Anda di halaman 1dari 6

Normal Diberi Colchicine

Fase Profase Fase Profase

Fase Metafase Fase Metafase

Jumlah Kromosom : 2n = 2x = 32 Jumlah Kromosom : 2n = 4x = 32


Fase Anafase Sunber : Nurwahyu, 2020

Fase Telofase

Sunber : Nurwahyu, 2020

Pembahasan :
Praktikum pengamatan mutasi pada ujung akar bawang merah bertujuan untuk
mempelajari perkembangan bagian tanaman yang mengalami mutasi, dalam praktikum ini
menggunakan ujung akar karena pada bagian tanaman tersebut merupakan daerah yang
mengalami pertumbuhan meristematik, Mekasi Induksi mutasi merupakan cara untuk
meningkatkan keragaman genetik tanaman. Salah satu induksi mutasi yang dikenal adalah
induksi polipoid (Suryo 2007). Induksi poliploid dapat dilakukan dengan pemberian mutagen
kimia seperti kolkisin pada jaringan meristem tanaman (Sofia 2007). Senyawa ini dapat
menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel sehingga menyebabkan
terbentuknya individu poliploid. Penggunaan kolkisin ini dapat meningkatkan jumlah kromosom.
Penelitian pada bawang merah menunjukkan bahwa terdapat variasi bentuk, ukuran dan jumlah
kromosom pada ujung akar bawang merah akibat pemberian kolkisin (Suminah et al. 2002).
Menurut Suminah et al. (2002) perendaman kolkisin konsentrasi 1% selama 6 jam dapat
menambah jumlah kromosom pada bawang merah (Allium ascolinum L.) menjadi tetraploid
(2n=4x=32), pentaploid (2n=5x=40), heksaploid (2n=6x=48), septaploid (2n=7x=56), oktaploid
(2n=8x=64) dan nonaploid (2n=9x=72). Variasi genetik pada tingkat ploidi juga dapat dilihat
dari indeks stomata tanaman (Pharmawati et al., 2015).

Tanaman yang bersifat poliploid umumnya memiliki ukuran morfologi lebih besar
dibandingkan tanaman diploid. Pemberian kolkisin dapat mencegah terbentuknya benang –
benang mikrotubuli dari gelendong inti (benang – benang spindel) sehingga perpindahan tahap
metafase ke anafase tidak berlangsung dan menyebabkan penggandaan kromosom tanpa terjadi
penggandaan dinding sel (Permadi, 1991). Jika konsentrasi tersebut terus dipertahankan, maka
penggandaan tersebut dapat terus terjadi. Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan jumlah
kromosom dalam inti menjadi lebih banyak dibandingkan sebelumnya dan menghasil variasi
tingkat ploidi pada kromosom ujung akar bawang merah. Umumnya kolkisin akan bekerja
efektif pada konsentrasi 0,01-1% untuk jangka waktu 6-72 jam, namun setiap jenis tanaman
memiliki respon yang berbeda-beda (Suryo, 1995).

Berdasarkan hasil yang diperoleh saat pengamatan yaitu kelainan pada tahap metaphase.
Kondisi normal pada fase ini, setiap individu kromosom yang telah menjadi dua kromatid
bergerak menuju bidang equator. Benang – benang gelendong melekat pada sentromer setiap
kromosom (Campbell, 2008). Terjadi kondensasi dan penebalan yang maksimal pada fase ini.
Sehingga kromosom terlihat lebih pendek dan tebal dibandingkan pada fase lainnya. Sedangkan,
kelainan pada saat pembelahan mitosis (C-mitosis) yaitu kromosom C-metafase (Tabel 1.)
disebabkan oleh senyawa kolkisin yang mencegah terbentuknya benang-benang spindel yang
menyebabkan kromosom gagal berpisah sehingga terjadi penggandaan jumlah kromosom
Senyawa kolkisin dapat menginduksi mutasi secara acak, sehingga memberikan efek yang tidak
seragam pada masing-masing sel ditiap individu (Pai, 1992).
Ciri-ciri tanaman poliploid
di antaranya adalah
organnya menjadi besar
(batang,
bunga, buah, akar, daun, dan
sebagainya), warna daun yang
semakin gelap dibandingkan
yang normal, serta lebih tahan
hama dan penyakit tertentu
dibandingkan spesies tanaman
yang sama. Pada beberapa
kasus, poliploidisasi
menyebabkan buah tanaman
menjadi tidak
berbiji (Hias et al., 2017; Ren et
al., 2018).
Ciri-ciri tanaman poliploid
di antaranya adalah
organnya menjadi besar
(batang,
bunga, buah, akar, daun, dan
sebagainya), warna daun yang
semakin gelap dibandingkan
yang normal, serta lebih tahan
hama dan penyakit tertentu
dibandingkan spesies tanaman
yang sama. Pada beberapa
kasus, poliploidisasi
menyebabkan buah tanaman
menjadi tidak
berbiji (Hias et al., 2017; Ren et
al., 2018).
Ciri-ciri tanaman poliploid
di antaranya adalah
organnya menjadi besar
(batang,
bunga, buah, akar, daun, dan
sebagainya), warna daun yang
semakin gelap dibandingkan
yang normal, serta lebih tahan
hama dan penyakit tertentu
dibandingkan spesies tanaman
yang sama. Pada beberapa
kasus, poliploidisasi
menyebabkan buah tanaman
menjadi tidak
berbiji (Hias et al., 2017; Ren et
al., 2018).
Dafpus :

Sofia D. (2007).Respon pertumbuhan dan produksi mentimun (Cucumis sativus L) dengan mutagen
kolkisin. [Karya Tulis]. Medan : Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Suminah, Sutarno A, Setyawan D (2002) Induksi poliploidi bawang merah (Allium ascalonicum L.)
dengan pemberian kolkisin. Biodiversitas 3 (1) : 174 – 180

Pharmawati dkk. 2015 . Induksi Mutasi Kromosom dengan Kolkisin Pada Bawang Putih (Allium sativum
L.) Kultivar ‘Kesuna Bali’. Dempasar : Universitas Udayana.

Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga Crowder, L.V. 1986. Genetika
Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada

Pai, A.C. 1992. Dasar-dasar Genetika. edisi kedua (Penerjemah: M. Apandi). Jakarta: Penerbit Erlangga

Suryo. 1995. Sitogenetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Permadi, A. H., R. Cahyani, dan S. Syarif. 1991. Cara pembelahan umbi, lama perendaman, dan
konsentrasi kolkisin pada ploidisasi bawang merah. Zuriat 2(2):17-26.

Anda mungkin juga menyukai