Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

A. Tujuan

Tujuan praktikum pengamatan preparat Wholemount embrio ayam adalah


mengamati perkembangan embrio ayam dengan mengidentifikasi morfologi dan
struktur embrio ayam umur 24 – 72 jam inkubasi pada preparat Wholemount embrio
ayam.

B. Manfaat

Manfaat praktikum pengamatan preparat Wholemount embrio ayam yaitu


agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan embrio ayam secara terstruktur
mulai dari belum terbentuknya organ sampai terlihatnya organ-organ lain dari hasil
diferensiasi.

1
II. MATERI DAN PROSEDUR KERJA

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan preparat Wholemount


embrio ayam yaitu tissue dan mikroskop cahaya.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum pengamatan preparat
Wholemount embrio ayam adalah preparat Wholemount ayam umur 24, 33, 48, dan 72
jam dan larutan alkohol 70 %.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:

1. Preparat Wholemount embrio ayam umur 24 – 72 jam diamati.


2. Slide dibersihkan dengan tissue yang teah dibasahi alcohol 70 %.
3. Morfologi ebrio ayam diamati dan diidentifikasi struktur yang telah terbentuknya
kemudian digambar.

2
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1

3
4 2
11
6
7 5

10 8
9

Gambar 3.1. Mikroskopis Embrio Ayam


Umur Inkubasi 24 jam.
Perbesaran 40X.

Keterangan gambar:
1. Cranial neuropore
2. Proamnion
3. Neural fold
4. Neural groove
5. Anterior Intestinal Portal (AIP)
6. Notochord
7. Somite
8. Primitive streak
9. Area pellucida
10. Area opaca
11. Margin lateral of foregut

3
1 2
3 6
4
7
5
8

15 9
10
14

11
13

12

Gambar 3.2. Mikrosopis Embrio Ayam.


Umur Inkubasi 33 Jam.
Perbesaran 40X.

Keterangan gambar:
1. Cranial neuropore
2. Head fold
3. Prosencephalon
4. Mesencephalon
5. Rhombencephalon
6. Optic vesicle
7. Foregut
8. Heart
9. Lateral mesoderm
10. Somite
11. Notochord
12. Primitive streak
13. Area pellucida
14. Area opaca
15. Anterior Intestinal Portal (AIP)

4
1
2 6 7
4 8
3
5

9
10

12
11 13

14

15

Gambar 3.3. Mikrosopis Embrio Ayam


Umur Inkubasi 48 Jam.
Perbesaran 40×.

Keterangan gambar:
1. Amnion
2. Prosencephalon
3. Mesencephalon
4. Metencephalon
5. Optic cup + lens
6. Otic vesicle
7. Branchial arches
8. Heart
9. Lateral fold
10. Lateral mesoderm
11. Vitelline vein/arteria
12. Somite
13. Notochord
14. Posterior Intestinal Portal (PIP)
15. Tail bud

5
3 4
2
5
1 6

9 7
10
8

11
12
16 13
14

15

Gambar 3.4. Mikrosopis Embrio Ayam


Umur Inkubasi 72 Jam.
Perbesaran 40×.

Keterangan gambar:
1. Auditive vesicle
2. Myelencephalon
3. Metencephalon
4. Mesencephalon
5. Diencephalon
6. Optic cup + lens
7. Telencephalon
8. Heart
9. Branchial arches
10. Pharyngeal arches
11. Notochord
12. Somite
13. Posterior Intestinal Portal (PIP)
14. Hindlimb (leg) bud
15. Tail
16. Vitelline vein/arteria

6
B. Pembahasan

Perkembangan embrio ayam diawali dengan proses gastrulasi, yaitu


suatu proses terjadinya diferensiasi dan gen berperan untuk menentukan jenis
sel yang selanjutnya akan terbentuk. Pada proses ini menentukan apakah
embrio akan mati atau akan terus berdiferensiasi. Jika ekspresi gen sesuai
dengan pola perkembangan yang terprogram, maka perkembangan embrio
akan terus berlanjut. Menurut Paputungan et al. (2017), Faktor lingkungan
yang mempengaruhi perkembangan embrio antara lain temperature,
kelembaban, dan kosentrasi gas yang terdapat didalam telur. Telur aves
digolongkan sebagai telur megalichital karena dilengkapi dengan yolk yang
sangat banyak. Perkembangan embrio ayam dimulai dari zygot sampai
menetas terjadi sekitar 19-21 hari. Susanti et al. (2015), menyatakan bahwa
saat embrio berkembang atau selama proses pengeraman, perkembangan dan
metabolisme embrio akan terlihat dengan adanya penyusutan berat telur.
Pembelahan yang terjadi pada unggas merupakan pembelahan meroblastik
dimana pembelahan terjadi hanya pada bagian daerah kecil sitoplasma yang
bebas dari kuning telur (Sukra, 2000). Menurut Nafiu et al. (2014)
perkembangan embrio telur unggas pada saat ditetaskan secara buatan akan
lebih cepat dibandingkan penetasan secara alami.
Gastrulasi pada ayam ditandai dengan penebalan pada bagian posterior
blastoderm kurang lebih pada umur 3-4 jam inkubasi. Terdapat empat preparat
Wolemount embrio ayam yang diamati, yaitu saat embrio ayam umur inkubasi
24, 33, 48, dan 72 jam. Pada embrio ayam umur 24 jam terdapat bagian
cranial neuropore, proamnion, neural fold, neural groove, Anterior Intestinal
Portal (AIP), notochord, somite, primitive streak, area pellucida, area opaca,
dan margin of foregut. Pada usia inkubasi ini sel blastodem berupa pellucida
akan terangkat dan terdapat perbatasan antara area opaca (gelap) dan area
pellucida (terang). Penebalan memanjang dari anterior ke posterior disebut
primitive streak yang merupakan kumpulan sel embrional untuk mengetahui
sumbu embrio ayam. Penebalan ini disebabkan karena terjadinya konvergensi
sel epiblast. Adapun wilayah blastoderm yang belum terjangkau oleh
penyebaran mesoderm yang terlihat lebih bening disebut daerah proamnion
(Huettner, 1957).

7
Menurut Syahrum (1994), inkubasi selama 24 jam dapat dibedakan
antara daerah intra embrional dengan daerah ekstraembrional. Epiblast bagian
tengah yang lebih terang disebut area pelusida, bagian tepi yang lebih gelap
disebut daerah opaca. Daerah intra embrional yakni terdiri dari daerah
pellusida dan daerah opaka. Daerah kepala akan mengalami perkembangan
yang cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan (zone over
growth), terjadi lipatan kepala (head fold), mula-mula ke ventral. Setelah ke
ventral daerah agak terangkat melipat ke posterior. Organ yang dapat terlihat
dalam stadium 24 jam inkubasi adalah: area embrional, area pellusida, area
opaka vaskulosa, area ovaka vitelin, lipatan neural, usus depan, somit dan
daerah primitive, proamnion, notokor dan keping darah. Usia inkubasi 33 jam
mulai terbentuk organ-organ seperti otak dan urinaria. Bagian bagian otak
utama yaitu prosencephalon (otak besar), mesencephalon (otak tengah), dan
rhombenchephalon (otak belakang). Selama periode inkubasi 33 jam
menunjukan adanya perubahan pada daerah usus depan dan somit serta
diferensiasi pada mesoderm luser media yang menandai pembentukan organ
urinaria. Vesikula optika tersusun sebagai sepasang pertumbuhan kolateral
prosencephalon. Vesikula ini secara meluas dan menduduki seluruh luas
kepala. Rongga vesikula optika (optisol), pada mulanya mempunyai hubungan
yang luas dengan rongga. selain adanya cranial neuropore, somite, notochord,
primitive streak, area pellucida, area opaca, dan Anterior Intestinal Portal
(AIP). Memasuki umur 48 jam, mulai terdapat perbedaan spesifik dibanding
usia inkubasi 33 jam, bagian anterior memutar ke arah kanan, lubang auditorius
mulai terbuka, jantung membentuk S, lekukan kepala amnion menutupi seluruh
region telenchepalon, dienchepalon, dan mesenchepalon, serta plat oral, batang
mata, dan tuba neural yang sudah mulai terbentuk (Kusumawati et al., 2016).
Proamnion mulai terbentuk menjadi amnion yang berfungsi melindungi telur
dari goncangan mekanik. Tiga bagian otak yang ada pada masa inkubasi 24
jam belum terdiferensiasi di usia 33 jam inkubasi. Adapun optic vesicle sudah
mulai membentuk optic cup yang terdiri dari syaraf mata, retina, dan lensa
untuk penglihatan. Pada tahap ini juga telah ada branchial arches yang biasanya
berupa sistem pendengaran. Setiap branchial arches terdri atas inti jaringan
mesenkim yang di sebelah luarnya dibungkus oleh ektoderm dan bagian
dalamnya dibungkus endoderm. Branchial arches pada ayam pada saat dewasa

8
tidak berfungsi untuk apun atau bias disebut organ vestigial, sedangkan pada
ikan akan menjadi insang, dan pada manusia akan menjadi tuba eustachius
yang merupakan saluran penghubung rongga telinga tengah dengan nasofaring.
Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 72 jam mulai banyak organ yang
terdiferensiasi. Pada masa ini lipatan kepala mulai berkembang kearah
posterior. Derivat neural crest berupa pasangan ganglion saraf-saraf cranial di
daerah rhombencephalon mulai berkembang. Menurut Susilo (1993), Otak
bagian prosencephalon akan terdiferensiasi menjadi telencephalon dan otak
bagian mesencephalon tidak terdiferensiasi, dan rhombencephalon akan
terdiferensiasi menjadi myelencephalon dan telencephalon yang berasosiasi
dengan organ olfaktori serta indra penciuman seperti pusat intelejensi
Neura fold dan neural groove pada usia inkubasi 24 jam akan terjadi
proses neurulasi diawali dengan neural plate (pembentukan lempeng) lalu
terjadi lipatan yang disebut neural fold dan menjadi neural tube (bumbung
saraf). Proses neurelasi diinduksi oleh notochord. Embrio ayam umur 33 jam
mulai memunculkan struktur dan karakteristik baru. Bumbung neural telah
terbentuk dan dapat dibedakan bagian anterior, bagian tengah serta posterior
yang menyerupai bumbung. Bagian bumbung neural masih berupa keping
yang terdiri atas neural groove dan neural fold. Sistem syarafnya mulai
berdiferensiasi. Terlihat penebalan yaitu vesicular optic yang berbeda pada
lateral prosensefalon. Bumbung neural masih berupa keping yang disebut sinus
fobbidalis. Porta usus depan sudah lebih ke posterior. Pada daerah ini coelom
disebut sebagai daerah pericardium yang merupakan lapisan pembungkus
jantung. Perkembangan neurulasi embrio ayam, pada usia inkubasi 48 jam,
otak dan sumsum tulang belakang merupakan yang paling terlihat dari semua
organ. Pada usia inkubasi 72 jam, jantung sudah dapat dibedakan antara atrium
dan ventrikel dan tuba neural semakin berkembang menjadi corda neural
Notochord telah berkembang menjadi vertebra (Adnan, 2010).
Somite yang terdapat pada usia inkubasi 24 jam di bagian dekat
notochord sebanyak 5-6 pasang yang merupakan hasil dari derivat paraxial
mesoderm. Somite pada akhirnya akan menjadi tiga bagian, yaitu skleroton
yang akan menjadi tulang rawan, dermatome yang akan menjadi dermis, dan
myotome akan menjadi otot rangka (Soeminto, 2000). Banyaknya somite pada
masa inkubasi 33 jam sekitar 12-14 pasang Somite. Somite berikutnya akan

9
terbentuk pada bagian posterior dari yang pertama dalam setiap jam. (Patten,
1920). Pada masa inkubasi 48 jam somite yang terbentuk adalah sekitar
sebanyak 27 pasang. Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 72 jam
memiliki kurang lebih sebanyak 35 pasang somit.
Perkembangan calon intestine pada tahap perkembangan embrio ayam
inkubasi 24 jam adalah Anterior Intestinal Portal (AIP) dan Posterior Intestinal
Portal (PIP) yang membentuk kantong yolk untuk berbatasan dengan intestine.
Pada inkubasi 33 jam, lipatan kepala diikuti oleh pembentukan usus depan.
Porta usus depan sudah lebih posterior. Pada inkubasi 48 jam, sistem
pencernaan usus bagian belakang (PIP) dan kuncup ekor pun sudah terbentuk
pada masa ini (Harinadi, 2010). Pada inkubasi 72 jam, di daerah setinggi
Anterior Intestinal Portal terjadi penebalan mesoderm yang akan berkembang
menjadi upper limb bud, atau wing bud yang merupakan primordia sayap
(Mirzadeh, 2014).
Pada inkubasi usia 24 jam, sistem sirkulasi yang terdapat
adalah zona proksimal sebagai tempat arah pertumbuhan mesoderma
disebut area opaca vaskulosa karena dari mesoderma daerah ini timbul
pembuluh pembuluh darah kantung itelus (Soeminto, 2000). Embrio ayam
yang diinkubasi selama 33 jam akan memperlihatkan tahap-tahap pokok
perkembangan dan pembentukan sistem syaraf pusat dan sistem sirkulasi,
terdapat pula optic vesicle yang merupakan diferensiasi dari dinding lateral
diencephalon yang tervaginasi. Primitive streak tumbuh rudiment dan terlihat
optic vesicle yang besar. Optic vesicle nantinya akan melakukan invaginasi
membentuk optic cup yang akan membentuk bagian mata. Adapun derivat
mesoderm yang baru muncul dari lateral mesoderma yaitu jantung yang
merupakan organ pemompa darah. Perkembangan jantung akan mengalami
elongasi dan dibantu oleh vittelin veinn yang tersebar pada bagian
ekstraembrionic akan masuk kedalam jantung melalui bagian posterior
sehingga akan menghasilkan beberapa ruann. Perkembangan berlanjut dengan
membentuk atrium dan ventrikel hingga membentuk jantung secara utuh. Pada
usia inkubasi 48 jam terdapat lipatan lateral dan lateral mesoderma yang
nantinya aan mejadi jantung dan sistem sirkulasi tubuh. Sistem sirkulasi yang
terbentuk yaitu pembuluh darah arteri atau vitteline vein sebagai saluran
pengangkut darah. Menurut Syahrum (1994), struktur yang muncul dan

10
berdiferensiasi setelah diinkubasi selama 72 jam yaitu sistem syaraf, sistem
pencernaan dan sistem pernafasan, sistem peredaran darah/sirkulasi, sistem
urinaria, solom dan mesentrium

11
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:

1. Embrio ayam umur 24 jam inkubasi dapat dilihat bagian cranial neuropore,
proamnion, neural fold, neural groove, Anterior Intestinal Portal (AIP),
notochord, somite, primitive streak, area pellucida, area opaca, dan margin of
foregut.
2. Embrio ayam umur 33 jam inkubasi, telah terbentuk bagian bagian otak utama
yaitu prosencephalon, mesencephalon, dan rhombenchephalon. Lateral
mesoderma mulai terbentuk berupa antung dan telah terlihat optic vesicle yang
merupakan cikal bakal penglihatan ayam.
3. Embrio ayam pada umur 48 jam inkubasi sudah mulai berkembang banyak
dengan pembagian lobus jantung terbagi menjadi atrium dan ventrikel, dan
terbentuknya lobus otak, optic cup + lens, optic vesicle, vitelline veinn serta
tail bud.
4. Embrio ayam pada umur 72 jam inkubasi sudah berkembang lebih jauh dengan
terdiferensiasinya lobus otak menjadi lima bagian, munculnya wing bud, leg
bud, optic cup dan lens, dan pharyngeal archest.

B. Saran

Waktu setiap post untuk menjelaskan embrio ayam umur inkubasi 24, 33, 48,
dan 72 jam sebaiknya ditambahkan karena saat di salah satu pos sedang menjelaskan
materi dan belum selesai, waktu tiba-tiba sudah habis dan penjelasan tidak selesai.
Pengamatan embrio ayam juga harus diperhatikan dengan teliti, mengingat bagian-
bagiannya yang banyak dan posisinya yang berdekatan dapat menimbulkan kekeliruan
menyebutkan.

12
13
DAFTAR REFERENSI

Adnan. 2010. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM


Makassar.

Harinadi. 2010. Embriologi dan Perkembangannya. Jakarta: Erlangga.

Huettner, A. F. 1957. Fundamental of Comparative Embryology of the vertebrates.


New York : The Masmillah Company.

Kusumawati, A., Febriany, R., Hananti, S., Dewi, M.S., & Istiyawati, N. 2016.
Perkembangan Embrio dan Penentuan Jenis Kelamin DOC (Day-Old Chicken)
Ayam Jawa Super. Jurnal Sain Veteriner 35(1), pp. 29-41.

Mirzadeh, Z., F. Doetsch, K. Sawamoto, H. Wichterle, and A. A. Buylla. 2014. The


Subventricular Zone En-face: Wholemount Staining and Ependymal Flow.
Journal of Visualized Experiments. Animal: an International Journal of
Animal Bioscience. 7 (1): 34-46.

Nafiu, L. D., Muh, R., & Achmad, S. A. 2014. Daya Tetas dan Lama Menetas Telur
Ayam Tolaki pada Mesin Tetas Dengan Sumber Panas Berbeda. Jurnal
Peternakan, 1(1), pp. 32-44.

Paputungan, S., Lucia, J. L. Linda, S., & Jaqualine. 2017. Pegaruh Bobot Telur Tetas
Itik Terhadap Perkembangan Embrio, Bobot Tetas, dan telur Tetas. Jurnal
Zootek, 37(1), pp. 96-116.

Patten, B. M. 1920. The Early Embryologi of the Chick. Philadelphia : P. Blakiston’s


Son and Co.

Soeminto. 2000. Biologi Vertebrata. Purwokerto : Fakultas Biologi Universitas


Jenderal Soedirman.

Sukra, Yuhara. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio : Benih Masa Depan.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan.

Susanti, I., Titin, K., & Dian, S. 2015. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap
Fertilitas, Susut Tetas, Daya Tetas,dan Bobot Tetas Telur Ayam Arab. Jurnal
Ilmiah Peternakan Terpadu, 3(4), pp. 185-190.

Susilo, Hardi. Dkk. 1993. Struktur dan Perkembangan Hewan. Yogyakarta : UGM.
Syahrum, M. H; Kamaluddin dan A. Djokronegoro. 1994. Reproduksi dan Embriologi
dari Satu Sel menjadi Organisme. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

14
15

Anda mungkin juga menyukai