0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
235 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kerukunan antar umat beragama, termasuk pengertian kerukunan antar umat beragama menurut Islam, nilai-nilai Al-Qur'an dalam upaya terciptanya kerukunan, perdamaian sebagai wujud kerukunan, upaya pemerintah dalam menjaga kerukunan, dan penyebab rusaknya hubungan antar umat beragama.
Dokumen tersebut membahas tentang kerukunan antar umat beragama, termasuk pengertian kerukunan antar umat beragama menurut Islam, nilai-nilai Al-Qur'an dalam upaya terciptanya kerukunan, perdamaian sebagai wujud kerukunan, upaya pemerintah dalam menjaga kerukunan, dan penyebab rusaknya hubungan antar umat beragama.
Dokumen tersebut membahas tentang kerukunan antar umat beragama, termasuk pengertian kerukunan antar umat beragama menurut Islam, nilai-nilai Al-Qur'an dalam upaya terciptanya kerukunan, perdamaian sebagai wujud kerukunan, upaya pemerintah dalam menjaga kerukunan, dan penyebab rusaknya hubungan antar umat beragama.
DOSEN PENGAMPU : Gusti Muhammad Irhamna Husin, M.Pd.I.
Noor Ainah, S.Th.I.,M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2021 A. Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama Kerukunan antar umat beragama adalah keadaan hubungan antar umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam pengamalan ajaran agama serta kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Eksistensi kerukunan ini sangat penting, di samping karena merupakan keniscayaan dalam konteks perlindungan hak asasi manusia (HAM), juga karena kerukunan ini menjadi prasyarat bagi terwujudnya integrasi nasional, dan integrasi ini menjadi prasyarat bagi keberhasilan pembangunan nasional. Kerukunan umat beragama itu ditentukan oleh dua faktor, yakni sikap dan perilaku umat beragama serta kebijakan negara/pemerintah yang kondusif bagi kerukunan. B. Kerukunan Umat Beragama Menurut Islam Dari segi agama, ajaran Islam menunjukkan universalisme dengan doktrin monoteisme dan prinsip kesatuan alamnya. Tiap manusia tanpa perbedaan diminta untuk Bersama-sama menerima satu dogma yang sederhana dan dengan itu ia termasuk ke dalam suatu masyarakat yang homogin, yakni dengan membaca dua kalimat syahadat. Esensi ajaran Islam terletak pada penghargaan kepada kemanusiaan secara universal. Yang berpihak kepada kebenaran, kebaikan dan keadilan dengan mengedepankan kedamaian; menghindari pertentangan dan perselisihan, baik antar umat beragama Islam maupun agama lain. Dengan demikian, tampak bahwa nilai-nilai ajaran Islam menjadi dasar bagi hubungan universal antar manusia tanpa mengenal suku, bangsa, dan agama. C. Nilai-nilai Al-Qur’an dalam upaya tercipta kerukunan Al-Qur’an telah menerapkan beberapa prinsip toleransi beragama, seperti dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 dan QS. Al-Maidah ayat 82, yang artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”[2] (QS. Al-Hujurat ayat 13) “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga.) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.” Dari QS. Al-Hujurat ayat 13 tersebut dapat dianalisis bahwa Allah menciptakan manusia di dunia ini berbeda-beda dengan tujuan agar saling mengenal, melakukan tindakan muamalah secara manusiawi. Dalam ayat tersebut juga menunjukkan bahwa Islam pada esensinya memandang manusia dan kemanusiaan secara sangat positif dan optimistis. Qs. Al-Maidah ayat 82 menunjukkan kemesraan hubungan Islam dan Kristen, yang dilakukan oleh Nabi Muhammad bersama umat kristiani di masanya. Betapa sikap saling menghormati, melindungi dan tolong menolong, bahkan dalam soal pelaksanaan ritual peribadatanpun telah dikukuhkan oleh Nabi semenjak awal kehadiran islam. D. Perdamaian Wujud dari Kerukunan Perdamaian tidak akan dapat dicapai secara instan, tapi diperlukan proses yang berkelanjutan dengan baik dalam proses pendidikan di lingkungan sekolah maupun masyarakat agar semakin tumbuh dan berkembangannya keharmonisan dan keselarasan hidup. Memahami kerukunan berarti memahami Islam itu sendiri, mengingat Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk mewujudkan perdamaian dan menghindarkan kekerasan. E. Upaya Pemerintah Dalam Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama Untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, terdapat beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu: 1. Menjalankan isi dari sila pertama pancasila dengan adanya mentri agama yang mengatur setiap hak beragama untuk saling menghargai. 2. Membangun rumah ibadat bagi masing-masing penganut agama 3. Peningkatan wawasan multikultural bagi para guru agama, penyuluh agama, siswa, mahasiswa dan para pemuda calon pemimpin bangsa. 4. Mendirikan dan memberdayakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) disetiap daerah. 5. Peningkatan kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah, tokoh agama, lembaga sosial keagamaan, dan masyarakat dalam pencegahan dan penanganan konflik. 6. Memberikan bimbingan dan pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya agar dapat berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib. 7. Penguatan peraturan perundang-undangan mengenai kerukunan umat beragama. 8. Mengedepankan dialog antar umat beragama, karena agama adalah persoalan rasa untuk men- jembatani ketidaktahuan dan kesalahpahaman. F. Penyebab Rusaknya Hubungan antar Umat Beragama Rusaknya hubungan antar umat beragama dapat dilihat dari adanya konfik internal antar umat beragama, yang disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : 1. Pemahaman yang menodai atau menyimpang dari agama 2. Pemahaman yang radikal, menganggap alirannya benar dan orang lain salah 3. Pemahaman yang liberal, bebas semaunya tanpa mengikuti kaedah yang ada Selain itu konflik antar umat beragama umumnya tidak murni disebabkan oleh faktor agama melainkan faktor ekonomi, politik dan sosial yang kemudian diagamakan. Beberapa penyebabnya seperti: 1. Adanya paham radikal disebagian kecil kelompok agama 2. Kurang efektifnya pelaksanaan regulasi baik karena status hukumnya yang masih dipersoalkan, kurangnya pemahaman sebagai aparatur negara atau kurangnyakesadaran sebagai tokoh dan umat beragama 3. Persoalan pendirian rumah ibadah atau cara penyiaran/penyebaran agama yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4. Penistaan terhadap agama 5. Adanya salah paham ayai informasi diantara pemeluk agama