Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN SAGITTAL SECTION EMBRIO AYAM


48, 56, 72, DAN 96 JAM
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Tujuan dari adanya praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur dari embrio ayam
usia 48, 56, 72, dan 96 jam dengan sayatan sagittal section.

1.2 Tinjauan Pustaka


Salah satu ciri makhluk hidup adalah mempunyai kemampuan untuk memperbanyak
diri atau reproduksi. Reproduksi merupakan proses untuk menghasilkan keturunan yang
baru. Hal tersebut bertujuan untuk mempertahankan serta melestarikan jenisnya
(Ayuningtyas, 2021). Reproduksi dapat terjadi secara generatif (melibatkan proses
pembentukan gamet) maupun vegetative (melibatkan proses pembentukan gamet) (Irdalia,
2021). Setiap makhluk hidup akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dilihat dengan cara bertambahnya tinggi, berat, dan panjang dalam waktu
tertentu. Sedangkan, perkembangan menghasilkan sifat dan organ baru (Zulfa, 2021).
Perkembangan embrio ayam mempunyai fungsi dan pola perkembangan identik dengan
perkembangan embrio manusia, dimulai dari fertilisasi, blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan
organogenesis (Fitriani, 2021). Fertilisasi ialah penggabungan sel kelamin antara jantan dan
betina yang membentuk zigot. Kemudian, terjadi pembelahan secara mitosis. Blastula
merupakan lanjutan dari stadium pembelahan berupa massa blastomer yang membentuk
dasar calon tubuh ayam. Gastrula merupakan tahap akhir proses gastrulasi yang ditandai
oleh terbentuknya gastroselum dan sumbu embrio. Kemudian, neurulasi merupakan
pembentukan bumbung neural. Sedangkan, organogenesis merupakan perkembangan bentuk
primitif yang berubah menjadi bentuk definitif yang spesifik dalam satu spesies
(Kusumawati, 2016).
Pada perkembangan embrio ayam, embrio dibantu kantung dengan kuning telur,
amnion, dan allantois. Pada kantung kuning telur dindingnya menghasilkan enzim. Enzim
tersebut mengubah isi kuning telur, sehingga mudah diserap embrio. Lapisan penyusun
allantois sama dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura yang terdiri dari endoderm di
dalam dan mesoderm di luar. Adapun kantung amnion adalah membran tipis dari
somatoplura yang menyelubungi embrio berisikan cairan, berperan sebagai pelindung
embrio terhadap kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, serta anti
adhesi (Adnan, 2010).
Zigot menjalani pembelahan awal mitosis hingga beberapa kali. Sel-sel yang dihasilkan
dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dibanding ukuran induknya yang disebut
dengan blastomer (Kimball, 1992). Fase gastrula ayam ditandai dengan adanya penebalan
pada daerah posterior blastoderm di area pellucida, penebalan ini memanjang ke arah
anterior sehingga membentuk parit dengan pematangan atau daerah primitif. Kemudian,
organogenesis yaitu proses lanjutan setelah terbentuk neurula, proses ini meliputi
pembentukan bakal organ dari lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Perkembangan
embrio ayam pada berbagai umur inkubasi merupakan media yang jelas untuk
memperlihatkan organogenesis. (Yatim, 1992). Pada pengamatan ini embrio ayam diiris
secara sagittal supaya dapat dilihat penyusun organ-organ tubuh, terutama ektoderm neural
dan ektoderm permukaan (Yurnadi, 2014).
BAB 2
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada pengamatan sagittal section embrio ayam 48, 56, 72, dan 96
jam adalah pensil, gunting, teropong, kertas saring, perekat entelan, alat bedah, papan bedah,
jarum pentul, mikroskop cahaya, kaca preparat, kaca penutup, pipet tetes, kaca arloji, dan
killing jar. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah embrio ayam
usia 18 dan 33 jam, larutan bouine, garam fisiologis, etanol (70%, 80%, 95%, 100%), serta
xylol.

2.2 Cara Kerja


1. Meneropong telur untuk melihat posisi titik embrio.
2. Menandai bagian yang berembrio dengan pensil.
3. Menginkubasi telur di dalam inkubator pada suhu 36°C selama 48 – 96 jam.
4. Meneropong telur untuk melihat apakah embrio berkembang.
5. Menggunting cangkang pada bagian yang telah ditandai.
6. Menempelkan cincin kertas saring mengelilingi embrio
7. Menggunting selaput embrio di sekeliling luar cincin kertas saring.
8. Mengangkat embrio dengan pinset.
9. Mencuci dengan garam fisiologis.
10. Memfiksasi dengan larutan bouine selama 30 menit.
11. Mencuci dengan etanol 70%.
12. Mewarnai dengan eosin 1% dalam etanol 70% selama lima menit.
13. Mencuci dengan etanol 70%, mendehidrasi dengan etanol 80%, 95%, dan 100% selama
masing-masing 10 menit.
14. Menjernihkan dengan xilol selama 2 x 10 menit.
15. Meletakkan embrio pada gelas benda cekung dan menutup dengan gelas penutup dengan
perekat entelan.

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


3.1.1 Hasil Pengamatan Sagittal Section Embrio Ayam 48 Jam

Letak Sayatan Bagian-Bagian Hasil Keterangan


Sayatan
Pada sayatan bagian atas
terlihat bagian seperti berikut:
1. Pembuluh darah dari
kantong yolk
2. Kantong yolk
3. Chorion
4. Amnion
5. Kepala embrio
6. Rongga ketuban
7. Selom ekstraembrional
Pada sayatan lebih kebawah
terlihat bagian seperti berikut:
1. Chorion
2. Kantong yolk
3. Amnion
4. Kepala embrio
5. Mesencephalon

Sayatan pada bagian perut


yang dilakukan secara
bertahap dari atas ke bawah
dan terlihat bagian seperti
yang ditunjuk pada gambar.
 Pembentukan ginjal pada
sayatan melintang usia 48
jam melalui nefrotom.
 Pembentukan usus, hati,
serta pankreas sayatan
melintang usia 48 Jam
melalui bakal hati dan
pancreas.

Sayatan pada bagian telinga


terlihat bagian diantaranya
sebagai berikut:
1. Kantung yolk
2. Amnion
3. Vesikula lensa
4. Cawan optic
5. Pembuluh vitelin
6. Notokord
3.1.2 Hasil Pengamatan Sagittal Section Embrio Ayam 56 Jam

3.1.3 Hasil Pengamatan Sagittal Section Embrio Ayam 72 Jam


Letak Sayatan Bagian-Bagian Keterangan
Hasil Sayatan
1. Tulang
belakang
2. Dorsal aorta
3. Usus depan
4. Pembentukan
jantung
5. Lensa
6. Vesikel optic
7. Diensefalon
8. Daerah jantung
9. Kepala
1. Tulang
belakang
2. Dorsal aorta
3. Rongga
pleura
4. Usus depan
dengan
lipatan tunas
paru
5. Sinus
venosus
6. Truncus
arteriosus
7. Atrium
8. Daerah
serebral
hemisfer dari
telencephalon
9. Diensefalon
10. Alur
penciuman
11. Daerah
jantung
12. Daerah
kepala

3.1.4 Hasil Pengamatan Sagittal Section Embrio Ayam 96 Jam

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pembahasan Pengamatan Sagittal Section Embrio Ayam 48 Jam
Pada embrio ayam 48 jam, mulai terbentuk organ-organ seperti otak dan juga
sumsum tulang belakang, selain itu embrio juga mulai terbentuk lensa mata, dan juga
optic cup. Otak yang telah terbentuk tadi, terbagi menjadi tiga bagian yaitu
mesencephalon (tengah), prosencephalon (depan), dan rhombencephalon (belakang).
Embrio ayam yang berumur 48 jam akan mengalami pelekukan (chepalic flexure)
pada kepalanya, sehingga mesenchepalon akan berada di sebelah dorsal dan
prosenchepalon serta rhombenchepalon akan tampak sejajar. Badan embrio memutar
sepanjang sumbunya sehingga pandangan dari dorsal tampak kepala bagian kanan,
badan bagian posterior masih menunjukkan bagian dorsal (tampak body fold).
Sedangkan, pada daerah ekor terjadi tail fold (lipatan yang akan menyelubungi daerah
ekor).
3.2.2 Pembahasan Pengamatan Sagittal Section Embrio Ayam 56 Jam
Pada embrio ayam 56 jam, kepala dari embrio sudah terbebas dari yolk dan
sayap serta tunas ekor sudah mulai terlihat. Pertumbuhan pada jantung lebih cepat
daripada tubuh embrio di daerah tempat jantung itu berada. Atrium dan ventrikel juga
sudah mulai bisa dibedakan pada bagian jantung. Daerah atrium pada jantung
didorong agak ke sebelah kiri dan daerah konus dilemparkan melintasi daerah atrium
dengan cara diputar ke kanan dan ke punggung. Pada usia 56 jam, lubang nasal juga
sudah mulai terbentuk, dan lipatan kepalan amnion telah berkembang menjadi caudal.

3.2.3 Pembahasan Pengamatan Sagittal Section Embrio Ayam 72 Jam

Pada embrio ayam 72 jam, terbentuk organ pasti, organ bakal dan ± 51 pasang
somit. Kemudian kepala tertekuk ke belakang, sehingga menunjukkan tonjolan yang
menonjol sesuai dengan bagian otak. Tonjolan lateral akan menonjol di ujung depan
yang disebabkan oleh telencephalon. Di samping diencephalon akan terlihat jelas
cawan optic dan lensa, sedangkan di samping myelencephalon terlihat veikula otic
yang berbentuk seperti kantung kecil.

Alur faring keempat berkembang dan lengkungan faring menjadi lebih tebal.
Jantung terlihat menempel secara mencolok ke sisi ventral tubuh tepat di bawah
faring. Somites, yang terdiri dari tiga puluh lima pasang, mulai tepat di posterior
vesikula otic dan meluas kembali ke ekor. Lipatan ekor akan diangkat menjadi di atas
blastoderm dan sedikit melengkung ke depan. Allantois akan menonjol keluar sebagai
vesikel mononjol. Yang menutupi seluruh tubuh adalah amnion dan korion halus,
yang hamper seluruhnya tertutup oleh fusi lipatan kepala dan ekor.

3.2.4 Pembahasan Pengamatan Sagittal Section Embrio Ayam 96 Jam

Pada embrio ayam 96 jam, semua saluran usus antara lambung dan batang kuning
telur, dan sepertiga anterior usus yang terletak di ekor ke batang kuning telur akan
menjadi usus kecil. Dua pertiga posterior usus belakang akan menjadi usus besar dan juga
kloaka. Kloaka ini biasanya merupakan ruang umum di mana isi dari usus, urin, dan juga
produk organ reproduksi akan diterima untuk nantinya dibuang. Homolog kandung
kemih mamalia yang merupakan bagian proksimal dari batang allantois akan terbuka
langsung ke dalam kloaka. Ketika sistem kemih embrio dipertimbangkan, akan terlihat
bahwa salurang yang mengalirkan organ ekskretoris yang berkembang juga akan
membuka ke daerah kloaka di kedua sisi batang allantois.
BAB 4
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa embrio ayam yang berusia 48 jam mulai
terbentuk organ-organ seperti otak dan juga sumsum tulang belakang, selain itu embrio juga
mulai terbentuk lensa mata, dan juga optic cup. Lalu pada embrio ayam yang berusia 56 jam,
sayap dan juga tunas ekor mulai terlihat, dan juga pertumbuhan jantung akan lebih cepat
disbanding pertumbuhan tubuh embrio. Kemudian pada embrio 72 jam, terbentuk organ pasti,
organ bakal dan ± 51 pasang somit, lipatan ekor akan diangkat menjadi di atas blastoderm dan
sedikit melengkung ke depan. Dan pada embrio yang berusia 96 jam, semua saluran usus antara
lambung dan batang kuning telur, dan sepertiga anterior usus yang terletak di ekor ke batang
kuning telur akan menjadi usus kecil. Dua pertiga posterior usus belakang akan menjadi usus
besar dan juga kloaka
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2010. Perkembangan Hewan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Ayuningtyas, Caisar. 2021. Modul Reproduksi Manusia dan Hewan. Lampung: UIN Raden

Intan Lampung.

Fitriani. 2021. Histologis Perkembangan Embrio Ayam pada Masa Inkubasi Satu sampai
Tujuh Hari. Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Irdalia. 2021. Modul Perkembangan Hewan. Jakarta: UHAMKA.

Kimball, J.W. 1992. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Kusumawati, Asmarani. 2016. Perkembangan Embrio dan Penentuan Jenis Kelamin DOC
(Day Old Chicken) Ayam Jawa Super. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Yatim, W. 1992. Reproduksi dan Embriologi. Bandung : Tarsito Press.

Zulfa, Catherine Septianora. 2021. Pengaruh Perbedaan Masa Inkubasi terhadap

Perkembangan Embrio. Padang: Universitas Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai