Anda di halaman 1dari 29

Mekanisme

Pembelahan Sel pada


Sel Prokariotik Beserta
Pola Pertumbuhannya

Reproduksi secara
aseksual

Metode reproduksi primer dari sel prokariotik


adalah pembelahan biner. Pembelahan biner
(pembelahan menjadi separuh) merupakan
cara reproduksi aseksual yang dilakukan oleh
semua organisme prokariotik dan beberapa
organisme eukariotik, termasuk jamur. Selain
untuk menggandakan diri, proses ini juga
terjadi pada sel-sel dari organisme eukariotik
oleh beberapa organel.

Gambar 1: Sel Prokariotik


Sel prokariot, seperti sel bakteri, dapat
melakukanpembelahan biner setiap 20 menit.
Hal tersebut memberikan bakterikemampuan
memperbanyak diri yang menakjubkan.

Mekanisme pembelahan
biner:

Mekanisme pembelahan
biner:

Sebuah sel muda di fase awal siklus


Sebuah sel tua mempersiapkan bagian
dengan memperbesar dinding sel, membran
sel dan volume keseluruhan. Di tengah sel,
dinding mengembangkan takik yang akhirnya
akan membentuk septum
(pembatas)transversal, dan kromosom
digandakan kemudian menempel pada
membran khusus

Mekanisme pembelahan
biner (cont)

Dinding septum tumbuh ke dalam, dan


kromosom yang ditarik ke arah ujung sel yang
berlawanan sebagai membran membesar.
Komponen sitoplasmik lainn yang
didistribusikan (acak) kedua sel berkembang


Septum disintesis sepenuhnya melalui
pusatsel, dan membran sel patch itu sendiri
sehingga ada dua bilik sel terpisah


Pada titik ini, sel anak dibagi. Beberapa bagian
khusus akan memisahkan sepenuhnya seperti
yang ditunjukkan di sini, sementara yang lain
akan tetap melekat, membentuk rantai atau
doublet


Hal yang juga penting dalam pembelahan
biner adalah timing, karena organisme harus
melakukannya pada saat yang tepat. Proses
penentuan timing ini diatur oleh cincin
septum, cincin protein yang membentuk
sekitar pertengahan sel, yang mendorong
untuk dibagi secara merata tanpa merusak
DNA atau dinding sel.


Kesalahan dalam proses pembelahan akan
berpengaruh pada pembentukan sel anak
dengan DNA lengkap atau salinan tambahan
dari gen tertentu. Oleh sebab itu, cincin
septum dirancang untuk mencegah kesalahan
tersebut.

Reproduksi Bakteri
secara
seksual
Selain proses reproduksi dengan pembelahan
biner, banyak prokariota yang juga dapat
bereproduksi secara seksual. Reproduksi
seksual merupakan hal penting, sebab
resproduksi seksual memberikan kontribusi
terhadap keragaman genetik dengan
memadukan gen dari berbagai individu.
Reproduksi seksual akan membuat keragaman
dan menjaga spesies yang beragam.


Bakteri melakukan reproduksi secara seksual
dengan cara rekombinasi gen. Rekombinasi
genadalah peristiwa bercampurnya sebagian
materi gen (DNA) dan dua sel bakteri yang
berbeda sehingga terbentuklah DNA
rekombinan. Dalam rekombinasi gen, akan
dihasilkan dua sel bakteri dengan maten
genetik campuran dari kedua induknya.
Rekombinasi gen dapat terjadi melalui
konjugasi, transduksi, dan transformasi.

Konjugasi

Konjugasi memungkinkan bakteri untuk


mentransfer bagian dari gen mereka ke
bakteri yang lain ketika mereka kontak. Ketika
bakteri melakukan konjugasi, mereka
memanfaatkan struktur yang dikenal sebagai
pilus untuk mentransfer gen.

Konjugasi

Transformasi

Transformasiadalah rekombinasi gen yang


terjadi melalui pengambilan langsung sebagian
materi gen dari bakteri lain, yang dilakukan oleh
suatu sel bakteri. Dalam teknologi rekayasa gen,
bakteri yang tidak dapat melakukan transformasi
secara alamiah dapat dipaksa untuk menangkap
dan memasukkan suatu plasmid rekombinan ke
dalam selnya dengan cara memberikan kalsium
kiorida atau melalui suatu proses yang disebut
kejut-panas (heat shock).

Transformasi


Dengan menggunakan transformasi, bakteri
dapat mengambil DNA dari lingkungan.
Biasanya, transformasi dilakukan oleh bakteri
hidup mengambil DNA dari sel-sel bakteri
mati, diikuti oleh bakteri mengikat DNA tua,
mengangkut di atas membran. Sel bakteri
kemudian menggabungkan DNA baru,
menciptakan, sel bakteri baru berubah yang
kemudian mengalami pembelahan biner untuk
menghasilkan jenis bakteri unik secara
genetik dibandingkan dengan yang asli.

Transduksi

Transduksiadalah rekombinasi gen antara dua


sel bakteri dengan menggunakan virus fag.
Virus fag yang telah menginfeksi suatu bakteri
pada daur litik maupun lisogenik akan
mengandung partikel DNA bakteri. Bila virus
fag tersebut menginfeksi bakteri lainnya,
maka terjadilah rekombinasi gen pada bakteribakteri yang terinfeksi fag. Virus fag temperat
(virus yang dapat bereproduksi secara litik
maupun lisogenik) merupakan virus yang
paling cocok untuk proses transduksi.

Transduksi

Transduksi

Transduksi adalah salah satu jenis yang paling


rumit dari pertukaran DNA yang terjadi. Jenis
rekombinasi bakteri melibatkan bakteriofag,
yang bertindak sebagai virus yang
menginfeksi sel bakteri. Ketika bakteriofag
menempel pada sel bakteri, itu menyisipkan
bit DNA ke dalam bakteri dan bertindak
sebagai parasit. Virus ini kemudian
memanfaatkan enzim dalam sel bakteri untuk
mereplikasi, melisiskan atau membelah sel
bakteri.

Kurva Pertumbuhan
Bakteri

Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai


pertambahan jumlah atau volume serta
ukuran sel. Pada organisme prokariot seperti
bakteri, pertumbuhan merupakan
pertambahan volume dan ukuran sel dan juga
sebagai pertambahan jumlah sel.
Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti
suatu pola pertumbuhan tertentu berupa
kurva pertumbuhan sigmoid.

Gambar 6. Kurva Pertumbuhan Bakteri, menunjukkan empat


fase pertumbuhan: a= fase lag; b=fase eksponensial;
c=fase stasioner dan d=fase kematian populasi

FASE LAG

Setelah inokulasi, terjadi peningkatan ukuran


sel, mulai pada waktu sel tidak atau sedikit
mengalami pembelahan. Fase ini, ditandai
dengan peningkatan komponen
makromolekul, aktivitas metabolik, dan
kerentanan terhadap zat kimia dan faktor
fisik. Fase lag merupakan suatu periode
penyesuaian yang sangat penting untuk
penambahan metabolit pada kelompok sel,
menuju tingkat yang setaraf dengan sintesis
sel maksimum.

FASE LOG/PERTUMBUHAN
EKSPONENSIAL

Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel berada


dalam keadaan pertumbuhan yang seimbang.
Selama fase ini, masa dan volume sel meningkat
oleh faktor yang sama dalam arti rata-rata
komposisi sel dan konsentrasi relatif metabolit
tetap konstan. Selama periode ini pertumbuhan
seimbang, kecepatan peningkatan dapat
diekspresikan dengan fungsi eksponensial alami.
Sel membelah dengan kecepatan konstan yang
ditentukan oleh sifat intrinsik bakteri dan kondisi
lingkungan.

FASE STASIONER

Pada saat digunakan kondisi biakan rutin,


akumulasi produk limbah, kekurangan nutrien,
perubahan pH, dan faktor lain yang tidak
diketahui akan mendesak dan mengganggu
biakan, mengakibatkan penurunan kecepatan
pertumbuhan. Selama fase ini, jumlah sel
yang hidup tetap konstan untuk periode yang
berbeda, bergantung pada bakteri, tetapi
akhirnya menuju periode penurunan populasi.

FASE PENURUNAN POPULASI


ATAU FASE KEMATIAN

Pada saat medium kehabisan nutrien maka


populasi bakteri akan menurun jumlahnya,
Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih
banyak daripada sel yang hidup.

Referensi:

Alim, Tanri. 2013. Jenis-jenis Pembelahan Sel. http://www.biologisel.com/2013/02/jenis-jenis-pembelahan-sel.html. Diakses pada


27 Oktober 2015.
Anonim. 2013. Pembelahan Sel Pada Sel Bakteri. Yogyakarta:
FMIPA UII
Anonim. 2013. Binary fission.
http://www.britannica.com/science/binary-fission. Diakses pada 27
Oktober 2015.
Anonim. 2005. Binary Fission and other Forms of Reproduction in
Bacteria. https://micro.cornell.edu/research/epulopiscium/binaryfission-and-other-forms-reproduction-bacteria. Diakses pada 27
Oktober 2015.
Campbell, Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai