Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IDENTIFIKASI, FUNGSI DAN PERANAN FUNGI


(JAMUR)

DISUSUN OELH : IKA PUTRI LESTARI


KELAS : X.IPA
MAPEL : BIOLOGI

SMA NEGERI 1 BUNGURAN TENGAH


2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas 
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas Biologi. Makalah ini dapat digunakan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi
tambahan dalam pelajaran Biologi khususnya tentang Fungi atau Jamur. Makalah ini
dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan
memahami tentang Fungi (Jamur) secara lebih lanjut.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang Fungi (Jamur). Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita
semua.

Harapan Jaya, 31 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang 1
B.Tujuan 1
C.Manfaat..........................................................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN 3
A. Arti Fungi 3
B. Morfologi Fungi 3
C. Cara Hidup Fungi 5
D. Reproduksi Fungi 6
E. Klasifikasi Fungi 7
F. Peran Fungi Dalam Kehidupan Manusia 8
BAB III. PENUTUP 9
A. Kesimpulan9
DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Dalam hidup ini, kita selalu dikelilingi dengan spesies-spesies makhluk hidup
yang beranekaragam salah satunya fungi. Fungi ada yang bersifat
menguntungkan dan ada pula ya ng bersifat merugikan. Kita telah mengenal
jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal
itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi
tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur
banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah
mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang,
jamur tiram, dan jamur kuping.

Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaah ilmiah dasar, terutama yang
berkaitan dengan morfogenesis. Mereka akan menjadi sangt penting di dalam
proses-proses komersial untuk menyediakan produk-produk yang bermanfaat,
termasuk antibody seperti penisilin. Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik
untuk lebih mendalami dan mengidentifikasi tentang fungi dan peranannya. Oleh
karena itu dalam makalah ini penulis membahas tentang ciri fungi, klasfikasi
fungi, reproduksi fungi, dan peranan dalam kehidupan manusia.

B.   Tujuan Penulisan


Beberapa tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini antara lain sebagai
berikut:
1.    Untuk mengetahui ciri-ciri fungi
2.    Untuk mengetahui tentang klasfikasi fungi
3.    Untuk mengetahu tentang reproduksi fungi
4.    Untuk mengetahui tentang peranan fungi dalam kehidupan manusia

1
C.   Manfaat
1. Dengan penulisan makalah ini, penulis mendapat pengalaman dan ilmu
pengetahuan tentang fungi dan peranannya
2. Dapat dijadikan bahan referensi dan sumber informasi bagi pembaca,
terutama bagi kalangan pelajar. pembaca mendapatkan informasi tentang
fungi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Arti Fungi
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrof . Mereka memerlukan senyawa
organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati yang terlarut,
mereka disebut safrofit. Safrofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan
kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kmia yang lebih sederhana, yang
kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan
kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungan kita bilamana
membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain. Jamur merupakan
kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi.
Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).Ciri-ciri jamur berbeda dengan
organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya.

B. Morfologi Fungi

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir
yang paling kecil tiddak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangay beragam
ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30
µm tau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas.

3
Tubuh atau talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan spora (sel
resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa
filament yang dianmakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10µm, dibandingkan
dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm. Hifa adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti
sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta
atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur
yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang
merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus
jaringan substrat.

Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :


1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dindingsekat atau
septum.
2. Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang
atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-
tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau sitoplasma dari satu
ruang ke ruang lain. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak
terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas.
3. Septet dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel
dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.
Miselium dapat vegetative (somatic) atau reprodutif. Beberapa hifa dari miselium
somatic menembus ke dalam medium untuk mendapatkan zat makanan. Miselium
reproduksi bertanggungjawab untuk pembentukan spora dan biasanya tumbuh
meluar ke udara dari mideum.

4
 C.  Cara Hidup Fungi
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua
zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,
Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b.    Parasit fakultatif
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang
yang, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c.    Saprofit
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit
mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana
sehinggamudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis

5
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang
hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.

Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasidengan


banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada
yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air
biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

D.   Reproduksi Fungi


Secara alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara
aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula
secara seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada
pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa.
Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari tonjolan kecil pada sel inang.

Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam


jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual, yaitu:

1. Konidiospora atau konidium.Konidium yang kecil dan bersel satu disebut


mikrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi sutu hifa.
2. Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang
disebut sporangium di ujung hifa khusus.
3. Oidium tau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya
sel-sel hifa.
4. Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatic.
5. Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan


konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu

6
persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama
adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami
(peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk
bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel
dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga
beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera
melakukan pembelahan meiosis.
Ada beberapa tipe spora seksual, yaitu:

1. Askospora; Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung
yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam
setiap askus.
2. Basidiospora; Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk
gada yang dinamakan basidium.
3. Zigospora; Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk
apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangia.
4. Oospora; Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium. Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di
dalam anteredium menghasilkan oospora.

 E.   Klasfikasi Fungi


Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk
anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang
dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Fungi dibagi atas 6 divisi yaitu :

1. Myxomycotina (Jamur lendir); Myxomycotina merupakan jamur yang


paling sederhana.

7
2. Oomycotina; Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-
cabang dan mengandung banyak inti.
3. Ascomycotina; Anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang
merupakan tempat dihasilkannya askospora.
4. Basidiomycotina; Basidiomycotina dicirikan oleh adanya basidispora yang
terbentuk di luar pada ujung atau sisi basidium.
5. Deutromycotina; Kelas ini meliputi jamur yang tingkat reproduksinya
seksualnya belum ditemukan.

F.    Peranan Fungi dalam Kehidupan Manusia


Jamur sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam ekosistem jamur dan
bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis jamur dapat
dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping itu jamur ada
juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Berikut ini beberapa jamur yang menguntungkan dan merugikan dalam
kehidupan manusia.
1. Jamur yang menguntungkan adalah sebagai berikut:
Rhizopus Oryzae, untuk pembuatan tempe
Mucor Javanicus, untuk pembuatan tape.
Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman alcohol.
Aspergillus oryzae, untuk pembuatan roti
Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap
Penicillum notatum dan penicillum chrysogenum, menghasilkan
antibiotic.
 2.    Jamur yang merugikan antara lain sebagai berikut:
Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin
Aspergillus fumigates, penyebab pennyakit paru-paru pada burung
Exobasidium vexans, parasit pada tanaman.
Amanita phalloides, menghasilkan racun balin.
Epidermophyton flocosum, penyebab penyakit kaki atlet.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah makalah ini, maka penulis menyimpulkan bahwa :


1. Ciri-ciri dari fungi yaitu sel jamur bersifat eukariotik, jamur bersifat
heterotrof, makanan diperoleh dari lingkungannya, memiliki hifa.
2. Jamur dikelompokkan menjadi 6 divisio yaitu: Myxomycotina, oomycotina,
ascomycotina, basidiomycotina, dan deutromycotina.
3. Fungi memperbanyak diri secara vegetative dan secara generative.
4. Fungi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam ekosistem jamur
dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis jamur
dapat dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping itu
jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan,
dan manusia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, Indrawati, dkk..2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia.
Gillespie, Stephen. 2008. At a Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi.
Jakarta: Erlangga.
Brooks, Geo F.,dkk..2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba
Medika.
Karim, Murniah. 2007. Biologi. Makassar: UNM Press.
Suwarno. 2009. “Dasar-dasar Mikrobiologi”. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Yani, Riana. Musarofah. Dkk. 2009. “Biologi Kelas 10”. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Widayati, Sri. Rochmah, Siti Nur. Zubedi. 2009. “Biologi Kelas 10”. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Subardi. Nuryani, Pranomo, Shidiq. 2009. “Biologi Kelas 10”. Jakarta:

10

Anda mungkin juga menyukai