Anda di halaman 1dari 10

ISOLASI SENYAWA FENOLIK DARI LICHEN USNEA

I. Pendahuluan

1.1 Tujuan
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi senyawa golongan
fenolik dari Usnea sp.
2. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa golongan fenolik

II. Tinjauan Pustaka


2.1 Tinjauan Botani

Gambar 1. Usnea sp.1

2.1.1 Klasifikasi Kayu Angin

Berdasarkan taksonomi, tumbuhan Usnea sp. dapat diklasifikasikan sebagai


berikut :

Kingdom : Plantae

Filum : Thallophyta

Kelas : Ascolichens

Ordo : Lecanorales
Famili : Usneaceae

Genus : Usnea

Spesies : Usnea sp.1

2.1.2 Morfologi Kayu Angin

Tumbuh menempel secara tegak atau berjumbai pada kulit pohon.


Panjangnya sampai 30 cm atau lebih. Batang berbentuk benang, umumnya bulat
memanjang, cabangnya bervariasi, sering kasar, bewarna hijau kelabu atau hijau
kekuningan. Tanaman ini tumbuh sebagai epifit pada pohon kayu di ketinggian
lebih dari 800 MDPL. 1

Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini
mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:

- Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa
jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian
ini tebal dan berguna untuk perlindungan.
- Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah
korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-
hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc, Rivularia dan
Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial
sebagai organ reproduksi.
- Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala
arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang
lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan
tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu
untaian hubungan antara dua pembuluh.
- Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan
kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines). Ada
beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini
digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya
sebagai proteksi. 9

Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan
rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih
terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian
atas dan kanan disebut apothecia dan lapisan coklat di atasnya disusun oleh asci,
yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.9

2.1.3 Habitat dan Penyebaran

Usnea .sp bergelantung di udara,menempel pada pohon-pohon di


pegunungan, tidak bergantung pada dataran tinggi, tempat hidupnya mulai dari
permukaan laut oleh karena itu lichen ini dapat ditemukan mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi. Hampir terdapat di daerah pegunungan di Indonesia,
Malaysia, India, Cina, Jepang, Eropa, Amerika, Afrika, Australia, dan Selandia
Baru. Di Indonesia dapat ditemukan hampir disemua pegunungan dengan
ketinggian 1000 MDPL, di Sumatra ditemukan di kaki Gunung Kerinci. 5

2.2 Kandungan Kimia

Umumnya Lichen Usnea.sp mengandung (+)- asam usneat, antara lain :


U.dasypoga, U.uspera, U.langisima, U,impicita, U.auneola, U.florida, U.nirta,
U.flentalis. Akan tetapi,Usnea.sp yang mengandung (-)- asam usneat masih perlu
diteliti lagi karena senyawa ini mengandung aktivitas biologi antitumor. 6

Selain asam usneat, beberapa peneliti menemukan asam-asam lainnya yang


ada dalam Usnea sp, misalnya asam galat, asam salizlinat, dan asam horstiktat oleh
spesies U.barbatat dan U.rubricunda. U.aspera mengandung asam norstiktat. Selain
itu di dalam Usnea.sp juga terkandung sterol. Asam-asam amino,asam askorbat dan
bebrapa senyawa lain baru bisa didentifikasi secara kuantitatif. 6
Gambar 2. Asam Galat Gambar 3. Asam Salisilat

2.3 Kegunaan Tradisional

Kayu angin merupakan obat tradisional yang umum digunakan di seluruh


kepulauan Nusantara dan terdapat pada berbagai ramuan Jawa. Penggunaanya
sebagai adstringensia, obat sakit peru, sariawan mulut, dan mencret. 2

2.4 Uji bioaktivitas

2.4.1 Ekstrak

Analisis fisikokimia ekstrak metanol dan kloroform dari lichen U


cylindrical ditentukan dengan metode HPLC UV. Menunjukkan senyawa fenolik
di kedua ekstrak adalah depsidone dan asam salazinik. Selainasam salazinik,
ekstrak yang diuji dari U.cylindrical mengandung asam norstiktat, metil-β- orsinol
karboksilat, etil haematomma, atranorin, dan asamusna dalam jumlah yang
berbeda.

2.4.2 Senyawa murni

Asam usneat adalah salah satu jenis asam yang diperoleh dari lumut kerak
genus usnea, juga dapat diperoleh dari genus romalina ( usreaceae ) dan clodonia (
clodaranceae ). Beberapa jenis asam usneat banyak ditemukan dan digunakan
sebagai obat untuk berbagai macam penyakit diberbagai negara terutama di
Indonesia, asam usnat ditemukan dalam beberapa produk sesuai di Indonesia. 4
Gambar 4. Asam Usnat
Asam usnat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri seperti S.aureus,
tetapi tidak efktif terhadap bakteri gram negatif seperti Salmonella.sp dan Eschericia coli.
Pada konsentrasinya yang rendah asam usnat bersifat bakteriostatik dan pada konsentrasi
tinggi sebagai bakterisida. Mekanisme kerja asam usnat sebagai antibakteri adalah
menghambat sintesis protein dan menghambat siklus fosforilasi oksidatif. 4

2.5 Cara Ekstraksi yang Dipakai

Ekstraksi lichen Usnea.sp dilakukan dengan metoda maserasi menggunakan


pelarut etil asetat. Digunakan proses maserasi karena senya asam usnat pada Usnea
sp tidak tahan atau rusak terhadap pemanasan pada temperatur yang tinggi. Metoda
maserasi juga merupakan metoda ekstraksi yang paling sederhana yang tidak perlu
mengeluarkan biaya banyak dan sederhana dalam pengerjaannya. 6

2.6 Cara pemurnian

Untuk pemisahan komponen-komponen senyawa dalam campuran dapat


digunakan teknik kromatografi. Dimana metoda ini didasarkan pada distribusi
komponen di anatar dua fase yang tidak bercampur yakni fase diam dan fase gerak.
Mekanisme distribusinya komponen-komponen dapat disebabkan oleh peristiwa
partisi, reaksi pertukaran ion dan difusi komponen kedalam pori-pori fase diam,
komponen cairan akan bergerak dengan kecepatan berbeda sehingga terjadi
pemisahan. Beberapa teknik kromatografi yang digunakan adalah KLT,
kromatografi kolom, dan KCKT. 3

III. Prosedur Percobaan


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunkan pada praktikum inni adalah wadah untuk maserasi,
corong, botol 500 ml, botol 100 ml, vial, pipet tetes, alat rotary
evaporator, chamber, pentotol
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan ppada praktikum ini adalah Usnea 30 g, n-heksan,
etil asetat, metanol, n-heksan, penampak noda fenolik (FeCl3), kapas, plat
KLT

3.2 Cara Kerja

1. Sebanyak 50 gr kayu angin ditimbang dan dirajang sampai halus


2. Di maserasi dengan etil asetat selama tiga hari
3. Maserat diuapkan dengan rotary evaporator sampai kental
4. Dilakukan rekristalisasi menggunakan pelarut etil asetat dan metanol
5. Kristal yang terbentuk dikumpulkan dalam satu wadah
6. Lakuakan uji kemurnian untuk asam usnat yang didapatkan dengan
menggunakan KLT dan lihat noda di bawah sinar UV dengan panjang
gelombang 254 nm.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Organoleptis

Gambar 7. Hasil kristal asam usnat

Warna : kekuningan
Bau : tidak berbau
Rasa :-
Bentuk : kristal serbuk

2. Perhitungan rendemen

Berat kristal = 1,093 gram

Rendemen = Jumlah senyawa isolat


X 100%
Jumlah sampel

= 0,1971 gram
X 100%
100 gram

= 0.19 %

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai isolasi senyawa asam usnat dari kayu
angin (Usnea sp.). Sampel kayu angin yang digunakan yaitu sebanyak 10 gram
yang sudah dirajang sampai halus atau bentuk serbuk sehingga luas permukaan
sampel bertambah besar dan kontak antara pelarut ke dalam membran sel juga akan
bertambah besar sehingga mudah dalam proses pelarutan senyawa-senyawa yang
terkandung di dalam sampel. Proses ekstraksi yang digunakan pada sampel ini yaitu
maserasi dengan menggunakan pelarut etil asetat. Asam usnat ini memiliki sifat
kepolaran yaitu semi polar karena itulah pelarut untuk ekstraksi kayu angin
digunakan etil asetat. 8

Hasil dari maserasi tadi kemudian diuapkan pelarutnya menggunakan


rotary evaporator hingga tinggalah ekstrak yang kental dan kering. Lakukan
rekristalisasi asam usnat yang telah didapatkan dari hasil rotary tadi dengan
menggunakan pelarut etil asetat dan metanol dengan etil asetat menarik kristal dan
metanol menarik pengotor yang ada pada meserat. Jika sudah didapatkan kristal
asam usnat maka hitunglah rendemen kristal yang didapatkan dari sampel awal.
Rendemen inilah yang menentukan banyaknya kristal yang terkandung dalam
sampel Usnea yang digunakan. Rekristalisasi dilakukan untuk membersihkan
kristal dari zat pengotornya, sehingga didapatkan kristal yang murni tanpa zat
pengotor. Dari praktikum didapatkan berat kristal sebesar = 0,1971 gram dan dapat
dihitung % rendemennya sebesar = 0,19 %. 7

V. Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan sebagai


berikut :

1. Dari usnea sp. 100 gram didapatkan kristal sebanyak 0,1971 gram.

2. Kristal berupa jarum berwarna kekuningan.

3. Rendemen yang didapatkan adalah sebesar 0,19 %.

5.2 Saran

Saran untuk praktikan selanjutnya, agar lebih baik :


1. Harus lebih berhati-hati dalam bekerja.
2. Pahami cara kerja dan prinsip-prinsip kerja yang ada pada setiap objek.
3. Harus lebih sabar, teliti agar mendapatkan hasil isolasi senyawa yang lebih
murni lagi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Adi, Lukas Tersono. Tanaman Obat dan Jus untuk Asam Urat. Jakarta :
Gramedia. (2008)
2. Alvin, Kershaw, K.L. The Observer’s Book of Lichen’s. London : England
prp. (1963)
3. Djamal, Rusdji. Prinsi-prinsip Dasar Bekerja dalam Bidang Kimia Bahan
Alam. Padang: Universitas Andalas. (1988)
4. Endarti, Soediro. Kajian Aktivitas Asam Usneat Terhadap Bakteri
Penyebab Bau Badan. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Vol 3,no 1. (2016)
5. Golloway, D.J. Tropical Lichen : Their Sistematic Conversation and
Ecology. Oxford: Clasenon Pres. (2015)
6. Maulidiyah. Isolasi dan Identifikasi Senyawa (-)- Asam Usneat dari Lichen
Usnea.sp serta Aktivitas dan Sitotoksiknya Terhadap Sel Norine Leukimia
P388. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia.Vol 5,no 1.hal 40-44. (2015)
7. Rosengarten, F. The Book of Species. Newyork : A Pyramid Book. (1990)
8. Stark,et al. Methode of Isolation of Usnic Acid from Rosdira raticulata.
Juournal of the Chemical Soctery. Vol 4,no 72. (2019)
9. Yurnaliza. Lichens (Morfologi, Klasifikasi dan Kegunaan). Medan: USU.
(2002)

Anda mungkin juga menyukai