OLEH:
KELOMPOK 3 A
LABORATORIUM PENDIDIKAN IV
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2017
I. PENDAHULUAN
satunya Amphibia. Pambagian ini seperti di Kalimantan dihuni oleh paling sedikit 155
terbagi atas 3 bangsa: Gymmophiona (Apoda); lebih dikenal dengan sisilia ± 159
jenis. Anura; katak dan kodok ± 4.800 jenis, lebih dari 500 jenis di antara terdapat di
Indonesia. Di Indonesia bangsa ini mempunyai sebaran yang luas dari Sumatera
Ada sekitar 3000 spesies amphibi yang hidup di dunia, yang dikelompokkan
dalam 3 golongan yaitu Anura (katak dan kodok), Caudata atau Urodela (salamander),
anggota kelas ini karena sebagian besar hewan menghabiskan tahap awal siklus
Indonesia memiliki dua dari tiga ordo amphibi yang ada di dunia, yaitu
gymnophiona dan anura. Ordo gymnophiona dianggap langka dan sulit diketahui
Indonesia mencapai sekitar 450 jenis atau 11% dari seluruh jenis anura di dunia. Ordo
1996).
dunia saat ini terdiri dari 6771 spesies, di mana Ordo Anura terdiri dari 5966 spesies,
Ordo Caudata 619 spesies, dan Ordo Ghymnophiona 186 spesies. Famili Bufonidae
dari Ordo Anura terdiri dari 558 spesies. Famili Megophryidae terdiri dari 156
spesies, famili Ranidae 347 spesies. Famili Microhylidae terdiri dari 487 spesies dan
tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari
bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu
amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di
darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan
populasi yang disertai turunnya keanekaragaman jenis kodok. Contoh amfibia yang
terdapat di Indonesia adalah bangsa Gymnophiona (Cecilia), serta bangsa kodok dan
katak (Anura). Cecilia adalah semacam amfibia tidak berkaki yang badannya serupa
cacing besar atau belut. Satu lagi bangsa amfibia, yang tidak terdapat secara alami di
Indonesia, adalah Salamander. Amfibia dari daerah bermusim empat ini bertubuh
serupa kadal, namun berkulit licin tanpa sisik. Kelompok hewan ini tetap
dilaksanakan demi mengungkap rahasia alam dan ilmu pengetahuan. Praktikum dalam
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui karakter Amphibia dan parameter
yang penting untuk identifikasi dan membuat kunci determinasi dari kelas Amphibi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
mencakup hewan salamander, cacing, kodok, dan bangkong. Istilah ampibhia berarti
“kehidupan rangkap”, yaitu kehidupan yang menyangkut cara hidup hewan ini di air
Amphibia memiliki kontrol yang kecil terhadap suhu tubuhnya, maka demi kesehatan
maka Amphibia harus tetap berada dalam lingkungan dengan batas-batas suhu yang
sesuai. Dalam satu habitat, banyak terdapat mikro-habitat yang memiliki suhu berbeda
sebaliknya. Beberapa jenis Amphibia juga mampu mengurangi kehilangan uap air dari
Amphibia mampu mengubah warna agar mampu menyerap atau merefleksikan jumlah
radiasi matahari. Katak pohon dari marga Hylidae misalnya, seringkali memiliki
diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan poikiloterm, jatungnya terdiri dari
tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada
setiap kakinya terdapat selaput renang dan kakinya berfungsi untuk melompat dan
berenang, terdapat selaput tambahan pada matanya yang disebut dengan membran
niktitans yang sangat berfungsi pada saat menyelam, pada waktu kecebong ia bernafas
dengan insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang
hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk kedalam rongga mulut ketika
menyelam, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh
yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal (Djuanda, 1982).
Tubuh amphibia khususnya katak, terdiri dari kepala, badan, dan leher yang
belum tampak jelas. Amphibi dewasa memiliki mulut lebar dan lidah yang lunak yang
melekat pada bagian depan rahang bawah. Paru-paru selalu ada seperti yang terdapat
pada kelompok salamander, dan sebagian besar pernafasan juga dilakukan oleh kulit.
