Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGENALAN EKOSISTEM TEGALAN

Oleh:

1. Malahah Fiqly Labibah ( 14085 )


2. Zulianingsih ( 14096 )
3. Alfiani Rizqi Prihandini ( 14135 )
4. Mayang Sari Br Sitorus ( 14148 )
5. Analisa Anggraini ( 14

Asisten : 1.

2.

3.

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2016
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada praktikum Dasar-Dasar Ekologi Acara 5 yang berjudul “Pengenalan Ekosistem” ada
beberapa ekosistem yang diamati oleh masing-masing kelompok yaitu ekosistem pesisir,
ekosistem hutan, ekosistem sungai, ekosistem sawah mina padi, dan ekosistem sawah surjan.
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan
juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini
tentunya saling mempengaruhi. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan
membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya
masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari
ekosistem ini akan terus terjaga.

Namun, karena semakin banyak manusia yang usil, maka semakin banyak masalah yang
ditimbulkannya yang mempengaruhi lingkungan termasuk mempengaruhi ekosistem.
Lingkungan merupakan suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, serta perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya. Permasalahan lingkungan ini selalu muncul karena perkembangan
manusia (penduduk) dan pemanfaatan lingkungan yang kurang bijaksana.

Dalam praktikum acara 5 ini, kelompok kami mendapatkan bagian ekosistem tegalan.
Pengamatan dilakukan pada hari Kamis tanggal 04 Mei 2016 di Jalan Kaliurang KM 9,3 ,
Sleman, DIY. Lokasi tersebut dipilih karena tegalan tersebut cukup dekat dengan kampus.

TUJUAN

1. Mengetahui pentingnya menjaga lingkungan agar ekosistem dan rantai makanan tidak rusak
atau terganggu.
2. Mempelajari bentuk ekosistem tegalan
3. Mengetahui struktur dan komponen pembentuk ekosistem tegalan
II. ISI

1. PENGERTIAN EKOSISTEM

Ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adalah ekologi, yang di kemukakan oleh
seorang pakar biology jerman , yaitu Ernst Haekel 1866. Ekologi berasal dari bahasa yunani,
yaitu okios = rumah dan logos = ilmu.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan


interaksi timbal balik antaraorganisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Istilah ekosistem
pertamakali di kenalkan oleh Tansley 1935 yang mengemukakan bahwa hubungan timbal
balik antara mahluk hidup dengan faktor lingkungan alam, sebenarnya membentuk suatu
system yang tidak dapat di pisahkan.

Jadi ekosistem adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi disuatu tempat
yang mengadakan interaksi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
lingkungan biotik mapun abiotik, dan hubungannya adalah timbal balik.

Sedangkan menurut YT. Prasetyo (2006), tegalan adalah suatu daerah dengan lahan
kering yang bergantung pada turunnya air hujan atau lahan yang tidak memperoleh
pengairan tekhnis ataupun setengah teknis. Jadi dapat dikatakan bahwa ekosistem tegalan
adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi baik itu tumbuh-tumbuhan maupun
binatang yang hidup dalam suatu kawasan atau wilayah serta membentik suatu kesatuan
ekosistem yang mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak langsung dengan
lingkungannya dan antara yang satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM


Suatu daerah dapat diebut ekosistem jikadaerah itu dihuni oleh beberapa populasi
makhluk hidup, dimana keseluruhan mahluk hidupnya saling berinteraksi antara satu dengan
lainnya dan juga berinteraksi dengan lingkungan abiotiknya.

Komponen-komponen ekosistem diantaranya yaitu komponen biotik dan komponen


abiotik. Komponen biotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari
makhluk hidup, contohnya seperti tumbuhan, hewan, mikroorganisme, jamur, dan lain-lain.
Sedangkan, komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari
semua benda mati, contohnya seperti air, tanah, cahaya, udara, dan lain-lain.

a. Komponen Biotik

Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang
meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Komponen biotik yang menyusun ekosistem
mencakup seluruh makhluk hidup, baik yang sejenis ataupun berbeda jenis, yang hidup di
tempat tertentu,. Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam ekosistem dibedakan
menjadi tiga, yaitu :

1. Produsen

Produsen adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan
bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis.

Contoh : semua tumbuhan hijau

2. Konsumen

Konsumen adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan
menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik secara langsung maupun
tidak langsung.

Contoh : hewan dan manusia

Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :


 Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen

Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan

 Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan


konsumen I.

Contoh : karnivora/hewan pemakan daging

 Konsumen III/tertier adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen


II

Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.

 Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan
teratas dalam peristiwa makan dimakan.

3. Pengurai

Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan makhluk
lain menjadi zat hara.

Contoh : bakteri dan jamur.

b. Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau
benda mati. Komponen abiotik yang kami temukan pada pengamatan di tegalan
diantaranya terdiri dari:

 Tanah

Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan,
dan kemampuan menahan air.
 Air

Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan


hewan. Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup
adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.

 Udara

Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang
melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas
yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.

 Cahaya matahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah
satunya sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.

 Suhu atau temperature

Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan metabolisme
dan perkembangbiakannya.

c. Interaksi Dalam Ekosistem

Adanya hubungan timbal balik dalam ekosistem menyebabkan sistem akan guncang
apabila terjadi kerusakan pada salah satu komponennya sekalipun. Interaksi dalam
ekosistem bisa terjadi antarkomponen biotik dan juga antara komponen biotik dan
abiotik.

 Interaksi Antarkomponen Biotik

Interaksi antarkomponen biotik merupakan interaksi yang terjadi antarpopulasi


organisme yang menyusun ekosistem. Interaksi yang terjadi sering saling
memengaruhi satu dengan lainnya. Beberapa tipe interaksi antarkomponen biotik,
yaitu :
 Mutualisme

Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua


spesies yang berbeda. Hubungan mutualisme akan saling menguntungkan bagi
kedua organisme yang terlibat didalamnya. Hubungan yang dapat hidup tanpa
organisme partner mutualismenya disebut mutualisme fakultatif. Hubungan yang
terjadi antara kedua jenis organisme yang hanya dapat hidup dengan
bermutualisme disebut mutualisme obligatif. Contoh : bakteri yang hidup di
dalam sistem pencernaan hewan herbivora.

 Komensalisme

Komensalisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari


dua spesies yang berbeda, yang mana hanya satu organisme saja yang
memperoleh keuntungan sedangkan yang lainnya tidak terpengaruh. Contoh : ikan
remora dengan ikan hiu.

 Alelopati

Alelopati adalah hubungan atau interaksi antarorganisme, yang mana keberadaan


satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme
lainnya melalui pelepasan toksin atau racun. Beberapa jenis fungi dapat
menghasilkan toksin berupa antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri.

 Predasi

Hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu organisme memakan


organisme lainnya disebut predasi. Organisme yang memakan disebut predator.
Organisme yang dimakan disebut mangsa. Hewan yang memangsa sesama
jenisnya disebut kanibalisme. Contoh : singa dengan zebra, kuda dengan rumput,
dan ular dengan tikus.

 Kompetisi
Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas menyebabkan
terjadinya hubungan atau interaksi dalam bentuk kompetisi. Kompetisi yang
terjadi antaraindividu dari spesies yang sama disebut kompetisi intraspesifik.
Kompetisi yang terjadi antarindividu dari dua spesies yang berbeda disebut
kompetisi interspesifik.

 Parasitisme

Parasitisme adalah hubungan antarorganisme berbeda spesies, yang mana satu


jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisme
lainnya (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya.
Organisme parasit yang menyebabkan sakit pada inangnya disebut patogen.

d. Interaksi antara Komponen Biotik dengan Komponen Abiotik

Kehidupan organisme yang berada di suatu wilayah tertentu tidak lepas dari
pengaruh komponen-komponen abiotik yang menyusun ekosistem. Kemampuan hidup
organisme pada kondisi lingkungan tertentu disebut rentang toleransi. Setiap spesies
dalam ekosistem mempunyai batas toleransi.

Ada kalanya suatu populasi dalam ekosistem sangat dipengaruhi oleh satu jenis
komponen abiotik atau faktor pembatas. Contoh : kandungan fosfor pada tanah bagi
pertumbuhan jagung. Jika tanah terlalu banyak mengandung fosfor, maka pertumbuhan
tanaman jagung akan terhambat. Begitu pula interaksi antar komponen yang lainnya.

3. DAUR MATERI

Daur materi atau daur biogeokimia adalah perpindahan materi kimia dari lingkungan
kedalam tubuh organisme dan di kembalikan lagi ke alam, yang dalam prosesnya melibatkan
komponen dalam ekosistem. Daur materi atau mineral yang terdapat di dalam ekosistem
dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu : daur materi senyawa dan daur materi unsur.
Berikut ini akan di jelaskan mengenai daur air, karbon, nitrogen, oksigen, fosfor, dan sulfur.

a. Siklus air
Semua organisme hidup memerlukan air untuk beraktivitas. Ketersediaan air di
lingkungan sangat mutlak bagi organisme hidup. Hewan mengambil air, langsung dari air
permukaan, tumbuhan dan hewan yang dimakan,sedangkan tumbuhan mengambil air dari air
tanah dengan menggunakan akarnya. Air keluar dari hewan dan manusia berupa urin dan
keringat, sedangkan pada tumbuhan melalui proses transpirasi.Air di alam juga mengalami
evaporasi atau penguapan, lalu terkondensasi menjadi awan dan akhirnya titik-titik air turun
dalam bentuk hujan.

Gambar 1. Siklus Air

b. Siklus sulfur (Belerang)


Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan semua protein dan banyak terdapat
di kerak bumi. Tumbuhan mengambil sulfur dalam bentuk dari tanah, sedangkan hewan dan
manusia mendapatkannya dari tumbuhan yang mereka makan. Siklus sulfur di mulai dari
dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di metabolisme menjadi
penyusun protein dalam tubuh tumbuhan dan ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan,
sulfur tersebut akan berpindah.Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan
tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Gas hidrogen sulfida di
udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida.
Gambar 2. Siklus sulfur

c. Siklus fosfor
Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan merupakan faktor
pembatas produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur yang penting untuk pembentukan
asam nukleat,protein, ATP dan senyawa organik vital lainnya. Fosfor tidak mengalami daur zat
yang berupa gas, sehingga daurnya tidak melalui udara. Fosfor yang berada dalam batuan dan
tanah terserap oleh tanaman, lalu tanaman dimakan oleh hewan-hewan darat dan manusia, dan
pada akhirnya hewan yang mati akan terdekomposisi dan fosfor kembali ke dalam tanah.

Gambar 3. Daur Fosfor

d. Siklus Nitrogen
Unsur nitrogen berfungsi untuk pembentukan protein dan berbagai molekul organik
esensial lainnya. Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas nitrogen
(N2) atmosfer. Gas nitrogen di atmosfer masuk ke dalam tanah melalui fiksasi nitrogen oleh
bakteri alga biru dan jamur. Nitrogen yang masuk ke tanah melalui fiksasi diubah
menjadiamonia (NH3) oleh bakteri amonia. Proses penguraian nitrogen menjadi amonia disebut
amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke tanah bersama kilat dan air hujan berupa ion nitrat
(NO3−), sedangkan nitrogen yang ada di dalam tubuh tumbuhan dan akan hewan melalui proses
mineralisasi oleh bakteri pengurai menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses
amonifikasi dan mineralisasi oleh bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak
menjadi ion nitrit(NO2−), selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri nitrat (nitrobacter) menjadi ion
nitrat (NO3-). Perombakan amonia menjadi ion nitrit, ion nitrit menjadi ion nitrat disebut
nitrifikasi. Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat, sedangkan hewan
mengambil nitrogen dalam bentuk senyawa organik(protein) yang terkandung pada tumbuhan
dan hewan yang dimakan. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer. Proses
penguraian ion nitrat menjadi nitrogen disebut denitrifikasi.

Gambar 4. Siklus Nitrogen

e. Siklus karbon
Unsur karbon di atmosferdalam bentuk gas karbon dioksida (CO2), sedangkan unsur
oksigen dalam bentukgas oksigen (O2). Karbondioksida masuk ke dalam komponen biotik
melalui organisme fotoautotrof (tumbuhan hijau) dan kemoautotrof (bakteri kemoautotrof)
dalam proses fotosintesis dan kemosintesis. Karbon kemudian tersimpan sebagai zat organik
dan berpindah melalui rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan.Sedangkan,
oksigen (O2) masuk ke komponen biotik melalui proses respirasi untuk membakar bahan
makanan, lalu dihasilkan karbon dioksida (CO2).

Gambar 5. Siklus Karbon

4. RANTAI MAKANAN DAN JARING-JARING MAKANAN

Rantai makanan adalah perjalanan makan dan dimakan dengan urutan tertentu antar
makhluk hidup. Urutan peristiwa makan dan dimakan dapat berjalan seimbang dan lancar
bila seluruh komponen tersebut ada. Bila salah satu komponen tidak ada, maka terjadi
ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan tersebut. Agar rantai makanan dapat terus
berjalan, maka jumlah produsen harus lebih banyak daripada jumlah konsumen kesatu,
konsumen kesatu lebih banyak daripada konsumen kedua, dan begitulah seterusnya.

Selain itu, komponen yang berperan besar dalam rantai makanan, yaitu pengurai.
Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan kembali zat-zat yang semula terdapat
dalam tubuh hewan dan tumbuhan yang telah mati. Hasil kerja pengurai dapat membantu
proses penyuburan tanah. Contoh pengurai adalah bakteri dan jamur.

Pada rantai makanann tersebut terjadi proses makan dan dimakan dan dimakan dakam
urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular,
dan jika ular nanti mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai decomposer
menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotroph dengan kata lain sering disebut sebagai
produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropika kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivore. Organisme yang
menduduki tingkat trofik ketiga disebut konsumen sekunder (konsumen II), diduduki oleh
hewan pemakan daging (carnivore) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat
tropic tertinggi disebut konsumen puncak.

Menurut Kurniawan dkk (2008), jaring-jaring makanan adalah bentukan dari banyak
rantai makanan adalah bentukan dari banyak rantai makanan yang saling berhubungan
dalam suatu ekosistem. Ekosistem yang terdiri atas banyak rantai makanan akan membentuk
jaring-jaring makanan.

Dari pengamatan yang telah dilakukan oleh kelompok kami pada wilayah tegalan,
kami mendapatkan beberapa rantai makanan yang terbentuk diantaranya:

Tumbuh-
tumbuhan Tumbuh-
tumbuhan
Penjelasan:
Pada sebuah ekosistem terdapat banyak komponen. Komponen-komponen ekosistem, antara
lain, produsen, konsumen, pengurai, dan komponen abiotik.

a.Produsen.
Semua tumbuhan hijau adalah produsen dalam sebuah ekosistem. Produsen artinya
penghasil, yaitu menghasilkan bahan-bahan organik bagi makhluk hidup lainnya. Contoh
produsen adalah padi, ubi, sagu, dan tomat.

b.Konsumen.
Konsumen adalah pemakai bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Berikut ini
beberapa tingkatan konsumen menurut apa yang dimakan.
1. Konsumen Tingkat I. Konsumen tingkat I adalah makhluk hidup yang memperoleh energi
langsung dari produsen.
2. Konsumen Tingkat II. Konsumen tingkat II adalah makhluk hidup yang memperoleh
makanan dari konsumen tingkat I.
3. Konsumen Tingkat III. Konsumen tingkat III adalah makhluk hidup yang memperoleh
makanan dari konsumen tingkat II.

c.Pengurai.
Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan kembali zat-zat yang semula terdapat
dalam tubuh hewan dan tumbuhan yang telah mati. Pengurai membantu proses penyuburan
tanah. Misalnya, bakteri dan jamur.

Komponen Abiotik.
Komponen abiotik adalah tempat tumbuhan hijau (produsen) tumbuh. Kesuburan
lingkungan abiotik ditentukan oleh kerja pengurai.

PERAN DARI MASING-MASING KOMPONEN EKOSITEM TEGALAN

a. Padi
Padi merupakan sumber energi utama dalam ekosistem sawah, sehingga berperan
sebagai produsen. Habitat dari padi adalah rawa (ladang berair). Relungnya adalah di
tanah yang berair atau lumpur.

b. Belalang

Belalang menduduki posisi konsumen tingkat satu pada ekosistem sawah karena
belalang memakan tanaman padi. Habitatnya adalah di sawah dan relungnya adalah di
tanaman padi dan rumput. Selain sebagai konsumen tingkat satu belalang juga menjadi
sumber energi bagi predatornya, misalnya katak. Olehkarena itu belalang juga membantu
dalam menjaga keseimbangan antarorganisme yang ada di sawah sehingga tidak terjadi
ledakan populasi.

c. Katak

Katak berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat kedua. Habitatnya
adalah di tempat yang lembab. Biasanya ada di atas tanah, rerumputan atau celah di
pematang sawah atau tebing saluran air.

d. Ular

Ular merupakan konsumen tingkat 3 di sawah. Habitat dari ular adalah sawah sedangkan
relungnya adalah di dalam tanah. Bila masih banyak ular di sawah dan ladang, kita tidak
usah berburu tikus karena mereka akan bisa membunuh sekitar 10.000 ekor tikus
setahun. Peran ular ini sangat membantu, karena dapat menekan jumlah populasi tikus
yang menyerang padi.

e. Dekomposer

Dekomposer disebut juga perombak (pengurai), yaitu organisme yang bertugas


merombak sisa-sisa organisme lain untuk memperoleh makanannya. Habitat dari
organisme pengurai ini adalah sawah, sedangkan relungnya adalah di dalam tanah.

f. Tanah
Meskipun tanah merupakan komponen abiotik, namun peranannya sangat penting bagi
ekosistem sawah karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan
hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi
habitat hidup berbagai mikroorganisme.

g. Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan. Dalam ekosistem
sawah, air berperan dalam memberikan nutrisi terlarut dalam bentuk cairan yang diserap
oleh makhluk hidup. Semua komponen biotik yang ada di sawah tidak akan dapat hidup
tanpa mengkonsumsi air, karena sebagian besar penyusun tubuh makhluk hidup adalah
air. Oleh karenanya air memiliki fungsi yang sangat penting.

h. Cahaya Matahari

Cahaya matahari adalah sumber utama kehidupan. Tanpa adanya cahaya matahari
tanaman tidak dapat melakukan fotosintesis, sehingga rantai makanan akan terputus
karena konsumen tidak bisa mendapatkan sumber makanan utama.

5. ARUS ENERGI

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup yang berada di
seluruh muka bumi. Pada setiap tingkat trofik, energi yang dilepaskan ke lingkungan dalam
bentuk panas dapat mencapai 90%. Jadi, hanya 10% dari energi itu yang digunakan untuk
kegiatan hidupnya. Karena itu, semakin jauh energi itu dari sumbernya akan semakin kecil
alirannya. Energi yang dialirkan dari satu trofik ke trofik lainya hannya sebesar 10%. Cahaya
matahari pertama ditangkap oleh organisme autotrof yang mampu menghasilkan makanan
sendiri, yaitu tumbuhan-tumbuhan hijau berklorofil. Energi yang ditangkap digunakan untuk
melakukan proses fotosintesis dengan memanfaatkan nutrien yang ada di lingkungannya.
(Sunarto dkk., 2004). Produktivitas primer dapat didefinisikan sebagai laju penyimpanan
energi radiasi matahari melalui aktivitas fotosintesis yang dilakukan produser primer yang
mampu memanfaatkan zat-zat anorganik dan merubahnya menjadi bahan organik
(Odum,1971 cit. Sunarto dkk.,2004). Lalu proses berikutnya adalah tumbuhan hijau dimakan
oleh konsumen tingkat pertama yang biasanya merupakan hewan herbivora.Hewan herbivora
hanya mendapatkan 10% energi dari tumbuhan hijau yang ia makan. Hingga ke tofik
berikutnya, yaitu konsumen sekunder (hewan karnivora kecil), konsumen tersier (hewan
karnivora besar) hingga dekomposer, masing-masing hanya mendapatkan 10% energi dari
makhluk hidup yang ia makan. Semakin tinggi atau besar trofik, semakin sedikit energi yang
didapatkan.

6. MASALAH PERTANIAN

1. Intensifikasi Pertanian

Intensifikasi bertujuan meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memberikan dampak


yang merugikan, misalnya polusi/pencemaran air, dan lahan karena penggunaan pupuk
anorganik secara berlebih dan erosi plasma nutfah.
2. Melakukan pembakaran di tanah tegalan
Banyak sekali manusia yang melakukan pembakaran sampah sampah terutama sampah
plastik di tanah tegalan. Hal tersebut tentu akan merusak tanah yang menyebabkan tanah
menjadi tidak subur dan akan mengganggu tumbuhan yang hidup di tanah tersebut.

7. MASALAH EKOLOGI

Manusia memiliki pengaruh yang sangat kuat di bumi ini dibandingkan makhluk
organisme yang lain. Selain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, populasi
manusia juga sangat berpengaruh terhadap keseimbangan lingkungan. Sikap manusia yang
cenderung merusak lingkungan, seperti membakar hutan, memberantas hama dengan bahan
kimia, mengubah berbagai ekosistem alami menjadi ekosistem buatan, memberikan dampak
negatife terhadap lingkungan.

Berikut ini akan dijelaskan berbagai dampak negatife terhadap ekosistem akibat
ekploitasi berlebihan oleh manusia :

1. Degradasi Habitat atau alih fungsi habitat

Meningkatnya populasi penduduk dunia menyebabkan semakin banyak lahan yang


dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti lahan untuk pertanian,
tempat tinggal, industri, dll.

Degradasi atau alih fungsi habitat menyebabkan munculnya masalah lain seperti
kematian organisme karena kehilangan sumber makanan dan tempat tinggal dan
menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.

2. Pengubahan ekosistem alami menjadi ekosistem buatan


Ekosistem alami yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem buatan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan aliran energi dalam ekosistem tersebut.
Hal tersebut menyebebkan aliran energi yang semula bersifat kompleks, yaitu antara
berbagai jenis produsen, konsumen, detritivora, menjadi aliran energi yang lebih
sederhana, yaitu satu jenis produsen (padi), berbagai konsumen, dan detritivora.

3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan


Penggunaan pestisida dan antibiotik secara berlebihan untuk membunuh populasi
organisme yang merugikan (hama / patogen) dapat menyebabkan munculnya populasi
organisme yang kebal terhadap festisida dan antibiotik tersebut. Pada akhirnya, populasi
hama yang bertahan hidup dan mampu berkembang biak merupakan hama yang kebal (
resisten ) terhadap pestisida jenis tersebut.

4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem


Hilangnya suatu organisme dapat memberikan dampak yang cukup besar di dalam
ekosistem. Contohnya, di dalam ekosistem sawah, hilangnya keberadaan predator seperti
burung, ular, dsb dapat meningkatkan populasi organisme lain, misalnya tikus yang
memakan padi. Akibatnya, populasi padi akan menurun dan hasil panen akan berkurang.

5. Mauknya Spesies Asing


Introduksi / masuknya spesies dari satu ekosistem ke dalam ekosistem lainnya
biasanya bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan manusia. Misalnya ledakan
populasi tanaman eceng gondok di ekosistem perairan air tawar di indonesia, dikarenakan
tidak terdapatnya serangga predator alami yang mengontrol pertumbuhan populasi
tanaman tersebut,

6. Berkurangnya Sumber daya Alam Terbaharui


Kayu, tanduk, gading dll merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Sumber daya alam tersebut digolongkan ke dalam sumber daya alam yang dapat di
perbaharui karena berasal dari organisme yang dapat berkembang biak. Walaupun
memiliki sifat dapat diperbaharui, penggunaan dan eksploitasi secara berlebihan dapat
menurunkan jumlah dan kualitas sumber daya alam tersebut.
7. Terganggunya Daur materi di dalam Ekosistem
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat aktivitas manusia juga akan
ikut meningkat. Meningkatnya aktivitas manusia di dunia berpengaruh terhadap daur
biogeokimia.
8. Banyaknya limbah industri dan sampah
Pada kenyataannya sudah banyak pencemaran air, udara, maupun pencemaran tanah.
Penyebabnya mulai dari limbah industri maupun sampah. Hal tersebut sudah tidak
diragukan lagi sekarang ini. Bahkan banyak di tanah tanah tegalan, sawah, sungai, dll
yang sudah tercecer sampah yang sudah mencemari kondisi lingkungan tersebut. Dan
otomatis hal tersebut akan mempengaruhi ekosistem di wilayah tersebut.

9. Melakukan pembakaran di tanah tegalan


Banyak sekali manusia yang melakukan pembakaran sampah sampah terutama sampah
plastik di tanah tegalan. Hal tersebut tentu akan merusak tanah yang menyebabkan tanah
menjadi tidak subur dan akan mengganggu tumbuhan yang hidup di tanah tersebut.
Sehingga ekosistem yang ada di situ pun akan terganggu.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Komponen-komponen tegalan meliputi komponen biotik (misalnya padi,


belalang, katak, ular) dan komponen abiotik (misalnya tanah, air, cahaya
matahari)
2. Pada intinya peran dari masing-masing komponen ekosistem tegalan
merupakan suatu sistem yang cukup kompleks dengan membentuk rantai
makanan yang dapat membantu menjaga keseimbangan lingkungan. Semakin
banyak keanekaragaman hayati yang berada pada suatu ekosistem, maka
semakin seimbang pula ekosistem tersebut.
B. Saran

a. Disarankan kepada masyarakat atau petani tegalan untuk memanfaatkan


tegalan dengan baik. Meskipun hanya mengandalkan air hujan, sebenarnya
tegalan mempunyai potensi yang cukup tinggi yaitu dengan menggunakan
lahan tegalan untuk menanam palawija dan beberapa tanaman buah-buahan
yang lain.
b. Disarankan kepada masyarakat umum untuk menjaga lingkungan disekitarnya
karena sebagai manusia kita juga memegang peranan penting di dalam
perkembangan ekosistem.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Arif, dkk. 2008. Biology Insight “Mengkaji Kehidupan, Memupuk Keimanan”. Jawa
tengah: Hamudha Prima Media Publishing.

YT.Prasetyo, 2006. Bertanam Padi Gogo Tanpa Oleh Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai