Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM GENETIKA

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG


Senin, 15 Oktober 2018

Dosen Pengampu:
Dr. Noor Aini Habibah, S.Si, M.Si.
Dr. Yustinus Ulung Anggraito, M.Si.

DISUSUN OLEH:
Rini Karunia (4401416001)
Fajrin Nabila (4401416037)
Dwi Widya Arumsari (4401416041)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG

A. Tujuan

1. Mempelajari dan mememahami Hukum Kesetimbangan Hardy-Weinberg

2. Menguji Kesetimbangan Hardy Weinberg dengan menghitung frekuensi alel dan frekuensi
genotip

B. Landasan Teori

Genetika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang mempelajari variasi
genetik dalam suatu populasi. Pada tahun 1908 G.H Hardy dan W. Weinberg menemukan
dasar teoritis yang ada hubungannya dengan frekuensi gen pada suatu populasi dikenal
dengan Hukum Hardy-Weinberg yang berbunyi bahwa frekuensi gen dominan dan gen
resesif pada suatu populasi yang cukup besar tidak akan berubah dari sautu generasi ke
generasi seterusnya jika perkawinan terjadi secara acak, tidak ada seleksi, tidak ada migrasi,
tidak ada mutasi, dan tidak terjadi drift (Tuti Widiati, 2018). Untuk sepasang gen dengan
frekuensi q dan 1-q, maka frekuensi ketiga genotip pada frekuensi ini dikatakan berada dalam
keseimbangan atau biasa disebut dengan keseimbangan Hardy-Weinberg.
Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut:
(a) Ukuran populasi harus besar,
(b) Ada isolasi dari populasi lain,
(c) Tidak terjadi mutasi,
(d) Perkawinan acak,
(f) Tidak terjadi seleksi alam.

Faktor-faktor penentu frekuensi alel dan frekuensi genotip

Frekuensi alel dan frekuensi genotip dari populasi akan berubah jika terjadi:
1. Mutasi

Mutasi merupakan perubahan pada gen yang sifatnya menetap dan dapat menyebabkan
perubahan genotip. Perubahan ini menyebabkan perubahan satu alel menjadi alel yang lain
sehingga mengubah frekuensi alel kea rah alel mutan.

2. Seleksi

Seleksi menyebabkan gamet-gamet yang ada tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk
berkembang sehingga terjadi perubahan frekuensi gen.

3. Genetic Drift

Genetic Drift adalah perubahan frekuensi gen yang terjadi secara acak dalam populasi kecil.

4. Migrasi

Merupakan perpindahan individu baru ke dalam suatu populasi atau keluar. Hal ini
menyebabkan terjadi aliran gen dari satu populasi ke populasi lain sehingga menyebabkan
perubahan frekuensi gen.

Analisis data genetika populasi dilakukan dengan menggunakan formula Hukum Hardy-
Weinberg (Arisuryanti & Daryono, 2007) sebagai berikut:
1. Frekuensi alel
p+q+r=1
2. Frekuensi genotip
p2 + 2pq + q2 + 2pr + 2qr + r2 = 1
Keterangan:
p : frekuensi alel A
q : frekuensi alel B
r : frekuensi alel O
p2 : frekuensi genotip tipe golongan darah A homozigot
2pr : frekuensi genotip tipe golongan darah A heterozigot
2pq : frekuensi genotip tipe golongan darah AB
q2 : frekuensi genotip tipe golongan darah B homozigot
2qr : frekuensi genotip tipe golongan darah B heterozigot
r2 : frekuensi genotip tipe golongan darah O
Sedangkan penyebaran frekuensi alel dilakukan dengan menggunakan rumus Chisquare
(Suryo, 2005), yaitu:
X2 = Σ (d2/ e)
Keterangan:
d = penyimpangan/ deviasi yaitu selisih antara hasil yang diperoleh (o) dengan hasil yang
diharapkan
e = hasil yang diharapkan

Secara matematis dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:

1. Rumus kesetimbangan gen dengan sepasang alel:

P2 (AA) + 2pq (Aa) + q2 (aa)

2. Rumus kesetimbangan untuk gen dengan alel ganda (golongan darah):

P2 (IAIA + 2pr (IAi + q2 (IBIB) + 2qr (IBi _ 2pq (IAIB) + r2 (ii)

3. Rumus kesetimbangan untuk gen terangkai seks:

Untuk betina: p2 (AA) + 2pq (Aa) + q2 (aa)

Untuk jantan: p (A) + q (a)

(Suryo, 2005)

C. Alat dan Bahan yang Digunakan

Kegiatan 1

1. Kancing genetika 2 macam warna dengan perbandingan 2:3

2. Dua kotak untuk tempat kancing genetika

Kegiatan 2

1. Data golongan darah


D. Cara Kerja
Kegiatan 1

Memasukkan 2 warna kancing genetika dengan perbandingan 2:3

Mengambil kancing dari kotak pertama dipertemukan dengan kancing kotak kedua
tanpa melihat

Mencatat genotip yang diperoleh

Mengembalikan kancing yang sudah terambil ke kotak

Mengulangi percobaan hingga diperoleh 100 individu baru

Menghitung alel dan frekuensi genotip

Melakukan uji Chi-Kuadrat


Kegiatan 2

Membuat angket data golongan darah

Menyebarkan angket

Mengumpulkan data golongan darah dalam tabel hasil percobaan

Melakukan analisis data

E. Data Hasil Pengamatan


Kancing Genetika
Gen yang digunakan: AA= berbunga merah
aa= berbunga putih

Gen Frekuensi
AA 46
Aa 41
aa 13

Frekuensi Populasi

Golongan darah Jumlah


A 21
B 27
AB 9
O 51
F. Analisa Data
Kancing Genetika
Pada kelompok
fo
46+(0,5 x 41) 66,5 ( 0,5 x 41 ) +13 33,5
Frekuensi alel A= =¿ = 0,665 Frekuensi alel a= =¿
100 100 100 100
= 0,335
fh
Alel A =3
Alel a =2
Uji Chi Square

Alel fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 x2


A 0,665 3 -2,335 5,452 1,817
a 0,335 2 -1,665 2,772 1,386
∑x2 3,203
x2 tabel = 3,84
x2 tabel > x2 hitung

Ha ditolak; Ho diterima

Sehingga ditarik kesimpulan bahwa hasil percobaan sesuai dengan Hukum Hardy
Weinberg.

Frekuensi Populasi Tabel frekuensi golongan darah

Golongan darah Jumlah Frekuensi


A 21 14,44%
B 27 25%
AB 9 8,33%
O 51 47,22%
Jumlah 108 100%
Persamaan Hukum Hardy Weinberg
p+q+r = 1
(p+q+r)2 = 1
(p2+2pr+q2+2qr+2pq+r2) = 1
p= IA
q= IB
r= IO
Frekuensi alel IA, IB , IO

 r2 = I O IO

= frekuensi golongan darah O


jumlah pembanding
= 47,22
108
r2 = 0,437
r = 0,661

 (p+r)2 = frekuensi golongan darah A dan B


Jumlah probandus
= 14,44+25
108
p+r =√ 0,33
= 0,574
p = (p+r) – r
= 0,574 – 0,437
= 0,137
 p+q+r =1
q = 1 – (p+r)
q = 1 - 0,574
q = 0,426
Golongan darah beradasarkan Hukum Hardy Weinberg
a. Golongan darah A
- heterozigot = 2pr x jumlah probandus = 2 x 0,137 x 0,661 x 108 = 19,56
2
- homozigot = p x jumlah probandus = (0,137)2 x 108 = 2,02
b. Golongan darah B
- homozigot = q2 x jumlah probandus = (0,426)2 x 108 = 19,54
- heterozigot = 2qr x jumlah probandus = 2 x 0,426 x 0,661 x 108 = 60, 82
c. Golongan darah AB
heterozigot = 2pq = 2 x 0,137 x 0,426 x 108 = 12, 61
d. Golongan darah O
homozigot = r2 = (0,661)2 x 108 = 47,18

Uji Chi Square

Alel fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 x2


IA 0,2 0,137 0,063 0,0039 0,028
IB 0,2 0,426 -0,226 0,0511 0,119
IO 0,6 0,661 -0,061 0,0037 0,005
∑x2 0,152
x2 tabel = 5,99
x2 tabel > x2 hitung
Ha ditolak; Ho diterima

Sehingga ditarik kesimpulan bahwa hasil percobaan sesuai dengan Hukum Hardy
Weinberg.

G. Pembahasan

Populasi merupakan suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu daerah
tertentu. Genetika populasi merupakan cabang ilmu genetika yang mempelajari komposisi
gen pada kelompok suatu individu dan perubahan komposisi gen yang diakibatkan oleh
waktu. Hasil identifikasi sifat-sifat genetik dapat membantu memberikan informasi mengenai
tingkat kelangkaan atau tingkat kekritisan spesies yaitu dengan melihat heterosigositas atau
derajat polimorfisme. Hasil identifikasi tersebut juga dapat membantu menentukan jumlah
populasi minimum atau jumlah populasi efektif yang ada pada suatu lokasi guna menjamin
kelestarian jenis populasi tersebut (Masyud, 1992)
Hukum Hardy-Weinberg adalah hukum dasar genetika populasi. Hal tersebut
memungkinkan untuk memprediksi frekuensi genotip pada suatu generasi parental. Populasi
diasumsikan bereproduksi secara acak pada genotip parental. Segregasi Mendelian kemudian
mengontrol frekuensi genonip keturunan yang dihasilkan oleh sepasang genotip parental yang
diberikan (Doolittle,2011).
Hukum kesetimbangan Hardy-Weinberg mengatakan bahwa, frekuensi alel pada
suatu generasi akan tetap sama pada generasi setelahnya pada keadaan populasi yang
seimbang (Passarge,2007). Keadaan populasi yang seimbang pada prinsip keseimbangan
genetik populasi Hardy-Weinberg adalah populasi harus berukuran besar, perkawinan yang
terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi, migrasi, dan genetic drift, dan tidak terjadi seleksi
alam (Widiati, 2018).
Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu
populasi. Jika frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi
berikutnya, maka dalam populasi tersebut tidak terjadi evolusi. Jika salah satu syarat tidak
terpenuhi maka akan menyebabkan frekuensi gen berubah, yang artinya populasi tersebut
telah dan sedang mengalami evolusi (Panggabean,2016).
Keadaan populasi yang seimbang pada prinsip keseimbangan genetik populasi Hardy-
Weinberg adalah populasi harus berukuran besar, perkawinan terjadi secara acak, tidak
terjadi mutasi, migrasi, dan genetic drift, dan tidak terjadi seleksi alam. Prinsip keseimbangan
genetik populasi dirumuskan sebagai berikut: (p + q)2 = p2 + 2pq + q2 (Dusheck,2003).
Rumus perhitungan Hardy-Weinberg dapat dimisalkan sebagai berikut: jika terdapat
dua alel yaitu A dan a dengan frekuensi p dan q, dengan demikian frekuensi tiga genotip, dua
homozigot dan satu heterozigot dapat dihitung. Kromosom dengan lokus yang memiliki tiga
alel menggunakan rumus : (p + q + r)2 = p2 + q2 + r2 + 2pq + 2pr + 2qr (Ahluwalia,2009).
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk memahami dan menguji Hukum
Kesetimbangan Hardy Weinberg dengan menghitung frekuensi alel dan frekuensi genotip.
Pada praktikum ini terjadi perkawinan acak dengan menggunakan 2 macam kancing genetika
yang berbeda warnanya, yaitu kancing yang berwarna putih dan kancing yang berwarna
hitam. Kancing putih dianalogikan sebagai alel A, sedangkan kancing hitam dianalogikan
sebagai alel a.
Jumlah individu awal dan individu akhir adalah 100, dengan frekuensi alel A adalah
0,665 dan frekuensi alel a adalah 0,335. Salah satu syarat terjadinya kesetimbangan Hardy
Weinberg yaitu terjadinya perkawinan acak, dibuktikan bahwa dalam simulasi ini sudah
terjadi yaitu dengan cara pengambilan dan pemasangan secara acak. Syarat yang lain yaitu
tidak adanya seleksi, tidak ada mutasi, tidak terjadi migrasi, dan tidak terjadi genetic drift,
pada praktikum ini sudah terpenuhi dengan membedakan kedua kantong yang berisi
frekuensi populasi awal dan tidak saling memindahkan kancing dari satu kantong ke kantong
yang lainnya.
Setelah dilakukan simulasi, untuk penghitungan frekuensi genotip didapatkan X2tabel =
3,84 dan X2hitung = 3,203. Dengan uji Chi-Square didapatkan X 2tabel < X2hitung sehingga
Ha ditolak dan H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil praktikum sesuai dengan
hukum kesetimbangan Hardy-Weinberg. Pada perhitungan frekuensi golongan darah
didapatkan X2tabel = 5,99 dan X2tabel = 0,152. Dari uji Chi-Square tersebut dapat diketahui
bahwa hasil praktikum perhitungan golongan darah sesuai dengan hukum kesetimbangan
Hardy-Weinberg.
Frekuensi alel pada suatu populasi dipengaruhi oleh perkawinan secara tidak acak,
migrasi, mutasi, seleksi alam, dan genetic drift yang memiliki kesamaan pengaruh terhadap
gen populasi, yaitu mempengaruhi frekuensi alel atau gen dalam suatu populasi. Perkawinan
tidak acak adalah perkawinan antar individu yang masih berkerabat dekat, sehingga sifat
parental akan muncul kembali pada anak. Migrasi adalah perpindahan suatu populasi ke
populasi lain, sehingga terjadi perubahan frekuensi alel. Mutasi adalah perubahan struktur
genetik suatu individu sebagai komponen populasi. Seleksi alam adalah perubahan gen
populasi yang disebabkan oleh perubahan lingkungan, sehingga hanya beberapa gen yang
sesuai dengan lingkungan yang masih bertahan. Genetic drift adalah perubahan kumpulan
gen pada suatu populasi yang disebabkan oleh penyebab lain selain seleksi alam, mutasi gen,
dan migrasi (Dusheck, 2003).
Beberapa asumsi yang mendasari perolehan kesimbangan genetik seperti diekspresikan
dalam persamaan Hardy-Weinberg adalah:
1. Populasi itu tidak terbatas besarnya dan melakukan secara acak (panmiktis).
2. Tidak terdapat seleksi, yaitu setiap genotype yang dipersoalkan dapat bertahan hidup sama
seperti yang lain (tidak ada kematian diferensial).
3. Populasi itu tertutup yaitu tidak terjadi perpindahan (migrasi).
4. Tidak ada mutasi dari satu alelik kepada yang lain. Mutasi diperbolehkan jika laju mutasi
maju dan kembali adalah sama atau ekuivalen.
5. Terjadi meiosis normal, sehingga hanya peluang yang menjadi faktor operatif dalam
gametogenesis (Nurmasita,2013).
Jika pada suatu populasi terjadi perubahan dalam keseimbangan dalam populasi
tersebut maka akan terjadi pelanggaran batasan hukum Hardy-Weinberg yang akan
menyebabkan poulasi tersebut bergerak menjauhi frekuensi keseimbangan gametik dan
zigotik (Stanfield,1991).

Syarat-syarat berlakunya hukum hardy weinberg :


1. Ukuran populasi yang cukup besar.
Populasi dengan jumlah yang besar dapat dengan mudah memenuhi syarat hukum
kesetimbangan frekuensi gen. Karena dengan populasi yang besar dapat mempertemukan
pasangan dari tiap-tiap alel secara acak.
2. Populasi tersebut terisolasi.
Jika populasi kecil dan tidak terisolasi maka dapat dengan mudah memahami adanya
perubahan frekuensi gen jika terdapat anggota yang berpindah tempat.
3. Jumlah mutasi setimbang.
Mutasi yang setimbang tidak mengubah kesetimbangan gen. jika mutasi gen tidak setimbang
maka akan mengakibatkan berubahnya frekuensi gen dalam mutasi.
4. Perkawinan terjadi secara acak.
5. Kemampuan reproduksi antar individu (Harsono,2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi gen :
1. Seleksi
Seleksi merupakan suatau proses yang melibatkan kekuatan – kekuatan untuk menentukan
hewan mana yang dapat berkembang biak pada generasi selanjutnya. Kekuatan – kekuatan
tersebut dapat di kontrol sepenuhnya oleh alam sehingga disebut seleksi alam. Jika kekuatan
tersebut di kontrol oleh manusia maka prosesnya disebut seleksi buatan. Kedua macam
seleksi tersebut dapat merubah frekuensi gen yang sangat relatif terhadap alelnya.
2. Mutasi
Mutasi merupakan suatu perubahan kimia gen yang mengakibatkan fungsi gen. Jika gen
mengalami mutasi dengan kecepatan yang tetap maka frekuensi gen akan sedikit menurun,
sedangkan frekuensi alel akan meningkat. Laju mutasi bervariasi dari suatu kejadian mutasi
ke kejadian mutasi lain. Tetapi, laju relatif rendah ( kira – kira satu dalam satu juta
pengandaan gen).
3. Pencampuran populasi
Percampuran dua populasi dengan frekuensi gen yang berbeda dapat mengubah frekuensi gen
tertentu. Frekuenssi gen ini merupakan rataan dari frekuensi gen dari dua populasi yang
bercampur.
4. Silang dalam (inbreeding ) dan sialng luar (outbreeding)
Silang dalam merupakan salah satu bentuk isolasi secara genetik. Jika suatu populais
terisolasi silang dalam, cenderung terjadi karena adanya keterbatasan pilihan dalam proses
perkawinan. Jika silang dalam terjadi anatara grup ternak yang tidak terisolasi secara
geografis maka pengaruhnya juga sama. Oleh sebab itu, silang dalam merupakan suatu isolasi
buatan. Silang dalam tidak merubah frekuensi gen awal pada saat proses silang dalam
dimulai. Jika terjadi perubahan frekuensi gen maka perubahan itu disebabkan oleh adanya
seleksi, mutasi dan pengaruh sampel acak. Jika silang luar dilakukan pada suatu populasi
yang memilik rasio jenis kelamin yang sama dengan frekuensi gen pada suatu lokus yang
sama pada kedua jenis kelamin maka frekuensi gen tidak akan berubah akibat pengaruh
langsung silang luar.
5. Genetic drift
Genetic drift merupakan perubahan frekuensi gen yang mendadak. Perubahan frekuensi gen
yang mendadak biasanya terjadi pada kelompok kecil ternak yang di pindahkan untuk tujuan
pemulian ternak atau dibiakan. Jika kelompok ternak diisolasi dari kelompok ternak asalnya
maka frekuensi gen yang terbentuk pada populasi baru dapat berubah. Perubahan frekuensi
gen yang mendadak dapat pula disebabkan oleh bencana alam, misal matinya sebagian besar
ternak yang memiliki gen tertentu (Crowder,1986)
H. Kesimpulan

1. Hukum kesetimbangan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gen dominan dan


gen resesif pada suatu populasi yang cukup besar tidak akan berubah dari satu generasi ke
generasi seterusnya jika perkawinan terjadi secara acak, tidak ada seleksi, tidak ada migrasi,
tidak ada mutasi dan tidak terjadi genetik drift.

2. Berdasarkan perhitungan alel dan genotip menggunakan kancing genetika dan data
golongan darah maka disimpulkan bahwa praktikum yang dilakukan sesuai dengan hukum
Hardy-Weinberg.

I. Daftar Pustaka

Ahluwalia, K. B. 2009. Genetics. New Delhi : New Age Internasional Limited Publisher.
Arisuryanti T dan Daryono BS. 2007. Genetika Populasi. Yogyakarta: Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada.
Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Dusheck, J. 2003. Population Genetics. Canada : The Gale Group Inc.
Harsono, Tri. 2014. Evolusi. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan.
Doolittle, D.P. 2011. The Hardy-Weinberg Law. Springer Journal. Vol.16 : 2-7.
Masy’ud, B. 1992. Identifikasi Sifat Genetik Satwa Dilindungi: Sisi Penting Kegiatan
Konservasi Keanekaragaman Hayati. Media Konservasi. Vol 3(4) : 41-46.
Nurmasita. 2013. Genetika Populasi. Makasar : Universitas Hasanudin.
Panggabean, T.N. 2016. Analisis Tingkat Optimasi Algoritma Genetika Dalam Hukum
Ketetapan Hardy-Weinberg Pada Bin Packing Problem. Journal Of Computer Engineering,
System And Science. Vol 1(2) : 14.
Passarge, E. 2007. Color Atlas of Genetics 3rd ed German : Georg Thieme Verlag KG
Rüdigerstraße.
Pierce, B. A. 2004. Genetics: A Conceptual Approach 2nd ed. New York : W. H. Freeman.
Stanfield, W. D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Suryo. 2005. Genetika. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Widiati, Tuti; Habibah Noor Aini; dan Anggraito, Yustinus Ulung. 2018. Buku Ajar
Genetika. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
LAMPIRAN

Jawaban Permasalahan
1. Berdasarkan analisa yang didapat bahwa x2 pada kancing genetika sebesar 3,203 dan
pada populasi sebesar 0,152.
2. Ya, berbeda nyata. Sebab selisih yang keduanya cukup signifikan.

Jawaban Pertanyaan
1. Perkawinan acak adalah suatu perkawinan dimana tiap individu dalam populasi
tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk kawin silang dengan individu lain
dalam populasi atau keadaan yang memungkinkan terjadinya perkawinan antara
jantan dan betina dewasa secara acak.
2. Genetic drift adalah hilangnya/ lepasnya frekuensi alel secara kebetulan atau dapat
dikatakan merupakan perubahan acak pada frekuensi gen pada populasi kecil yang
disebabkan oleh kematian, migrasi atau isolasi.

Anda mungkin juga menyukai