Anda di halaman 1dari 5

SISTEM REPRODUKSI ULAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat-Nya

penulis dapat menyelsaikan dan dapat menyusun makalah tentang ''sistem

reproduksi ular'' guna memenuhi tugas mata pelajaran bahasa indonesia.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharap saran dan kritik membangun yang di tunjukkan demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua

pihak.

Makassar, September 2018

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II ISI
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan


yang memiliki tulang belakang yang tersusun dari vertebra. Vertebrata
memiliki sistem otot yang banyak terdiri dari pasangan massa, dan juga sistem
saraf pusat yang biasanya terletak di dalam tulang belakang dengan sistem
respirasi menggunakan insang atau paru-paru. Amfibi, reptile, aves, mamalia
dan sebagian pisces termasuk kedalam kategori vertebrata.
Reptil (binatang melata) adalah hewan yang berdarah dingin dan
memiliki sisik yang menutupi tubuhnya, termasuk tetrapoda (hewan dengan
empat tungkai), mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa
spesies Squamata bersifat vivipar (melahirkan) dan ada pula ovovivipar
(bertelurmelahirkan). Reptil vivipar embrionya diselubungi oleh membran
amniotik.
Salah satu ordo yang masuk kelas reptil adalah Squamata, hewan tidak
berkaki dan bertubuh panjang. Spesies dalam ordo ini ada dua yaitu ular dan
kadal. Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang
telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-
kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi
kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan. Namun ular tetap dapat dibedakan
karena ular tidak memiliki telinga dan kelopak mata.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk organ reproduksi ular?
2. Bagaimana cara reproduksi ular?

C. TUJUAN
Tujuan dari penyususnan makalah ini adalah untuk memperluas
pengetahuan pembacanya.

BAB II
ISI

A. Organ Reproduksi Ular

Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting.


Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu,
perlu dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis
suatu hewan. Proses pembentukan individu baru inilah yang disebut reproduksi
(Urogenital).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya
perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya
melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), sedangkan hewan
darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya
organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari
organisme jantan ke betina.
1. Jantan
Testis berbentuk oval, relatif
kecil, berwarna keputih-putihan,
berjumlah sepasang, dan terletak di
dorsal rongga abdomen. Pada kadal
dan ular, salah satu testis terletak
lebih ke depan dari pada yang lain.
Jantan memiliki alat kelamin
khusus yaitu hemipenis, sepasang testis, memiliki epididimis dan vas
deferens.

2. Betina
Memiliki sepasang ovarium dan oviduk sebagai saluran reproduksinya
B. Reproduksi Ular
Setiap mahluk di muka bumi ini pasti memiliki cara sendiri untuk
bereproduksi atau berkembang biak, tidak terkecuali ular. Ketika ular betina siap
untuk berkembang biak, dia mulai melepaskan aroma khusus (feromon) dari
kelenjar kulit di bagian punggungnya. Saat ia pergi melakukan rutinitas sehari-
harinya (seperti mencari makan, mereyap dsb), ia akan meninggalkan jejak bau di
tanah atau bagian yang di lewatinya. Jika jantan dewasa secara seksual
menangkap aroma dari betina yang meninggalkan bau tersebut, maka ia akan
mengikuti jejak dari ular betina itu sampai ia dapat menemukannya.
Pada awalnya perkawinan hewan yang kebanyakan melakukan reproduksi
dengan cara ovivar (bertelur) ini di mulai dengan ular jantan akan menagkap
betina dengan menabrak dagunya di belakang kepalanya dan merangkak di
atasnya. Ketika si ular bersedia berkembangbiak, dia mengangkat ekornya. Pada
saat itu, ular jantang melilitkan ekornya pada ekor si betina sehingga bagian
bawah ekor mereka bertemu di kloaka ( titik keluar untuk air seni dan cairan
reproduksi). Jantan yang memasukkan dua organ seksnya, yang hemipenis, yang
kemudian memperluas dan melepaskan sperma. Ular melakukan aktifitas ini
biasanya memakan waktu kurang dari satu jam, tetapi ada juga yang bisa bertahan
selama satu hari.
Ular betina bereproduksi sekitar sekali atau dua kali setahun. Namun,
metode kelahiran bervariasi di antara setiap spesies ular. Beberapa ular
melahirkan ular muda (dari satu sampai 150 pada satu waktu), sementara yang
lain bertelur (dari satu sampai 100 pada satu waktu). beberapa bahkan
menggabungkan metode ini dengan mendiamkan telurnyaa di bagian perut sampai
menetas dan bayi akan seperti di lahirkan (ovovivivar). Untuk sebagian besar, ular
betina tidak mengerami telur-telur mereka seperti ayam betina, namun dalam
beberapa kasus mereka akan melindungi telur mereka (dan anak-anak mereka)
selama beberapa hari setelah mereka meninggalkan tubuh ibunya.

BAB III PENUTUP


D. KESIMPULAN
E. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai