Anda di halaman 1dari 11

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manipulasi poliploidi dilakukan untuk mendapatkan jenis yang

mempunyai lebih dari 2 set kromosom (2n), berdasarkan pertimbangan pemuliaan

terhadap flora dan fauna untuk memperbaiki mutu yang lebih baik dari jenis atau

organisme sebelumnya. Individu normal di alam pada umumnya memiliki 2 set

kromosom yang biasa disebut diploid (2n). Individu diploid yang menghasilkan

mutan gamet haploid (n), biasanya berumur pendek (Kadi, 2007).

Penggandaan kromosom pada tanaman dapat dilakukan dengan induksi

kimia menggunakan senyawa anti mitosis seperti kolkisin. Aplikasi kolkisin

secara in vivo dapat dilakukan dengan cara merendam bibit, akar tanaman atau

kecambah, maupun dengan penetesan kolkisin pada pucuk kecambah atau bibit.

kolkisin dapat menyebabkan efek samping pada tanaman yang diberi perlakuan

(Rahayu et al., 2015).

Poliploidi merupakan gejala yang umum dan tersebar luas dalam

tumbuhan. Pengaruh poliploidi pada berbagai kelompok tumbuhan bervariasi,

tetapi ada satu akibat dari poliploidi yang tetap adalah adanya penambahan ukuran

sel. Data yang memuat tentang variasi jumlah kromosom (derajat ploidi) dan

bagaimana pengaruhnya terhadap ukuran sel belum banyak ditemukan.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

variasi jumlah kromosom (derajat ploidi) dan pengaruhnya terhadap ukuran spora,

stomata dan indeks stomata khususnya pada spesis Adiantum raddianum

(Perwati, 2009).
2

Kolkisin merupakan salah satu mutagen kimia yang dapat menginduksi

poliploidi, dimana organisme memiliki tiga kali atau lebih set kromosom dasar

dalam sel-selnya. Kolkisin menyebabkan terhambatnya pembentukkan benang

spindel dengan cara berikatan dengan tubulin, sehingga polimerasi tubulin

menjadi mikrotubulin akan terhambat. Bulin menjadi mikrotubulin akan

terhambat. Hal tersebut mengakibatkan kromosom tidak mengalami pemisahan

pada saat proses pembelahan sel sehingga sel mengandung jumlah set kromosom

yang berlipat dan terbentuk organisme yang poliploid

(Dewi dan Pharmawitas, 201).

Poliploidi dengan kolkisin merupakan salah satu teknik peningkatan varian

genetik dan sekaligus digunakan sebagai salah satu metode pemuliaan tanaman,

poliploidi merupakan suatu proses penggandaan jumlah set kromosom sehingga

menghasilkan organisme yang mempunyai jumlah set kromosom berlipat (lebih

dari 2x). kolkisin merupakan salah satu bahan kimia apabila diberikan pada

tanaman dapat menyebabkan poliploid pada individu tersebut. Poliploid adalah

keadaan sel dengan penambahan satu atau lebih genom dari genom normal

2n = 2x (Ariyanto et al., 2009).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan

kromosom yang terdapat pada akar bawang merah (Allium cepa L.) yang

direndam menggunakan perlakuan kontrol dan larutan kolkisin.


3

Kegunaan Praktikum

Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Sitogenetika Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Serta

sebagai sarana informasi bagi pihak yang membutuhkan.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Poliploidi adalah keadaan bahwa individu memiliki lebih dari dua genom,

lebih banyak dijumpai pada tumbuhan. Kolkisin merupakan salah satu bahan

kimia apabila diberikan pada tanaman dapat menyebabkan tanaman poliploid.

Kolkisin bersifat sebagai racun yang terutama pada tumbuhan memperlihatkan

pengaruhnya pada nukleus yang sedang membelah. Larutan kolkisin dapat

mencegah terbentuknya mikrotubulus sehingga pemindahan kromosom pada

tahap anafase dari mitosis tidak berlangsung dan menyebabkan penggandaan

kromosom (Friska dan Daryono, 2017).

Salah satu teknik pemuliaan untuk perbaikan sifat adalah perakitan

poliploidi. Poliploid adalah keadaan sel dengan penambahan satu atau lebih

genom dari genom normal diploid (2n). Tanaman hasil poliploidisasi akan

mempunyai ukuran bunga, buah, dan biji yang lebih besar, ukuran daun lebih

lebar dan tebal, warna daun lebih hijau, dan usia vegetatifnya lebih panjang

dibandingkan dengan tanaman diploid (normal). Tanaman budidaya poliploidi

berperan besar dalam penyediaan protein, lemak dan karbohidrat dunia

dibandingkan dengan tanaman diploid (Muamar, 2013).

Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang

diperoleh dari umbi tanaman Colchichum autumnale L. (Familia Liliaceae).

Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada

pembelahan sel sehingga menyebabkan terbentuknya individu poliploidi. Apabila

kolkisin digunakan pada konsentrasi yang tepat maka jumlah kromosom akan

meningkat, sehingga tanaman bersifat poliploid (Sutarno dan Setyawan, 2002).


5

Evolusi yang dipercepat pada tanaman tingkat tinggi dapat ditandai oleh

bertambahnya jumlah kromosom sebagai hasil poliploidi. Kromosom dapat

diduplikasi melalui mutasi sehingga memunculkan peristiwa poliploidi. Poliploidi

dapat dilakukan dengan menggunakan kolkisin sebagai agen antimitosis.

Umumnya jumlah kromosom pada tanaman adalah diploid, namun terdapat pula

tanaman dengan jumlah kromosom haploid, triploid atau pun tetraploid

(Saraswati et al., 2017).

Poliploidi adalah keadaan sel yang memiliki lebih dari dua genom dasar

(3x, 4x, 5x dan seterusnya), ditemukan banyak pada kingdom tanaman. Poliploidi

dapat berisikan dua atau lebih pasang genom dengan segmen kromosom yang

homolog, keseluruhan kromosom homolog atau keseluruhan kromosom tidak

homolog. Perbedaan satu dengan yang lain pada sejumlah gen atau segmen

kromosom yang menyebabkan sterilitas sebagian atau seluruhnya (MP, 2014).


6

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum dilaksanakan pada hari selasa pada tanggal 02

Desember 2019 pada pukul 13:00 wib sampai dengan selesai di Laboratorium

Sitogenetika Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan. Pada ketinggian ±32 mdpl.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buku penuntun

sebagai penuntun praktikum, pulpen untuk menulis data, mikroskop sebagai alat

praktikum, kaca preparat sebagi tempat objek yang akan diamati dengan

mikroskop, penggaris untuk menggaris buku gambar, deck glass untuk penutup

objek yang ada di preparat, pinset umtuk menjepit bahan bahan, bunsen untuk

mensterilkan alat dan bahan, pipet tetes untuk memindahkan larutan, pensil

berfungsi untuk menekan nekan bahan yang ada di preparat sehingga

kromosomnya menyebar, silet berfungsi untuk memotong bahan, handsprayer

sebagai alat untuk menyemprotkan alkohol ke kaca preparat, dan petridish sebagai

tempat menaruh akar setelah dipotong, kamera HP untuk dokumentasi kegiatan

praktikum.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah akar tanaman

bawang merah (Allium cepa L.) sebagai bahan praktikum yang diamati, literatur

sebagai referensi bacaan, kertas untuk tempat data, buku gambar untuk tempat

menggambar hasil praktikum, asetokarmin sebagai pewarna sel, air untuk

perendaman perlakuan kontrol, kolkisin sebagai senyawa antimitosis, tisu untuk

mengeringkan preparat, sarung tangan dan masker untuk menghindari


7

kontaminasi, alkohol untuk mensterilkan alat.

Prosedur Praktikum

 Disiapkan alat dan bahan

 Dipisahkan akar tanaman bawang merah dari umbinya

 Diletakkan akar bawang merah di dalam petridish

 Dituangkan air ke dalam petridish untuk perlakuan kontrol dan

dituangkan larutan kolkisin untuk perlakuan yang menggunakan kolkisin

 Direndam akar tanaman dengan menggunakan perlakuan air dan larutan

kolkisin selama 3 jam

 Diambil akar tanaman bawang yang telah direndam dan dipotong akar

sepanjang 1 cm dengan menggunakan pisau silet

 Diletakkan akar diatas kaca preparat dan diberikan larutan acetocarmin

 Ditutup menggunakan deck glass kemudian ditekan-tekan menggunakan

penghapus pensil

 Dilewatka di atas bunsen yang menyala sebanyak 3 kali

 Dilakukan pelabelan dan diamati di mikroskop


8

PEMBAHASAN

Poliploidi adalah keadaan sel yang memiliki lebih dari dua genom dasar

(3x, 4x, 5x dan seterusnya), ditemukan banyak pada kingdom tanaman. Poliploidi

dapat berisikan dua atau lebih pasang genom dengan segmen kromosom yang

homolog, keseluruhan kromosom homolog atau keseluruhan kromosom tidak

homolog. Hal ini sesuai dengan literatur Friska dan Daryono (2017) yang

menyatakan bahwa Poliploidi adalah keadaan bahwa individu memiliki lebih dari

dua genom, lebih banyak dijumpai pada tumbuhan.

Manipulasi poliploidi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan jenis yang

mempunyai lebih dari 2 set kromosom (2n), berdasarkan pertimbangan pemuliaan

terhadap flora dan fauna untuk memperbaiki mutu yang lebih baik dari jenis atau

organisme sebelumnya. Hal ini sesuai dengan literatur Muamar (2013) yang

menyatakan bahwa Salah satu teknik pemuliaan untuk perbaikan sifat adalah

perakitan poliploidi.

Secara garis besar terdapat dua macam poliploidi hasil manipulasi yaitu

Autopoliploidi dan Allopoliploidi. Hal ini sesuai dengan literatur

Saraswati et al (2017) yang menyatakan bahwa Kromosom dapat diduplikasi

melalui mutasi sehingga memunculkan peristiwa poliploidi. Apabila kolkisin

digunakan pada konsentrasi yang tepat maka jumlah kromosom akan meningkat,

sehingga tanaman bersifat poliploid

Kelebihan organisme poliploid yang diberi perlakuan kolkisin adalah

secara morfologi ukurannya lebih besar (baik itu daun, batang, bunga, buah dan

inti sel) sehingga diharapkan mutunya lebih baik dibandingkan dengan tanaman

yang tidak diberi perlakuan menggunakan kolkisin (tanaman diploid). Hal ini
9

sesuai dengan literatur Sutarno dan Setyawan (2002) yang menyatakan bahwa

Apabila kolkisin digunakan pada konsentrasi yang tepat maka jumlah kromosom

akan meningkat, sehingga tanaman bersifat poliploid.

Kekurangan organisme poliploid yang diberi perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi terlalu tinggi maka penampilan tanaman menjadi lebih jelek, sel – sel

banyak yang rusak atau bahkan menyebabkan tanaman mati. Hal ini sesuai

dengan literatur MP (2014) yang menyatakan bahwa Poliploidi dapat berisikan

dua atau lebih pasang genom dengan segmen kromosom yang homolog,

keseluruhan kromosom homolog atau keseluruhan kromosom tidak homolog.


10

KESIMPULAN

1. Poliploidi adalah keadaan sel yang memiliki lebih dari dua genom dasar

(3x, 4x, 5x dan seterusnya), ditemukan banyak pada kingdom tanaman.

2. Manipulasi poliploidi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan jenis yang

mempunyai lebih dari 2 set kromosom (2n).

3. Secara garis besar terdapat dua macam poliploidi hasil manipulasi yaitu

Autopoliploidi dan Allopoliploidi.

4. Kelebihan organisme poliploid yang diberi perlakuan kolkisin adalah

secara morfologi ukurannya lebih besar.

5. Kekurangan organisme poliploid yang diberi perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi terlalu tinggi maka penampilan tanaman menjadi lebih jelek,

sel – sel banyak yang rusak atau bahkan menyebabkan tanaman mati.
11

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, S.E. Parjanto dan Supriadi. 2009. Pengaruh Kolkisin Terhadap Fenotipe
Dan Jumlah Kromosom Jahe (Zingiber Officinale Rosc.). Staf
Pengajar. Fakultas Pertanian. Universitas Muria Kudus.

Dewi, I.A.R.P dan Pharmawati, M. 2018. Penggandaan Kromosom Marigold


(Tagetes erecta L.) dengan Perlakuan Kolkisin. Program Studi
Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Udayana. Kampus Bukit Jimbaran Bali. Indonesia.

Friska, M dan Daryono, B.S. 2017. Derajat Ploidi Jahe Merah (Zingiber officinale
Roxb. var. rubrum Rosc.) Hasil Induksi Dengan Kolkisin. Program
studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Graha
Nusantara Tor Simarsayang. Padangsidimpuan. Sumatera Utara.

Kadi, A. 2007. Manipulasi Poliploidi Untuk Memperoleh Jenis Baru Yang


Unggul. Bidang Sumberdaya Laut. Pusat Penelitian Oseanografi-Lipi,
Jakarta.

MP. 2014. Teknologi Khusus Pemuliaan Tanaman Poliploidi Pada Semangka.


Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas
Brawijaya Malang

Muammar, A. 2013. Analisis Fenotip Dan Ploidi Tanaman Melon (Cucumis Melo
L.) Kultivar Hikadi Hasil Perendaman Ekstrak Daun Tapak Dara
(Catharanthus Roseus [L] G. Don.). Universitas Gadjah Mada.

Perwati, L.K. 2009. Analisis Derajat Ploidi dan Pengaruhnya Terhadap Variasi
Ukuran Stomata dan Spora pada Adiantum raddianum. Laboratorium
Ekologi dan Biosistematik. Jurusan Biologi FMIPA Undip.

Rahayu, E.M.D. Sukma, D. Syukur, M. Aziz, S.A. Irawati. 2015. Induksi


Poliploidi Menggunakan Kolkisin Secara In Vivo Pada Bibit Anggrek
Bulan (Phalaenopsis Amabilis (L.) Blume). Departemen Agronomi
Dan Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Saraswati,D.R. Rahayu, T dan Hayati, A. 2017. Kajian Pemberian Kolkisin


dengan Metode Tetes terhadap Profil Poliploidi Tanaman Zaitun
(Olea europaea). Jurusan Biologi FMIPA . UNISMA. Indonesia.

Sutarno, S dan Setyawan, A.D. 2002. Induksi Poliploidi Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.) dengan Pemberian Kolkisin. Jurusan Biologi FMIPA
UNS Surakarta Surakarta 57126.

Anda mungkin juga menyukai