Pada katak sawah, kulit ini hampir selalu basah karena adanya sekresi kelenjar-
kelenjar mucus yang banyak terdapat didalamnya. Selain itu, kulit katak juga banyak
mengandung kapiler-kapiler darah dari cabang-cabang vena kutanea magna dan arteri
Pada umumnya katak aktif pada malam hari (nocturnal) dan biasanya berada
dengan posisi kepala menghadap ke air. Ketika makan, katak menjulurkan lidahnya
yang panjang dan lunak untuk menangkap mangsa. Makanannya terutama terdiri dari
Arthropoda, cacing, larva serangga, ikan kecil, udang, kerang, katak muda bahkan
kadal, ular dan tikus kecil. Suhu udara yang turun pada malam hari dan naiknya
kelembaban udara atau kalau ada hujan memberi kondisi yang baik bagi kegiatan
Kita mengenal kira – kira 3000 spesies amphibia yang masih hidup yang dapat
dibagi menjadi 3 ordo yaitu : pertama, Apoda atau salamander cacing (kira – kira 150
spesies) yang “bagian besar masa hidupnya ada dalam tanah; kedua, Caudata atau
salamander (250 spesies) dan ketiga, Anura atau kodok dan bangkong (2600 spesies)
daerah tropis, kecuali Australia, Sulawesi, Madagaskar, dan kepulauan hindia barat.
Caudata terutama terdapat di daerah beriklim sedang dan banyak sekali di Amerika
Utara. Dari sana hewan ini melalui pegunungan Andes menyebar ke daerah tropis
Amerika Selatan. Sedangkan Anura terdapat di mana – mana, kecuali di tempat yang
Iskandar (1998), membedakan Ranidae menjadi dua anak suku yaitu anak suku
Ranidae dan anak suku Dicroglossinae, berdasarkan morfologi jari dan lipatan
dorsolateral. Anak suku Ranidae mencakup katak yang lebih kurang ramping dengan
sepasang lipatan dorsolateral yang jelas, ujung jari tangan dan kaki berakhir dengan
ujung yang melebar dan rata. Suku Bufonidae sangat umum dan tersebar hampir
kekar dan kasar penampilannya, dan pada beberapa jenis tubuh tertutup oleh bintil-
bintil, panjangnya bervariasi dari yang terkecil sekitar 25 mm sampai yang terbesar
sekitar 25 cm. Di Indonesia, suku ini diwakili oleh 6 marga diantaranya Bufo,
Dalam hal ini, Famili Ranidae merupakan katak yang persebarannya sangat
luas di Indonesia yang mewakili oleh sepuluh marga dan kurang dari 100 spesies.
Disumatera diwakili oleh lima marga dan kelima marga terdapar dalam Kawasan
pegunungan dari hutan primer, sekunder, belukar, padang rumput sampai sekitar
rawa, hutan sekunder, hutan primer, dari permukaan laut samapi pegunungan.
sehingga sering tersamar oleh dedaunan tersebut. Katak ini dapat ditemukan mulai 0
mdpl sampai hampir 1500 mdpl, katak ini bergerak cukup lamban karena kakinya
yang relatif pendek. Tidak seperti katak jenis lain yang mengandalkan
kemampuannya meloncat dari satu tempat ketempat lain, katak family Megophryidae
beberapa jenis alat yang digunakan untuk membantu dalam praktikum antara lain bak
bedah, penggaris, dan alat tulis. Bahan atau objek yang di pakai adalah Fejervarya
Polypedates leucomystax.
pengamatan terhadap warna kulit tubuh, ada tidaknya procesus odontoid, paratoid, ada
tidaknya tympanium, alur orbital, gigi maxila, gigi vomer , ada atau tidaknya
webbing, bentuk ujung jari, dan lipatan dorsoventral. Data tersebut dimasukkan ke
dalam tabel parameter, dan dibuat kunci determinasinya. Kemudian di gambar dalam
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Amphbia
Ordo : Anura
Genus : Duttaphrynus
Duttaphrynus melanosticus memiliki panjang badan (SVL) 5cm, urutan panjang jari
kaki depan (UPJKD) 3>4>2>1, urutan panjang jari kaki belakang (UPJKB)
4>3>5>2>1, prosessus odontoid, gigi former dan kelenjar pada ekstrimitas tidak ada,
bentuk kelenjar parotoid lonjong, tutupan selaput renang kaki depan tidak ada dan
kaki belakang jari ke 4 lepas 4 phalang dan bentuk ujung jari spatula, memiliki alur
Menurut Iskandar (2003), kodok ini mempunyai garis supra orbital berwarna
sangat pendek.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Genus : Phrynoidis
