Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

BIOLOGI
Ekologi

Oleh :
Kelas: A
Kelompok: 4 (empat)

Amelia Dwi L 200110180001


Adyra Shafa S. 200110180005
Acep Andri A. 200110180045
Aisah Amini Putri 200110180084
Aditya Surya A. 200110180111
Adiba Zata Dini 200110180139
Annisa Ayu L. 200110180299

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keanekaragaman adalah kekayaan atau bentuk kehidupan di bumi baik

tumbuhan, hewan, mikroorganisme, genetika yang dikandungnya maupun

ekosistem, serta proses ekologi yang dibangun menjadi kandungan hidup.

Keanekaragam dapat terjadi karena faktor lingkungan, makhluk hidup yaitu

tumbuhan dan hewan akan cenderung mencari lingkungan yang sesuai dengan

kebutuhannya. Maka dari itu keberagaman makhluk hidup disetiap tempat akan

berbeda-beda meneyesuaikan dengan kebutuhannya. Pengamatan akan dilakukan

di lokasi sekitar Lahan Agrostologi.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dalam melakukan praktikum ekologi ini adalah:

1. Untuk mengetahui unsur-unsur biotik yang ada di Lahan Agrostologi.

2. Untuk mengetahui unsur-unsur abiotik yang ada di Lahan Agrostologi.

3. Untuk mempelajari interaksi antara komponen biotik dan abiotik.

1.3. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Kamis,7 Maret 2019

Waktu : 10.30-12.25

Tempat: Lahan Agrostologi, Universitas Padjadjaran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ekologi

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata oikos dan logos. Oikos

berarti habitat atau tempat tinggal, sedangkan logos berarti pengetahuan atau ilmu.

Berarti ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat atau tempat tinggal.

Istilah ekologi dipakai sebagai satu bagian dari ilmu pengetahuan (Ernst

Haeckel,1866). Secara umum ekologi dapat diartikan sebagai hubungan antara

organisme dan habitatnya atau ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk

hidup dengan lingkungannya.

2.2. Ciri, Struktur, Dinamika, dan Interaksi Tentang Populasi, Komunitas

dan Ekosistem

2.2.1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan beberapa individu yang menempati suatu

wilayah tertentu pada waktu yang sama dan dapat melakukan perkawinan

sesamanya. Misalnya Badak bercula satu di ujung kulon,Banten membentuk suatu

populasi.

Ciri dari suatu populasi yaitu, mempunyai potensi untuk berkembang biak

silang, mempunyai ukuran seperti kerapatan atau kepadatan, mempunyai struktur

umur, dan mampu mempertahankan diri. Populasi bersifat dinamis, dimana

kedinamisan suatu populasi sesuai dengan waktu dan ruang. Pada tingkat

populasi, interaksi dapat terjadi pada individu sejenis ataupun berbeda jenis.

Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu.


2.2.2. Komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup

secara bersama di dalam suatu lingkungan tertentu dimana terjadi interaksi di

dalamnya. Interaksi pada komunitas terjadi antara berbagai populasi dalam suatu

ekosistem. Bentuk interaksinya antara lain:

1. Netral yaitu tidak saling mempengaruhi, misalnya kucing dan lalat

2. Simbiosis yaitu hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup yang

satu dengan makhluk hidup lain. Simbiosis di bagi menjadi 5 yaitu :

- Komensalisme (hubungan organisme dimana satu pihak untung namun

pihak lain tidak mendapat untung atau tidak dirugikan)

- Mutualisme (hubungan yang saling menguntungkan)

- Predasi (predator)

- Kompetisi (persaingan)

- Parasitisme (hanya menguntungkan satu pihak saja)

2.2.3. Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan

nonhayati yang membentuk sistem ekologi. Di dalam ekosistem, interaksi terjadi

antara komponen biotik dan abiotic.

Hubungan antara organisme dan lingkungannya menyebabkan terjadinya

aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat

juga struktur atau tingkat trofik (piramida ekologi), keanekaragaman biotik, serta

siklus materi. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat

mempertahankan keseimbangannya. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh

maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai

keseimbangan baru.

Ciri-ciri ekosistem antara lain :


- Memiliki sumber energi yang konstan

- Mampu menyimpan energi dalam bentuk materi organic

- Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan

lingkungannya

- Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya

Komponen-komponen ekosistem terdiri dari:

1. Komponen biotik

Komponen biotik suatu ekosistem merupakan komponen yang terdiri dari

organisme yang dikelompokkan sebagai berikut :

Berdasarkan cara memperoleh makanan dibedakan menjadi :

A. Organisme autotrof

Merupakan organisme yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi

organik (dapat membuat makanan sendiri). Organisme autotrop dibedakan

menjadi dua tipe yaitu :

- Fotoautotrof (cahaya sebagai sumber energi), contohnya tumbuhan hijau

- Kemoautotrof (memanfaatkan reaksi kimia), contohnya bakteri nitrit dan

nitrat.

B. Organisme heterotrof

Merupakan organisme yang dapat memeroleh bahan organik dari organisme

lain. Contohnya hewan, jamur dan bakteri non autotroph.

Berdasarkan kedudukan fungsional dalam ekosistem yaitu :

Produsen, konsumen, pengurai (dekomposer), detritivor (organisme yang

memanfaatkan serpihan organik padat (detritus) sebagai sumber makanan).

2. Komponen abiotik
Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan kimia yang

menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan substrat kehidupan, antara

lain, tanah, air, udara, topografi, dan iklim.

2.3. Macam-Macam Ekosistem

Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

A. Ekosistem Alami

Ekosistem alami adalah ekosistem yang proses pembentukan dan

pengembangannya berjalan secara alami tanpa campur tangan dari pihak lain.

B. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang proses pembentukan dan

pengembangannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga ada

campur tangan manusia.

Contoh: sawah, kebun, dan kolam ikan.

Berdasarkan lokasinya, ekosistem dapat dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem

darat dan ekosistem air.

A. Ekosistem Darat

Ekosistem darat dapat dibagi menjadi beberapa bioma, yaitu, bioma gurun,

Bioma padang rumput, Bioma hujan tropis, Bioma hutan gugur, Bioma taiga,

Bioma tundra, dan Bioma sabana.

B. Ekosistem Air

Ekosistem air terdiri atas:

 Ekosistem air tawar

 Ekosistem air laut terdiri atas laut


2.4. Rantai Makanan dan Jaringan Makanan dalam Hubungannya dengan

Aliran Energi dan Transfer Energi

Rantai makanan (food chain) adalah proses makan dan dimakan yang diikuti

perpindahan energi dari satu organisme ke organisme lain dalam tingkatan

tertentu. Tingkatan dalam rantai makanan disebut juga trofik..

Berdasarkan komponen tingkat trofiknya, rantai makanan dibedakan

menjadi dua, yaitu :

- rantai makanan perumput merupakan yaitu rantai makanan yang diawali

dari tumbuhan pada tingkat awalnya. Contohnya tumbuhan dimakan

belalang, belalang dimakan burung, burung dimakan ular, dan ular dimakan

burung elang

- rantai makanan detritus tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari

detritus sebagai trofik awalnya dan seringkali menjadi penghubung utama

antara produsen dan konsumen.

Dalam rantai makanan, konsumen pada tingkat trofik tertentu tidak hanya

memakan satu jenis organisme yang ada di tingkat trofik bawahnya. Hubungan

antar-rantai makanan tersebut membentuk susunan yang lebih kompleks, disebut

jaring-jaring makanan (food web). Yang menempati tingkat trofik di bagian

bawah merupakan sumber makanan bagi organisme di tingkat trofik selanjutnya.

2.5. Piramida Ekologi dalam Ekosistem

Piramida ekologi merupakan gambaran yang menunjukkan hubungan

struktur trofik dan fungsi trofik. Berdasarkan fungsinya, piramida ekologi

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan

piramida energy (Hanum, Chairil) .


1. Piramida Jumlah

Penentuan piramida jumlah didasarkan pada jumlah organisme yang terdapat

pada satuan luas tertentu atau kepadatan populasi antar trofiknya dan

mengelompokan sesuai dengan tingkat trofiknya. Perbandingan populasi antar

trofik atau tingkat umumnya menunjukkan jumlah populasi produsen lebih besar

dari populasi konsumen primer lebih besar dari populasi konsumen sekunder lebih

besar dari populasi konsumen tersier.

Gambar 2.5.1. Piramida Jumlah.

2. Piramida Biomassa

Piramida biomassa dibuat berdasarkan pada massa (berat) kering organisme

dari tiap tingkat trofik persatuan luas areal tertentu. Secara umum perbandingan

berat kering menunjukkan adanya penurunan biomassa pada tiap tingkat trofik.
Gambar 2.5.2 Piramida Biomassa

3. Piramida Energi

Semua energi yang ada di bumi sebenarnya berasal dari satu sumber yaitu

matahari. Matahari diperlukan untuk fotosintesis tumbuhan dan menjadi makanan

untuk produsen. Energi ini kemudian digunakan oleh konsumen primer lalu

konsumen tersier.

Keadaan ini mengisyaratkan adanya pengurangan energi pada setiap

tingkatan trofik atau tingkatan pada suatu piramida. Piramida semacam ini disebut

sebagai piramida energi.

Gambar 2.5.3 Piramida Energi


III

ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini, diantaranya:

1. Alat tulis

2. Kamera/Handphone

3. Laptop

4. Tali rafia

3.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

1. Lembar Kerja

3.3. Prosedur Kerja

Teknis pelaksanaan yang dilakukan saat praktikum, diantaranya:

1. Kelompok berkumpul di tempat dan pada jam yang disepakati bersama.

2. Kelompok menuju lokasi pengamatan yang telah ditentukan, yaitu di lahan

agrostologi

3. Tempat pengamatan masing-masing kelompok ditandai dengan tali rapia

4. Sesampainya di titik yang ditandai, lalu diukur sejauh radius 30 meter dari

titik tersebut sesuai empat arah mata angin ke arah luar, kemudian menandai.

Radius 30 meter sekeliling titik tersebut adalah area pengamatan kelompok.

5. Diamati kondisi lingkungan fisik lokasi yang meliputi:


a. Letak geografis, jika memungkinkan gunakan GPS (General Positioning

System) atau manfaatkan fasilitas GPS bagi mahasiswa yang memiliki

telepon seluler yang mendukung GPS. Jika memungkinkan gunakan peta.

Dapat juga melihat letak geografis menggunakan layanan peta elektronik

melalui situs. Selanjutnya dilakukan pencarian lokasi Lahan Agrostologi

Unpad Jatinangor.

b. Topografi (ketinggian tempat, kemiringan lahan, sungai, sumber air,

kolam, danau, sawah, kondisi tanah, warna tanah, suhu, kelembaban, dll).

c. Jenis vegetasi (tumbuhan).

d. Jenis hewan.

e. Temukan dan dicatat nama spesies hewan dan tumbuhan masing-masing

10 spesies/jenis (kecuali hewan ternak).

6. Diambil gambar/foto lokasi. Minimum empat sudut pandang dari titik yang

diberi tanda.

7. Seluruh mahasiswa diharapkan selalu menjaga keselamatan dan berhati-hati.

Tidak diperkenankan banyak bercanda selama praktikum berlangsung.

Pengamatan khusus (studi mendalam) yang dilakukan selama praktikum di

antaranya:

1. Ditentukannya satu tumbuhan dan satu hewan sebagai bahan pengamatan

khusus dalam makalah (berupa slide show powerpoint) yang dikorelasikan

dengan yang diberikan (tertulis pada label lokasi), didukung dengan faktor

biotik dan abiotik lainnya.

2. Dipilih tumbuhan yang akan diamati secara mendalam dari luasan 30 m x 30

m tersebut.

3. Dipilih hewan yang akan diamati untuk studi mendalam dengan mengambil

gambar/foto dari luasan 30 m x 30 m tersebut.


4. Setelah menentukan satu tumbuhan dan satu hewan, diamati anatomi masing-

masing. Jika tidak mengetahui nama spesies diperkenankan untuk membawa

contoh spesies untuk diamati lebih lanjut dan dikonsultasikan dengan dosen

maupun asisten.

5. Diambil video dan foto objek pengamatan dengan durasi maksimal tiga menit

sebagai bahan untuk presentasi.

.
IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Kondisi Lingkungan Fisik Lokasi

Karakteristik
Keterangan
Struktural/Fisik

748m AMSL
Ketinggian tempat
Langitude 107o 45' 31,0"

Topografi lokal dan Kemiringan lahan dan


12,6 o dan 1,3 o
konfigurasi kontur

tiga dimensi dan habitat Aliran sungai Tidak ada

Danau/cekungan Ada

Sawah Tidak ada

Penutupan lahan Ada bangunan

Tanah humus dan

Tipe dan warna tanah berwarna coklat

Data iklim kemerahan

Temperatur (T) 26 o

Kelembaban (RH) 95%


4.1.2. Data Spesies

A. Tabel Tumbuhan yang Ditemukan

No. Spesies Jumlah yang Ditemukan

1. A.conyzoides 1

2. M.pudica 1

3. L.camara 1

4. Loseh 1

5. Pohon pisang >1

6. L.odoratus 1

7. Impatiens 1

8. Capanula 1

9. Rumput manis >1

10. Saliara 1

B. Tabel Hewan yang Ditemukan

No. Spesies Jumlah yang Ditemukan

1. A.Aegypti >1

2. P.flavescens >1

3. Valanga nigricornis >1


4. Belalang hijau >1

5. Semut >1

6. Siput murbai >1

7. Ulat 1

8. Lebah >1

9. Kadal 1

10. Kumbang sagu 1

4.1.3. Pengamatan Khusus

A. Tabel Tumbuhan

No. Nama Spesies Keterangan

1. Nama Umum Rumput manis

2. Tempat Hidup Daerah tropis

3. Jumlah Populasi Banyak

Pelepah daun, lidah daun, dan helai


4. Anatomi Spesies daun

Abiotik dengan tanah,udara dan


Interaksi dengan Lingkungan
5. matahari
biotik dan abiotic
Biotik, dengan ulat
Mencegah terjadinya erosi tanah
6. Peran dalam ekosistem

Kaitan dengan bidang Bisa dijadikan pakan ternak yaitu


7.
peternakan sebagai hijauan

B. Tabel Hewan

No. Nama Spesies Keterangan

1. Nama Umum Nyamuk Aedes Aegypti

2. Tempat Hidup Di mana mana

3. Jumlah Populasi Lebih dari satu ekor

Bertubuh sedang, berwarna coklat

4. Anatomi Spesies kehitaman,memiliki garis garis putih ada

tubuhnya

Interaksi dengan Abiotik dengan air dan udara

5. Lingkungan biotik dan


Biotik dengan manusia dan hewan
abiotic

6. Peran dalam ekosistem Merugikan manusia dan juga hewan

Kaitan dengan bidang Tidak ada


7.
peternakan
4.2 Pembahasan

4.2.1 Ekologi Lahan Agrostologi

Dalam lahan agrostologi ada banyak komponen yang terlibat di dalamnya

selain dari spesies yang disebutkan oleh kelompok kami. Berbagai spesies itu

menjadi satu ekosistem pada lahan agrostologi. Ada berbagai populasi dan

komunitas dalam lahan agrostologi seperti pohon muncang itu sendiri yaitu pohon

pisang,rumput manis dll. Sedangkan untuk spesies hewan ada

lebah,nyamuk,kumbang sagu dll.

Didalam suatu komunitas tentu ada simbiosis, layaknya manusia, simbiosis

yang ada di lahan agrostologi itu sendiri ada persaingan untuk mendapatkan

makanan antar belalang hijau karena jumlah belalang hijau yang banyak.

Sedangkan simbiosis parasitisme dapat terlihat oleh ulat yang memakan daun

daunan

Lahan agrostologi tidak dapat disebut sebagai sebuah ekosistem jika tidak

ada interaksi antara komponen biotik dan abiotiknya. Dengan komponen biotik

sendiri ada berbagai interaksi yang terjadi di dalam lahan agrostologi. Seperti ulat

memakan daun pohon pisang yang ada di Lahan agrostologi. Interaksi komponen

abiotic sendiri, yaitu interaksi dengan sinar matahari contohnya. Tanpa sinar

matahari lahan agrostologi tidak dapat menjadi lahan yang luas dan hijau serta

mengandung banyak vegetasi. Karena pada hakikatnya setiap mahluk hidup

membutuhkan cahaya dan sinar matahri untuk hidup. Mahluk hidup juga

berinteraksi dengan udara, yang mana tanpa udara maka mahluk hidup akan mati.

Dengan keadaannya lahan agrostologi dapat membuat sejuk udara sekitar dan

berkontribusi dalam pembuatan O2 pada siang hari. Sehingga udara pada Lahan

agrostologi sangat segar.


4.2.2 Kondisi Fisik Lingkungan Berdasarkan Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan kondisi fisik

lingkungan di sekitaran lahan agrostologi yang meliputi keadaan sumber daya

alam tanah, air, tumbuhan dan hewan. Lahan agrostologi sendiri tergolong sangat

luas, dengan kondisi tanah sendiri terlihat bahwa Lahan agrostologi memiliki

tanah jenis humus dan berwarna coklat ini ditandai dengan banyaknya tumbuhan

yang tumbuh dan berkembang disekitar. Selain itu terdapat banyak varietas,

terkhusus untuk tumbuhan dan hewan. Tetapi di sini yang lebih mendominasi

yaitu serangga . Di lahan agrostologi terdapat pula rawa. Suhu di lahan

agrostologi sendiri masih tergolong normal berkisar antara 26 o celcius. Kondisi

fisik lingkungan memegang pengaruh besar terhadap kesetimbangan ekosistem

yang ada.

4.2.3 Tumbuhan dan Hewan Yang Diamati

TUMBUHAN

1. A.conyzoides

2. M.pudica

3. L.camara

4. Loseh

5. Pohon pisang

6. L.odoratus

7. Impatiens

8. Canapula

9. Rumput Manis

10. Saliara

HEWAN

1. A.aegypti
2. P.flavescens

3. Valnga nigricornis

4. Belalang Hijau

5. Semut

6. Siput Murbai

7. Ulat

8. Lebah

9. Kadal

10. Kumbang Sagu

4.2.4 Tumbuhan Khusus yang Diamati

4.2.4.1 Korelasi Rumput Gajah dengan Peternakan

Rumput gajah yang berukuran besar bernutrisi tinggi dan biasa di gunakan

untuk pakan ternak seperti sapi, kambing, dll. Rumput gajah banyak

dibudidayakan di afrika karena ketahanannya terhadap cuaca panas. Dalam

bahasa inggris dikenal seabgai elephant grass, napper grass, atau Uganda grass.

Rumput gajah tumbuh subur diketinggia tanah 2000 mdpl. Rumput gajah dapat

berperan dalam mengatasi pencemaran udara. Agar dapat mengurangi polusi

udara dijalan raya, maka dapat dibuat kebun kecil disekitar jalan raya yang

ditanam dengan rumput gajah yang berukuran kecil (mini).

Klarifikasi Ilmiah Rumput Gajah

Kingdom: Plantae

(tidak termasuk): Angiospermae

(tidak termasuk): Monokotil

(tidak termasuk): Commelinids


Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Bangsa: Paniceae

Genus: Pennisetum

Spesies: P. purpureum

4.2.5 Hewan yang Diamati

4.2.5.1 Korelasi Nyamuk Aedes Aegypti dengan Peternakan

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa

virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga

merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever), chikungunya, dan demam

Zika yang disebabkan oleh virus Zika. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi

hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa

virus dengue, A. aegyptimerupakan pembawa utama (primary vector) dan

bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota.

Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu

mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu

mengurangi persebaran penyakit demam berdarah. Masyarakat biasanya

menggunakan obat nyamuk yang biasanya di bakar. Maka dari itu, obat nyamuk

tersebut dapat menimbulkan pencemaran udara bagi orang lain yang berada di

dalam lingkungan tersebut.


Klasifikasi Ilmiah Nyamuk Aides Agepty

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Diptera

Famili: Culicidae

Genus: Aedes

Subgenus: Stegomyia

Spesies: A. aegypt
V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ekologi ini adalah praktikum ini membuka

wawasan bagi para mahasiswa khususnya praktikan bahwa ada banyak sekali

spesies baik hewan dan tumbuhan di muka bumi ini. Serta pentingnya peranan

berbagai macam mahluk hidup dalam menjaga ekosistem muka bumi. Karena jika
ada perubahan sedikit saja pada ekosistem, akan berdampak besar bagi biosfer.

Biarpun dampak itu tidak akan terasa langsung, tapi akan bersifat menahun.

Sebagai mahasiswa peternakan, kita wajib melestariakan lingkungan agar tidak

hanya bagi manusia yang dapat hidup nyaman, tetapi juha hewan dan tumbuhan

yang berdampingan dengan hidup kita, khususnya hewan ternak yang

mendatangkan banyak manfaaat untuk manusia.

5.2. Saran

Untuk praktikum ekologi sebaiknya dicari tempat yang lebih banyak

vegetasi tumbuhan maupun hewan, sehingga wawasan para praktikan dapat lebih

terbuka lagi. Serta asisten laboraturium dapat berperan aktif dalam membimbing

para mahasiswa pada saat pelaksanaan praktikum ekologi ini, supaya mahasiswa

tidak kebingungan dalam menyelesaikan praktikum ini.


DAFTAR PUSTAKA

Betacarotene95.Syzygium aquaeum.id.scribd.com (diakses pada hari kamis, 19

November 2015 pada pukul 12.47)

Fried, George H., George J. Hademenos. 1999. Schaum’s Outlines Biologi Edisi

Kedua. Jakarta: Erlangga.

Wardhana, Wisnu Arya. 1994. Teknik Analisis Radioaktivitas Lingkungan.

Yogyakarta; Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai