Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI HEWAN

PERCOBAAN III
KELAS PISCES (OSTEICHTHYES)

OLEH :

NAMA : NURKHALISAH. M
STAMBUK : F1DI I8 052
KELOMPOK : II ( DUA )
ASISTEN PEMBIMBING : ST. MANTASIA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan (Pisces) merupakan hewan bertulang belakang (vertebrata)

berdarah dingin (poikilotermik) yang hidup di air dan bernapas dengan insang

(branchia). Ikan (Pisces) bergerak menggunkan sirip (pinnae) agar tubuh

(truncus) tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh

arah angin. Berbagai jenis ikan hidup di lautan maupun di perairan tawar.

Bentuk tubuh (truncus) ikan beradaptasi dengan cara tingkah laku dan

kebiasaan hidup di dalam suatu habitat yang akan berpengaruh terhadap bentuk

tubuh (truncus) ikan (pisces).

Morfologi ikan (pisces) ada bermacam – macam, tetapi morfologi dasar

adalah terdiri dari badan (truncus), kepala (caput) dan juga ekor (caudal).

Berdasarkan penyusun tubuh (truncus) ikan (pisces) dibagi menjadi 2

golongan, ikan bertulang rawan (Chondrichthyes), contohnya : ikan hiu

(Selachimorpha), ikan pari(Batoidea) dan ikan bertulang sejati (Osteichthyes),

contohnya ikan nila (Oreochromis niloticus).

Ostheichyes adalah ikan yang sebagian besar skeletonnya terdiri dari

tulang sejati dan hanya pada beberapa bagian tubuh yang bertulang rawan.

Insang (branchia) tertutup oleh operculum dan ada gelembung renang tetapi

tidak terdapat clasper. Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar. Ikan bertulang

sejati menempuh cara kedua untuk mengatasi masalah kekeringan yang terjadi

secara berkala. Mereka mengembangkan sepanjang kantung, masih

pertumbuhan faring yang berfungsi sebagai paru-paru primitif. Alat ini


dikembangkan oleh udara yang diisap melalui mulut. Berdasarkan uraian

tersebut dilakukan praktikum kelas pisces (osteichthyes)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum adalah bagaimana mengamati

berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi ikan nila

(Oreochromus niloticus ) secara inspectio dan sectio?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengamati

berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi ikan nila

(Oreochromus niloticus )secara inspectio dan sectio.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah agar dapat

mengetahui bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi ikan

nila (oreochromus nloticus) secara inspectio dan sectio.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Ikan

Ikan (Pisces) merupakan hewan vertebrata aquatik berdarah dingin

(poikioloterm) yang bernapas dengan insang (branchia). Ikan( pisces) secara

sistematik ditempatkan di dalam filum chordata dengan karakteristik memiliki

insang (branchia) yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut dari air dan

sirip (pinnae) (pinnae) digunakan untuk berenang. Ciri umum dari golongan ikan

adalah mempunyai rangka bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip

(pinnae) tungal atau berpasangan, tubuh (truncus) di tutupi oleh sisik (squama)

dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh (truncus) yang jelas antara badan

(truncus), kepala ( caput) dan ekor (caudal) (Rizwan, dkk, 2016).

B. Morfologi Ikan (Pisces)


Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan

(measuring methods). Morfometri sebagai suatu penandaan yang menggambarkan

bentuk tubuh ikan. Karakter morfometrik yang sering digunakan antara lain:

panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan

panjang sirip (pinnae), dan diameter mata. Studi morfometrik secara kuantitatif

memiliki tiga manfaat, yaitu dapat membedakan jenis kelamin dan spesies,

mendeskripsikan pola-pola keragaman morfologis antar populasi atau spesies,

serta mengklasifi kasikan. Pendekatan morfologi menggunakan metode

pengukuran karakter morfometrik baku dan Analisis Multivariasi (Muhotimah,

dkk, 2013).
Kepadatan ikan dalam kolam akan mempengaruhi aspek morfologis

ikan dan lingkungan. Budidaya pada ikan, padat penebaran dapat mempengaruhi

kadar oksigen terlarut dan karbon dioksida bebas. Oksigen sebagai bahan
pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Berkurangnya

oksigen terlarut dalam perairan akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan dan

dapat menyebabkan stress. Kepadatan populasi ikan dalam satu wadah

pemeliharaan merupakan permasalahan yang sering dihadapi baik dalam budidaya

maupun transportasi ikan. Kondisi ini berefek kepada stres, menurunnya sistem

imun, menghambat pertumbuhan, perubahan perilaku berenang, gangguan

reproduksi bahkan kematian (Aliza, 2014).


C. Alat pernapasan ikan
Insang atau branchia merupakan organ pernafasan yang digunakan oleh

ikan untuk melakukan proses pernafasan yaitu pengambilan oksigen dan

pelepasan karbon dioksida. Setiap ikan memiliki insang pada bagian kanan dan

kiri dari faring. Kebanyakan ikan bertulang sejati memiliki empat pasang insang,

namun ada yang sampai enam pasan setiap insang ikan terdiri dari filamen insang

atau hemibranchia atau gill gilament, berwarna merah, terdiri jaringan lunak

dengan bentuk menyerupai sisir dan melekat pada lengkung insang (Kusamadewi,

2015).

D. Ikan Nila (Oreochromus niloticus)


Ikan nila (Oreochromus niloticus) merupakan spesies yang berasal dari

kawasan sungai Nil dan danau-danau sekitarnya di Afrika. Bentuk tubuhnya

memanjang, pipih ke samping dan warna putih kehitaman. Ikan ini merupakan

ikan air tawar yang banyak dibudidayakan setelah ikan mas (Cyrprinus carpio)

dan telah dibudidayakan pada lebih dari 85 negara. Ikan nila (Oreochromus

niloticus) mempunyai nila (Oreochromus niloticus) ekonomis penting dan


merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar. Prospek ikan nila

(Oreochromus niloticus) ditandai dengan produksi ikan nila (Oreochromus

niloticus) yang terus meningkat dan Indonesia merupakan salah satu pengekspor

ikan ini (Haqqawiy, dkk, 2013).


E. Tipe Sisik
Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik

ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik

yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut.

Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada

perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan

yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada

kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik sikloid

berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai

bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar. Sisik sikloid

berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai

bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar (Nurmadinah,

2016)
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 24 Oktober 2017

pukul 15.30-Selesai. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo,

Kendari.
B. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan
No. Alat Kegunaan
1 2 3
1. Pisau bedah Untuk membedah ikan
2. Jarum pentul Untuk menahan agar objek tetap pada posisinya
3. Kaca objek Untuk meletakkan organ objek pengamatan
4. Handscoon Untuk melindungi tangan
5. Pinset Untuk membantu proses pembedahan
6. Papan bedah Untuk menempatkan ikan
7. Mikroskop Sebagai alat bantu optik
8. Kamera Untuk mengambil gambar
8. Gunting bedah Untuk menggunting bagian organ

C. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan
No. Bahan Kegunaan
1 2 3
Ikan mujair (Oreochromis Sebagai objek pengamatan
1.
mossambica)
Ikan nila (Oreochromus Sebagai objek pengamatan
2. niloticus) (Oreochromis
niloticus)
3. Tissue Untuk membersihkan darah ikan
4. Kloroform Untuk membius objek pengamatan
5. Alkohol Untuk membersihkan objek pengamatan
D.Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meletakkan objek pengamatan di atas papan bedah dan menahannya

menggunakan jarum pentul.


3. Mengamati bagian tubuh ikan secara inspectio.
4. Membedah ikan secara hati-hati untuk mengamati secara sectio.
5. Mengamati topografi (branchia sampai anus) objek pengamatan

menggunakan mikroskop.
6. Memisahkan insang (branchia) objek pengamatan dan mengamati letak

gill raker, lembaran insang, arcus branchialis.


7. Mengamati 3 bagian insang(branchia) tersebut menggunakan mikroskop.
8. Mendokumentasikan hasil pengamatan
9. Membuat hasil pengamatan.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu pengamatan yang

dilakukan dengan mengamati secara inspectio (morfologi) tubuh ikan nila

(Oreochromus niloticus), ikan lajang (Decapterus sp.) dan Ikan Lele (Clarias sp.)

terbagi menjadi 3 bagian yaitu, kepala (caput), badan (truncus) dan ekor

(caudal). Pengamatan secara sectio (anatomi) pada ikan nila (Oreochromus

niloticus), ikan lajang (Decapterus sp.) dan Ikan Lele (Clarias sp.) yaitu, terlihat

bagian-bagian insang, ginjal (Ren), hati (Hepar), usus, telur (Gonad) dan sirip

ekor (Pinnae caudalis). Insang pada ikan lele (Clarias sp.) berbeda dengan ikan

nila (Oreochromus niloticus) dan ikan lajang (Decapterus sp.) , hal ini

dikarenakan Ikan Lele (Clarias sp.) memiliki struktur tambahan pada organ

insangnya yang dikenal dengan nama labirin, labirin berungsi menyimpan

cadangan oksigen sehingga ikan tahan pada kondisi kekurangan oksigen.

B. Saran
Saran yang dapat di berikan pada praktikum kali ini sebagai berikut:

1. Untuk asisten, sudah cukup baik

2. Untuk praktikkan, agar lebih menjaga kekompakannya

3. Untuk laboratorium, agar lebih lengkap lagi kedepannya dalam menyediakan

alat – alat keperluan praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Aliza, D., 2014, Gambaran Perilaku dan Insang Ikan nila (Oreochromus
niloticus) (Oreochromis niloticus) yang Mengalami Stres Kepadatan,
Jurnal Medika Veterinaria, 8(1) : 80-81
Haqqawiy, J, K., Winaruddin, Aliza, D., dan Budiman, H., 2013, Pengaruh
Kepadatan Populasi terhadap Gambaran Patologi Anatomi dan
Histopatologi Insang Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Jurnal Medika
Veterinaria, 7(1) : 25-26
Karlina, I., 2017, Perbandingan Anatom dan Histologi Organ Insang Berlabirin
pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan Ikan Gabus (Channa
stiata), Skripsi, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Kusumadewi, R, M., 2015, Tingkat Biokonsentrasi Logam Berat dan Gambaran
Histopatologi Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus L) yang Hidup di
Perairan Tukad Badung Kota Denpasar, Universitas Udayana, Denpasar.
Muhotimah, Triyatmo, B., Priyono, B, S., dan Priyono, T., 2013, Analisis
Morfometrik dan Meristik nila (Oreochromus niloticus) (Oreochromis sp.)
Strain Larasati F5 dan Tetuanya, Jurnal perikanan, 15(1) : 45-53
Nurmadinah, 2016, Studi Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan Penja Asal Polewali
Mandar Dan Ikan Nike (Awaousmelanocephalus) Asal Gorontalo, Skripsi,
UIN Alauddin Makassar

Rizwan., T, Dewiyanti., I, Fitrah S., 2016, Identifikasi Jenis ikan Di perairan


Laguna Gampoeng pulot kecamatan leupung Aceh besar, jurnal ilmiah
mahasiswa kelautan dan perikanan Unsiyah, 1(1) :66-81

Anda mungkin juga menyukai