Didalam praktikum kali ini didapatkan data pengukuran Phrynoidis asper memiliki
panjang badan (SVL) 5,6 cm, urutan panjang jari kaki depan (UPJKD) 3>4>2>1,
urutan panjang jari kaki belakang (UPJKB) 4>3>5>2>1 Karakter morfologi yang
dapat diamati yaitu tidak memiliki procecus odontoid dan gigi former, tidak memiliki
paratoid, bentuk ujung jari bulat tumpul, dan bentuk pupil horizontal
Phrynoidis asper memiliki tubuh besar dan gemuk. Kulit ditutupi dengan kutil
atau tuberkel, nama spesies ini berasal dari tekstur kulit kasar. Kepala lebar dan
tumpul, tanpa puncak kurus. Katak ini memiliki kelenjar parotoid bulat telur
terlihat. Tangan dan kaki yang keras, kaki keempat adalah terpanjang, dan semua jari
dasar jari pertama. Phrynoidis asper biasanya coklat tua, abu-abu atau warna hitam,
dengan bercak hitam bagian perut. Jantan memiliki warna kehitaman pada
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Genus : Fejervarya
limnocharis memiliki panjang badan (SVL) 4,5 cm, urutan panjang jari kaki depan
(UPJKD) 3>1>4>2, urutan panjang jari kaki belakang (UPJKB) 4>3>5>2>1, tidak
memilki prosessus odontoid tetapi memiliki gigi former, kelenjar parotoid tidak ada,
memiliki webbing berukuran setengah yang bewarna bening. Kaki belakang dan
bentuk ujung jari melengkung, tidak memiliki alur suprathymphanic. dan memiliki
Menurut Iskandar (1998), katak ini merupakan jenis yang berukuran kecil
dengan ukuran jantan 50 mm dan betina sampai 60 mm. Memiliki kepala runcing,
pendek, jari kaki setengah yang berselaput, tepat sampai pada ruas yang terakhir.
Mempunyai sepasang bintil metatarsal. Kulit berbintil- bintil panjang jelas parallel
dengan sumbu tubuh. Warna tubuh kotor seperti lumpur dengan bercak gelap, kadang-
Kalsifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Genus : Fejervarya
Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan panjang badan (SVL) 4,5 cm. Urutan
panjang jari kaki depan (UPJKD) 1>3>4>2, urutan panjang jari kaki belakang
penuh dan berwarna bening, memiliki gigi former dan gigi maxila. tidak memiliki
Katak berukuran besar dengan lipatan- lipatan atau bintil- bintil memanjang
parallel dengan sumbu tubuh. Hanya terdapat satu bintil metatarsal dalam, selaput
selalu melampaui bintil subartikuler terakhir jari kaki ke 3 dan ke 5. Warnanya seperti
lumpur yang kotor dengan bercak- bercak tidak simetris berwarna gelap.Sering
Penyebaran katak ini sangat luas sekali meliputi Asia Tenggara termasuk
India. Habitat dari species ini adalah hutan mangrove,, muara, rawa, daerah pesisir,
selokan, genangan air dan sawah serta sungai. Selain itu hewan ini bersifat toleran
terhadap salinitas sedang. Katak ini berukuran besar, memiliki lipatan dorsolateral
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Family : Ranidae
Sumber : (Obst,1988)
Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan data pengukuran yaitu pada Limnonectes
kuhlii memiliki Panjang Badan (SVL) 8,4 cm .Urutan Panjang Jari Kaki depan
(UPJKD) 3>1>4>2, Urutan Panjang Jari Kaki Belakang (UPJKB) 4>3>5>2>1. Tidak
memiliki alur suprathympanic dan kelenjar paratoid. Memiliki gigi fomer dan gigi
maxilla, memiliki webbing berukuran penuh dan bewarna hijau kehitaman, memiliki
processus odntoid, bentuk kaki ujung jari membulat, lipatan dorsal tidak terlihat jelas.
Katak ini berukukuran kecil, kepala runcing pendek, jari kaki sepasang bintil
metatarsal, tekstur kulit berkerut, tertutup oleh bintil-bintil panjang yang tampak tipis,
bintil-bintil ini biasanya memanjang parallel dengan sumbu tubuh. Warna kotor
seperti lumpur dengan bercak-bercak yang lebih gelap, kurang jelas tetapi simetris,
kadang-kadang dengan warna kehijauan dan sedikit semu kemerahan. kaki belakang
panjang dan kuat, kaki belakang berselaput renang tidak penuh sampai piringan sendi.
Ukuran tubuh jantan 90-175 mm dan betina 85-125 mm. Katak ini biasanya terdapat
di hutan primer sampai hutan sekunder, di sungai-sungai sedang sampai anak sungai,
saat musim kawin jantan menggali lubang di pasir atau kerikil halus ( gravel ), dimana
betina akan meletakkan telurnya. Katak ini tersebar di Aceh, Sumatra, Kalimantan,
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Family : Rhacoporidae
Sumber : (Obst,1988)
Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan data pengukuran yaitu pada Limnonectes
kuhlii memiliki Panjang Badan (SVL) 5,1 cm .Urutan Panjang Jari Kaki depan
(UPJKD) 3>4>2>1, Urutan Panjang Jari Kaki Belakang (UPJKB) 4>5>3>2>1. Tidak
memiliki alur suprathympanic dan kelenjar paratoid. Memiliki gigi fomer dan gigi
maxilla, memiliki webbing berukuran setengah dan bewarna abu-abu. Tidak memiliki
processus odntoid, bentuk kaki ujung jari melengkung, lipatan dorsal tidak terlihat
mm dan 82-97 mm betina . Kepala berbentuk segitiga, agak meruncing pada sudut
rahang. Jarak lubang mata lebih dari dua kali jarak lubang hidung. Timpanum
berbentuk oval dengan diameter horisontal 3/4 dari diameter mata. Terdapat tonjolan
tulang belakang mata dan di atas tympanum. Mempunyai gigi former, tubuh
umumnya kuat dengan kaki ramping. Kulit di atas umumnya halus dan mungkin
memiliki asperities spinose keputihan. Pada perut terdapat granular kasar, memiiki
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Family : Rhacoporidae
Genus : Polypedates
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data pengukuran panjang badan
(SVL) 5 cm, urutan panjang jari kaki depan (UPJKD) 3>4>2>1, urutan panjang jari
kaki belakang (UPJKB) 4>5>3>2>1. Pada hewan ini juga didapatkan data
paratoid, terdapat gigi former dan gigi maxila, ukuran webbing setengah dengan
warna abu-abu kehitaman, tidak terdapat procesus odontoid dan bentuk ujung jari
bulat pipih. Hewan ini tidak memiliki lipatan dorsolateral dan memiliki tubuh yang
berwarna hijau muda kecoklatan dan mempunyai disk pada kakinya. Pupil katak ini
berbentuk horizontal.
biasanya di permukaan genangan air, yang melekat pada vegetasi atau ranting. Berudu
abu-abu-hijau sampai diatas coklat. Mata jauh lateral, basis ekor bergaris dengan
pigmen horizontal yang berbatasan atas dengan garis pigmen gratis. Pada bagian
bawah adalah putih keperakan termasuk spiraculum dan pipi lateral (hampir mencapai
mata). Berudu tumbuh hingga 40-50 mm panjang total. Sirip ekor secara sempit
meruncing, membentuk sebuah flagel. Katak ini dapat ditemukan disekitar air yang
tenang, seperti kolam. Katak ini juga cepat beradaptasi dengan lingkungan manusia.
(Kelaart, 1853).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Amphibia
Family : Ranidae
Genus : Amnirana
memiliki panjang badan (SVL)3,8 cm. Urutan panjang jari kaki depan (UPJKD)
3>4>2>1, urutan panjang jari kaki belakang (UPJKB) 4>3>5>2>1, tidak memilki
prosessus odontoid, memiliki gigi former, gigi maxila dan lipatan dorsolateral ,
kelenjar parotoid tidak ada, Tidak memiliki webbing. dan bentuk ujung jari
Menurut Iskandar (1998), katak ini berukuran kecil, perawakan ramping, kaki
panjang dan ramping, jari kaki stengahnya ditutupi selaput. Lipatan dorsolateralnya
halus, tekstur kulit berbintil halus terkadang juga tidak berbintil. Memilki warna
coklat muda dengan beberapa bagian tampak lebih gelap seperti pada bagian
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Genus : Hylarana
Pada pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data pengukuran panjang badan
(SVL) 4,4 cm, urutan panjang jari kaki depan (UPJKD) 3>4>2>1, urutan panjang jari
kaki belakang (UPJKB) 4>5>3>2>1. Pada hewan ini juga didapatkan data
paratoid, tidak terdapat gigi former tetapi mempunyai gigi maxilla, ukuran webbing
setengah, tidak terdapat procesus odontoid dan bentuk ujung jari setengah lingkaran.
Hewan ini memiliki lipatan dorsolateral yang bewarna kuning dan memiliki tubuh
yang berwarna hijau dengan ventral berwarna putih gading dan femur berwarna
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Genus : Huia
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data pengukuran panjang badan
(SVL) 6,2 cm. Urutan panjang jari kaki depan (UPJKD) 3>4>1>2, urutan panjang jari
yang berwarna coklat kehitaman, memiliki webbing yang berwarna hijau kekuningan.
Hewan ini juga memiliki gigi maxilla dan gigi vomer, tetapi tidak ada processus
Barat (di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu dan Provinsi Lampung).
Katk ini banyak terdapat pada ketinggian 200 mdpl hingga mencapai 1.200 m dpl
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Genus : Odorrana
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data pengukuran panjang badan
(SVL) 5 cm , urutan panjang jari kaki depan (UPJKD) 3>4>2>1, urutan panjang jari
Ujung jarinya berbentuk bulat. Tidak memiliki dorso lateral dan kelenjar
ramping, kaki brelakang panjang dan ramping. Jari kaki depan dan belakang dengan
piringan sendi datar dan jelas, tekstur kulit halus, kulit dengan kelenjar racun yang
memberikan bau busuk. Warna hijau zaitun hijau kecoklatan, sisi tubuh biasanya lebih
gelap sampai hitam, memanjang antara mata dan hidung samapi ke pangkal paha.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data pengukuran panjang badan
(SVL) 4,2 cm. Urutan panjang jari kaki depan (UPJKD) 3>4>1>2, urutan panjang jari
kaki belakang (UPJKB) 4>3>5>2>1, mempunyai procesus odontoid, gigi vormer dan
webbing berukuran setengah yang berwarna abu-abu. Hewan ini juga Tidak memiliki
sedang. Tympanum terlihat jelas. Kulit berwarna hitam dengan bercak berwarna
kuning. Terdapat garis kuning putus-putus dari moncong ke mata dan sampai ke
kloaka. Kaki belakang terdapat garis kuning. Jantan terdapat di sepanjang sungai
hutan primer dan sekunder. Betina lebih terestrial. Katak ini tercatat pada lokasi
pinggiran sungai (riparian) merupakan habitatnya. Katak ini lebih menyukai sungai
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Megophrydae
Genus : Megophrys
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data pengukuran panjang Badan
(SVL) 8,4 cm .Urutan Panjang Jari Kaki depan (UPJKD) 3>1>4>2, Urutan Panjang
Jari Kaki Belakang (UPJKB) 4>3>5>2>1. Tidak memiliki alur suprathympanic dan
kelenjar paratoid. Memiliki gigi fomer dan gigi maxilla, memiliki webbing berukuran
penuh dan bewarna hijau kehitaman, memiliki processus odntoid, bentuk kaki ujung
jari membulat, lipatan dorsal tidak terlihat jelas. Dan bentuk pupil horizontal.
Hewan ini mendiami dataran rendah dan hutan hujan utuh submontane, umumnya di
sekitar hutan sungai. Orang dewasa terestrial dalam kebiasaan, tapi kecebong hidup di
hutan jelas sungai. Kehilangan dan fragmentasi habitat spesies 'adalah ancaman
utama. Populasi lokal mungkin menjadi terkena bahaya peristiwa stokastik. Spesies
ini dipanen untuk perdagangan hewan peliharaan nasional dan internasional, yang
5.1 Kesimpulan
2. Phrynoidis asper memiliki kelenjar paratoid yang berbentuk bulat lonjong, bentuk
ujung jari seperti gada dan memiliki kulit tubuh berwarna kekuningan
3. Fejervarya limnocaris memiliki selaput kaki setengah penuh dan tubuh yang
4. Fejevarya cancrivora ciri khasnya adalah tubuh yang berwarna cokelat dengan
6. Polypedates leucomystax mempunyai ciri khas yaitu terdapatnya disk pada kaki.
7. Polypidates pseudotilophus
5.2 Saran
Dalam praktikum selanjutnya, praktikan diharapkan agar lebih teliti dalam melakukan
pengamatan dan pengukuran morfologi pada ikan, melakukan pembagian tugas antar
praktikan dalam satu kelompok sehingga lebih mengefisienkan waktu, hal-hal yang
tidak dipahami dapat ditanyakan kepada asisten yang bersangkutan, serta setelah
Pustaka American Museum Natural History. 2011. Amphibi Spescies of The World.
http://research.amnh.org/vz/herpetology/amphibia/. 28 Maret
2011.
Iskandar, D.T. 1998. Amphibi Jawa dan Bali, Seri Panduan Lapangan. Puslitbang
Biologi-LIPI.
Iskandar, D.T Mirza. 2003. Panduan Lapangan Amfibi Kawasan Ekosistem Leuser :
Jakarta
Inger, R. F., and Stuebing, R. B. (1997). A Field Guide to the Frogs of Borneo.
UNAND: Padang.
Kelaart. 1853. Common tree Frog. Singapore: Faunae Zeylan Khan, M.S. (1991).
anuran larvae and its bearing on the mode of larval feeding. Pakistan: