Anda di halaman 1dari 4

FORMAT LAPORAN BIOKIMIA TANAMAN

“KROMATOGRAFI”

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.3 Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kromatografi


Pada dasarnya, kromatografi merupakan sebuah teknik pemisahan
campuran yang didasarkan oleh perbedaan distribusi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Susanti & Dachriyanusus (2011) bahwa, kromatografi ialah teknik yang
dilakukan dalam pemisahan fisik suatu campuran zat kimia (analit) yang
berdasarkan perbedaan migrasi atau distribusi dari tiap komponen campuran yang
terpisah pada fase diam (stationary phase) dibawah pengaruh fase gerak (mobile
phase). Hal serupa juga dikemukakan oleh Rubiyanto (2017) dalam buku yang
berjudul “Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum dan Pendekatan
Pembelajaran Kromatografi”, bahwa kromatografi merupakan teknik pemisahan
sebuah campuran senyawa dalam suatu sampel yang berdasarkan perbedaan
interaksi sampel dengan fasa diam dan fasa gerak.
Chromatography is an important biophysical technique, that enables the
separation, identification, and purification of the components of a mixture for
qualitative and quantitative analysis (Coskun, 2016). Kromotografi adalah teknik
biofisik penting yang memungkinkan terjadinya pemisahan, identifikasi, dan
pemurnian komponen campuran untuk dianalisis secara kualitatif dan kuantiitatif.
Chromatography comes from a Greek word "Chroma" which means' color 'and'
graphien 'which means' for writing ". This technique was originally developed by
Russian Botanist M. S. Tswett in 1903. It is analytical techniques used for
separation, purification and identification of the constituents of the mixture. It
works on the principle of the differential interaction of the solute with two distinct
phases, namely the stationary phase and moving phase (Priyadarshini et al, 2016).
Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata ‘Chroma’ yang berarti
‘warna’ dan ‘graphien’ yang berarti ‘untuk menulis’. Teknik ini pada awalnya
dikembangkan oleh seorang ahli botani yang berasal dari Rusia, yaitu M. S.
Tsweet pada tahun 1903. Teknik tersebut digunakan untuk pemisahan, pemurnian,
dan identifikasi konstituen dari sebuah campuran. Teknik ini diterapkan pada
prinsip interaksi diferensial zat terlarut dengan dua fase berbeda, yakni fase diam
dan fase bergerak.
2.2 Macam-macam Kromatografi
Menurut Kurniawati (2017), berdasarkan teknik kerjanya, kromatografi
terbagi menjadi beberapa macam, yaitu kromatografi kertas, kromatografi kolom,
kromatografi lapis tips, kromatografi gas dan kromatografi cair kinerja tinggi.
a. Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas merupakan metode kromatografi pemisahan suatu
campuran senyawa dengan menggunakan kertas kromatografi yang dirancang
sedemikian rupa sebagai fase diam menjadi senyawa indifidu (Priyadarshini et
al, 2016). Dalam pengertian lain yang dikemukaan oleh Kurniawati (2017)
bahwa kromotografi kertas ialah teknik dengan menggunakan kertas selulosa
murni yang memiliki afinitas besar teradap air maupun pelarut polar lain.
b. Kromatografi Kolom
Menurut Priyadarshini et al (2016), kromatografi kolom dapat
menghasilkan resolusi yang lebih tinggi dari metode pemurnian lainnya dan
lebih efisien dalam pemurnian protein. Kromatografi ini didasarkan atas
absorbsi komponen campuran yang memiliki afinitas berbeda terhadap
permukaan fase diam. Senyawa yang dipisahkan dengan menggunakan
metode kromatografi kolom mempunyai mekanisme yang sama dengan
metode kromatografi lain. Terdapat perbedaan antara gaya antar molekul yang
ada dalam sampel dengan fasa gerak (cair) dan antara komponen dengan fasa
diam (padat) (Rubiyanto, 2017).
c. Kromatografi Lapis Tipis
Handayani (2017) berpendapat bahwa metode kromatografi lapis tipis ini
merupakan teknik yang paling cocok digunakan untuk analisis. Kromatografi
lapis tipis adalah kromatografi palanar, dimana fase diam berupa lapisan
seragam yang terdapat pada permukaan bidang datar. Metode ini merupakan
cara untuk memisahkan campuran senyawa menjadi senyawa murninya serta
untuk mengetahui kuantitasnya.
d. Kromatografi Gas
Kromatografi gas merupakan metode dimana terdapat fase pembawa yang
terdiri dari gas sebagai He atau N2, dan fase gerak yang merupakan gas inert
dengan dilewatkan melalui kolom bertekanan tinggi. Teknik kromatografi gas
ini menjadi teknik yang sederhana, multifaset, sangat sensitif, dan diterapan
dengan cepat dalam pemisahan molekul yang sangat kecil (Coskun, 2016).
e. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Kromatografi cair kinerja tinggi ialah teknik yang digunakan dalam
pemisahan yang lebih efisien yang dapat menjadi pelengkap komotografi gas.
Teknik ini dapat menghasilkan efek pemisahan yang baik (Susanti &
Dachriyanusus, 2011). Dengan meggunakan teknik komatografi cair kinerja
tinggi ini akan memungkinkan melakukan analisis struktural, fungsional, dan
pemurnian banyak molekul dalam waktu singkat (Coskun, 2016).

2.3 Prinsip Kerja Kromatografi Kertas


2.4 Pigmen Warna Pada Tumbuhan
2.5 Definisi Rf

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.2 Cara Kerja
3.3 Analisa Perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan


Daun Klorofil A Klorofil B Jarak yang
digerakkan
pelarut dari
titik asal
U1 U2 U1 U2
Bayam
Hijau
Bayam
Merah

4.2 Hasil Perhitungan


4.3 Pembahasan Umum
a. Perbandingan nilai Rf bayam merah dan bayam hijau
b. Hubungan antara nilai Rf dengan identifikasi pigmen

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Susanti, M., & Dachriyanusus. 2011. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Sumatera
Barat: LPTIK (Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi).
Rubiyanto, D. 2017. Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum dan
Pendekatan Pembelajaran Kromatografi. Yogyakarta: Deepublish.
Coskun, O. 2016. Separation techniques: Chromatoraphy. North Clin Istanb 3 (2):
156-160.
Priyadarshini, R., Raj, G. M., & Shewade, D. G. 2016. Chromatography – The
Essence of Bioanalysis. European Journal of Biomedical and
Pharmaceutical Sciences 3 (1): 366-377.
Kurniawati, A. D. 2017. Kromatografi. Bahan Ajar. Universitas Brawijaya:
Malang.
Handayani, E. W. 2017. Profil Kromatografi Ekstrak Etanol Kelopak Bunga
Mambros Hijau. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 13 (3): 140-145.
Note: Data hasil pengamatan yang ada di akhir video Youtube dan jarak yang
digerakkan pelarut dari titik asal yaitu 10 cm.

Anda mungkin juga menyukai