Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KRITIS ARTIKEL

Identitas
Kelompok :1
Nama Anggota/ NIM : 1. Lucy Nafis/ 190342621225
2. Siti Nurazizah/ 190342621307
3. Yulia Dewi Wulandari/ 190342621201
Offering :I

A. Topik
Siklus Hidup Drosophilla melanogaster

B. Referensi
a. Artikel Utama
Agustina, Elita, Nursalmi Mahdi, dan Herdanawati. 2013. Perkembangan
Metamorphosis Lalat Buah (Drosophilla melanogaster) pada Media Biakan
Alami sebagai Referensi Pembelajaran pada Mata Kuliah Perkembangan
Hewan. Journal Biotik, 1(1), 1-66.

b. Artikel Penunjang
Aurora, Msy E. M. dan Ika O. Susilawati. 2020. Monohibridization with Different
Media Treatments on Fruit Flies (Drosophilla melanogaster). Jurnal Biologi
Tropis, 20(2), 263-269. DOI: hhps://dx.doi.org/10.29303/jbt.v20i2.1895.

Suharsono dan Egi Nuryadin. 2019. Pengaruh Suhu Terhadap Siklus Hidup Lalat
Buah (Drosophilla melanogaster). Bioeksperimen, 5(2), 114-120. DOI:
10.2391/bioeksperimen.v5i2.2795.

C. Tujuan Penelitian
a. Artikel Utama
- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media biakan alami
terhadap metamorphosis lalat buah (Drosophilla melanogaster) serta untuk
menyediakan referensi pembelajaran pada matakuliah Perkembangan Hewan.

b. Artikel Penunjang
- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu perkembangan yang paling
cepat bagi siklus hidup lalat Drosophilla melanogaster.
- Tujuan penelitian ini adalah untuk membedakan lalat buah jantan dan betina,
membuat media pertumbuhan kultur lalat buah dan mengamati rasio fenotip F1
hasil persilangan monohybrid.

D. Metode Penelitian
a. Artikel Utama
- Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Biologi (Unit Mikrobiologi) Prodi Pendidikan
Biologi IAIN Ar-Raniry dan pengambilan sampel media biakan lalat buah
dilakukan di pasar buah Lamnyong.

b. Artikel Penunjang
- Metode yang digunakan adalah penyilangan lalat buah dengan cara memasukkan
lalat buah jantan dan betina ke dalam toples selai yang berisi medianya
menggunakan fermipan dan tidak menggunakan fermipan.
- Metode dianalisis menggunakan Quantitative Analysis menggunakan
Randomized Block Design (RBD) dengan perlakuan 6 temperatur yang berbeda
dan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali sehingga terdapat 24 percobaan.

E. Konsep yang Dipelajari dari Artikel


No. Konsep

1. Perkembangan lalat buah dari fase telur  fase larva (instar I, insatar II, dan instar
III)  fase prepupa  fase pupa  fase imago.
2. Perkembangan lalat buah dipengaruhi oleh media biakan (papaya dan nanas)

3. Lama waktu yang dibutuhkan telur menjadi larva, larva menjadi pupa, pupa
menjadi imago dalam media biakan yang berbeda
4. Suhu dan kelembapan memengaruhi waktu perkembangan lalat buah. Pada suhu
optimum perkembangan lalat buah terjadi secara cepat.
5. Kandungan nutrisi pada lalat buah yang memengaruhi perkembangan lalat buah

6. Suhu yang dapat ditoleransi untuk perkembangan berkisar antara 27℃-30℃

7. Perkembangan lalat buah pada suhu 18℃ merupakan pertumbuhan paling lama
yang memakan waktu hingga 18, 35 hari
8. Aktivitas enzim-enzim pada serangga akan meningkat seiring kenaikan suhu
sehingga intensitas makan akan meningkat dan akan berpenagruh pada
perkembangan serangga
9. Perkembangan lalat buah pada percobaan ini menggunakan agar dan pisang, agar
dan tepung jagung, dan agar dengan tepung gandum. Ada media yang digunakan
ragi dan tidak menggunakan ragi. Hasil yang didapatkan adalah lalat buah paling
banyak tumbuh pada media agar dengan tepung jagung yang ditambah dengan
ragi.
10. Media perkembangbiakan Drosophila melanogaster terbaik menggunakan pisang
dan agar karena kandungan karbohidrat yang cukup untuk lalat buah. Karbohidrat
memegang peranan penting sebagai penghasil energi.
11. Menurut Mohapatra (2018) medium yang diperlukan oleh lalat buah untuk tumbuh
adalah medium kaya protein dan padat tidak banyak air.
12. Berdasarkan dari tiga artikel yang sudah dibaca dan dipahami, dapat ditarik
pernyataan secara umum bahwa perkembangan lalat buah dari telur hingga dewasa
membutuhkan waktu selama kurang lebih 10 hari
13. Penambahan fermipan juga menghasilkan lalat buah lebih banyak dibandingkan
yang tidak. Hal ini dikarenakan fermipan mampu menyediakan kebutuhan untuk
pertumbuhan lalat buah.
F. Kelebihan dan Kekurangan Artikel
1. Kelebihan Artikel Utama
- Artikel utama memaparkan dokumentasi perkembangan pada setiap fase
Drosophila melanogaster dengan jelas dan rinci.
- Artikel utama telah memaparkan kandungan pada papaya dan nanas yang
memengaruhi perkembangan Drosophila melanogaster.
- Pada artikel utama telah memaparkan perkembangan lalat buah secara rinci, di
mana pada setiap fase dilaporkan perubahan atau pertambahan panjang,
perubahan pigmentasi, perubahan kulit, dan pergerakan lalat tersebut.
- Artikel utama telah membahas secara singkat faktor lain yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan Drosophilla, salah satunya suhu dan
kelembapan.

2. Kekurangan Artikel Utama


- Pada hasil pengamatan hanya dicantumkan waktu yang dibutuhkan Drosophila
untuk berkembang secara umum(1-2 hari, 1 hari), sedangkan pada artikel
penunjang dipaparkan waktu perkembangan secara rinci (contohnya: 46,63 jam
atau 1,94 hari)
- Pada artikel utama tidak menjabarkan tekstur atau komponen media biakan yang
ideal, tetapi pada artikel penunjang dijabarkan bahwa media biakan yang ideal
adalah yang padat dan mengandung karbohidrat serta protein yang mempuni
sebagai sumber energi dan nutrisi perkembangan lalat buah.
- Meskipun telah disinggung mengenai pengaruh suhu terhadap perkembangan
Drosophilla, namun keterangan tersebut kurang rinci. Sehingga, pada artikel
penunjang yang berjudul “Pengaruh Suhu terhadap Siklus Hidup Lalat Buah
(Drosophilla melanogaster)” dipaparkan secara terperinci mengenai penagruh
suhu terhadap perkembangan lalat tersebut.
- Pada artikel utama, tidak dijelaskan perubahan fisiologis pada perkembangan
Drosophilla yang berkaitan dengan media biakan. Sedangkan pada kedua artikel
penunjang telah dipaparkan perubahan fisiologis pada D. melanogaster terhadap
suhu dan media biakan. Di mana aktivitas enzim pada serangga akan meningkat
seiring kenaikan suhu, pada median pisang lalat tersebut dapat memperoleh
kebutuhan karbohidrat, dan lain sebagainya.

G. Pertanyaan dan Jawaban


1. Mengapa kadar air pada medium berpengaruh terhadap perkembangan lalat buah
terutama pada fase telur?
Jawab:
Perkembangan lalat buah yang dibiakkan dengan tujuan penelitian, biasanya
menggunakan kadar air yang sedikit, dapat dikatakan medium yang padat dan tidak
banyak air, hal ini bertujuan agar telur lalat buah tidak tenggelam dan mudah untuk
diamati perkembangannya. Berbeda halnya dengan lalat buah yang hidup liar,
dengan medium pertumbuhan telur di buah asli, maka semakin banyak kandungan air
semakin bagus untuk perkembangan telur lalat buah.

2. Bagaimana cara jika kita ingin meningkatkan frekuensi telur yang dihasilkan oleh
lalat buah?
Jawab:
Penambahan ragi pada medium buatan dapat meningkatkan kandungan nutrisi yang
baik bagi pertumbuhan lalat buah, sehingga dapat meningkatkan telur yang
dihasilkan oleh lalat buah tersebut. selain itu, dapat juga menggunakan asam asetat
10%, dengan memberikan beberapa tetes di permukaan media agar-agar, baunya
membuat lalat buah dapat bertelur lebih banyak.

3. Bagaimana jika saat membiakkan lalat buah, terjadi kematian pada tahap pupa. Hal
apa yang menjadi penyebabnya? Bagaimana cara mengatasinya?
Jawab:
Kematian lalat buah pada tahap pupa atau kepompong dapat disebabkan oleh
serangan bakteri atau jamur di permukaan larva atau di ususnya. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh komposisi makanan yang rentan terhadap pertumbuhan kuman yang
tidak diinginkan. Kematian tersebut dapat dicegah dengan membuat medium dengan
jumlah asam propionat yang sedikit ditingkatkan, Nipagin atau kombinasi keduanya.
Dalam kasus yang cukup parah dapat digunakan Pen / Strep.

4. Bagaimana cara membedakan antara jantan dan betina pada lalat buah dewasa?
Jawab:
Menurut Cames (2015) pada lalat buah jantan mempunyai ciri-ciri yaitu ujung
abdomen membulat, jumlah abdomen atau sekat pada perut ada 5 buah, dan terdapat
sisir kelamin berupa 10 buah rambut kaku berwarna hitam di permukaan distal tarsus
terakhir kaki depan. Sedangkan pada lalat buah betina memiliki ciri-ciri yaitu ujung
abdomen memanjang dan meruncing, jumlah abdomen atau sekat pada perut ada 7
buah, dan tidak memiliki sisir kelamin. Pada betina ujung abdomen yang memanjang
dan meruncing itu ternyata berfungsi untuk menusuk buah muda berdaging dan
untuk menyalurkan telurnya. Ujung abdomen tersebut mengandung bahan serupa
lapisan tanduk. Selain itu, Menurut James (2001) terdapat perbedaan ciri pada lalat
buah jantan dan betina yaitu ukuran jantan lebih kecil dan betinanya lebih besar.
Berwarna kehitaman dan betinanya lebih putih dan terang. Terdapat struktur unik
pada kaki depan jantan yaitu sexcomb dan tidak ada pada betina. Ukuran sayap
jantannya lebih pendek dan betina relatif lebih panjang.

H. Refleksi
- Setelah membaca jurnal metamorfosis Drosophila melanogaster kami memahami
bahwa masing-masing tahapan pada siklus hidup memiliki ciri khas masing-masing.
- Selain itu, media biakan memengaruhi pertumbuhan Drosophila. Di mana Drosophila
yang hidup pada media biakan pepaya lebih cepat karena kandungan air buah
tersebut lebih banyak.
- Selain faktor media biakan, faktor suhu juga memengaruhi perkembangan lalat buah.
Lalat buah dapat berkembang dengan cepat pada suhu optimum, sedangkan pada
suhu rendah perkembangannya lambat
- Kami juga memahami bahwa penambahan fermipan/ragi sangat mempengaruhi
perkembangan lalat buah, telur yang dihasilkan pada medium dengan penambahan
fermipan/ragi lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai