Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM I

BOTANI TUMBUHAN RENDAH

(ABKC2307)

BAKTERI

Disusun Oleh:

Fahira Ramadhani

(1810119220033)

Kelompok 4A

Asisten Dosen:

M. Nofiar Hadi, S.Pd., M.Sc

Nur Aulia Rahmah

Dosen Pengampu:

Dra. Hj. Aulia Ajizah, M.Kes.

Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si.

Nurul Hidayati Utami, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

SEPTEMBER

2019
PRAKTIKUM I

Topik : Bakteri

Tujuan : Untuk mengetahui berbagai macam dan bentuk bakteri

Hari/Tanggal : Senin/ 16 September 2019

Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
6. Tissue
7. Pipet tetes
8. Jarum oase

B. Bahan :
1. Aquadest
2. Cairan metilen blue
3. Kentang rebus yang dibasikan
4. Nasi yang dibasikan
5. Kue lapis yang dibasikan
6. Agar-agar yang dibasikan
7. Sayur sawi yang dibasikan
8. Lemper yang dibasikan

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengambil lendir pada bahan yang dibasikan dengan menggunakan jarum
oase yang telah disterilkan.
3. Mencampur lendir ke dalam tabung reaksi yang berisi aquadest.
4. Mengambil campuran lendir dan aquadest menggunakan pipet tetes.
5. Meletakkan preparat pada kaca benda, lalu meneteskan cairan metilen blue
dan kemudian menutup dengan kaca penutup.
6. Mengamati preparat dengan mikroskop.
7. Mendokumentasi dan menggambar bentuk-bentuk bakteri yang terlihat
pada mikroskop.

III. TEORI DASAR


Bakteri dipelajari dalam ilmu “Bakteriologi”, karena belum memiliki
membran inti yang disebut prokarion. Berdasarkan ukurannya bakteri
tergolong jasad renik/mikroba, umumnya uniseluler (tunggal) dan tidak
berklorofil serta berkembangbiak dengan membelah diri. Bakteri hidup bebas
(kosmopolit) baik di tanah, di udara, di dalam air, bahan makanan manusia,
hewan, dan tumbuhan.
Bentuk bakteri ada bermacam-macam, seperti bentuk peluru, bola,
batang, bengkok seperti koma/secrop dan spiral. Bentuk tubuhnya merupakan
salah satu dasar klasifikasi bakteri. Tubuh yang berupa sel tunggal itu
mempunyai dinding sel yang jelas. Dinding sel tidak mengandung selulosa
tetapi tersusun atas hemiselulosa dan senyawa-senyawa pektin yang
mengandung dan lebih mendekati dinding sel hewan daripada sel tumbuhan
pada umumnya. Adanya selulosa dalam dinding sel hanya perkecualian,
dinding itu dilapisi oleh selaput gelatin yang menyebabkan dinding sel itu
dalam larutan air menjadi berlendir.
Pada umumnya bakteri bergerak pasif tapi dalam keadaan tertentu
dapat membentuk flagel sehingga dapat bergerak aktif dalam media air.
Sedangkan untuk jumlah dan letaknya alat gerak sangat berbeda seperti :
- Monotrik, terdapat satu flagel pada satu kutubnya.
- Diatrik/sub polar, terdapat dua flagel dalam masing-masing kutub.
- Ampitrik, terdapat dua berflagel masing-masing.
- Peritrik, terdapat banyak flagel diseluruh permukaan tubuh.
- Atrik, tidak memiliki flagel.
Bakteri umumnya hidup ditempat-tempat yang lembab dan ada juga
ditempat kering dan suhu tinggi.
1. Thermophyl, hidup pada suhu minimum 30oC, suhu optimum 50o
– 55oC dan suhu maksimum 90o – 100oC.
2. Mesophyl, suhu minimum 20oC, suhu optimum 25o – 40oC, dan
suhu maksimum 50oC.
3. Psychophyl, suhu minimum 0oC, suhu optimum 15o – 20oC, dan
suhu maksimum 30oC.
4. Criophyl, suhu sangat minimum.
Berdasarkan cara hidupnya, bakteri dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Penyediaan makanan
- Autotrof : kemoautotrof dan fotoautotrof
- Heterotrof : saprofit dan parasit (fakultatif, obligat, dan patogen)
2. Kebutuhan oksigen
- Aerob : menggunakan oksigen (aerob obligat dan aerob
fakultatif).
- Anaerob : tidak mempergunakan oksigen
Secara umum bakteri dikelompokkan dalam 3 bentuk :
1. Kokus (coccus) : berbentuk bulat seperti bola terdiri dari
monococcus, diplococcus, streptococcus, staphylococcus, sarcina.
2. Basil (bacillus) : berbentuk silinder atau bulat panjang atau batang
terdiri dari monobacillus, diplobacillus, streptobacillus.
3. Spiral (spirillum) : berbentuk spiral atau bengkok, termasuk
bakteri bentuk koma atau vibrion.

IV. HASIL PENGAMATAN


A. Tabel Pengamatan

No. Nama Bahan Kelompok Nama Perbesaran


Bakteri
1. Kentang yang Kelompok 4 diplobasil 10 x 40
dibasikan
2. Kentang yang Kelompok 5 Monobasil 10 x 40
dibasikan
3. Lemper yang Kelompok 6 Diplokokus 10 x 40
dibasikan
4. Agar-agar Kelompok 2 Monobasil 10 x 40
5. Kelompok 1 Monokokus 10 x 40
Kue lapis

B. Foto Pengamatan
1. Bakteri pada kentang yang dibasikan
a. Gambar Pengamatan

Keterangan :

1. Dinding sel

b. Foto Pengamatan

Keterangan :

1. Dinding sel

Perbesaran 10 X 40

( Dokumentasi Kel. 4, 2019 )


c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Dinding sel

(Kusnaidi. 2018)

2. Bakteri pada kentang yang dibasikan


a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Dinding sel

b. Foto Pengamatan

Keterangan :

1. Dinding sel

( Dokumentasi Kel. 5, 2019 )

Perbesaran 10 x 40
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Dinding sel

(Kusnaidi. 2018)

3. Bakteri pada lemper yang dibasikan


a. Gambar Pengamatan

Keterangan :

1. Dinding sel

b. Foto Pengamatan

Keterangan :

1. Dinding sel

( Dokumentasi Kel. 6, 2019 )

Perbesaran 10 x 40
c. Foto Literatur

Keterangan :

1. Dinding sel

( Fadhilah. 2017)

4. Bakteri pada agar-agar yang dibasikan


a. Gambar Pengamatan

Keterangan :

1.
2. Dinding sel

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Dinding sel

( Dokumentasi Kel. 2,2019 )


Perbesaran 10 x 40
c. Foto Literatur

Keterangan :

1. Dinding sel

(Kusnaidi. 2018)

5. Bakteri pada kue lapis yang dibasikan


a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Dinding sel

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Dinding sel

( Dokumentasi Kel.1, 2019)

Perbesaran 10 x 40
c. Foto Literatur

Keterangan :

1. Dinding sel

( Fadhilah. 2017)

6. Bakteri pada nasi yang dibasikan


a. Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Dinding sel

b. Foto Pengamatan

Keterangan :

1. Dinding sel

( Amintarti, 2019 )

Perbesaran 10 x 40
c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Dinding sel

(Kusnaidi. 2018)

V. ANALISIS DATA
1. Bakteri pada kentang yang dibasikan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di
laboratorium pada kentang rebus yang telah dibasikan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 10 x 40 , ditemukan bakteri dengan bentuk
monobasil dan diplobasil. Bakteri yang berbentuk bacillus itu berbentuk
silinder atau bulat panjang atau batang.
Menurut literatur, genus Bacillus terdiri dari bakteri gram positif,
bersifat aerob atau fakultatif anaerob, dan berbentuk batang. Genus
Bacillus biasanya ditemukan pada beberapa jenis pangan, seperti madu,
keju, rempah-rempah, nasi yang telah dimasak, susu pasteurisasi, dan
daging. Genus Bacillus merupakan bakteri yang menyebabkan kerusakan
pada pangan, bahkan beberapa diantaranya tergolong bakteri pathogen.
Salah satu karakteristik penting Bacillus adalah pembentukan spora
karena dapat dengan mudah di deteksi dengan menggunakan mikroskop.
Bakteri memiliki dinding sel yang dibungkus dengan lapisan lendir
dengan ketebalan berbeda. Selaput dari lendir ini merupakan pelindung
terhadap lingkungan yang kurang baik. Dinding sel pada kentang ini
terdiri atas bermacam-macam bahan organik, di antaranya selulosa,
hemiselulosa, dan kitin. Untuk fungsi dinding sel juga sebagai pemberi
bentuk pada sel, memberi perlindungan, mengatur keluar masuknya zat-
zat kimia, serta mempunyai peranan dalam pembelahan sel.

2. Bakteri pada lemper yang dibasikan


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di
laboratorium pada lemper yang telah dibasikan dengan menggunakan
mikroskop pada perbesaran 10 x 40. Maka dapat di ketahui bahwa pada
lemper yang telah dibasikan itu terdapat bakteri dengan bentuk coccus,
yaitu diplokokus karena terdapat 2 buah bakteri coccus yang berbentuk
bulat seperti bola. Bakteri yang berbentuk coccus yang telah kami
temukan berbentuk bulat seperti bola yang terdiri atas monococcus,
diplococcus, streptococcus, staphylococcus dan sarcina.
Menurut literatur, bakteri kokus adalah bakteri yang memiliki
bentuk bulat, oval atau berbentuk seperti rantai. Itu berarti, satu sumbu
bakteri hampir sama dengan yang lain. Bakteri kokus ditemukan baik
sebagai sel tunggal atau melekat pada suatu permukaan. Selama
multiplikasi, pengaturan kokus yang berbeda dapat ditemukan:
diplokokus, streptokokus, stafilokokus, tetrad dan sarkina. Sepasang
kokus disebut diplokokus. Streptokokus adalah rantai kokus. Kelompok
kokus yang tidak teratur disebut stafilokokus. Empat pengaturan kokus di
rantai yang sama disebut tetrad. Susunan kuboid delapan kokus disebut
sarkina.

3. Bakteri pada agar-agar yang dibasikan


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di
laboratorium pada agar-agar yang telah dibasikan dengan menggunakan
mikroskop pada perbesaran 10 x 40. Maka dapat di ketahui bahwa pada
agar-agar yang telah dibasikan itu terdapat bakteri dengan bentuk
bacillus, yaitu monobasil. Bakteri yang berbentuk bacillus itu berbentuk
silinder atau bulat panjang atau batang.
Menurut literatur bakteri monobasil yaitu yang berdiri sendiri.
Berbeda halnya dengan coccus, basil memiliki alat gerak berupa flagel
sehingga saat diamati bakteri begerak hanya saja pergerakannya sangat
lambat. Bakteri yang ditemukan pada medium ini cukup beragam
jenisnya, hal ini dikarenakan agar-agar yang telah di basikan dalam
jangka waktu yang lama sangat cocok untuk perkembangbiakan bakteri.

4. Bakteri pada kue lapis yang dibasikan


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di
laboratorium pada kue lapis yang telah dibasikan dengan menggunakan
mikroskop pada perbesaran 10 x 40. Maka dapat di ketahui bahwa pada
kue lapis yang telah dibasikan itu terdapat bakteri dengan bentuk coccus,
yaitu monokokus. Bakteri coccus adalah bakteri berbentuk seperti bola.
Sebenarnya bentuk coccus terbagi lagi menjadi 5, yaitu monococcus,
diplococcus, streptococcus, staphylococcus dan sarcina. Tetapi yang
kami temukan dalam kue lapis basi hanya bakteri berbentuk monococcus,
yaitu coccus yang berdiri sendiri atau satu-satu. Bakteri ini tidak memiliki
flagel atau alat gerak sehingga saat diamati di bawah mikroskop bakteri
ini terlihat seperti mati.
Menurut literatur, pada kue lapis bakteri ini berkembang dengan
cepat disebabkan kue lapis ini sangat cocok karena lembab dan banyak
sari-sari makanan yang diperlukan oleh bakteri tersebut. Apabila kue lapis
ini dibiarkan terbuka, maka bakteri ini akan semakin banyak. Hal ini
membuktikan bahwa bakteri berada di daerah udara bebas.

5. Bakteri pada nasi yang dibasikan


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di
laboratorium pada nasi yang telah dibasikan dengan menggunakan
mikroskop pada perbesaran 10 x 40. Maka dapat di ketahui bahwa pada
nasi yang telah dibasikan itu terdapat bakteri dengan bentuk bacillus.
Bakteri yang berbentuk bacillus itu berbentuk silinder atau bulat panjang
atau batang. Selain itu lendir yang kami temukan pada nasi yang telah
kami basikan itu merupakan dinding sel dari bakteri, dimana dinding sel
ini dibungkus dengan lapisan lendir dengan ketebalan berbeda. Selaput
dari lendir ini merupakan pelindung terhadap lingkungan yang kurang
baik.
Pada nasi yang basi dapat dilihat dengan jelas cenderung berlendir
yang lumayan banyak, hal ini disebabkan karena adanya kegiatan
fisiologis dari bakteri tersebut. Karena setelah itu substrat akan
mengalami penguraian, disertai dengan timbulnya energi (dapat berupa
gas). Proses inilah yang dinamakan “pembusukan”.
Menurut literatur, genus Bacillus terdiri dari bakteri gram positif,
bersifat aerob atau fakultatif anaerob, dan berbentuk batang. Genus
Bacillus biasanya ditemukan pada beberapa jenis pangan, seperti madu,
keju, rempah-rempah, nasi yang telah dimasak, susu pasteurisasi, dan
daging. Genus Bacillus merupakan bakteri yang menyebabkan kerusakan
pada pangan, bahkan beberapa diantaranya tergolong bakteri pathogen.
Salah satu karakteristik penting Bacillus adalah pembentukan spora
karena dapat dengan mudah di deteksi dengan menggunakan mikroskop.

6. Bakteri pada sayur sawi yang dibasikan


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di
laboratorium pada sayur sawi yang telah dibasikan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 10 x 40 , tidak ditemukan bakteri satupun
dikarenakan waktu untuk memebasikan sayur sawi tersebut kurang lama.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat


disimpulkan bahwa :

1. Pada kentang rebus yang telah dibasikan terdapat bakteri yang berbentuk
bacillus, yaitu monobasil dan diplobasil.
2. Pada nasi yang telah dibasikan terdapat bakteri dengan bentuk bacillus.
3. Pada kue lapis yang telah dibasikan terdapat bakteri dengan bentuk coccus,
yaitu monokokus.
4. Pada agar-agar yang telah dibasikan terdapat bakteri dengan bentuk
bacillus , yaitu monobasil.
5. Pada lemper yang telah dibasikan terdapat bakteri dengan bentuk coccus,
yaitu diplokokus.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Amintarti, Sri. 2019. Botani Tumbuhan Rendah. Banjarmasin : FKIP PMIPA
BATANG.
Fadhilah, Debby. 2017. Ciri-ciri dan bentuk bakteri. http://ilmuveteriner.com/ciri-
ciri-dan-bentuk-bakteri/ . Diakses pada tanggal 23 September 2019.
Kusnaidi. 2016. Dasar-Dasar Bakteriologi.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.e
du/Direktori/FMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNAIDI/KULIAH_BAKTERIOLOGI2009.OK.pdf&ved=2ahUKEwCltnvsdbdAh
VXWiskHWQ2AV0QFjABegQICBAB&usg=AOvVaw00R5ryCpPsM089VX6UtLd
b. Diakses pada tanggal 23 September 2019.
Sarah, Siti. 2016. BTR Bakteri. Biologi Pilihanku
http://sitisarah1508.blogspot.com/2016/02/btr-bakteri.html?m=1. Diakses
pada tanggal 23 September 2019.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1984. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai