Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Uji kelarutan lipid


Hasil Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5
pengamatan
Larut/tidak Tidak larut Tidak larut larut Larut larut
larut sempurna

Lipid dan senyawa derivatnya memiliki karakteristik kelarutan yang berbeda.


Lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti aseton, alkohol,
kloroform atau benzena. Pada percobaan kali ini menggunakan minyak kelapa sebagai
bahan. Minyak kelapa merupakan asam lemak tak jenuh karena merupakan lemak nabati.
Asam lemak tak jenuh yaitu, bila rantai hidrokarbonnya tidak dijenuhi oleh hidrogen dan
karena itu mempunyai satu ikatan rangkap atau lebih. Asam lemak tak jenuh mudah rusak
apabila terkena panas tetapi sangat bermanfaat bagi kesehatan. Berikut adalah struktur
kimia asam lemak tak jenuh (Ariani.,et al 2017).

Minyak dalam air membentuk emulsi tidak stabil setelah pengocokan, ditandai
dengan kedua jenis cairan yang segera memisah setelah dikocok kuat. Demikian pula
halnya pada alkohol yang ditambahkan minyak, yakni terbentuk emulsi tidak stabil.
Adapun penyebab sehingga air tidak larut dalam minyak dan terbentuk emulsi tidak stabil
ialah karena air merupakan senyawa yang bersifat polar, berbeda dengan minyak yang
sifatnya nonpolar. Alkohol juga tidak larut dalam minyak dan membentuk emulsi stabil
karena alkohol bersifat semipolar. Sedangkan minyak dapat larut pada larutan kloroform
dan eter karena sifat kelarutan kedua larutan tersebut sama dengan sifat kelarutan
minyak, yakni nonpolar. Pada pencampuran antara minyak dan soda (Na 2CO3), juga
menunjukkan bahwa minyak tidak larut tapi membentuk emulsi yang stabil karena sabun
dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Minyak dalam soda (Na 2CO3)akan membentuk
emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan
soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes
minyak tersebar seluruhnya. Itulah yang dinamakan emulsi yang stabil (Sakinah, 2011).
Berikut reaksinya

Kelarutan minyak dengan kloroform

Kelarutan minyak dengan eter

Kelarutan minyak dengan Na2CO3

2. Uji pembentukan emulsi


Hasil Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5
pengamatan
Larut/tidak Tidak larut Larut Larut tida Larut tidak Larut
larut sempurna sempurna

Air dan minyak merupakan cairan yang tidak saling bercampur. Bila campuran
tersebut dikocok akan memberikan energi mekanik sehingga butiran–butiran minyak
terdispersi kedalam air, sehingga terbentuk suatu emulsi. Adapun yang menyebabkan
minyak yang ditambahkan dengan air membentuk emulsi tidak stabil ialah karena air yang
sifatnya polar sangat susah larut dalam minyak yang sifatnya. Tanpa penambahan emulsifier
butiran minyak tersebut akan segera bergabung kembali, karena emulsi yang terbentuk
tidak stabil (Silsia et al., 2017). Sedangkan pada penambahan minyak dengan larutan lainnya
yaitu albumin, larutan empedu, dan larutan sabun dan detergen membentuk emulsi yang stabil
karena keempat larutan tersebut mampu menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase
cairan yang disebut sebagai emulsifier. Emulsifier sangat besar peranannya dalam
menstabilkan suatu emulsi. Mekanisme kerjanya adalah menurunkan tegangan antarmuka
permukaan air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globul-globul
fasa terdispersinya (Silsia et al., 2017).

3. Uji keasaman minyak

No. Zat uji Sifat basa atau asam


1. Minyak kelapa Netral
2. Minyak tengik Asam

Pada uji keasaman lipid ini, kita ingin mengetahui sifat asam basa minyak kelapa. Pada
percobaan ini, hasil yang diperoleh ialah minyak kelapa tidak menunjukkan perubahan pada
pengujian sifat asam-basa dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Artinya, minyak-minyak tersebut bersifat netral, sedangkan margarine berubah warna, artinya
minyak tersebut bersifat asam. Pada umumnya, lemak apabila dibiarkan lama di udara akan
menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini đisebabkan oleh proses hidrolisis yang
menghasilkan lemak bebas. Di samping itu, dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap asam
lemak tidak jemuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak. Oksidasi asam
lemak tidak jemuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah
yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembaban udara,
cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya ketengikan lemak (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
4. Uji ketakjenuhan asam lemak

Zat uji Jumlah tetesan air brom Kesimpulan


Minyak kelapa Tetesan(+++) Tidak jenuh
Margarine Tetesan (+) Jenuh

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan ketidakjenuhan suatu lemak. Minyak kelapa
merupakan asam lemak tak jenuh karena merupaakn lemak nabati. Sedangkan margarin memiliki
kandungan asam lemak jenuh karena warna merupakan lemah hewani. Asam Lemak tak jenuh
jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid/PUFA) adalah asam lemak yang mengandung dua atau lebih
ikatan rangkap, bersifat cair pada suhu kamar bahkan tetap cair pada suhu dingin, karena titik
lelehnya lebih rendah dibandingkan dengan MUFA atau SFA. Asam lemak jenuh (Saturated Fatty
Acid/SFA) adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap pada atom karbon. Ini berarti
asam lemak jenuh tidak peka terhadap oksidasi dan pembentukan radikal bebas seperti halnya
asam lemak tidak jenuh. Secara umum makanan yang berasal dari hewani (daging berlemak, keju,
mentega dan krim susu) selain mengandung asam lemak jenuh juga mengandung kolesterol.
(Sartika, 2008). Prinsip analisis bilangan iod adalah gliserida tak jenuh minyak mempunyai
kemampuan mengadsorpsi sejumlah iod, khususnya apabila dibantu dengan iodin-klorida atau
iodin bromida membentuk senyawa yang jenuh. Jumlah iod yang teradsorpsi menunjukkan
ketidakjenuhan minyak (Dewi dan Nurul, 2012).

5. Uji Kolesterol
Zat uji Uji pereaksi Lieberman Kesimpulan
Burchard (+/-)
Minyak kelapa - Berwarna merah,tidak
mengandung kolestrol
Minyak ikan + Berwarna hijau, mengandung
kolestrol
Kolestrol 0,5 % + Berwarna hijau, mengandung
kolestrol

Minyak kelapa yang direaksikan dengan pereaksi Liebermann Burchard perubahan warna larutan
menjadi merah disebabkan karena di dalam minyak kelapa tidak terkandung kolesterol (artinya ia
bereaksi negatif). Hal ini karena minyak kelapa merupakan minyak nabati, sementara kolesterol tidak
terkandung dalam tumbuhtumbuhan termasuk minyak nabati, tetapi hanya terkandung dalam hewan
dan manusia. Pada minyak ikan, terjadi perubahan warna larutannya menjadi hijau pekat karena
minyak ikan merupakan minyak hewani. Dan pada kolestrol 0,5 % hasil yang diperoleh ialah terjadi
perubahan pada penambahan pereaksi Liebermann Burchard terhadap larutan kolesterol, yakni
perubahan warna menjadi hijau pekat. Metode Liebermann Burchard Prinsip dari metode ini adalah
apabila kolesterol direaksikan dengan asam acctat anhidrid dan asam sulfat pekat dalam lingkungan
bebas air, maka akan terbentuk warna hijau - biru yang intensitas akibat pembentukan polimer
hidrokarbon tak jenuh. Reaksi warna diawali protonasi gugus hidroksi dalam kolesterol dan
menyebabkan lepasnya air untuk manghasilkan ion karbonin 3,5 kolestadiena, yang selanjutnya
dioksidasi oleh ion sulfit menghasilkan senyawa kromofor asam kolestaheksaena sulfonat. Warna
yang terbentuk kemudian ditentukan absorbansinya dengan fotometer (Maulia, 2013).
6. Uji reaksi penyabunan

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Larutan sabun 2 mL 2 mL 2 mL
Cacl2 5% 5mL - -
MgSO4 0,5 % - 5mL -
Pb-asetat 5% - - 5 mL
Hasil percobaan Tidak ada Tidak ada Ada endapan
endapan endapan

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Larutan detergen 2 mL 2 mL 2 mL
Cacl2 5% 5 mL - -
MgSO4 0,5 % - 5 mL -
Pb-asetat 5% - - 5 mL
Hasil percobaan Ada endapan Ada endapan Ada endapan
banyak sedang sedikit

Pada uji penyabunan, kita ingin mengetahui terjadinya hidrolisis minyak oleh alkali.
Pada percobaan ini, dilakukan dua jenis percobaan, yakni hidrolisis minyak dan uji sifat-sifat
sabun (saponifikasi). Pada percobaan hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk
menghidrolisis minyak kelapa dalam pelarut alkohol. Alkohol di sini berfungsi untuk
mempercepat reaksi hidrolisis. Reaksi positif ditandai dengan munculnya busa dan lama
kelamaan alkohol akan menguap. Untuk menyempurnakan reaksi hidrolisis, maka dilakukan
pemanasan + 15 menit sampai busa (sabun) yang terbentuk larut semuanya. Baru setelah itu,
dilakukan lagi uji sifat-sifat sabun untuk menguji sifat kesadahannya.
Adapun hasil yang diperoleh ialah penambahan CaCl2 dan MgSO4 pada larutan
sabun tidak membentuk endapan, begitupun pada penambahan MgSO4 pada larutan sabun.
Hanya pada penambahan Pb- asetat pada larutan sabun yang membentuk adanya endapan.
Sedangkan pada larutan deterjen, endapan yang terbentuk bervariasi, yakni pada penambahan
CaCl2 terbentuk endapan yang banyak, pada penambahan MgSO4 terbentuk endapan sedang, dan
pada penambahan Pb-asetat terbentuk sedikit endapan. Lemak dan minyak dapat terhidrolisis
dengan bantuan basa kuat, seperti NaOH atau KOH melalui pemanasan dan menghasilkan asam
lemak dan gliserol. Proses inilah yang dinamakan saponifikasi (uji sifat kesadahan). Di mana, jika
terbentuk endapan, maka larutan tersebut sudah bersifat sadah. Baik sabun maupun deterjen
membentuk endapan pada pengujian, disebabkan oleh kemampuannya mengendapkan ion Mg,
Ca, Si, Br, dan Ra (alkali tanah). Adapun yang menyebabkan endapan yang terbentuk bervariasi
ialah karena tergantung pada tingkat kesadahan suatu larutan, di mana semakin sadah suatu
larutan, maka endapan yang terbentuk pun semakin banyak. Hal ini sesuai dengan sifat
kereaksifan unsur pada golongan alkali tanah, di mana semakin ke bawah, maka ia akan semakin
reaktif (Sakinah, 2011)

Daftar pustaka :
Ariani et al., 2017.Studi Kualitatif Minyak Goreng Yang Digunakan Oleh Penjual
Gorengan Di Kota Surabaya.Surabaya : Jurnal Tambora.
Dewi Mega T.I dan Nurul Hidajati.Peningkatan Minyak Goreng Curah Menggunakan
Adsorben Activated Teraktivasi.Surabaya.Universitas Negeri Surabaya.
Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti.2005.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
Sakinah, Suci.2011.Lipida.Makassar : Universitas Hasanuddin Makassar.
Sartika, Ratu A.D.2013.Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak
Trans terhadap Kesehatan.Depok : Universitas Indoenisia.
Silsia et al., 2017. Karakteristik Emulsifier Mono dan Diasilgliserol (MDAG) Dari Crude
Palm Oil (CPO) Yang Berasal Dari Fat Pit Pada Berbagai Konsentrasi Katalis
NaOH.Banda Aceh : Unsyiah

Anda mungkin juga menyukai