah objek yang bermuatan.
Aplikasi elektrostatik dalam dunia industri digunakan untuk mengatasi masalah limbah
debu. Industri yang banyak mengaplikasikannya yaitu seperti PLTU (Pembangkit Listrik
Tenaga Uap), pabrik gula, dan pabrik semen. Salah satu penerapannya yaitu penggunaan
electrostatic precipitator (ESP).
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan
effisiensi tinggi (diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar. Dengan
menggunakan electrostatic precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar dari
cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16% (dimana efektifitas penangkapan debu mencapai
99,84%).

D. METODA PENANGANAN LIMBAH B3

Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan,


pengolahan dan penimbunan.
Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan limbah B3 harus
dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan
pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga ditembuskan ke Bapedalda setempat.

Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:

• Lokasi pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar lokasi
penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:
1) daerah bebas banjir;
2) jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
1) daerah bebas banjir;
2) jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
3) jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m;
4) jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
5) dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m.
• Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:
1) sistem kemanan fasilitas;
2) sistem pencegahan terhadap kebakaran;
3) sistem pencegahan terhadap kebakaran;
4) sistem penanggulangan keadaan darurat;
5) sistem pengujian peralatan;
6) dan pelatihan karyawan.

• Penanganan limbah B3 sebelum diolah


Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna
menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji analisis
kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat guna pengolahan
limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan kandungan limbah.

Pengolahan limbah B3
Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi


Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses
pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/
solidifikasi . stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia
dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil
atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang.
Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur
(CaOH2), dan bahan termoplastik.

2. Metode Pembuangan Limbah B3


a. Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan
cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah
lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini
akan terperangkap dilapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun,
sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya
lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes kelapisan
b. Kolam penyimpanan (surface impoundments)
limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah
B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan
limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di
dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin
tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut
menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara.
Landfill untuk limbah B3 (secure landfils)
limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus pengamanan tinggi. Pada metode
pembuangan secure landfills, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian
dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3.
Landffill ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi
limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi
cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan metode
yang memliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak
memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.
Metode sanitary landfill yaitu:
1) Metode galian parit (trench method)
Sampah dibuang pada galian parit yang memanjang. Hasil galian digunakan untuk
menutup sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan, kemudian diratakan
kembali. Setelah parit terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit yang terdahulu.
2) Metode area
Sampah dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, lereng bukit
kemudian ditutup dengan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai