Anda di halaman 1dari 3

HASIL PENGAMATAN

Gambar Literatur Keterangan


Embrio Ayam 72 Jam 1. Telensefalon
Perbesaran (4x10) 2. Kelenjar Pineal
3. Diensefalon
4. Mesensefalon
5. Isthmus
6. Metensefalon
7. Myelensefalon
8. Duktus
Endolimfatik
9. Vesikel Auditori
10. Fleksur Servikal
11. Pucuk Sayap
12. Portal kaudal
Intestinal

Sumber: Christman, 2005

ANALISIS DATA

Berdasarkan pengamatan, saat embrio 72 jam terdapat bagian-bagian seperti


telensefalon, kelenjar pineal, diensefalon, mesensefalon, isthmus, metensefalon,
myelensefalon, duktus endolimfatik, vesikel auditori, fleksur servikal, pucuk sayap, dan
portal kaudal intestinal.

PEMBAHASAN

Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 72 jam memiliki kurang lebih 35 pasang
somit. Embrio mengalami pelekukan, sehingga daerah rhombensefalon berada di sebelah
dorsal dan telensefalon mendekati perkembangan jantung. Lipatan kepala makin berkembang
ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail fold (berkembang ke arah interior) dan
lateral body fold semakin menutup. Mata terletak lebih ke arah kaudal daripada otosis.
Derivat neural crest berupa pasangan ganglion saraf-saraf kranial di daerah ventro lateral
rombensefalon berkembang. Daerah setinggi AIP, terjadi penebalan mesoderm yang akan
berkembang menjadi upper limb bud atau wing bud, merupakan primordia sayap. Sedangkan
di daerak kauda dibentuk lower bud yaitu primordia kaki (Yatim, 1982).
Penetasan pada jam ke-72 pada kedua sisi embrio ayam terbentuk dua bumbung yang
menandakan pembentukan kaki. Perkembangan selanjutnya membentuk tunas kaki yang
jelas, kemudian berangsur-angsur diferensiasi dari bagian-bagian kaki belakang dan depan,
tulang rawan, tulang dan otot. Penempatan yang tepat dari tunas kaki, diferensiasi beberapa
sel tunas kaki menjadi tulang rawan, dan sel lain menjadi otot, pembentukan tunas kaki depan
menjadi sayap dan tunas kaki belakang menjadi kaki, dan pencerminan perkembangan semua
struktur ini di bagian tubuh yang berlawanan, semuanya terpusat pada regulasi morfogenesis
dan diferensiasi dalam perkembangan embrio. Sistem peredaran darah dikembangkan dengan
baik dan darah beredar antara kuning telur dan tubuh embrio dalam urutan berikut: vena
vitelline ke sinus venosus ke atrium ventrikel ke aorta untuk vitelline arteri pleksus pembuluh
darah vitelline untuk vitelline vena (Yatim, 1982).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu,
keberhasilan gastrulasi, dan kondisi lingkungan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat
proses perkembangan embrio ayam berlangsung. Keberhasilan pada gastrulasi menentukan
keberhasilan perkembangan embrio karena gastrulasi merupakan proses yang paling
menentukan dalam perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu
perkembangan embrio ayam (Patten, 1958). Kekurangan mineral juga dapat menyebabkan
penurunan laju pertumbuhan embrio, perkembangan organ yang tidak normal, dan kematian
embrio (Vieira, 2007). Telur yang dioposisikan ayam yang sama pada setiap pagi hari, tingkat
perkembangan zigot di dalamnya belum pasti sama, telur-telur yang ditunda penelurannya
telah mencapai tingkat perkembangannya yang didasarkan pada lama waktu inkubasi sering
tidak tepat, telur-telur yang diinkubasi dalam panjang waktu yang sama, tingkat
perkembangannya yang dicapai belum tentu sama. Ayam biasanya tidak mengoposisikan
telurnya apabila sampai pada uterus sudah sore dan ditelurkan pada pagi harinya, telur yang
sudah dibuahi, segara memulai perkembangannya meski belum dikeluarkan (Christman,
2005). Selain itu posisi telur selama penyimpanan memiliki efek pada daya tetasnya sehingga
memengaruhi pula pada kualitas embrionya (Moreki & Mark, 2013).

KESIMPULAN
Pada embrio tahap 72 jam, terjadi pelekukan servikal yang menyebabkan diferensiasi otak
berkembang lebuh baik dari yang sebelumnya. Selain itu, dibentuk tunas kaki, tunas sayap,
dan sistem peredaran darah yang baik (ditandai dengan jantung yang sudah bisa berfungsi
dengan baik).
DAFTAR RUJUKAN

Christman,S. A, B. W. Kong, M. M. Landry, and D. N. Foster. 2005. Molecular, Cellular, and


Developmental Biology Chicken Embryo Extract Mitigates Growth and
Morphological Changes in a Spontaneously Immortalized Chicken Embryo
Fibroblast Cell Line. Department of Animal Science, University of Minnesota, St.
Paul, Minnesota 55108.

Moreki, J. C. and Mack. 2013. Effect of Storage Time and Egg Position on Hatchability of
Guinea Fowl Eggs. J Anim Sci Adv. 3(5): 256-260.

Patten, B. M. 1958. Foundations of Embyology. New York: Mc Graw Hill-Book.

Vieira, S. L. 2007. Chicken Embrio Utilization of Egg Micronutriens. Brazilian Journal of


Poultry Science. 9 (1): 01-08.

Yatim. 1982. Embriologi. Bandung: Tarsito

Anda mungkin juga menyukai