Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN

“SIKLUS ESTRUS DAN APUSAN VAGINA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NOVLINE PRASETYO

NIM : A1C419013

KELAS : REGULER B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
A. Judul Praktikum : SIKLUS ESTRUS DAN HAPUSAN VAGINA

B. Tujuan Praktikum : Untuk menentukan tahap siklus estrus yang sedang


dialami oleh hewan betina

C. Dasar Teori
Terdapat siklus menstruasi pada serangkaian peristiwa yang secara
periodik memodifikasi saluran reproduksi betina pada manusia dan primata
tingkat tinggi. Sedangkan pada mamalia lain, terjadi siklus penerimaan atau
reseptivitas terhadap aktivitas seksual. Siklus yang disebut sebagai siklus
estrus. Estrus yang berarti “gadfly” istilah untuk menyebut orang-orang yang
berperilaku mengganggu, barangkali karena pengaruh libido seksual yang
mengusik. Seperti yang ditunjukkan oleh sebutan tersebut, hewan yang
sedang berada di puncak estrus mengalami dorongan kuat tapi singkat untuk
kawin; hewan yang seperti itu disebut “sedang estrus”. Sebelum dan seudah
periode estrus yang singkat itu, hewan tidak memiliki dorongan seksual. Pada
tingkat fisik, siklus estrus mempersiapkan saluran reproduksi betina untuk
kopulasi. Pada estrus, tidak terdapat perkembangan lapisan uterus yang rumit
seperti pada siklus mestruasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, penebalan dinding
rahim macam apapun yang disiapkan untuk sel telur yang terbuahi akan
diserap kembalu ke dala tubuh. Peristiwa-peristiwa siklus estrus dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Pada sejumlah hewan, pelpasan
ovum tergantung pada kopulasi (Fried dan Hademenos, 2013: 146).
Siklus ini juga memiliki empat fase yaitu : diestrus, proestrus, estrus
dan metetrus (postestrus). Pada fase estrus terjadi ovulasi dan pada fase ini
juga terjadi puncak birahi pada hewan betina dan siap menerima hewan jantan
untuk kopulasi. Dalam satu siklus berahi terjadi perubahan-perubahan
fisiologik dari alat kelamin betina. Perubahan ini bersifat sambung
menyambung satu sama lain, hingga akhirnya bertemu kembali pada
permulaanya (Huda N.K, dkk. 2017: 70-71).
Proestrus adalah fase persiapan. Fase ini biasanya pendek, gejala yang
terlihat berupa perubahan-perubahan tingkah laku dan perubahan alat kelamin
bagian luar. Tingkah laku betina agak lain dengan kebiasaannya, misalnya
menjadi sedikit gelisah, memperdengarkan suara yang tidak biasa terdengar
atau malah diam saja. Alat kelamin betina luar mulai memperlihatkan tanda-
tanda bahwa terjadi peningkatan peredaran darah di daerah itu (Huda N.K,
dkk. 2017: 71).
Estrus adalah fase yang terpenting dalam siklus berahi, karena dalam
fase ini hewan betina memperlihatkan gejala yang khusus untuk tiap-tiap jenis
hewan dan dalam fase ini pula hewan betina mau menerima pejantan untuk
kopulasi. Ciri khas dari estrus adalah terjadinya kopulasi (Huda N.K, dkk.
2017: 71).
Metestrus adalah fase dalam siklus berahi yang terjadi segera setelah
estrus selesai. Gejala yang dapat dilihat dari luar tidak terlihat nyata, namun
pada umumnya masih didapatkan sisa-sisa gejala estrus. Bedanya dengan
estrus ialah bahwa meskipun gejala estrus masih dapat dilihat tetapi hewan
betina telah menolak pejantan untuk aktivitas kopulasi. Serviks telah
menutup, kelenjarkelenjar serviks merubah sifat hasil sekresinya dari cair
menjadi kental. Lendir kental ini berfungsi sebagai sumbat lumen serviks
(Huda N.K, dkk. 2017: 71).
Diestrus adalah fase dalam siklus berahi yang ditandai dengan tidak
adanya kehamilan, tidak adanya aktivitas kelamin dan hewan menjadi tenang.
Dari periode permulaan diestrus, endometrium masih mempelihatkan
kegiatan, yaitu pertumbuhan kelenjar-kelenjar endometrium dari panjang
menjadi berkelok-kelok dan banyak diantaranya yang berkelok hingga
membentuk spiral. Tetapi pada pertengahan fase diestrus kegiatan-kegiatan
endometrium ini berdegenerasi yang akhirnya hanya tinggal kelenjar-kelenjar
permukaan yang cetek. Dalam periode permulaan diestrus, corpus
hemorrhagicum mengkerut karena di bawah lapisan hemorhagik ini tumbuh
sel-sel kuning yang disebut luteum. Diestrus adalah fase yang terlama diantara
fase-fase yang terdapat dalam siklus estrus (Huda N.K, dkk. 2017: 71).
Menurut Sumarmin (2016: 35) berdasarkan frekuensi terjadiya siklus
estrus, hewn dibedakan menjadi :
1) Golongan Hewan Monoestrus, yaitu hewan yang hanya satu kali
mengalami periode estrus per tahun, contohnya beruang, serigala, dan
hewan liar lainnya.
2) Golongan Hewan Poliestrus, yaitu hewan-hewan yang memperlihatkan
estrus secara periodik sepanjang tahun, contohnya sapi, babi dan
kerbau.
3) Golongan Hewan Poliestrus Bermusim, yaitu hewan-hewan yang
menampakkan siklus estrus periodik hanya selama musim tertentu
dalam satu tahin, contohnya domba yang hidup di daerah temperata
atau empat musim.

Hormon reproduksi mengkoordinasikan siklus reproduksi pada siklus


estrus, sehingga pertumbuhan folikel dan ovulasi disesuaikan dengan
persiapan inding uterus untuk memungkinkan terjadinya implantasi embrio.
Hormon-hormon yang bekerja pada proses ini yaitu, GnRH (hormon
pembebas gonadtropin) hormon ini disekresikan oleh hipotalamus, FSH
(Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteining Hormone) yang merupakan
dua gonadotropin yang dihasilkan oleh pituitari anterior, Estrogen,
Progesteron, Oksitosin, Proaktin, Relaksin (Sumarmin, 2016: 35).

D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang harus dilakukan pada praktikum siklus
estrus dan apusan vagina adalah sebagai berikut :

Pembuatan apusan
mencit

Dioleskan object glass dengan albumin (putih telur)


Disiapkan hewan mencit betina (Mus musculus)
Diambil NaCl 1% dengan pipet tetes
Dimasukan NaCl 1% kedalam vagina mencit betina (Mus
musculus) lalu dihisap kembali
Diteteskan apusan vagina mencit betina (Mus musculus) pada
object glass
Diratakan dan dikeringkan apusan vagina
Diteteskan alkohol pada apusan vagina yang telah kering
Diteteskan metilen blue untuk pewarnaan apusan vagina
Dibilas apusan vagina dengan aquades
Diamati preparat dengan menggunakan mikroskop

Hasil

E. Hasil Pengamatan
NO Fase Siklus Nama Hewan Gambar Keterngan
Etrus
1 Proestrus Mencit (Mus A. Sel Epitel
muscullus) B. Leukosit

A
B
(Busman & Biomed,
2013: 372).
2 Estrus Mencit (Mus A. Sel
muscullus) Kornifikasi

(Busman & Biomed,


2013: 374).
3 Metestrus Mencit (Mus 1. Leukosit
muscullus) 2. Sel epitel
3. Sel
kornifikasi

(Sulastri, dkk. 2014: 71)


4 Diestrus Mencit (Mus 1. Leukosit
muscullus) 2. Sel epitel

(Sulastri, dkk. 2014:


71).

F. Pembahasan
Siklus estrus pada mencit terdiri atas empat fase yaitu proestrus,
estrus, metestrus dan diestrus. Fase-fase ini terjadi secara berulang dan
membentuk suatu siklus. Siklus ini dapat dengan mudah diamati dengan
melihat perubahan-perubahan pada sel lapisan epitel penyusun vagina dengan
metode apus vagina. Hasil apus vagina berupa sel epitel berinti, sel epitel
menanduk (kornifikasi), serta leukosit. Berdasarkan hasil apus vagina maka
terdapat tanda-tanda dari masing-masing fase yang sedang dialami oleh
mencit betina (Novriyanti, dkk. 2014: 11-12). Siklus estrus merupakan salah
satu aspek reproduksi yang menggambarkan perubahan kandungan hormon
reproduksi yang disebabkan oleh aktivitas ovarium di bawah pengaruh
hormon gonadotrophin yang dihasilkan oleh hipotalamus dan hipofisis.
Adapun 4 fase yang terjadi pada siklus estrus, yakni :
1. Fase Proestrus
Pada fase proestrus pada hewan mencit betinas (Mus muscullus) waktu
rata-rata berlangsungnya selama 25 jam. Pada saat proestrus, estrogen
diproduksi seiring dengan perkembangan folikel di ovarium. Karena
aktivitas estrogen menyebabkan proliferasi sel-sel epitel vagina, maka
gambaran ulasan vagina pada fase ini ditandai dengan keberadaan sel-sel
epitel berinti (Busman & Biomed, 2013: 372). Fase proestrus ini
merupakan fase persiapan menuju fase estrys atau siap untuk perkawinan.
Dimana hormon estrogen yang disrap oleh pembuluh darah dari folikel
akan merangsang saluran reproduksi untuk mengalami perubahan-
perubahan. Sel-sel dan lapisan bersilia pada tuba falopi pertumbuhannya
meningkat, mukosa uterus mengalami vaskulaeisasi, serta serviks
mengalami elaksasi secara gradual. Banyak terjadi sekresi mukus yang
tebal dan berlendir dari sel-sel goblet seviks, vagina bagian anterior, dan
kelenjar-kelenjar uterus (Sumarmin, 2016: 31).
2. Fase Estrus
Fase estrus adalah periode yang ditandai dengan penerimaan pejantan
oleh hewan betina. Dimana betina akan menerima pejantan untuk kopulasi
serta folikel de Graff menjadi menjadi matang dan membesar, terjadi
ovulasi akibat penurunan FSH dan peningkatan LH, ovum mengalami
pematangan. Menurut (Busman & Biomed, 2013: 374-375) fase estrus
berlangsung selama 24 jam, dimana Hormon estrogen menyebabkan
peningkatan mitosis dan proliferasi sel-sel epitel dan proses pertandukan
pada sel-sel epitel permukaan. Konsentrasi estrogen yang tinggi pada saat
estrus mengakibatkan penebalan dinding vagina dan mengakibatkan sel-
sel epitel mengalami pertandukan dan terlepas dari dinding epitel vagina.
Sel-sel pertandukan terlihat dominan pada hasil ulas vagina. Fase estrus
ditandai dengan adanya sel kornifikasi epitel yang memiliki inti kecil dan
bahkan tidak berinti. Fase estrus merupakan yang terpenting karena pada
fase ini mencit mau menerima pejantan untuk kopulasi. Tanda-tanda
estrus dapat terlihat pada tingkah laku mencit betina yang agresif, nafsu
makan berkurang, menghampiri pejantan dan tidak lari bila pejantan
menungganginya.
3. Fase Metestrus
Fase metestrus merupakan periode setelah estrus, ditandai dengan
pertumbuhan cepat korpus luteum pada ovarium yang berasal dari sel-sel
granulpsa yang telah pecah di bawah pengaruh hormon LH. Metestrus
sebagian besar dipengaruhi oleh hormon progesterin yang dihasilkan oleh
korpus luteum. Adanya peogesteron akan menghambat sekresi FSH
sehingga tidak terjadi pematangan folikel dan estrus tidak terjadi. Pada
fase ini, uterus mengadakan persiapan untuk menerima dan memberi
makan embrio. Pada pertengahan sampai, akhir fase metestrus, uterus
agak melunak karena otot-otot mengendor. Apabila tidak terjadi
kehamilan, maka saluran uterus dan saluran reproduksi yang lain akan
berdegenerasi menuju ke keadaan kurang aktif. Sehingga pada fase ini
terjadi berhentinya puncak estrus dan bekas folikel setelah ovulasi
mengecil dan berheentinya pengeluaran lendir. Fase metestrus ditandai
dengan adanya sel epitel, sel kornifikasi dan leukosit serta fase ini dapat
berlangsung sekitar 3-5 hari (Sumarmin, 2016: 33).
4. Fase Diestrus
Fase diestrus ditandai dengan banyaknya sel leukosit dan mulai
muncul sel epitel berinti. Fase diestrus merupakan periode terkhir dan
terlama pada siklus estrus (birahi). Korpus luteum menjadi matang dan
pengaruh progesteron terhadap saluran repoduksi pun menjadi nyata.
Menurut Novriyanti (2014: 12) pada fase diestrus, progesteron yang
maksimal yang dicapai pada fase metestrus kan lama terjadi penurunan.
Hal ini disebabkan oleh jumlahnya yang cukup banyak sehingga
menyebabkan perpanjangan fase diestrus. Terjadi penebalan endometrium,
tertutup serviks dan mukosa vagina pucat. Serta terjadi perkembangan
primer dan sekunder yang akhirnya kembali lagi pada fase proestrus.

G. Kesimpulaan
Berdasarkan praktikum yang berjudul siklus estrus dan hapusan vagina
ini dapat disimpulkan bahwa :
Siklus estrus adalah siklus reprduksi yang dialami oleh hewan
mamalia betina yang bukan primata seperti mencit, tikus, sapi, kuda, kucing
dan lainnya. Siklus estrus ini memiliki 4 fase yaitu dimulai dari fase proestrus
yang mempersiapkan sistem reproduksi untuk melepas ovum dari ovarium
ditandai dengan adanya sel epitel berinti dan leukosit, kedua fase estrus yang
terjadi penerimaan pejantan oleh hewan betina untuk berkopulasi serta
ditandai adanya sel kornifikasi epitel yang tidak memiliki inti, ketiga fase
metestrus yang merupakan berhentinya puncak estrus serta ditandai dengan
terbentuknya folikel kecil dan leukosit, dan fase yang terakhir dan terlama
yaitu fase diestrus yang terjadi perkembangan primer dan sekunder sehingga
akhirnya kembali pada proestrus serta ditandai dengan adanya sel epitel
berinti dan leukosit.

H. Daftar Pustaka
Busman, H. & Biomed, M. 2013. Histologi Ulas Vagina dan Waktu Siklus
Estrus Masa Subur Mencit Betina Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang
Rumput Teki. Jurnal Prosiding Semirata. Hal: 372-375.
Fried, G.H. & Hademenos, G.J. 2013. Schaum’s Outlines BIOLOGI Edisi
Kedua. Jakarta : Erlangga.
Huda, N.K., dkk. 2017. Pengaruh Ekstrak Sambiloto (Andrographis
paniculata Nees.) Terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L.
Swiss Webster). Jurnal Eksakta. Vol. 18 (2) : 71.
Novriyanty, E., dkk. 2014. Pengaruh Ekstrak Biji Kapas (Gossypium hirsutum
L.) Terhadap Reproduksi Mencit Betina (Mus muscullus L.). Jurnal
Saintek. Vol. 6(1): 11.
Sulastri, S. Dkk. 2014. Panjang Siklus Estrus Mencit (Mus muscullus L.) yang
diberi Pemanis Buatan Aspatam Secara Oral. Jurnal Biologi. Vol.
18(2): 71.
Sumarmin, R. 2016. Perkembangan Hewan. Jakarta: KENCANA.

I. Lampiran

Buku : Sumarmin, R. 2016. Perkembangan Hewan. Jakarta: KENCANA.


Jurnal :

Huda, N.K., dkk. 2017. Pengaruh Ekstrak Sambiloto (Andrographis


paniculata Nees.) Terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L.
Swiss Webster). Jurnal Eksakta. Vol. 18 (2) : 71.
Buku : Fried, G.H. & Hademenos, G.J. 2013. Schaum’s Outlines BIOLOGI Edisi
Kedua. Jakarta : Erlangga.
Jurnal : Busman, H. & Biomed, M. 2013. Histologi Ulas Vagina dan Waktu Siklus
Estrus Masa Subur Mencit Betina Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki.
Jurnal Prosiding Semirata. Hal: 372-375.
Jurnal: Sulastri, S. Dkk. 2014. Panjang Siklus Estrus Mencit (Mus muscullus L.) yang
diberi Pemanis Buatan Aspatam Secara Oral. Jurnal Biologi. Vol. 18(2): 71.
Jurnal : Novriyanty, E., dkk. 2014. Pengaruh Ekstrak Biji Kapas (Gossypium
hirsutum L.) Terhadap Reproduksi Mencit Betina (Mus muscullus L.). Jurnal Saintek.
Vol. 6(1): 11.
J. Pertanyaan Pasca Praktek
1. Jelaskan perbedaan antara beda siklus menstruasi dengan siklus estrus?
Jawab :
Siklus estrus merupakan siklus reproduksi yang terjadi pada hewan mamalia
betina dewasa yang bukan primata dan pada siklus ini jika tidak terjadi
pembuahan, endpometriumnya akan direabsorbsi kembali oleh tubuh. Sedangkan
pada siklus mestruasi merupaka siklus reproduksi yang terjadi pada hewan
peimata dan manusia yang ditandai dengan adanya estrus (birahi) dan jika tidak
terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar
tubuh.

2. Bagaimana cara anda menentukan tahap siklus apabila apusan vagina


memeperlihatkan gambaran antara tahap yang satu dengan tahap yang lain (jadi
tidak tepat)?
Jawab :
Cara untuk dapat menentukan tahap siklusnya harus membedakan dari sel-sel
yang ada pada apusan vagina yang memiliki fase berbeda-beda, yaitu :
• Diestrus : yang terdapat sel epitel berinti dan banyak laukosit juga
lendir.
• Proestrus : yang hanya terdapat sel epitel berinti dan sel epitel menanduk
• Estrus : yang terdapat sel epitel menanduk dan epitel berinti
• Metestrus : yang terdapat banyak sel epitel menanduk leukosit dan juga
sel epitel biasa.
3. Jelaskan mengapa penyatuan pada saat diestrus atau metestrus tidak akan
menghasilkan kehamilan?
Jawab :
Pada saat fase diestrus atau metestrus tidak akan menghasilkan
kehamilan. Karena pada fase diestrus ini folikelnya masih dalam keadaan
muda sehingga sulit terjadi kopulasi atau pembuahan. Sedangkan pada
fase metestrus merupakan saat dimana folikel-folikel pemeliharaan ovum
berubah menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan progesteron.

4. Jelaskan proses terjadinya sumbat vagina pada hewan betina setelah dikawinkan!
Jawab :
Sumbat vagina pada hewan betina bertujuan untuk mengetahu masa
kehamilan setelah terjadinya proes kopulasi antara hewan jantan. Proses
terjadinya yaitu pada mencit betina dikawinkan dengan mencit jantan secra alami
dengan cara menyatukan mencit betina dan mencit jantan dalam satu kandang.
Setelah 24 jam diamati adanya sumbat vagina (copulatory plug) yang merupakan
sumbat kekuningan pada vagina yang merupakan campuran sekret vesikula
seminalis betina dengan ejakulat jantan yang mengeras.

5. Bagaimana cara menentukan umur kehamilan didasarkan atas adanya sumbat


vagina?
Jawab :
Kehamilan hewan mencit betina ditentukan pada saat mulai terbentuknya
sumbat vagina pada hari ke-0 kehamilan, karena setelah sumbat vagina
terbentuuk tidak akan terjadi perkawinan lagi. Maka pada saat terbentuk sumbat
vagina itulah hari ke-0 hewan mulai hamil dan mulai ditentukan umur
kehamilannya.

6. Pelajari lama kehamilan (periodagestasi) pada mencit dan hewan-hewan lain.


Jawab :
Priodegestasi atau masa kehamilan pada mencit sekitar 20 hari, pada hamster
sekitar 22 hari, pada kucing sekitarr 58-67 hari, pada kuda sekitar 11-12 bulan,
pada kambing sekitar 150 hari, pada gajah sekitar 22 bulan.

Anda mungkin juga menyukai