Anda di halaman 1dari 22

ORGANEL SEL

II. NUKLEUS DAN KROMOSOM


SEBAGAI PUSAT PENGENDALI
KARAKTERISTIK SERTA FUNGSI
NUKLEUS DAN KROMOSOM
Nukleus atau inti merupakan organel yang
berbentuk bulat atau lonjong dengan diameter
5 -10 µm.
Ukuran nukleus tergantung pada volume sel, jumlah
DNA dan protein serta berkaitan dengan
perkembangan metabolisme sel
KARAKTERISTIK SERTA FUNGSI
NUKLEUS DAN KROMOSOM
Pada umumnya bentuk nukleus dapat dibagi
dalam dua tahap siklus sel yaitu
1. Bentuk nukleus pada tahap interfase
Nukleus berbentuk bulat/lonjong dalam
keadaan tidak mengalami mitosis namun
tetap aktif dalam metabolisme.
2. Bentuk nukleus pada tahap mitosis
Tidak berbentuk bulat/lonjong karena
terlibat dalam proses pembelahan
KARAKTERISTIK SERTA FUNGSI NUKLEUS DAN
KROMOSOM
Jumlah sel nukleus
Jumlah nukleus secara umum berjumlah satu di dalam setiap
sel (mononuclean), misal pada sel tumbuhan dan sel hewan,
kecuali beberapa sel berjumlah lebih dari satu nukleus
(polinuclear), contoh sel-sel otot lurik, osteoklast dan sel
beberapa ganggang.

Letak sel nukleus


 Pada umumnya letak nukleus pada bagian tengah dari
sel, kecuali pada sel kelenjar nukleus terletak pada
dasar sel.
 Pada tepi sel misal sel adiposit dan sel otot skelet.
Letak nukleus dipengaruhi oleh aktivitas sel misalnya pada tahap embrio
dan tahap differensiasi.
Nukleus tidak bisa bergerak bebas karena terperangkap dalam jaring-
jaring yang terbuat dari filamen intermedia dan mikrofilamen.
Fungsi nukleus :
1. Fungsi utama untuk melakukan kontrol terhadap aktivitas sel .
2. Berperan dalam produksi senyawa yang diperlukan dalam
metabolisme.
3. Berperan dalam pewarisan material genetik atau hereditas kepada
turunannya.
Pada tahap interphase saat sel belum membelah diri, nukleus dapat
dilihat dengan jelas mempunyai membran nukleus, anak inti (nukleolus),
cairan nukleus (kariolimpe) dan kromatin.
STRUKTUR NUKLEUS TERDIRI DARI :
. 1. MEMBRAN NUKLEUS
2. NUKLEOLUS
3. CAIRAN NUKLEUS/KARIOPLASMA
4. KROMOSOM
Struktur nukleus terdiri dari :

1. Membran nukleus(membrana nuclearis)


merupakan selubung tipis yang membatasi keberadaan
nukleus dengan dua lapis membran yang terpisah
dengan jarak 20-30 nm.
Membran nukleus terdiri dari :
- Rongga atau celah antara kedua membran disebut
perinukleus(spatium perinuclearis).
- Lapisan luar membran (selaput luar atau selaput
sitosol)
- Lapisan luar dalam (selaput dalam atau slaput
nukleoplsma).
Fungsi selaput sitosol :
a. Sebagai tempat sintesis protein
karena berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma
kasar (melekatnya ribosom) .
b. Berperan memelihara pori dan bentuk nukleus
Pori nukleus berjarak satu sama lainnya sekitar 0.1 – 0.2 µm
dengan ukuran diameter 30-40 nm, yang menempati 10%
dari luas seluruh permukaan membran.
Pori berperan penting tempat masuknya nukleosida, fospat
dan histon menuju nukleus.
Jumlah pori tergantung pada aktivitas nukleus.
Fungsi selaput nukleoplasma :
Memegang bagian-bagian dari kromosom pada tahap interphase.
2. Nukleolus
Mempunyai ukuran lebih besar dari butir kromatin yang ada dalam
nukleus.
Ukuran nukleolus tergantung dari aktivitas sel, semakin aktif sel
semakin besar ukuran nukleolus misal pada sel kanker dan sel muda.
Pembesaran nukleus dapat menunjukan :
a. Adanya keganasan
misal neoplastik yang membelah secara abnormal terjadi pembesarn
nukleus .
b. Pada sel yang sedang tumbuh
c. Sel non-neoplastik yang menyekresikan protein
d. Sel yang telah terinfeksi oleh virus.
Berdasarkan strukturnya nukleolus dibedakan :
a. Nukleolus berongga
misal pada sel hati, lekosit, , limfoblast , mieloblast dan
lain-lain.
b. Nukleolus padat
c. Nukleolus cincin
ditemukan pada sel otot polos, endotel, sel plasma dan sel
patologis.
Jumlah nukleolus biasanya lebih dari satu dan menempel
pada membran nukleolus.
Bagian-bagian dari nukleolus :
o Daerah granular(pars granulosa) yang mengandung
butiran-butiran dengan ukuran sedikit lebih kecil ( 15-20
nm) dari ribosom dan dapat berada pada bagian tepi
nukleolus , yang mengandung protein ribonukleat.
o Dearah fibrilar (pars fibrosa)(nukleolonema), yang tampak
sebagai benang halus (5-10nm) dan berada ditengah
nukleolus, mengandung ribonukleat.
o Daerah amorf(pars amorfa) merupakan matriks nukleolus
yang tampak homogen dan terdiri dari protein sebagai
pengikat daerah granular dan daerah fibtrilar.
Membran dan DNA tidak ditemukan pada nukleolus, namun
kandungan proteinnya sangat tinggi dan mengandung banyak
RNA.
Fungsi nukleolus :
- Mempunyai peranan dalam pembuatan protein yang akan
digunakan untuk membuat ribosom .
- Tempat sintesis RNA
Dalam menjalankan fungsinya nukleolus dikontrol oleh bagian
kromosom yang mengandung gen tertentu yang disebut
nucleolar oragnizer.
3. Cairan nukleus atau karioplasma(nukleoplasma)
(substansi interkromatin)
Merupakan larutan koloid yang mempunyai sifat seperti
protoplasma .

Derajad kekentalan karioplasma, yang mengandung


protein, enzim, metabolitdan ion-ion lebih tinggi
dibandingkan dengan sitoplasma.

Karioplasma juga mempunyai hubungan dengan


protoplasma dengan melalui pori=pori nukleus, sehingga
bahan dapat keluar dari nukleus masuk ke sitoplsma.
4. Kromosom (chroma= berwarna, soma=badan)
Merupakan komponen dalam nukleus yang mempunyai
susunan, bentuk dan fungsi khusus serta mempunyai
kemampuan untuk mengadakan replikasi dalam proses
pembelahan sel.

Pada tahap metafase, kromosom akan tampak sebagai


batang yang tersebar dalam nukleus, dengan sepasang
lengan yang saling bersebelahan dan dipisahkan oleh
suatu lekukan.
Bagian-bagian dalam kromosom meliputi :
a. Sentromer (kinetokor) yaitu bagian yang terletak
pada daerah penyempitan primer di antara lengan
kromosom.
Sentromer merupakan pusat pergerakan kromosom
dalam pembelahan sel dan dihubungkan oleh benang
fibril ke kutub pembelahan sel.
b. Telomer yaitu bagian lengan kromosom yang sering
mengalami penyempitan sekunder dan didalamnya
mengandung nucleolar organizer yang berperanan
penting dalam pembentukan nukleolus.
- Pada saat sel membelah,kromosom akan menggandakan diri
menjadi sepasang(homolog) yang disebut kromatid
(kromosm anak).
- Kromosom homolog mengandung gen yang sama, baik secara
struktural, fungsional, maupun letaknya. Letak gen pada
kromosom disebut lokus
- Kromosom memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran
dalam setiap sel, namun jenisnya selalu tetap pada suatu
species.
- Dalam berbagai organisme, jumlah kromosom sangat
bervariasi dan tergantung speciesnya. Jumlah tersebut
selalu tetap untuk satu species.
- Perubahan jumlah kromosom akan menyebabkan berbagai
kelainan, baik kelainan pertumbuhan maupun perkembangan
organisme.
Berdasarkan letak sentromer dalam kromosom, kromosom
dapat dibedakan menjadi :
- Telosentrik (letak sentromer pada ujung kromosom)
- Akrosentrik (letak di dekat ujung)
- Submetasentrik( letak didekat pertengahan)
- Metasentrik ( letak ditengah-tengah kromosom)
Kromosom merupakan bentuk padat dari kromatin.

