Anda di halaman 1dari 30

Poultry Feeding

PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Ilmu Makanan : Ilmu yang berhubungan dengan bahan makanan dan zat-zat
makanan yang terkandung di dalamnya, dalam hubungannya
dengan kesehatan manusia dan hewan

Zat makanan : Kombinasi senyawa kimia yang digolongkan menurut sifat-


sifat fisik, kimiawi dan biologis

BAHAN MAKANAN

PANGAN/FOOD PAKAN/FEED
untuk manusia untuk hewan
PENGOLONGAN ZAT-ZAT MAKANAN :

1. Air 4. Lemak
2. Karbohidrat 5. Vitamin
3. Protein 6. mineral

FUNGSI ZAT MAKANAN DAN SUMBER UTAMANYA


DALAM RANSUM AYAM

Air : merupakan komponen darah dan cairan tubuh, pencernaan,


transport makanan dan sisa pencernaan, pengatur suhu tubuh,
Sumber : air minum, air dalam makanan

Karbohidrat ( serat kasar + BETN) : panas, energi, produksi ternak


 BETN : sumber energi utama
 Serat kasar : ayam kurang mampu mencerna serat kasar, berfungsi
mencegah penggumpalan makanan dalam saluran pencernaan
Sumber : jagung, beras, gandum, sorgum dan hasil ikutan
pengolahannya, dedak padi dedak gandum/pollard
Protein : pertumbuhan dan penggantian jaringan, pembentukan telur,
panas, energi, produksi lemak
Sumber :
 Protein hewani ; tp. ikan, tp. cacing, tp. bekicot / keong mas
 Protein nabati : bkl. kedelai, bkl. kacang tanah, bkl. kelapa

Lemak : cadangan panas, energi


Sumber : minyak kelapa, lemak hewan

Vitamin : pertumbuhan, kesehatan, asimilasi mineral, daya tetas, fertilitas,


nafsu makan, pencernaan, pembentukan tulang dan bulu
Sumber : tepung hijauan, jagung, feed supplement
Mineral : pembentukan kerangka, pembentukan kerabang, menjaga dan
mengatur kenetralan tubuh
Sumber : tepung ikan, susu skim, tp. tulang, tp. kulit kerang,
tp. kerabang, CaCO3, DCP, feed supplement

Feed supplement : bahan berupa zat makanan yang ditambahkan ke


dalam ransum,
contoh : asam-asam amino, mineral mikro, vitamin

Feed additive : bahan bukan zat makanan yang ditambahkan ke dalam


ransum,
contoh : coccidiostat, antibiotik, antioksidan, probiotik
Imbuhan Pakan (Feed additive ???)
 Fitofarmaka ( herbal & rempah-rempah)
 Kunyit  Cabe Jawa (Piper retnofratum Vahl.)
(Curcuma domestica Val.)  Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.)
 Kunyit putih  Mahkota Dewa
(Curcuma zedoaria Rosc.) Phaleria macrocarpa (Scheeff ) Boeri
 Temulawak - Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
(Curcuma xantorrhiza Roxb.)  Bawang putih (Allium sativum)
 Jahe (Zingiber officinale)  Daun Purwaceng (Pimpinella alpine Molk)
 Jintan (Cuminum cyminum Linn.) - Daun Salam (Syzygium polyanthum
 Pasak bumi Wight)
(Eurycoma longifolia Jack.)
- Kayu Manis (Cinnamonum burmanii )
KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA AYAM

Broiler Layer
Starter Finisher starter grower Layer
Energi Metabolis (kkal/kg) 3200 3200 2900 2900 2850
Protein (%) 23 20 20 15 18

Penyusunan Ransum Unggas (Ayam)

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun ransum:


1. Umur (starter, grower, layer) dan tipe ayam (berat, medium, ringan)
2. Bahan-bahan pakan yang tersedia
3. Tabel-tabel berisi informasi tentang kandungan zat-zat makanan
serta rekomendasi kebutuhan akan zat-zat makanan untuk setiap
fase umur dan tujuan prosuksi
METODE PENYUSUNAN RANSUM

1. Trial and error method


2. Menggunakan paket program (linear programing, mixit, excel)
3. Square method / metode bujur sangkar, hanya digunakan untuk dua
macam bahan makan, dengan syarat kandungan zat salah satu bahan lebih
rendah dan yang lain lebih tinggi daripada kandungan zat tersebut dalam
ransum yang akan disusun.
Contoh : diperlukan suatu ransum untuk ayam buras dengan kandungan
protein 15%, bahan pakan yang dimiliki adalah dedak padi
yang mengandung protein 8% dan konsentrat dengan
kandungan protein 36%. Berapa banyak masing-masing bahan
diperlukan untuk membuat 100 kg ransum :
36 7 (15-8) bag. konsentrat
15
8 21 (36-15) bag. dedak padi
Konsentrat = 7/28 x 100 = 25 kg
Dedak padi = 21/28 x100 = 75 kg
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMSI RANSUM

1. Faktor genetik : bobot badan, strain, jenis kelamin


2. Temperatur
3. Kandungan energi ransum
4. Kandungan SK dalam ransum
5. Status kesehatan ayam
6. Palatabilitas ransum
7. Adanya cekaman/stress
FUNGSI NUTRIEN

Nutrien yang dicerna digunakan untuk menjalankan fungsi esensial dalam tubuh
yaitu hidup pokok (metabolisme, mengatur suhu tubuh, pergerakan minimal,
mengganti dan memperbaiki sel/jaringan) serta untuk produksi (pertumbuhan,
penggemukan, produksi telur)

Hidup pokok :
Kebutuhan untuk hidup pokok didefinisikan sebagai berikut :
Kombinasi beberapa nutrien yang dibutuhkan unggas untuk menjalankan fungsi
tubuhnya tanpa terjadi pertambahan, atau pengurangan bobot badan maupun
aktivitas produktif
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan hidup pokok :
Fakstor eksternal : dapat dikendalikan sampai batas tertentu melalui
pengelolaan dan pemberian fasilitas :
- Aktivitas
- Keadaan cuaca
- Status kesehatan dan adanya stress
Faktor internal :
- Ukuran tubuh
- Temperamen
- Tingkat produksi
- Vaiasi antar individu
Pertumbuhan :

Definisi : pertambahan ukuran tulang, otot, organ dalam dan bagian lain tubuh
Þ Merupakan proses normal sebelum dan sesudah menetas hingga mencapai
dewasa
Þ Pertumbuhan dipengaruhi oleh tingkat konsumsi ransum
Þ Kebutuhan nutrien diengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, bangsa, laju
pertumbuhan, status kesehatan
Umur

Dibandingan dengan ayam yang lebih tua, umumnya ayam muda :


1. Mengkonsumsi ransum per unit bobot badan lebih tinggi
2. Memanfaatkan ransum lebih efesien
3. Membutuhkan protein, energi, vitamin dan mineral perunit bobot badan
lebih banyak
4. Membutuhkan ransum yang padat gizi dan mudah dicerna
5. Lebih sensitif terhadap defesiensi nutrien

Bangsa

Bangsa ayam yang besar tumbuh lebih cepat daripada bangsa yang lebih
kecil dan memerlukan lebih banyak nutrien

Jenis Kelamin

1. Ayam ♂ tumbuh lebih cepat daripada ayam ♀ dan memerlukan lebih banyak
nutrien
2. Ayam ♂ yang tidak dikastrasi lebih efesien memanfaatkan ransum untuk
pertambahan bobot badan dari pada ayam ♀
3. Bobot badan dewasa ayam ♂ lebih tinggi daripada ♀
4. Ayam ♀ lebih cepat mencapai dewasa kelamin daripada ayam ♂
Laju Pertumbuhan
Intensif breeding mengarahkan agar ayam pedaging tumbuh dengan cepat
dan dapat dipasarkan pada usia dini disertai dengan penyesuaian ransum

Reproduksi
Þ Pemberian ransum untuk produksi memenuhi kebutuhan untuk produksi
telur (jumlah dan bobot), kualitas, daya tetas, pengendalian molting serta
mengeram
Þ Kebutuhan untuk petelur komersil meliputi kebutuhan untuk hidup
pokok, pertumbuhan ayam dara dan pembentukan telur (ayam dengan
kemampuan produksi tinggi memerlukan lebih banyak nutrien)
Þ Petelur pembibit memerlukan vitamin, A, D, E, B12, riboflavin, asam
panthotenat, niacin dan Mn lebih banyak daripada ayam petelur komersil
Penentuan Kebutuhan Akan Nutrien

Kebutuhan nutrien ditentukan dengan cara menemukan jumlah minimal yang


harus disediakan agar fungsi fisiologis berkembang maksimal
(atau didasarkan pada pertimbangan faktor ekonomis seperti pertumbuhan,
efesiensi penggunaan ransum, produksi telur, daya tetas)

Þ Feeding trial dengan beberapa level nutrien yang bersangkutan sampai


didapat suatu level yang tidak lagi menghasilkan peningkatan pada variable
yang diukur
Þ Kebutuhan nutrien dinyatakan :
1. Jumlah kebutuhan per hari  ransum yang diberikan selama 24 jam
jumlahnya tertentu
2. Konsentrasi dalam ransum (%, ICU, ppm)  ransum disediakan tanpa
dibatasi
Þ Kebutuhan zat-zat makanan untuk unggas pada berbagai fase umur dan
tujuan pemeliharaan : tabel NRC, National Academy of sciences
Hubungan Antara Nutrien Dengan Faktor Lain

1. Faktor genetik
Þ Kemampuan memetabolis energi dan mencerna zat makanan tertentu
Þ Kebutuhan nutrien untuk hidup pokok
Þ Kemampuan mendefositkan nutrien untuk pertumbuhan dan produksi
telur
Þ Respon terhadap metabolit dan anti nutrien tertentu

2. Penyakit dan Stress :


Þ Ayam mampu beradaptasi terhadap stress kronis yang ringan
Þ Kehadiran parasit dalam saluran pencernaan meningkatkan kebutuhan
akan vitamin B
Þ Coccidiosis, Infectious Bronchitis dan Infeksi Mycoplasma meningkatkan
kebutuhan akan Vitamin A
3. Kualitas Telur

Þ Kualitas kerabang : pemberian antibiotik berpengaruh terhadap


pigmentasi warna kerabang, ketebalan kerabang dipengaruhi oleh Ca,
P dan Vitamin D
Þ Kualitas albumen : pemberian NH4Cl dapat meningkatkan nilai HU,
namun dapat menurunkan ketebalan kerabang karena pH darah juga
turun
Þ Defisiensi vitamin A menimbulkan blood spot pada yolk
Þ Bobot telur dipengaruhi oleh kecukupan protein, asam-asam amino
dan asam linoleat
Hubungan Timbal Balik Antar Nutrien

a. Imbangan Energi : Protein


b. Interaksi antara Ca, P dan Vitamin D
c. Hubungan antara niacin dan tryptophan
d. Hubungan antara cholin, methionin, asam folat dan vitamin B12 dalam
metabolisme reaksi transmetilasi gugus metil
e. Peranan vitamin E, Selenium dan cyctine dalam mencegah penyakit
exudative diathesis dan muscular dystrophy
f. Chelation effect asam amino dan mineral tertentu dalam transportasi
nutrien tertentu
g. Hubungan timbal balik antara Cu dengan Zn, Zn dengan Cd, Cu dengan
Mo serta Se dengan arsenik
h. Hubungan timbal balik antara lysine dengan arginine, leucine dan
isoleucin dengan valine, ketidakseimbangan dan antagonisme asam-asam
amino tertentu.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Ransum :
[ Ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energi]

• Temperatur Lingkungan
• Faktor Genetik
• Keseimbangan Nutrien
• Laju Pertumbuhan
• Status Kesehatan
• Bentuk Fisik Ransum
• Ukuran Tubuh
• Tingkat Produksi Telur

Pengukuran Efesiensi Ransum

EPR = konsumsi ransum / pertambahan bobot badan x 100%


konsumsi ransum / produksi telur x 100%

Konversi ransum = pertambahan bobot badan / konsumsi ransum


produksi telur / konsumsi ransum

(ket : dalam satuan dan jangka waktu yang sama)


Kebutuhan Energi

Jumlah energi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan


atau produlsi telur pada tingkat yang cukup tinggi untuk mendapatkan
keuntungan ekonomis maksimal
Energi yang dikonsumsi digunakan untuk :
• Aktivitas jantung
• Menjaga tekanan darah dan tonus otot
• Mentransmisi impuls syaraf
• Transportasi ion melalui membran sel
• Proses reabsorpsi dalam ginjal
• Sintesis protein dan lemak
• Produksi telur
Defesiensi Energi

Þ Defesiensi energi tidak memperlihatkan gejala spesifik seperti pada


defesiensi vitamin atau mineral sehingga sulit untuk dikenali dan baru
tampak setelah berlangsung cukup lama
Þ Akibat defesiensi :
• Pertumbuhan terhambat/kerdil
• Kehilangan jaringan
• Produksi telur rendah

Zat Makanan Sumber Energi

1. Karbohidrat : murah, sangat mudah dicerna, diserap dan ditransformasi


menjadi lemak tubuh, tahan disimpan lama
2. Lemak : jumlah penggunaan terbatas
3. Protein : mahal
Þ Kandungan energi dalam ransum sangat mempengaruhi jumlah konsumsi,
sehingga keseimbangan antara energi dengan zat-zat makanan lain
terutama asam-asam aminno (protein) sangat penting

Þ Kebutuhan seekor ayam akan energi ditentukan oleh laju metabolik , yang
dipengaruhi oleh ;
1. Bangsa atau strain
2. Aktivitas
3. Ritme diurnal
4. Temperatur lingkungan
5. Tipe ransum
- Energi tinggi : protein tinggi
- Energi tinggi : protein rendah
- Energi rendah : protein tinggi
- Energi rendah : protein rendah
6. Tingkat produksi
Nilai Energi Pakan :

Þ Energi pakan dinilai berdasarkan kemampuannya untuk menyediakan energi


bagi ternak
Þ Energi dibutuhkan dalam jumlah besar dibandingkan dengan zat-zat
makanan lainnya sehingga seringkali menjadi faktor pembatas dalam
produksi karena merupakan komponen biaya ransum tertinggi
Þ Unit energi :
- Kalori / calori : banyaknya energi yang diperlukan untuk menigkatkan
temperatur 1 gram air sebesar 10C (1,5 – 15,5 0C)
- Kilokalori / kilocalories = 1000 kalori untuk 1 kg air
- Nilai energi ransum dinyatakan dalam kkal/kg
SISTEM PENGUKURAN ENERGI PADA AYAM

GROSS ENERGY (GE)

Fecal Energy DIGESTIBLE ENERGY (DE)

APPARENT TRUE
Urinary Energy METABOLIZABLE METABOLIZABLE
ENERGY (AME) ENERGY (TME)
Metabolic and endogenous
Heat Increment energy losses

NET ENERGY (NE)

NET ENERGY MAINTENANCE (NEm) NET ENERGY PRODUCTION (NEp)


- Basal metabolic rate - Eggs
- Activity - Growth
- Body temperature regulation - Feather
Terima Kasih
Model Pertumbuhan
Tubuh Keseluruhan: Mature body weight
Þ Pertumbuhan ditandai dengan adanya Maximum
pertambahan bobot badan, dengan kurva growth
rate

Body weight
pertumbuhan berbentuk S, pertumbuhan
relatif berhenti / bobot badan mulai stabil
pada saat dewasa tubuh Age when maximum
rate of growth occurs
Þ Bobot badan dewasa ditentukan oleh strain
dan jenis kelamin pada strain yang sama Age

(sexual dimorphism)

Bagian-bagian Tubuh :
Þ Pertambahan bobot bada unggas terdiri atas pertambahan bobot masing-masing
bagian tubuh dan laju pertumbuhan setiap bagian tubuh berbeda
Þ Bobot saluran pencernaan dan bagian organ dalam lain secara proposional
menurun sejalan dengan pertumbuhan
Þ Bobot otot dan lemak meningkat sejalan dengan pertumbuhan
Fisiologi Pertumbuhan
Þ Pertambahan jumlah dan ukuran masing-masing sel

Komponen pertumbuhan :
1. Peningkatan bobot otot (protein dan air)
2. Peningkatan ukuran kerangka untuk menunjang pertumbuhan otot
(mineral terutama kalsium)
3. Peningkatan penimbunan lemak pada jaringan adipose (trigliserida dan
sedikit air)
4. Peningkatan ukuran bulu, kulit dan organ dalam (pada strain ayam
pedaging pertumbuhannya sangat sedikit)
Penggunaan Nutrien

Nutrien digunakan melalui salah satu diantara dua proses metabolik berikut :
1. Anabolisme : adalah proses dimana molekul-molekul nutrien digunakan
sebagai building block untuk mensistesis molekul-molekul
kompleks, reaksi-reaksi anabolik bersifat endergonic dan
memerlukan input energi

2. Katabolisme : adalah proses oksidasi nutrien dengan membebaskan


sejumlah energi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tubuh saat itu, reaksi ini bersifat exergonic
Pertumbuhan Otot :

- Peningkatan ketebalan dan panjang serabut otot (jumlahnya telah


ditentukan sebelum ayam menetas)
- Penebalan otot disebabkan oleh terjadinya pembelahan dan perbanyakan
myofibril, sedangkan penambahan sarcomere pada ujung-ujung myofibril
menyebabkan serabut otot memanjang
- Serabut otot ayam jantan lebih tebal daripada betina
- Serabut otot ayam pedaging pertumbuhan cepat lebih tebal daripada ayam
yang tumbuh lambat
- Pertumbuhan otot identik dengan penimbunan protein, defesiensi protein
akan menghambat laju pertumbuhan
- Interaksi kopleks antara hormon-hormon dalam tubuh mempengaruhi laju
pertumbuhan otot
Pertumbuhan Tulang

ÞFungsi tulang :
1. Membentuk kerangka yang kompak untuk menunjang otot-otot tubuh,
2. Penyimpanan cadangan Ca dan P
ÞTerdiri dari dua fase matriks : - Ca dan P  keras dan kaku
- Serabut organik  fleksible
Þ Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada bagian growth plate : sel-sel
pada growth plate (osteoblast) mensintesis dan mensekresikan osteoid
(kolagen kaya protein) yang membentuk matriks tempat absorpsi ion-ion Ca
dan P yang kemudian membentuk kristal
Þ Osteoclast mereabsorpsi mineral dan fase organik sehingga ukuran tulang
membesar dan berfungsi sebagai cadangan metabolically active Ca
Þ Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh : faktor genetik, hormon, kecukupan
vitamin A dan D
Þ Kelainan akibat pertumbuhan abnormal tulang : spondylolisthesis, deformasi
tulang kaki, dyschondroplasia, rickets
Pertumbuhan Lemak

Þ Terjadi dibeberapa bagian tubuh, ditimbun pada jaringan adipose yang


membentuk bantalan trigliserida berakumulasi dalam sel-sel jaringan
adipose (adipocytes)
Þ Asam-asam lemak diderivasi langsung dari makanan atau disintesis dalam
hati dengan gluksa sebagai prekusor  berbeda dengan mamalia
Þ Berfungsi sebagai cadangan energi dan insulasi tubuh
Þ Pada defesiensi energi lemak dari jaringan adipose dimobilisasi dengan
bantuan hormon glukagon.

Anda mungkin juga menyukai