Anda di halaman 1dari 50

SISTEM IMUN

NAMA : NOVLINE PRASETYO


NIM : A1C419013

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Dra. Asni Johari, M.Si.
SISTEM IMUN

Mekanisme yang dipergunakan tubuh


untuk mempertahankan kestabilan dalam
lingkungan internalnya bila dihadapkan
pada benda asing dan sebaai peran ganda
salam usaha menjaga keseimbangan
tubuh
FUNGSI IMUN

♥ Pertahanan → menyangkut pertahanan terhadap antigen


dari luar tubuh seperti invasi mikroorganisme dan parasit ke
dalam tubuh

♥ Homesostasis → membersihkan sisa sel dan zat


buangan sehhingga tipe sel tetap seragam dan tidak berubah

♥ Surveilans → untuk memantau pengenalan terhadap sel-


sel yang berubah menjadi abnormal melalui proses mutasi
Sistem Imun
● Pertahanan lapis pertama:
Pertahanan fisik (physical barrier)
● Ada 2 sistem kekebalan tubuh:
1. Sistem kekebalan
nonspesifik (didapat)
(innate immune system)
2. Sistem kekebalan spesifik
(dipelajari/adaptif)
(learned/adaptive
5
immune system)
RESPON IMUN
NON-SPESIFIK
Respons Imun
→ Respon untuk menyambut agen asing (antigen),
misalnya virus

Tahap:
● Deteksi & mengenali benda asing
● Komunikasi dengan sel lain untuk berespons
● Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
● Destruksi atau supresi penginvasi

8
Pertahanan Lapis Pertama : physical barirrer

● Kulit & membran mukosa yang utuh


● Kelenjar keringat, sebum, & airmata
 mensekresi zat kimia & bersifat
bakterisid
● Mukus, silia, tight junction,
desmosom, sel keratin & lysozim di
lapisan epitel
● Rambut pd lubang hidung
● Flora normal

9
Sistem Imun Non-spesifik
 Dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi
tubuh dari kerusakan yang diakibatkannya, namun
tdk dpt mengenali benda asing yang masuk ke
dalam tubuh.

 Yang termasuk dlm sistem ini:


1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen
Inflamasi / Peradangan
 Merupakan respons lokal tubuh thd
infeksi atau perlukaan
 Tidak spesifik hanya untuk infeksi
mikroba, tetapi respons yg sama juga
terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin,
panas, atau trauma
 Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil,
monosit, & makrofag
Tahap inflamasi
1. Masuknya bakteri ke dalam jaringan
2. Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg
terinfeksi meningkatkan aliran darah
(RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
3. Permeabilitas kapiler & venul yang
terinfeksi terhadap protein meningkat 
difusi protein & filtrasi air ke interstisial
(TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri)
4. Keluarnya neutrofil lalu monosit dari
kapiler & venula ke interstisial
5. Penghancuran bakteri di jaringan 
fagositosis (respons sistemik: demam)
6. Perbaikan jaringan

faal_imun/ikun/2006 12
Interferon
 Sel yang terinfeksi virus akan
mengeluarkan interferon
 Interferon mengganggu replikasi
virus (antivirus); ‘interfere’
 Interferon juga memperlambat
pembelahan & pertumbuhan sel
tumor dgn meningkatkan
potensi sel NK & sel T sitotoksik
(antikanker)
 Peran interferon yg lain:
meningkatkan aktivitas
fagositosis makrofag &
merangsang produksi antibodi
Sel Natural Killer (NK)

 Merusak sel yg terinfeksi virus & sel


kanker dengan melisiskan membran
sel pada paparan I
 Kerjanya = sel T sitotoksik, tetap
lebih cepat, non-spesifik, & bekerja
sebelum sel T sitotoksik menjad
ilebih banyak & berfungsi
Sistem Komplemen
 Sistem ini diaktifkan oleh:
(1) paparan rantai karbohidrat yg ada pada
permukaan mikroorganisme yg tdk ada pada
sel manusia
(2) paparan antibodi yang diproduksi spesifik
untuk zat asing tertentu oleh sistem imun
adaptif
 Bekerja sebagai ‘komplemen’ dari kerja
antibodi
Aktivasi Sistem Komplemen

16
Komplemen yg teraktivasi
akan:
1. Berikatan dg basofil & sel mast &
menginduksi penglepasan histamin 
reaksi inflamasi
2. Berperan sebagai faktor kemotaksis
yang meningkatkan fagositosis
3. Berikatan dengan permukaan bakteri &
bekerja sbg opsonin (opsonisasi) 
fagositosis
4. Menempel pada membran &
membentuk struktur berbentuk tabung
yg melubangi membran sel &
menyebabkan lisis sel.

17
RESPON IMUN
SPESIFIK
RESPON IMUN SPESIFIK
Memiliki 3 Ke Khasan :

Spesifik Heterogen Memori


Sistem Imun Spesifik
 SPESIFITAS
Respon imun dengan kepekaan → bereaksi dengan benda yang sama
yang telah memberi respon sebelumnya dan dapat membedakannya
→ mendiferensiasi antigen yang berasal dari spesies, individual dan
organ yang berbeda
 HETEROGENITAS
Respon berbagai sel dan produk sel terhadap benda asing akan
menghasilkan produk populasi sel yang heterogen (misalnya:
antibodi)
 MEMORI
Mempercepat dan memperbesar respon spesifik dengan proliferasi
dan diferensiasi sel yang telah disintesasi pada respon sebelumnya
Sistem Imun Spesifik
 Merupakan sistem kekebalan adaptif dapat menghancurkan
patogen yang lolos dari sistem kekebalan non-spesifik.
 Mencakup:
(1) kekebalan humoral  produksi antibodi oleh limfosit B
(sel plasma)
(2) kekebalan selular  produksi limfosit T yg teraktivasi
 Harus dapat membedakan sel asing yg harus dirusak dari
sel-diri  antigen (molekul besar, kompleks, & unik yg
memicu respons imun spesifik jika masuk ke dalam tubuh)
SISTEM HUMORAL

 Diperankan oleh limfosit B


 Rangsamgam antigen (Ag) → sel B proliferasi &
diferensiasi → sel plasma → membentuk antibodi (Ab)
 Ab disekresi ke darah atau limfa pada sel plasma yang
teraktivasi ; semua Ab akan mencapai darah → gamma
globuin = imunoglobulin (Ig)
 Pertahanan terhadap bakteri ekstra seluler, netralisir
toksin
SEL
B
 Dibentuk & dimatangkan di sumsum tulang
 Proses pematangan → sel asal → pre B → sel
B imatur → sel B matur → proliferasi &
diferensiasi → sel plasma → antibodi/Ig
(imunoglobulin)
 Rangsangan antigen I → terbentuk IgM
 Selanjutnya akan terjadi swithcing → Ig A, Ig
E, Ig D, Ig G
Antibodi
• Molekul antibodi → Imunoglobulis (Ig)
• Dibentuk oleh sel plasma dari limfosit B
• Macam –macam antibodi :
1. Ig M : efisien mengaktifkan komplemen
2. Ig G : satu-satunya yang dapat menembus plasenta
3. Ig A : antibodi sekretori (dalam saliva, keringat, air mata, cairan mukosa, suus,
cairan lambung dsb). Berfungsi untuk mencegah kuman patogen menyerang
permukaan sel, bersifat bakterisida dan antiviral)
4. Ig D : penanda permukaan sel B yang matang
5. Ig E : membebaskan histamin (reaksi anafilaksis), melawan parasit
Fungsi Antibodi

25
Reaksi Ag-Ab

26
SISTEM SELULER
 Diperankan oleh limfosit T
 Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi
virus & pengaturan pd mekanisme kekebalan.
 Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaran
 Major histocompatibility complex (MHC): kode human
leucocyte-associated antigen (HLA) yg terikat pd
permukaan membran sel; khas pd setiap individu
 Surveilens imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel NK,
makrofag, & interferon
SEL T

 Dibentuk di sumsum tulang, pematangan di timus,

 Fungsi :
1. Membantu sel B dalam memproduksi antibodi
2. Mengenal & menghancurkan sel yang terinfeksi virus
3. Mengakifkan makrofag dalam fagositosis
4. Mengontrol amang & kualitas sistem imun

 Jenis : Sel Th (helper), Ts(supresor), Td (delayed


hypersensitivity), Tc (cytotoxic)
Aktivasi Sel T

faal_imun/ikun/2006 29
30
STRUKTUR SISTEM IMUN
 Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh 
organ limfoid
 Organ limfoid: ‘rumah’ bg limfosit
 Jaringan limfoid primer:
(1) kelenjar thymus
(2) sumsum tulang
 Jaringan limfoid sekunder:
(1) berkapsul: limpa & kelenjar limf
(2) tdk berkapsul: tonsil, GALT (gut-associated
lymphoid tissue), jarringan limfoid di kulit,
saluran pernapasan, kemih, & reproduksi
Jaringan Limfoid
● Merupakan jaringan yang
memproduksi, menyimpan, &
memproses limfosit
● Mencakup: sumsum tulang, kel.limfe,
limpa, thymus, tonsil, adenoid,
appendiks, & agregat jaringan limfa di
saluran pencernaan (GALT= gut-
associated lymphoid tissue/ Plak Peyer)
32
SISTEM LIMFATIK
Definisi
• Merupakan suatu sistem sirkulasi sekunder yang
berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening
dalam tubuh
• Limfa berasal dari plasma darah yang keluar
dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan
sekitarnya
• Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem
limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar
limfa dan dikembalikan ke dalam sistem srkulasi
Susunan Limfatik
• Mirip plasma, kadar protein lebih kecil, penambahan oleh
kelenjar limfe menjadikan kadar limfatik tinggi
• Sistem limfatik meliputi :
1. Cairan limfe
2. Jaringan pembuluh limfe
3. Sel limfosit
4. Jaringan & organ limfatik
5. Sumsum tulang
• Bersama organ limfa, hati dan sumsum tulang membentuk
Retikulo-Endotelial Sistem (RES)
Fungsi

• Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sikulasi darah


• Mengangkut limfosit
• Membawa lemak emulsi dari usus
• Menyaring & menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penebaran
• Menghasilkan zat antibodii
Kelenjar / Nodus Limfe

• Kecil lonjong seperti kacang


• Terdapat di sepanjang pembuluh
• Kerja : penyaring
• Banyak dijumpai di tempat pembentuk
limfosit
Pembuluh / Saluran Limfe

• Serupa vena kecil, banyak katup


• Pembuluh terkecil terdiri selapis endotelium
• Khilus/lakteal = pembuluh limfe khusus dijumpai dalam vili usus
kecal
• Ada 2 saluran utama :
 Duktus torusilaus : mengalirkan dari seluruh tubuh selain
bagian kanan
 duktus limfe kanan : mengalirkan dari kanan kepala dan
leher, lengan kanan dan dada kanan
TONSIL
• Terdiri atas jaringan limfe
• Terletak di antara dua tiang fause (lengkung langit-langit)
• Banyak terdapat persediaan limfosit
LIMPA
• Kelenjar limfe besar
• Terletak di sebelah kiri abdomen (hipogastrium kiri)
• Berdekatan fundus gaster, menyentuk diafrgama
• Fungsi :
→ Membentuk sel darah meraha
→ Menghasilkan limfosit
→ Pembongkaran sel darah merah, sel darah putih & trombosit
→ Bagian dari RES (Retikulo-Endotelial Sistem)
KELENJAR THYMUS
• Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian
atsa
• Timus membesar sewaktu pubertas da mengecil setelah
dewasa
• Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon
somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak
berfungsi lagi menghasilkan timosin yang berfungsi untuk
merangsang limfosit
Respons Imun terhadap Invasi Bakteri

46
Respons Imun terhadap Invasi Virus

47
Interaksi Sistem Imun-Saraf- Endokrin

48
Mengapa dengan vaskin bisa menjadi kebal ?
Krena komponen – komponen yang ada di dalm vaksin :
1. Antigen
2. Zat penstabil
Digunakan untuk menjamin stabilitas vaksin saat disimpan. Faktor-faktor yang
memengaruhi stabilitas vaksin antara lain suhu dan keasaman. Vaksin yang instabil
akan kehilangan efektifitasnya
3. Ajuvan
Ajuvan ditambahkan dalam vaksin untuk merangsang pembentukan antibodi
terhadap antigen dalam vaksin secara lebih efektif. Contohnya garam aluminium.
4. Antibiotik
Dipakai sedkit saat proses pembuatan vaksin agar kontaminasi bakteri pada kultur
sel dimana virus sedang dikembangkan dapat dicegah
5. Bahan pengawet
Bahan pengawet yang ditambahkan pada vasksin dengan kemasan multi dosis untuk
mencegah pertumuhan bakteri dan jamur
49
WHOA!
This could be the part of the presentation where
you can introduce yourself,
write your email…

Anda mungkin juga menyukai