Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM VERTEBRATA HAMA

IDENTIFIKASI TUPAI
Treeshrew Identification (Tupaia javanica)

Oleh :
HABIB ABDUL AZIZ
05071181419021

JURUSAN HAMA PENYAKIT TUMBUHAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2016
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam
kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme,
dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Salah satu anggota hama penting sebagai hama tumbuhan, adalah tupai.
Tupai ialah sejenis rodensia dari keluarga Sciuridae yang kecil hingga sederhana
saiznya. Di kawasan-kawasan yang bertuturan bahasa Inggris, tupai biasanya
merujuk kepada spesies-spesies Sciurus dan Tamiasciurus, yaitu tupai-tupai pokok
yang berbulu lebat ekornya dan yang berasal dari Asia, benua Amerika dan
Eropah, kecuali Ireland. Tupai adalalah mamalia yang bersosial bermasyarakat di
mana tupai jantan dan betina yang tinggal dalam sarang bersama dan kemudian
melahirkan anak. Sarang tupai terdiri daripada ranting-ranting dan daun-daun
kayu yang dibuat dikawasan agak tinggi dan selamat dari ancaman musuh seperti
ular dan burung pemangsa. Tupai biasanya mengeluarkan bunyi yang nyaring
utuk berkomunikasi dengan kumpulan atau ahli keluarganya apabila mereka
mencari makanan atau diganggu musuh.
Tupai adalah segolongan mamalia kecil yang mirip bajing. Secara ilmiah,
tupai tidak sama dan jauh kekerabatannya dengan keluarga bajing. Perbedaannya
dengan bajing yaitu, tupai tidak mempunyai kumis yang panjang. Moncongnya
pun lebih panjang dan meruncing serta tidak mempunyai sepasang gigi seri yang
besar berbentuk pahat. Seperti bangsa bajing, bangsa tupai umumnya aktif
mencari makan pada siang hari. Makanannya terdiri dari serangga dan buahbuahan, namun kadang kala juga memakan bagian tumbuhan dan binatang lain.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan dapat
menunjukkan bagian-bagian tubuh mamalia (tupai) yang meliputi kepala, leher,
badan dan ekor.morfologi luar dari hewan vertebrata hama.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi
Adapun klasifikasi Tupai javanica adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Sub Filum

: Vertebrata

Kelas

: Mamalia

Ordo

: Scabdantia

Familia

: Tupaiidae

Genus

: Tupaia

Spesies

: Tupaia javanica

2.2. Morfologi
Tupai adalah segolongan mamalia kecil yang mirip bajing. Secara ilmiah,
tupai tidak sama dan jauh kekerabatannya dengan keluarga bajing. Perbedaannya
dengan bajing yaitu, tupai tidak mempunyai kumis yang panjang. Moncongnya
pun lebih panjang dan meruncing serta tidak mempunyai sepasang gigi seri yang
besar berbentuk pahat. Seperti bangsa bajing, bangsa tupai umumnya aktif
mencari makan pada siang hari (Hariyanti, 2012).
Tupai umumnya pandai memanjat dan memiliki indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman yang baik. Makanannya terdiri dari serangga dan
buah-buahan, namun kadang kala juga memakan bagian tumbuhan dan binatang
lain. Pada musim dingin, sulit bagi tupai untuk menemukan makanan, sehingga
pada musim panas mereka mengumpulkan makanan untuk dimakan pada bulanbulan panjang dan dingin berikutnya. Tupai termasuk di antara binatang-binatang
yang menyimpan makanan untuk musim dingin. Tupai menyimpan makanannya
dengan menimbunnya di beberapa tempat. Berkat ketajaman penciumannya,
mereka dapat mengenali aroma biji-bijian yang tetimbun salju sedalam 30
sentimeter .Akan tetapi, tupai sangat hati-hati ketika mengumpulkan makanannya.
Mereka tidak mengumpulkan buah, daging atau jenis makanan yang cepat

membusuk, tetapi tupai hanya mengumpulkan buah-buahan kering dan dapat


tahan lama seperti kenari, hazelnut, dan buah cemara (Kurniawan, 2012).
Tupai memiliki otak relatif besar. Rasio besar otak berbanding besar tubuh
yang terbesar pada makhluk hidup, bahkan mengalahkan manusia. Tupai memiliki
Tubuh kecil dan ramping, kepala dan tubuh sekitar 15cm, ekor sekitar 18 cm. Di
belakangnya sering kali terjuntai ekor di atas punggungnya, lebar, tegak, berumbai
dan hampir sama panjang dengan badannya. Berkat ekor panjangnya, tupai dapat
melompat dari satu pohon ke pohon yang lain tanpa kehilangan keseimbangan
(Hariyanti,2012).
2.3. Bioekologi
Tupai hidup di hampir semua habitat dari tropis hutan hujan ke semi kering
padang pasir, dan hanya menghindari daerah kutub tinggi dan gurun terkering.
Tupai kebanyakan hidup di hutan-hutan Eropa dan Amerika Utara dan ada juga di
Pulau Kalimantan (Borneo) yang kemungkinan merupakan pusat keragaman
jenis-jenis tupai, mengingat sebelas (12 jika Palawan dimasukkan) dari 20 spesies
tupai di dunia. Dari segi lokasi para tupai ini memilih bersarang di tempat/pohon
yang memang lebat yang fungsinya untuk melindungi diri dari hujan dan
keselamatan dari bahaya (Marsha,2016).
Tupai tergolong binatang pintar dilihat dari cara mereka membangun
sangkarnya. Mereka membuat sangkar berbentuk lingkaran dan hanya ada satu
jalan keluar. Didalam lingkaran itualah mereka beristirahat dan bereproduksi.
Bahan-bahan sangkarnya pun tergolong bahan bahan halus seperti kapas dan daun
pisang yang sudah. Kebiasaan hidup tupai di hutan-hutan terbuka dan perkebunan
(Inayati, 2013).
Tupai selalu aktif di siang hari, terutama di waktu pagi. Perilakunya serupa
dan sukar dibedakan dari bajing kelapa. Apalagi kedua jenis hewan ini memiliki
ukuran tubuh yang hampir sama dan relung ekologis yang bertumpang tindih.
Akan tetapi tupai selalu mencari makanan di alam liar yang berupa buah-buahan
dan kacang-kacangan. Sering pula mengunjungi pohon-pohon yang mati untuk
mencari serangga dibalik kulit kayunya yang mengering (Nur, 2015).

2.4. Pengendalian
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam mengendalikan hama
tupai, antara lain; di setiap pohon yang berbuah disediakan minuman diwadah
yang kecil yang sebelumnya telah di kasih racun, karena biasanya tupai setiap
makan kakao selalu membutuhkan air minum (Inayati,2013).
Cara yang lain ialah dengan cara mengolesi balsam pada buah yang mulai
besar. Untuk menghemat balsem tersebut terlebih dahulu di campur dengan
minyak goreng. Dari pengalaman yang pernah ada tupai yang mencoba memakan
buah kakao yang sudah diberi balsem dengan campuran minyak goreng tadi
mereka tidak mau karena mulut dan lidahnya merasa terbakar oleh panasnya
balsem tersebut (Marsha, 2016).
Langkah terakhir adalah memburu tupai dengan senapan angin. Biasanya
tupai akan segera lari jika menengar suara senapan. Cara ini merupakan cara yang
sering di lakukan oleh petani di Indonesia (Inayati,2013).

BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 21 Agustus 2016 di
Laboratorium Entomologi. Jurusan Proteksi Tanaman Universitas Sriwijaya
Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum identifikasi tupai ini adalah
alat tulis berupa 1. Pensil 2. Penghapus 3. Penggaris dan 4. Buku tulis.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah Tupai kekes (Tupaia javanica).
3.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum identifikasi tupai (Tupaia javanica)
adalah sebagai berikut :
a)

Persiapkan bahan (Tupai kekes) lalu pegang menggunakan tangan

b)

Amati ciri ciri tupai kekes tersebut meliputi; panjang kumis, jumlah gigi
seri,Jumlah taring, panjang kaki depan, dan panjang buntut.

c)

Catat hasil identifikasi di buku tulis.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil yang kami dapatkan dari praktikum identifikasi tupai ini dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut :
No
Identifikasi
1
Kumis

Gambar

Keterangan
Memiliki kumis

yang

lebih pendek dari bajing

Gigi Seri

Memiliki

satu

pasang

gigi seri

Gigi Taring

Memiliki satu gigi taring

Kaki depan

Kaki

depan

tupai

memiliki panjang 4 cm

Kaki belakang

Kaki

belakang

tupai

memiliki panjang 5 cm

4.2. Pembahasan
Tupai ialah sejenis rodensia daripada keluarga Sciuridae yang kecil hingga
sederhana saiznya. Di kawasan-kawasan yang bertuturan bahasa Inggeris, tupai

biasanya merujuk kepada spesies-spesies Sciurus dan Tamiasciurus, iaitu tupaitupai pokok yang berbulu lebat ekornya dan yang berasal dari Asia, benua
Amerika dan Eropah, kecuali Ireland.
Pada praktikum kali ini kami mengidentifikasi tupai yang berumur 2 bulan,
pada usia dua bulan tupai masih di kategorikan bayi, terlihat jelas dari hasil
identifikasi kami yang menunjukkan kaki depan tupai yang hanya mencapai 4 cm
dan kaki belakangnya yang panjang mencapai 5 cm. Tupai memiliki kemampuan
untuk mengubah kaki mereka seratus delapan puluh derajat, yang memungkinkan
untuk segera berlari menaiki pohon terdekat untuk melarikan diri.
Kumis pada tupai terlihat pendek di bandingkan bajing,selain itu moncong
pada tupai juga lebih panjang dibandingkan dengan bajing. Kumis bagi seekor
tupai digunakan sebagai pengatur keseimbangan tubuh serta untuk mengenali
benda-benda ketika di malam hari.
Tupai memiliki ekor yang panjang berumbai dan hampir sama panjang
dengan badannya.Ekor berfungsi sebagai alat keseimbangan dan kemudi,
sehingga memudahkan tupai melompat dari satu pohon ke pohon lain.
Adapun ciri-ciri tupai yang lainnya adalah; a) Mirip bajing, tetapi berbeda
dalam rincian anatomonya, b) Memiliki moncong yang panjang dan runcing, c)
Memiliki lima jari, dan disetiap jarinya memiliki cakar, d) Bersifat insectivora,
tetapi ada juga yang memakan buah-buahan yang memiliki sifat lunak, e) Dapat
melompat dari ujung dahan ke dahan lain sejauh 4 meter. Pada saat melompat kaki
depan dan belakang direnggangkan dan melayang serta ekor dipipihkan. Dan juga
tupai dapat jatuh bebas dari ketinggian 9 meter dan mendarat dengan mulus di atas
keempat kakinya serta, f) Memiliki mata yang jeli untuk memperkirakan jarak
yang tepat.
Tupai biasanya mengeluarkan bunyi yang nyaring utuk berkomunikasi
dengan kumpulan atau ahli keluarganya apabila mereka mencari makanan atau
diganggu musuh. Adapun ancaman ancaman bagi tupai adalah burung
pemangsa, ular, dan juga Kucing.

BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Vertebrata Hama
dengan judul Identifikasi Tupai ini, adalah sebagai berikut :
1. Tupai ialah sejenis rodensia dari keluarga Sciuridae.
2. Perbedaannya dengan bajing yaitu, tupai tidak mempunyai kumis yang
panjang. Moncongnya pun lebih panjang dan meruncing serta tidak
mempunyai sepasang gigi seri yang besar berbentuk pahat.
3. Aktif mencari makan pada siang hari.
4. Makanannya terdiri dari serangga dan buah-buahan, namun kadang kala
juga memakan bagian tumbuhan dan binatang lain.
5. Pengendalian tupai dapat dilakukan dengan cara menjebaknya dengan air
racun, membalsami buah, dan berburu dengan senapan angin.
5.2. Saran
Agar praktikan lebih teliti dan berhati hati dalam memegang tupai dan ada
baiknya menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kain.

DAFTAR PUSTAKA

Hariyanti, rosana. 2012. Atlas Binatang Mamalia 2. Solo: Tiga serangkai Pustaka
Mandiri
Inayati, Ina. 2013. http://catatan-smp.blogspot.com/2010/04/sistem-koordinasi-pdmanusia-dan-hewan.html.(diakses selasa, 30 Agustus 2016 pukul 15.00
WIB)
Kurniawan, Kelly. 2012. http://febrichahardanita.blogspot.com/2011/12/makalahsistem-endokrin.html ( diakses selasa, 30 agustus 2016 pukul 14.50 WIB)
Marsha,

Indah.

2016.

http://marshaindah.blogspot.com/2011/11/makalah-

tupai.html (diakses selasa, 30 agustus 2016 pukul 13.10 WIB)


Nur, Muhammad .2015. http://kusmandanuunindra4. blogspot.com/2009/07/
mamalia.html (diakses Selasa, 30 agustus 2016 pukul 13.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai