Anda di halaman 1dari 28

MATERI FILUM MOLUSKA

Dosen Pengampu:
Bagus Priambodo, S.Si., M.Si., M.Sc. dan Farid Akhsani, S.Si., M.Si.

Nama: Yulia Dewi Wulandari


NIM: 190342621201
Kelas/ Off: I

Laboratorium Struktur Perkembangan dan Taksonomi Hewan


Jurusan Biologi, Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
2020
BAB I
PERTANYAAN

1. Carilah masing-masing 2 spesies dari Filum Moluska dengan gambar literatur (morfologi
dan anatomi), Sistem klasifikasinya, deskripsi singkat, habitat, fungsi ekologis, dan
karakter spesifik, sesuai dengan Kelasnya (6 Kelas saja, Aplacophora, Monoplacophora,
Gastropoda, Cephalopoda, Bivalvia, dan Scaphopoda)!

2. Isi secara singkat tabel perbedaan karakter dari beberapa Kelas dalam Filum Moluska
dibawah ini.
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
Aplacophor Monoplacophor Gastropod Cephalopod Bivalvi Scaphopod
a a a a a a
Ciri
Khusus
S. Gerak
S.
Respirasi
S.
Sirkulasi
S. Syaraf
S.
Reproduk
si
S. Digesti
Habitat
Makanan

3. Jawablah pertanyaan sesuai yg diberikan pada kolom video diSIPEJAR


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Anggota Filum Moluska


a. Apodomenia enigmatica

Gambar: Apodomenia enigmatica


Sumber: Kevin, et al, 2019

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Aplacophora
Sub Kelas : Solenogastres (Neomeniomorpha)
Family : Apodomeniidae
Genus : Apodomenia
Spesies : Apodomenia enigmatica

Hewan berbentuk silinder-memanjang, cenderung meringkuk secara spiral bila


diganggu dan selama fiksasi. Specimen terbesar yang ditemukan dengan panjang 255
mm dengan diameter maksimum 8 mm serta ujung-ujung posterior hilang. Hewan ini
sepenuhnya tertutup kutikula tebal dengan duri pipih dan massif yang berukuran
seragam atau sama. Duri tertata dengan sudut yang tepat ke permukaan tubuh,
menghasilkan tampilan seperti beludru. Kutikula tembus pandang sehingga apabila
Gambar: rekronstruksi lateral anatomi internal Apodomenia enigmatica. a) tubuh
anterior. Sistem saraf anterior ambigu

dilihat dari jarak dekat permukaan tubuh tampak agak berduri meskipun hanya ujung
duri yang menonjol dari kutikula. Pada organisme yang masih hidup, organ
kekuningan (gonad dan midgut) dan hemolimf berwarna merah terlihat melalui
integument. Alur ventral kurang, tetapi kadang sisi ventral yang dekat ujung anterior
kurang rata. Area dengan kutikula tipis dan duri sangat kecil di sekitar mulut dan
skeitar area anus bukan genital. Berdasarkan penelitian Kevin dkk, berdasarkan
holotype, spesies dewasa memiliki panjang 55 mm dan diameter tubuh maksimum 4
mm. tebal epidermis 50-60 mikrometer, tidak memiliki sel kelenjar atau papilla. Duri
diekskresikan oleh sel epidermis tungal yang membesar dan memanjang ke dalam
kutikula. Kutikula setebal 250 mikrometer. Pada ujung anterior tubuh dan posterior,
kutikula ventral lebih tipis. Sklerit epidermal berbentuk padat, duri pipih hingga 800
mikrometer dan pada bagian dasarnya hingga 70 × 30 mikrometer di bagian dasarnya.
Epidermis didasari oleh lapisan tebal otot melingkar dan membujur. Gonad dorsal
berpasangan berkembang dengan baik, mengandung oosit dan spermatosit. Gonad
mencapai ujung tubuh anterior, bagian punggung ke sekum usus tengah, dinding
median gonad menyatu. Perikardioduktus pendek dan berpasangan, bersilia yang
tampak jelas. Mereka menyatu di anterior pericardium yang relative sempit berisi
ventrikel jantung berotot yang besar. Perikardioduktus pendek menghubungkan ke
saluran pemijahan tebal yang terdapat di sepanjang posterior dan menyatu sama lain
secara ventral ke rectum. Wadah mani berpasangan terdiri dari ductus bersilia
panjang dan ramping yang di anterior bercabang menjadi sejumlah ruang. Gonopore
tunggal terletak tepat di depan lubang anus dan di kelilingi oleh area yang ditutupi
kutikula tipis dan sklerit kecil. Empat kabel saraf utama melewati seluruh tubuh,
sepasang ventral dan sepasang lateral. Rekonstruksi sistem saraf anterior (termasuk
ganglion serebral) tidak mungkin dilakukan berdasarkan dua rangkaian bagian yang
tersedia. Spesies ini banyak ditemui di laut, di dalam substrat dengan kedalam 20
meter.

b. Epimenia australis

Gambar: Epimenia australis


Sumber: https://species.wikimedia.org/

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Aplacophora
Ordo : Cavibelonia
Family : Epimeniidae
Genus : Epimenia
Kelas : Epimenia australis
Spesies ini merupakan anggota Aplacophoran atau Splenogaster di daerah tropis,
perairan dangkal, dan terdapat dalam jumlah banyak di perairan Pasifik Barat. Lrbih
dari 30 individu dikumpulkan pada bulan Januari hingga Februari dengan menyelam
lepas di Pantai Madang Papua Nugini di mana mereka beragregasi dengan mangsa
Cnidarian di bawah lempengan karang yang terbalik pada kedalaman 15-24 meter di
daerah batuan karang yang curam dengan arus deras. Epimenia memakan
Scleronephthya dengan cara menjepit karang lunak dengan gigi radular berbentuk kait
sambal menghisap polip. Mereka bergerak dengan aksi siliaris dari kaki kecil
sepanjang untaian lendir yang disekrsikan di dalam alur pedal, kaki tetap berada di
dalam alur. Spesies ini aktif di malam hari tetapi tersembunyi di malam hari, saling
melilit erat di bebatuan karang. Ujung anterior dengan ruang depan berisi bundle
papilla dan dengan tonjolan punggung dibatasi oleh sensorik cirri, peka terhadap
sentuhan, dan hewan-hewan itu tampak mampu melakukan penciuman yang
berfungsi untuk menangkap mangsa dan bereaksi satu sama lain. Epimenia australis
dari Madang memiliki panjang hingga 11 cm dan lebae terbesar 5-6 mm. Di bagian
lateral terdapat bercak hijau atau biru cerah yang tidak beraturan dan berwarna-warni
dengan latar belakang cokelat kemerahan, dengan punggung bukit retikulst dan
veruka. Sisi ventral dan ventrolateral cokelat kemerahan. Pola spikula rangka yaitu
spikula yang sejajar dengan tubuh dan saling silang sepanjang ventroanterior ke
dorsoposterior dan dari ventro posterior ke dorsoanterior dapat dilihat melalui
kutikula. Spikula tegak menangkap dan menahan detritus dan ketika di akuarium
menyediakan substrat untuk biota hewan dan tumbuhan kecil semacamnya. Spikula
tegak tersebar tipis di punggung dan lateral di seluruh bagian tubuh lainnya. Warna
tubuh disebabkan oleh dua jenis epidermis papilla, satu memberi warna cokelat dan
lainnya memberi warna hijau atau biru. Papilla memanjang di luar kutikula dan ketika
papilla hijau disentuh dengan jarum, bagian tersebut akan melepaskan partikel
kekuningan. Ujung kepala lebih sempit daripada ujung posterior punggung, posterior
ujungnya agak pipih secara dorsoventral an biasanya ditekuk ke bawah sebagai kait.
Hewan ini bertekstur kaku karena kutikula yang tebal dan lapisan kerangka spikula
yang tebal dan lapisan kerangka spikula.

c. Neopilina galatheae
Gambar: Neopilina galatheae
Sumber: https://www.gbif.org/

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Monoplacophora
Ordo : Tryblidiida
Family : Neopilinidae
Genus : Neopilina
Spesies : Neopilina galatheae

d. Neopilina bruuni

Gambar: Neopilina bruuni


Sumber: http://www.gastropods.com/

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Monoplacophora
Ordo : Tryblidiida
Family : Neopilinidae
Genus : Neopilina
Spesies : Neopilina bruuni

e. Chromodoris lochi

Gambar: Chromodoris lochi


Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Nudibranchia
Family : Chromodorididae
Genus : Chromodoris
Spesies : Chromodoris lochi

f. Chromodoris annae
Gambar: Chromodoris annae
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Nudibranchia
Family : Chromodorididae
Genus : Chromodoris
Spesies : Chromodoris annae

g. Sepia officinalis
Gambar: Sepia officinalis
Sumber: www.thecephalopodpage.org/

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Sepiida
Family : Sepiidae
Genus : Sepia
Spesies : Sepia officinalis

Sepia officinalis disebut juga sotong yang terdiri dari cangkang internal yang terletak
di dalam mantel, berwarna putih, berbentuk oval dan tebal. Ciri khas dotong adalah
cangkang internal berpori membantu ruang depan yang berisi gas dan ruang belakang
yang berisi air. Meskipun perlu waktu berjam-jam bai sotong untuk mengubah
kepadatannya melalui tulang, ia dapat mengontrol posisinya di dalam air dengan
satuan sirip dan mantel khusus. Sotong memiliki dua metode berenang. Mereka dapat
mendorong diri mereka sendiri ke belakang dengan cara menghisap air ke dalam
rongga tubuh melalui tulang sotong dan kemudian mengeluarkannya melalui corong
(siphon). Mekanisme ini menghasilkan gerakan mundur yang sangat cepat, biasa
terjadi saat melarikan diri dari predator karena membutuhkan banyak energi.
Melayang dan berenang normal dicapai dengan gerakan lembut seperti gelombang
pada sirip sampingnya. Lengan spesies ini mengelilingi mulut dan cangkang internal
berkurang. Perilaku dan pola hidup dikenali dari bentuk oval, pipih, dan sirip panjang
dan sempit berasal dari tepi yang tidak beraturan di sepanjang sisi tubuh utama atau
mantel. Kepala relative besar dengan tubuh yang memiliki mahkota yang terdiri dari
delapan lengan. Masing-masing dilengkapi dengan mangkok penghisap pada
ujungnya yang rata. Mata terletak di sisi kepala dan memiliki pupil berbentuk “W”.
Mantelnya sangat berpigmen dengan pola garis-garis lebar seperti zebra yang tidak
teratur. Sotong memiliki sistem saraf paling berkembang di antara invertebrate. Otak
yang relative besar bertempat di dalam tengkorak tulang rawan yang keras. Bagian
otak terhubung ke mata sangat berkembang dan kompleks.

h. Octopus vulgaris

Gambar: Octopus vulgaris


Sumber: https://www.scientificamerican.com/

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Octopoda
Family : Octopodidae
Genus : Octopus
Spesies : Octopus vulgaris

Spesies ini memiliki persebaran di seluruh dunia. Namun, keberadaannya sangat


melimpah di Laut Mediterania, Samudera Atlantik Timur, dan diperairan Jepang.
Octopus vulgaris ditemukan di perairan tropis, subtropic, dan subtropic antara
permukaan kedalaman 100 hingga 150 meter. Panjangnya mencapai 1-3 kaki
termasuk lengan. Kulitnya halus, memiliki 8 lengan yang dilapisi pengisap, dan tidak
memiliki cangkang internal. Bagian tubuh gurita dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
badan, mata, selaput renang, kantong penghisap, dan tangan. Pada bagian tubuh yang
bulat terdapat tonjolan seperti kutil. Bagian utama dari tubuh gurita menyerupai
gelembung dan diliputi oleh selubung, kemudian mengecilmembentuk semacam
“leher” pada bagian pertemuan dengan kepala. Bentuk kepala jelas dilengkapi dengan
sepasang mata yang sangat kompleks sehingga gurita mempunyai penglihatan yang
sempurna dan dikelilingi bagian depannya (anterior) oleh lengan-lengan. Mulut
terletak di bagian kepala yang di kelilingi oleh lengan-lengan. Di bagian bawah tubuh
terdapat lubang-lubang seperti corong yang dinamakan siphon. Siphon berguna untuk
mengeluarkan air dari dalam tubuhnya. Keistimewaan utama gurita adalah dapat
mengubah warna tubuhnya dengan cepat bila ada musuh yang menyerangnya. Kulit
pada gurita memiliki banyak khromatofor yang mengandung zat warna pigmen. Di
bawah pengaruh syaraf dan hormone dinding otot mampu merenggang atau
berkontraksi menyebarkan pigmen. Kelenjar tinta berada di dalam perut dan menjadi
salah satu alat pertahanan diri. Kelenjar ini dapat terbuka melalui bagian atap
kepalanya. Gurita memiliki paruh yang menyerupai tanduk yang amat mirip dengan
paruh pada burung kakaktua, hanya berbeda pada rahang bagian bawah yang menutup
rahang atas. Rahang tersebut digunakan untuk memotong makanan dan beberapa
digunakan untuk pertahanan diri. Gurita termasuk hewan nocturnal, bergerak dengan
cara merangkak pada dasar perairan atau bebatuan menggunakan kedelapan
tentakelnya. Dalam keadaan ketakutan gurita dapat menyemprotkan air melalui
siphon sehingga dapat bergerak maju.
Gurita termasuk karnivora, mangsanya adalah berbagai jenis ikan, udang, kepiting,
kerrang, dan keong. Octopus vulgaris memiliki kelenjar yang dapat membunuh
mangsanya. Gurita memiliki jenis kelamin yang terpisah. Perbedaan antara gurita
jantan dan betina terletak pada lengannya. Pada gurita jantan ditemui adanya hektotil,
yaitu organ seksual yang terbentuk sebagai hasil modifikasi lengan ketiga atau
keempat bagian sebelah kanan yang berubah menjadi alat kopulasi. Testis atau gonad
merupakan suatu massa padat, tersusun dari tabung-tabung kecil yang terdapat dalam
suatu kapsul dan terletak di bagian belakang rongga tubuh. Sperma dikemas dalam
tabung kecil (khitin) yang dinamakan spermatofor berukuran 10-15 mm. alat
reproduksi pada hewan betinas relative sederhana. alat ini terdiri dari ovarium yang
terletak di rongga tubuh bagian belakang. Dari ovarium muncul saluran telur atau
oviduct yang memiliki kelenjar penghasil albumen untuk melapisi telur-telurnya.
Saluran telur bermuara ke dalam rongga rectum bagian kin. Telur dilapisi oleh bahan
gelatin yang dikeluarkan oleh kelenjar nidamental yaitu sepasang kelenjar besar dan
pipih berbentuk bulat telur.

i. Crassostrea gigas
Gambar: Crassostrea gigas
Sumber: https://www.sciencedirect.com/

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Ostreida
Family : Ostreidae
Genus : Crassostrea
Spesies : Crassostrea gigas

Spesies ini merupakan spesies eksotik yang diperkenalkan ke pantai Barat Muara
Americaines, Jepang. Hidupnya menempel pada bebatuan, puing-puing, atau
kedalaman 5 hingga 40 meter. Namun, mereka juga dapat ditemukan di daerah
lumpur atau pasir lumpur. Mantel Crassostrea gigas sebagian menyatu dengan massa
visceral secara lateral satu sama lain berfusi dengan bagian anterior (subligamental
isthmus) dan posterior (gill-mantle junction). Di sisi kanan, terdapat saluran yang
luas, Lorong promyal terletak di antara adductor dan masa visceral dan
menghubungkan rongga epibranchial kanan dengan rongga punggung. Berdasarkan
struktur morfologi, lokasi, dan fungsinya mantel tiram dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu: a). mantel tebal, memanjang dari anterior ke adductor hingga massa visceral
dan ditandai dengan filamen otot transversal terdistribusi, jaringan pembuluh darah
yang tersebar secara longgar dan lapisan otot diagonal tepat di bawah epitel. b)
mantel tipis, terutama terletak di sekitar otot adductor, terdiri dari satu mantel lapisan
otot subepital dan satu atau dua lapisan otot trngah diagonal dan berisi cabang saraf
besar, pembuluh darah, dan lacunas yang rumit. Pola penghubung loos jaringan di
sekitar adductor berbeda dari yang lain dalam bundle otot dari adductor menuju
margin mantel.

Di dalam cangkang dua lobus mantel membentuk ruang setengah tertutup yang
dipisahkan oleh insang menjadi dua ruang yang terhubung, ruang pintu masuk
diperpanjang yang menempati daerah perut dan posterior, serta ruang kloaka. Ruang
kloaka dibagi lagi oleh adductor dan insang menjadi rongga posterior dan rongga
epibranchial, yang terdiri dari dua subkavitas epibranchial dalam dan dua subkavitas
epibranchial luar. Rongga punggung yang sempit menempati ruang punggung kr otot
adductor dan promyal memanjang di sisi kanan, antara rongga punggung dan
epobranchial kanan rongga. Spesies ini biasa di konsumsi dengan berbagai olahan.

j. Argopecten irradians

Gambar: Argopecten irradians


Sumber: https://gulfspecimen.org/

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Pectinida
Family : Pectinidae
Genus : Argopecten
Spesies : Argopecten irradians

Cangkang A. irradians berbentuk kipas dengan lebih dari 14 rusuk radial. Kerang
simetris dengan warna bervariasi. Mereka memiliki pola berganti kulit dengan
perpaduan warna abu-abu rua, hitam, atau orange, merah, atau kuning. Spesies ini
pertama kali ditemukan di padang lamun perairan pantai Atlantik dari New Jersey ke
Florida dan di Teluk Meksiko. Ukuran spesies ini berkisar 55-90 mm. usia rata-
ratanya dalah 12-18 bulan. Individu yang paling lama hidup hingga usia 26 bulan.
Suhu air yang tinggi pada bulan-bulan panas dapat memperpendek usia organisme
dewasa. Argopecten irradians dewasa berenang dengan mengepakkan semburan air
yang berdenyut dari rongga mantel. Spesies ini memiliki pola renang “zig-zag”
dengan mengeluarkan air secara bergantian antara celah anterior dan posterior di
cangkang.
Reproduksi spesies ini secara hermaphrodit, memiliki organ seks pria dan wanita.
Organ ini disebut protandrous yang melepaskan gamet jantan dan gamet betina, untuk
menghindari pembuahan sendiri. Pemijahan tidak akan terjadi sampai suhu air laut
mencapai 20 derajat C. Individu ini memiliki satu siklus reproduksi selama hidup
meraka. Perkembangan oosit dimulai pada bulan Agustus dan pemijahan terjadi pada
bulan Oktober. A. irradians memiliki larva veliger planktotrophic dalam waktu 48
jam pembuahan. Pediveliger dengan cangkang berengsel dan tahap kaki berkembang
sempurna dalam 10 hari. Penyelesaian dan metamorphosis terjadi dalam waktu
kurang lebih 2 minggu.

k. Bathycadulus henderson

Gambar: Bathycadulus henderson


Sumber: http://www.marinespecies.org/

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Scaphopoda
Ordo : Gadilida
Family : Gadilidae
Genus : Bathycadulus
Spesies : Bathycadulus henderson
Spesies ini di temukan di Khatulistiwa Atlantik Tengah dengan sebaran atau
distribusi hingga ke Cekungan Amerika Utara, Cekungan Eropa Barat. Panjang
cangkang 6,6 mm, berwarna cerah, putih seperti porselen. Diameter maksimum
terletak di 3/5 bagian tengah cangkang, kedua sisi sejajar pada punggung. Cangkang
mengecil dengan cepat dari diameter maksimum ke puncak mulut. Sisi punggung
inusoidal dengan dua tonjolan, satu dengan dua tonjolan, satu dari keempat organ
pada posterior meruncing ke puncak, area tengah cekung dalam tampilan lateral.
Apeks sederhana, batas tipis, area dorsoventral sedikit tertekan, terdapat kalus pre-
apikal internal yang menonjol. Aperture oral sederhana, sedikit dikompresi secara
lateral. Bathycadulus henderson memiliki konstriksi apikal dan oral lebih jelas
dibandingkan B. segonzaci.
l. Dentalium vulgare

Gambar: Dentalium vulgare


Sumber: https://www.alamy.com/

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Scaphopoda
Ordo : Dentaliida
Family : Dentaliidae
Genus : Dentalium
Spesies : Dentalium vulgare

Dentalium vulgare memiliki bentuk cangkang seperti gigi. Cangkangnya terbuka


pada kedua ujung, berbentuk silinder. Panjang cangkangnya hingga 60 mm, dan lebar
maksimum 6 mm pada ujung anterior. Kaki pada hewan ini muncul dari ujung
cangkangnya yang besar. Hewan ini memiliki kepala tanpa mata yang ditutupi oleh
mantel seperti Bivalvia. Jenis kelamin hewan ini terpisa, tetapi mantel bersatu,
sehingga membuka tabung terbuka dan seluruh permukaan tampak menyerap
oksigen. Makanan dari hewan ini berupa microflora maupun mikrofauna. Pernapasan
dibantu oleh mantel yang dimilikinya karena tidak memiliki kepala dan insang untuk
bernapas. Dentalium memiliki tubuh ramping, memanjang dorsoventral, diselubungi
oleh mantel. Kepalanya rudimenter, kaki lancip, berlobus, dan berguna untuk
menggali lumpur atau pasir. Memiliki cangkang yang terbuka pada kedua ujungnya,
berbentuk silinder, dan biasanya berwarna putih atau kekuningan, tetapi di Asia
Tenggara berwarna hijau cemerlang. Dentalium memiliki kaki dan kepala berukuran
kecil, berbentuk probobis tersembul pada aperture anterior yang lebih besar. Pada
kepala terdapat mulut, terdapat captacula, tetapi tidak ada mata dan tentakel sebagai
alat indera. Rongga mulut pada hewan ini dilengkapi rahang dan radula. Rongga
mantel luas, terletak sepanjang tepi ventral.
Hewan ini berkembang biak secara seksual dan masing-masing organ seksual saling
terpisah pada individu lain. Telur atau sperma keluar melalui nephridia kanan dan
keluar tubuh melalui aperture posterior. Fertilisasi dilakukan dengan cara eksternal.
Telur dilepaskan secara terpisah dan sesudah stadium larva yang singkat hewan-
hewan muda tenggelam di dasar laut dan berenang bebas, yang simetri bilateral.
Metamorfosa menjadi anak terjadi secara bertahap disertai perpanjangan tubuh.
Seperti pada Bivulva, cangkang dan mantel larva pertama membentuk bilobus, namun
kemudian lobus mantel berfusi sepanjang tepi ventralnya, akibat fusi tersebut
menghasilkan mantel dan cangkang silindrik dengan lubang di setiap ujung. Keadaan
tersebut memperlihatkan Scaphopoda berkerabat dengan Bivalvia, mempunyai bentuk
kaki yang sama, perilaku membenamkan diri, memiliki kepala yang mengecil,
mantel, embrio, sifat simetri serta orientasi badan di dalam cangkang.
Hewan ini hidup di laut atau pantai yang berlumpur, cangkangnya tajam, berbentuk
taring . Mereka hidup dengan membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur
bersih di perairan dangkal tetapi terdapat juga di kedalaman 5000 m.
2. Jawaban Tabel
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Bivalvia Kelas Scaphopoda
Aplacophora Monoplacophora Gastropoda Cephalopoda

Ciri Khusus Tubuh mirip Hewan ini Mempunyai Tubuhnya tidak Memiliki Cangkangnya berbentuk
cacing dengan mempunyai kaki otot pipih bercangkang, cangkang yang pena atau gading gajah
tubuh tidak cangkang untuk merayap. serta memiliki berjumlah yang memanjang.
bercangkang tungga; dengan Serta kepala tentakel yang sepasang. Kepala rudimenter
dan hanya satu sisi dan dengan berjumlah Bagian menyusut serta
diselubungi insang yang tentakel yang delapan atau belakang mantel memiliki kaki lancip
mantel ganda berjumlah 2 sepuluh. Bagian terdapat dua yang berguna untuk
atau 4 pada kepala jelas buah lubang menggali lumpur. Tidak
lubang mulut. dengan mata disebut siphon. mempunyai insang
Selain itu, besar Kaki pipihnya
terdapat gigi apabila berjalan
radula (lidah dijulurkan ke
perut) anterior
S. Gerak Memiliki kaki Mempunyai kaki Mempunyai Bergerak Kaki pipih yang Bergerak dengan kaki
tersembunyi berbentuk bulat kaki dan perut dengan kaki dan mirip mata pipih
bahkan hampir dan tidak terlalu untuk bergerak kepala kapak disebut
tidak ada. berotot serta juga
Mempunyai mengeluarkan palecycopoda
lipatan ventral lendir untuk
sederhana memudahkan
yang semakin pergerakan
lama semakin
berkurang. Hal
ini
menunjukkan
bahwa kelas
ini tidak
memiliki
sistem gerak
yang layak
S. Respirasi Berada di Terdapat 5 Alat respirasi Memiliki Bernapas Tidak mempunyai
daerah kloaka sampai 6 pasang berupa insang sepasang insang dengan insang sehingga sistem
dengan adanya insang di yang hidup di di kanan dan kiri menggunakan pernapasan dibantu
insang sepanjang rongga air dan paru mante bagian insang. saluran mantel yang akan
talang mantel pulmonum ventral air masuk ke membentuk rongga
kedua sisi tubuh yang hidup di insang berisi cairan dari lubang
darat. mengalami insang, lubang ekskresi
Terkadang pertukaran dan anus
rongga mantel udara pada
dapat lamella insang
melakukan
fungsi
respirasi.
Pilmonum
adalah jalinan
antara
pembuluh
darah yang
berhubungan
langsung
dengan jantung
S. Sirkulasi Jantung Memiliki Mempunyai Terdiri dari Sistem Sirkulasi air yang
dilapisi ventrikel tunggal sistem jantung dan peredaran darah berperan dalam
pericardium: dan auricles yang peredaran pembuluh darah. sebagai sistem pernapasandigerakkan
ventrikel, berperan dalam darah terbuka Jantung sirkulasi kaki dan silia.
aurikel, sirkulasi darah dengan jantung berperan dalam berjenis terbuka Sedangkan pertukaran
sepsang seka persegmen dan saluran menerima darah melalui sinus gasnya di mantel
yang tubuh. darah. dari vena cava
diinvaginasi Pericardium Jantungnya anterior dan
dari dinding berpasangan dan terdiri dari posterior
pericardial. jantung terletak serambi dan menuju insang
Sirkulasi di antara dua bilik yang melalui
berdifusi dari divisi berada di pembuluh darah
sinus dorsal dalam rongga afferent ke
lalu ke sinus tubuh kapiler.
ventral. Sehingga
Namun, mengalami
keduanya pertukaran
bukan struktur karbondioksida
yang pasti dan oksigen
S. Syaraf Berupa dua Pada bagian Ganglion Sistem saraf Sistem saraf Ganglionnya yaitu
cincin kepala tidak bercabang di berpusat di terdiri atas ganglion serebral,
nesofagus dan mempunyai mata seluruh tubuh. kepala yang ganglion ganglion pleural, dan
dua cabang dan tentakel Terdiri dari 3 mirip otak. anterior ganglion pedal.
saraf. Tidak sejati buah ganglion Sistem saraf (terdapat di Ketiganya dihubungkan
memiliki utama yaitu terdiri atas tiga sebelah ventral dengan serabut saraf.
ganglion jelas, otak, ganglion psang ganglion lambung),
namun visceral, dan dan saraf. ganglion pedal
terdapat sel-sel ganglion kaki Ganglion (terdapat pada
ganglion pda (pedal). serebral, pedal, kaki), ganglion
cabang saraf Ketiga, visceral, posterior
ganglion suprabukal, (terdapat di
tersebut infrabukal, dan sebelah ventral
dihubungkan optik terletak di otot aduktor
oleh tali saraf kepala. Indra posterior)
longitudinal sensorisnya
dan tali saraf sangt
longitudinal berkembang
dihubungkan disertai mata.
oleh saraf Dua statoris
transversal ke pada lateral
seluruh bagian kepala sebagai
tubuh organ
keseimbangan
S. Hemaphrodit. Jenis kelamin Memiliki alat Reproduksi Reproduksi Reproduksi secara
Reproduksi Organisme terpisahu dan reproduksi secara seksual. secara seksual dengan organ
janatan dua pasang jantan dan Memiliki organ generative. reproduksi terpisah
melepaskan gonad terletak di betina yang reproduksi Umumya pada individu lain.
sperma secara bagian tengah. bergabung berumah dua. berumah dua Fertilisasi secara
bebas ke Tubuh setiap (ovotestes). Maksudnya ada dan eksternal. Telur
dalam air dan gonad Termasuk organisme pembuahannya dilepaskan secara
betina dihubungkan hemaphrodit, jantan dan internal yang terpisah
melepaskan sel oleh saluran tetapi tidak organisme menghasilkan
telurnya. yang mengarah mampu betina. zigot. Lalu,
Kemudian, ke salah satu melakukan Pembuahan berkembang
dalam rongga pasang nefridia autofertilisasi terjadi secara menjadi larva
mantel betina yang terletak di internal
mengandung bagian tengah
sperma yang tubuh.
membuahi sel
telur
S. Digesti Sistem Sistem Terdiri dari Terdiri dari Terdiri dari Terdiri dari mulut,
pencernaan pencernaan rongga mulut, mulut yang mulut, kerongkongan
belum melingkar kerongkongan, mengandung kerongkongan berbentuk penek,
sempurna. dengan dua kelenjar ludah, radula, faring gan, lambung, lambung, usus, dan
Radula pasang kelenjar tembolok, berotot, usus, dan anus. anus. Di dalam mulut
mengalami kelamin (gonad) lambung esophagus, Mulut dan terdapat radula atau
kemunduran. dan beberapa kelenjar, dan lambung anusnya terleak lidah bergerigi
Makanan organ ekskresi. usus berbentuk di dalam rongga
diambil Sebuah ventrikel kantung, sekum mantel
melalui otot bilobed terletak berdinding tipis,
circumpharing di kedua sisi usus, dan anus
eal ke dalam rectum dan
rongga mulut terubung melalui
di mana radula aorta yang
menyerangnya panjang saluran
. Partikel kompleks dari
makanan halus beberapa pasang
selanjutnya atrium terhubung
masuk ke satu ke organ
organ midgut ekskresi. Mulut
yang terdiri dilengkapi radula
dari perut dan
kelenjar
penceraan.
Usus pendek
menyerap
nutrisi
sebelum hasil
penyerapan
masuk ke
kloaka
Habitat Biasa Ditemukan di Biasa Biasa hidup di Berada di Biasa ditemukan di laut
ditemukan di perairan yang ditemukan di air laut dan air perairan laut, atau pantai. Spesies ini
perairan laut. dalam sekitar perairan payau, tawar payau, dan air akan membenamkan
Terutama 1800-6500 m. laut, dan air tawar diri pada substrat pasir
ketika beberapa spesies tawar atau lumpur yang bersih
menggali ke juga berada di pada laut dangkal
dalam substrat perairan dangkal
air dengan yang berkisar
kedalaman 200m
lebih dari 20 m
dan mencapai
kepadatan
hingga 4-5 per
meter persegi
Makanan Berupa Organisme Bersifat Bersifat Makanan yang Makanan berupa
mikroorganis mikroskopis di herbifor yang karnivora yang diperoleh organisme mikroskopik,
me dan bawah lumpur memakan memakan dengan zooplankton, dan materi
detritus atau detritus sayuran daging. menyaring air. kecil
budidaya Makanan Bisa berupa
manusia termasuk partikel
kerrang, udang, fitoplankton
lobster, ikan.
3. Rumusan Masalah dan Jawaban
A. Video 1 : 50 Shades of Nudibranch
1. Apakah ciri khas dari Nudibranch yang membedakan dengan ordo yang lain?
Jawab: saat ini ilmuwan mencatat ada lebih dari 3000 spesies Nudibranch di
seluruh dunia. Masing-masing spesies memiliki ciri khas yang beranekaragam.
Bahkan memiliki cara survive yang berbeda. Mereka umumnya berbentuk
lonjong, tebal maupun pipih, dengan berbagai ukuran panjang yang bervariasi,
memiliki warna yang sesuai dengan lingkungannya. Tumbuh dari ukuran 0,25 inci
hingga 12 inci. Mereka adalah karnivora yang diam-diam merumput di alga,
porifera, anemone, karang, bahkan Ndibranch lainnya. Untuk mengidentifikasi
mangsa memiliki dua tentakel yang sangat snesitif disebut rinofor, yang terlertak
di atas kepala mereka. Beberapa bahkan mempertahankan racun mangsa yang
berbau busuk untuk melindungi diri dari predator.

2. Faktor apakah yang memengaruhi keberagaman warna pada ordo ini, kaena
berdasarkan video warnanya sangat mencolok
Jawab: Nudibranch mendapatkan pewarnaannya dari makanan yang mereka
makan yang membantu mereka dalam kamuflase. Flabellina iodinea memakan
spesies hydroid Eudendrium ramosum yang memiliki pigmen yang disebut
astaxanthin yang memberikan warna pada Nudibranch ungu, orange, dan warna
merah. Beberapa Nudibranch seperti Naga Biru, membuat makanannya sendiri
dengan memakan alga. Nudibranch menyerap kloroplas alga (zooxanthellae) ke
dalam cerata.

3. Bagaimanakah sistem perlindungan diri pada ordo ini?


Jawab: Beberapa bahkan mempertahankan racun mangsa yang berbau busuk
untuk melindungi diri dari predator. Nudibranch Aeolid dapat menggunakan
cerata untuk pertahanan. Sebagaimana seperti ubur-ubur portugis yang memiliki
nematosis pada tentakelnya, Nudibranch dapat memakan nematosis dan
menyimpannya di cerat Nudibranch di mana dapat mereka gunakan untuk
menyengat mangsa. Ordo ini dapat membuat racunnya sendiri atau menyerap
racun organisme yang dimakannya dan melepaskan racun tersebut ke air saat
dibuthkan.

4. Apakah hasil pembuahan menghasilkan telur? lalu jika menghasilkan bagaimana


struktur sel tersebut?
Jawab: Nudibranch menghasilkan telur berbentuk spiral atau melingkar yang
sebagian besar dibiarkan sendiri. Telur menetas menjadi larva berenang bebas
yang akhirnya akan menetap di dasar laut saat dewasa. Hanya satu spesies, yaitu
Pteraeolidia ianthina yang merawat telur hingga berubah menjadi larva.

5. Apakah organisme dari ordo ini dapat melakukan kamuflase?


Jawab: Tidak semua siput laut berwarna terang. Beberapa menggunakan
kamuflase petahanan untuk mencocokkan vegetasi dan persembunyian, beberapa
dapat mengubah warnanya agar sesuai, beberapa menyembunyikan warna
cerahnya hanya untuk dikeluarkan saat terancam predator

B. Video 2: Squid sex-Opalescent Squid Mating Aggregation


1. Bagaimanakah perkembangan embrio pada cumi-cumi?
Jawab: dari percobaan yang dilakukan oleh Puneta et al, diamati perubahan telur
cumi-cumi dari awal setelah pemijahan hingga menetas. Semua massa telur
mengandung telur yang telah dibuahi. Embrio yang sedang berkembang di dalam
setiap massa telur menunjukkan pola bergelombang yang sesuai dengan
pergerakan massa telur, akan tetapi embrio tidak pernah bersentuhan. Kondisi
massa telur di hari pertama sangat transparan. Pada hari ke 3-4 massa telur
menjadi lebih putih dan korion yang mengelilingi embrio berkembang menjadi
lebih jelas. Saat embrio hampir menetas (5-7 hari) jeli bagian luar mulai hancur
dan kehilangan bentuknya. Setelah para larva menetas keluar korion, pecahan
massa telur tetap utuh selama 2-3 jam. Setelah semua telur menetas, massa telur
terus hancur hingga mengilang. Massa telur terbesar (diameter 120 cm)
membutuhkan waktu 7 hari untuk hancur, massa telur berukuran sedang (60-80
cm) membutuhkan waktu 5-6 hari untuk hancur pada suhu 19 derajat celcius.
Massa telur terkecil membutuhkan waktu 5 hari untuk hancur seluruhnya.

2. Mengapa telur harus disusun secara komunal?


Jawab: setelah proses fertilisasi terjadi, induk cumi akan menanam telur dalam
berkelompok yang terdiri dari gelatin berbentuk jari sepanjang dua inci, disimpan
di dasar laut atau menempel pada alga atau fitur lainnya. Massa telur bersifat
komunal, artinya dari satu cumi akan menyumbang telurnya. Setiap kapsul dapat
menampung hingga 200 telur.

3. Bagaimana susunan telur cumi-cumi? Mengapa tidak mengalami pengerasan


cangkang seperti pada unggas?
Jawab: setelah telur matang, telur menumpuk di saluran telur. saat pemijahan telur
dilapisi dengan sekresi dari kelenjar ovidukus yang berpasangan, sedangkan
kelenjar nidamental yang berpasangan mengeluarkan agar-agar (jeli) yang
membentuk bola agar-agar rapuh yang membungkus massa telur. massa telur
netral mengapung di atas lapisan pycnocline. Secara kimiawi jeli luar dari massa
telur terdiri dari mukosubstance yang diekskresikan oleh kelenjar nidamental.
Komponen glikoproteintipe musin yang larut dalam air dari mukosubstansi
diperkirakan menghasilkan kepadatan dan viskositas jail bagian luar dari massa
telur. jeli juga bertindak sebagai penghalang fisik anatara telur dan air di
sekitarnya.

4. Apa yang membedakan Gurita dan cumi-cumi saat bereproduksi?


Jawab: gurita akan merawat telurnya hingga menetas. Dilansir dari National
Geographic ditemukan bahwa gurita dapat merawat telurnya hingga menetas
selama 53 bulan. Induk gurita melindungi telurnya dari predator dengan cara
menempel pada substrat dan melengkungkan badannya untuk melindungi telur.
gurita sesekali mengibaskan arus di atasnya sehingga pasokan air segar
beroksigen secara konstan. Induk gurita ini tidak meninggalkan telurnya sama
sekali meskipun induk akan memakan beberapa telurnya. Berbeda dengan cumi-
cumi yang membiarkan telurnya secara bebas.

5. Mengapa telur pada cumi-cumi membutuhkan substrat untuk melekatkan?


Jawab: cumi-cumi pada lingkungan habitatnya akan menempelkan telurnya pada
substrat yang memiliki daya lekat hingga waktu penetasan. Substrat yang disukai
cumi-cumi adalah sponge, bubu bamboo, tali jangkar kapal, keramba jaring
apung, kerangka besi, jaring nelayan. Namun, substrat yang paling disukai pita
atau ranting.
DAFTAR PUSTAKA

World Register of Marine Species. Dari http://marinespecies.org/ (diakses 28


September 2020, pukul 06.56).
Animal Diversity Web. Museum of Zoology. University of Michigan. Dari
https://animaldiversity.org/ (diakses 28 September 2020, pukul 06.59)
Kocot, M. et al. 2019. Phylogenomics of Aplacophora (Mollusca, Aculifera) and
Selanogaster Without a Foot. DOI: https://doi.org/10.1098/rspb.2019.0115.
Scheltema, A. H. and M. Jebb. 1994. Natural History of a Solenogaster Mollusc from
Papua New Guinea, Epimenia australis (Thiele)
(Aplacophora:Neomeniomorpha). Journal of Natural History, 28, 1297-1318.
DOI: https://doi.org/10.1080/00222939400770661.
Cahyani, Ni Putu Tiya. 2015. Siput Gading: Klasifikasi, Morfologi, Habitat.
Universitas Brawijaya.
Scarbino, Victor. et al. 2011. Three New Species of the Deep-Water Genus
Bathycadulus (Mollusca, Scaphophoda, Gadilidae). Zootaxa, 3096, 59-63.
Dari www.mapress.com /zootaxa.
Smithsonian Marine Station at Fort Pierce. Indian River Lagoon Species
Inventory. Dari https://naturalhistory2.si.edu/ .
Evseev, G. A. et al. 1996. The Anatomy of the Pacific Oyster,
Crassostrea gigas. Dari https://repository.kulib.kyoto-u.ac.jp/ .
Budiyanto, Agus dan Herri Sugiarto. 1997. Catatan Mengenai si Tangan
Delapan (Gurita). Oseana, XXII, 3, 25-33.
Burnea, R. H. 1898. On Some Points in The Anatomy of Sepia
Officinalis. Journal of Molluscan Studies, 3(1), 53-56. DOI:
https://doi.org/10.1093/oxfordjournals.mollus.a065140.
National Geographic. Dari https://www.nationalgeographic.com/.
Trainoff, Stefan. 2019. Nudibranch: Species, Behavior, and Diet. Dari
https://www.thoughtco.com/.
Prasetiyono, Eva. dkk. 2020. Daya Tetas Telur Cumi-Cumi pada Salinitas yang
Berbeda. DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v3i1.1702.

Puneeta, Pandey. et al. 2017. Structure and Properties of the Egg Mass of the
Ommastrephid squid Todarodes pacificus. DOI:
https;//doi.org/10.1371/journal.pone.0182261.

Anda mungkin juga menyukai