KELAS MAMALIA
Dosen Pengampu:
Bagus Priambodo, S.Si., M.Si., M.Sc. dan Farid Akhsani, S.Si., M.Si.
2. Ordo Chiroptera
Mamalia yang dapat terbang, pada bagian kaki depan dan belakang terdapat
membrane interdigital, walaupun kaki yang belakang lebh kecil. Mereka tergolong
hewan nocturnal dan makanan berupa buah-buahan
3. Ordo Primata
Ordo primate termasuk jenis omnivore yang memiliki ciri bentuk jari panjang dan
besar, jari tangan dan kaki umumnya berjumlah lima, memiliki kelenjar susu pada
spesies betina.
4. Ordo Rodentia
Hean mamalia yang tidak memiliki taring sehingga biasanya hidup sebagai pengerat.
Hewan ini memiliki ciri-ciri gigi seri yang tebal dan besar, dapat hidup di segala
habitat
5. Ordo Carnivora
Mereka merupakan sekumpulan hewan pemakan daging, memiliki gigi taring yang
tajam, dan cakar yang runcing sebagai alat untuk berburu dan mengoyak daging
mangsanya.
6. Ordo Laghomorpha
Memiliki gigi molare yang dapat tumbuh terus, mempunyai gigi seri 4 atau lebih,
memiliki ekor yang pendek, kuat, dan dapat digerakkan
7. Ordo Cetacea
Golongan mamalia yang tergolong ke dalam ordo ini adalah mamalia yang hidup di
laut, kaki depannya seperti dayung serta tidak memiliki tulang belakang
8. Ordo Proboscidea
Bentuk tubuh yang besar, mempunyai probossoidea dengan dua lubang hidung serta
dapat digunakan untuk memegang. Berat badan mencapai sekitar 3,5 sampai 5 ton
dengan umur mencapai 50 tahun. Berleher pendek, kepala besar, dan telinga lebar
9. Ordo Perissodactyla
Mamalia herbivora dengan kepemilikan kuku berjumlah jari kaki ganjil dan tidak
memiliki tanduk
b. Bahan
Paket data
Tikus ini merupakan hewan berkaki empat yang persebarannya luas. Sinonim spesies ini
adalah Mus norvegicus, R. nervogicus javanus. Hewan ini merupakan hewan rodentia yang
memiliki bentuk kepala agak tirus di bagian anterior dan lubang hidungnya yang terlihat
sebagai dua belahan. Mulutnya terletak pda bagian bawah lubang hidung dan dilengkapi
oleh dua bibir. Pada bagian kanan dan kiri moncongnya, mempunyai struktur berupa misae
(kumis) yang dikenali sebagai vinrisa. Vibrisa bertindak sebagai organ sentuhan yang
sensitive untuk tikus. Matanya berukuran kecil dan berwarna hitam, daun tellinga tipis,
kecil, dan bulat. Rambut R. norvegicus tumbuh di seluruh permukaan badan dan tidak
tertumpu pada bagian tulang belakangnya. Spesies ini tergolong dalam kumpulan mamalia
kecil karena berat badannya kurang dari 5 kg, aktif, serta pergerakan yang tinggi.
Keuntungan menjadi mamalia kecil adalah memudahkan untuk melindungi dan
menyembunyikan diri dari pemangsa. R. norvegicus memiliki berat 140-500 gr, rata-rata 400
gr. Pejantan biasanya lebih besar dari betina. Tikus ini memiliki moncong tumpul, telinga
dan mata kecil, kotoran berbentuk kapsul dengan ukuran 2 cm, umur hidup 5-12 bulan,
bahkan hingga 3 tahun, dewasa dalam usia 2-3 bulan, jumlah anak tiap kelahiran 8-12 ekor.
R. norvegicus memiliki tekstur rambut kasar dan agak panjang, bentuk badan silindris dan
membesar ke belakang. Panjang ekor 160-210 mm, panjang total 310-460 mm, lebar daun
telinga 18-24 mm (berambut), panjang telapak kaki belakang 40-47 mm, lebar gigi pengerat
3,5 mm, rumus mamae 3+3 = 12. Spesies ini jarang hidup lebih dari 3 tahun.
Tikus ini lebih cepat dewasa, tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan lebih
mudah berkembang biak. Spesies ini dapat berkembang biak hingga 7 kali per tahun. Musim
kawin/perkembangbiakan terjadi sepanjang tahun, tetapi kurang menonjol pada musim
dingin. Jumlah keturunan 2-14 (rata-rata 8). Periode kehamilan 22-24 hari. Berat lahir rata-
rata 5,81 gram. Umur kematangan seksual reproduksi betina 3-4 bulan, sedangkan jantan 3-4
bulan. Rata-rata usianya adalah 2 tahun. Seekor betina bisa dikawini 200-500 kali dalam
masa subur dalam waktu 6 jam. Siklus estrus terjadi sekali setiap 4 hari. Tikus ini termasuk
hewan nocturnal tetapi kadangkala juga dijumpai pada siang hari. Kebiasaan makannya
menggunakan indera penciuman dan sentuhan. Mereka mampu bertahan cukup mudah jika
terdapat pasokan sisa makanan. Kebiasannya makannya merupakan omnivora.
3.3 Kucing
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Karnivora
Family : Felidae
Genus : Felis
Spesies : Felis catus
Prayoga, H. dkk. 2014. Karakter Kunci Pembeda Antara Orangutan Kalimantan (Pongo
pygmaeus) dengan Orangutan Sumatera (Pongo abelii). Bionatura-Jurnal Ilmu-Ilmu
Hayati dan Fisik, 16(1), 52-58. ISSN 1411-0903.
Meijaard, E., Rijsken, H.D., Kartikasari. 2001. Di Ambang Kepunahan!, Kondisi Orangutan Liar
di Awal Abad ke-21. Penyunting S.N. Kartikasari. Jakarta: The Gibbon Foundation
Indonesia.
Dewi, Dian Indra. 2012. Tikus Riul (Rattus norvegicus). Serba Serbi Vektor.
Nizam, F. 2008. Kajian Umur, Pembiakan, Pertumbuhan, dan Saiz Kawasan Rayau Tikus Rattus
norvegicus di Sekitar Pulau Pinang: Universiti Sains Malaysia.
Kurniawan, Fredi. 2012. Klasifikasi dan Morfologi Kucing (Felis silvestris catus). Dari
fredikurniawan.com. Pada 10 Desember 2020.
Toenjes, Nicolle B. A. 2007. Felis catus Domestic Cat. Dari animaldiversity.org, pada 10
Desember 2020.