dan Patofisiologisnya
DISUSUN OLEH :
ANGGRAINI IKA WARDANI
ARDIANA FINDA WIDYA RAHMAWATI
DINDA ARLIANA
NURRANY HUSDA
NUR AISYAH KARIMA
NUR WAHID BAYU SENDY
JENIS-JENIS PENYAKIT YANG
DISEBABKAN OLEH JAMUR
Penyebabnya adalah
Trichophyton mentagrophytes,
Trichophyton violaceum,
Microsporum cranis.
Merupakan infeksi jamur yang
menyerang daerah yang
berjanggut dan kulit leher,
rambut dan folikel rambut.
Penularan dengan kontak
langsung ataupun tak
langsung, contohnya
menyentuh benda yang
terkena jamur atau sisir yang
sama dengan pasien.
Tinea cruris
Penyebabnya adalah
Epidermophyton floccosum
atau Trichophyton sp.
Merupakan infeksi mikosis
superfisial yang mengenai
paha bagian atas sebelah
dalam. Pada kasus yang berat
dapat pula mengenai kulit
sekitarnya.
Penularan dari pemakaian
handuk atau pakaian yang
terkontaminasi atau melalui
kontak langsung dengan
penderita.
Dermatophytosis (Tinea pedis,
Athele foot)
Penyebabnya adalah
Trichophyton sp.
Merupakan infeksi jamur
superfisial yang kronis
mengenai kulit terutama
kulit di sela-sela jari kaki.
Dalam kondisi berat
dapat bernanah.
Penularan dapat melalui
kontak langsung dari
penderita
Tinea circinata (Tinea corporis)
Di sebabkan oleh
Jamur Candida
albicans.
Merupakan mikosis
yang menyerang kulit,
kuku atau organ tubuh
seperti jantung dan
paru-paru, selaput
lendir dan juga
vagina.
Menular melalui
sentuhan kulit yang
terkena jamur ini.
PATOFISIOLOGI PADA MIKOSIS
SISTEMIK
Infeksi jamur diawali dengan masuknya spora spora jamur
ke dalam tubuh atau melekatnya spora tersebut pada
kulit. Infeksi sistemik umumnya diawali dengan terhirupnya
spora ke dalam paru-paru, atau pada candidiasis
vulvovaginal infeksi dapat terjadi karena spora masuk
melalui lubang vagina karena kurangnya kebersihan.
Sebenarnya tubuh memiliki proses pertahanan terhadap
infeksi jamur, akan tetapi kekuatannya sayang bervariasi
antar individu tergantung tingkat daya tahannya. Pada
pasien dengan kondisi immunocompromised infeksi jamur
bahkan yang sifatnya oportunistik sangat mudah terjadi.
Setelah spora masuk dan melewati inti pertahanan tubuh,
dengan kondisi tertentu spora dapat berkembang menjadi
jamur dan membentuk koloni di dalam tubuh atau pada
jaringan superficial. Hal tersebut akan menimbulkan gejala
local maupun sistemik