Anda di halaman 1dari 5

SITOSKELETON

sitoskeleton sitoplasma adalah jaringan kompleks yang terdiri atas (1)


mikrofilamen (filamen aktin), (2) mikrotubulus, dan (3) filamen intermediet. Struktur ini
memberi petunjuk pada sel, berperan penting bagi pergerakan organel dan vesikel
sitoplasma, dan juga mementingkan pergerakan keseluruhan sel (histologi dasar
junqueira,2011)
1. Mikrofilamen

Mikrofilamen adalah elemen terkecil (garis tengah 6 nm) sitoskeleton. Mikrofilamen


yang paling jelas terlihat di sebagian besar sel adalah yang tersusun atas aktin, molekul
protein yang berbentuk globular mirip tubulin. Tidak seperti tubulin, yang menbentuk
tabung berongga, aktin tersusun dakam dua untai yang saling memilin membentuk
mikrofilamen. Di sel otot, protein miosin membentuk mikrofilamen jenis lain. Pada
kebanyakan sel, miosin tidak terlalu banyak dan tidak membentuk filamen yang jelas.
(fisiologi manusia sherwood edisi 8,2014)

Mikrofilamen menjalankan dua fungsi : (1) berperan penting dalam sistem


kontraktil sel, dan (2) bekerja sebagai pengeras mekanis untuk beberapa cuatan spesifik.
(fisiologi manusia sherwood edisi 8,2014)

Mkrofilaments with fluorescent label

Gambar 5.1 Mikrofilamen

2. Mikrotubulus

Mikrotubulus adalah elemen sitoskeleton terbesar. Struktur ini berbentuk tabung


panjang berongga tak-bercabang yang ramping (diameter 22 nm), terutama tersusun atas
tubulin, molekul protein globular kecil. (fisiologi manusia sherwood edisi 8,2014)

Mikrotubulus berperan penting dalam beberapa pergerakan sel yang kompleks,


meliputi (1) transpor vesikel sekretorik atau bahan lain dari satu bagian ke bagian lain sel,
(2) pergerakan juluran khusus sel, misalnya silia atau flagela, serta (3) distribusi
kromosom selama pembelahan sel melalui pembentukan gelendong mitotik. (fisiologi
manusia sherwood edisi 8,2014)
Gambar 5.2. Mikrotubulus

3. Filamen Intermediet

Filamen intermediet dinamai demikian karena berdiameter 8-12 nm. Lebih besar sari diameter
mikrofilamen namun lebih kecil dari diameter mikrotubulus. Filamen intermediet terspesialisasi
untuk menahan tegangan (seperti mikrofilamen) dan terdiri dari berbagai kelas unsur
sitoskeleton. Setiap tipe tersusun dari sub unit molekular berbeda yang tergolong kedalam
satu famili protein,yang antara lain beranggotakan keratin. Sebaliknya, mikrotubulus dan
mikrofilamen mempunyai diameter dan komposisi yang tetap pada semua sel eukariot.
(biologi campbell jilid 1, edisi 8)

Keratin yang ditemukan dalam sel epitel dan juga membentuk rambut dankuku

Lamin inti yang menstabilisasi selaput inti.

Neurofilament menguatkan axon syaraf yang panjang.

Vimentin memberi kekuatan mekanik otot dan sel lain.


Gambar 5.3. Filamen intermediet sel epitel

Sebagai contoh adalah sitoskeleton dalam sel epitelial

Dalarn sel epitel/kulit usus halus terdapat tiga macam fiber. Mikrofilamen terdapat dalam
filli yangmemberikan bentuk permukaan sel. Mikrotubul tumbuh dari sentrosom ke sel
perifer. Fimane intermediet menghubungkan sel yang berdekatan lewat desmosorn.

Gambar 5.4. Komponen sitoskeleton sel epitel usus halus

B. PERGERAKAN SEL EKSTERNAL

Pergerakan sel dilakukan dengan silia dan flagela. Silia berstruktur seperti rambut yang
dapat bergerak mengakibatkan pergerakan sel. Silia juga ditemukan pada eukariot,
contohnya pada trakea dan oviduct. Flagela merupakan alat mirip cambuk yang
menyebabkan pergerakan sel. Lebih panjang daripada silia tapi mempunyai struktur internal
yang mirip terbuat dari mikrotubul. Flagela pada eukariot dan prokariot sangat berbeda.
Flagela dan silia mempunyai suatu susunan mikrotubul 9+2. Penyusunan ini menunjukkan 9
pasangan mikrotubul yang menyatu pada permukaan luar silinder dan 2 mikrotubul yang
tidak rnenyatu di pusat silinder. Tangan dynein pada mikrotubul yang berfungsi sebagai
penggerak molekuler. Tangan dynein yang mengalami kerusakan (defect)menyebabkan
infertilitas pada laki-laki dan juga dapat menyebabkan problem sinusitis saluran pernapasan.

Electron Micrograph of the Cross-section of sperm tail

cross-section of a sperm tail with defective dynein


Gambar 5.5. Ekor sperma

C. PERGERAKAN SEL INTERNAL

Sitoskeleton berfungsi sebagai jalur dimana sel dapat menggerakkan organela, mosom
dan lain-lain. Sebagai contoh:

Pergerakan vesikel antara organela dan permukaan sel

Arus sitoplasma

Pergerakan vesikel pigmen untuk proteksi pewarnaan

lonisasi vesikel dalam pengaturan air pada protozoa

Pembelahan sel-sitokinesis

Pergerakan kromosom selama mitosis dan meiosis

Pergerakan vesikel pigmen untuk pewarnaan pelindung

Motor/penggerak sel

Sel mempunyai protein motor/penggerak yang mengikat dua molekul dan menggunakan
ATP sebagai energi, menyebabkan suatu molekul bergerak dalam hubungannya dengan
molekul yang lain. Dua macam protein motor tersebut adalah myosin dan actin, dan dynein
atau kinesin dan mikrotubul. Protein-protein ini mempunyai ujung motor, tapi mempunyai
struktur molekul yang berbeda-beda pada ujung pengikatan. Pengikatan protein ini dapat
menyebabkan pergerakan organela dan molekul yang lain untuk bergerak.
Family of kinesin motors

Gambar 5.6. Ujung pengikatan yang berbeda pada kelompok motor kinesin

Ketika dihubungkan dengan mikrotubul yang lain, protein motor dapat menyebabkan
pergerakan apabial ujungnya Iengkap dan akan mengalarni pemanjangan apabila ujungnya
bebas (Gambar 5.7)

Protein motors can cause motion

Gambar 5.7. Protein motor penyebab pergerakan

Motor/penggerak yang rusak

Pada individu yang sehat, protein dystrophin adalah bagian dari hubungan antara
sitoskeleton sel dan protein adesi diluar sel. Pada Duchenne Muscular Dystrophy, gen yang
mengkode dystrophin mengalami kerusakan (defect) menyebabkan degenerasi otot dan
kematian. Penyakit ini X-linked recessive dan terjadi 1 kali tiap 3.500 pria.

Anda mungkin juga menyukai