Kromatin
Kromatin (chroma=berwarna, tin=benang halus) merupakan
benang halus yang terdiri dari material genetik (DNA) dan
protein.
Berdasarkan letaknya, kromatin digolongkan menjadi 3 yaitu
:
a. Kromatin perifer (periperal chromatin) yaitu kelompok
kromatin yang menempel pada membran nukleus.
b. Butir-butir kromatin (chromatin granules/chromatin
particles) atau pulau kromatin (chromatin island) yaitu
kelompok kromatin yang membentuk pulau dibagian
tengah nukleus.
c. Kromatin terkait nukleolus (nucleolus-associated
chromatin) yaitu kelompok kromatin yang mengelilingi
nukleolus.
- Kromatin terdiri dari untaian menyerupai anik-manik yang
berdiameter 2 nm. Manik-manik tersebut disebut
nukleosom, yang tersusun dari oktamer hisron (4 pasang
histon)
- Histon merupakan protein yang bersifat basa dengan
struktur sederhana yang terdiri dari arginin dan lisin
dalam jumlah yang cukup besar.
Sindrom down sebagai salah satu kelainan kromosom
- Susunan kromosom individu atau populasi susatu species
disebut kariotipe. Kariotipe dapat dibuat pada saat sel
sedang membelah , terutama saat tahap metafase.
- Berbagai kelainan atau penyakit keturunan dapat
didiagnosis secara tepat melalaui analisis kariotipe
seeorang.
- Kariotipe manusia normal menyajikan 23 pasang kromosom
termasuk sepasang seks yaitu kromosom XY/XX, yang
disusun menurut ukuran dan letak sentromer.
- Perkembangan metode sitologi memungkinkan identifikasi
urutan DNA pada masing-masing kromosom dengan
pewarnaan Giemsa.
- Pita yang berdekatan akan menyatu membentuk pita yang
lebih lebar. Pemetaan kariotipe manusia pada tahap
metafase menunjukan adanya 850 pita.
- Perubahan material genetik dapat digolongkan menjadi
mutasi dan aberasi.
- Mutasi merupakan perubahan susunan basa nukleotida pada
gen, sedangkan aberasi merupakan perubahan jumlah dan
struktur kromosom.
- Mutasi dapat menimbulkan penyakit atau kelainan yang
diwariskan turun-temurun, sedangkan aberasi dapat
menimbulkan penyakit yang berat terutama kanker, cacat
tubuh atau menimbulkan berbagai penyakit dan kelainan
yang kompleks sehingga sering disebut sindrom.
Aberasi struktural pada kromosom terdiri dari :
 Delesi, merupakan hilangnya suatu fragmen pada kromosom
 Duplikasi, merupakan penggabungan antara suatu fragmen
pada kromatid pasangannya atau kromosom homolog.
 Inversi , merupakan perpindahan fragmen pada kromatid
yang sama.
 Translokasi, merupakan perpindahan fragmen pada
kromosom nonhomolog.
Aberasi numerik atau perubahan jumlah kromosom dapat
menyebabkan beberapa kelainan yaitu kelebihan jumlah
autosom (trisomi) yang menimbulkan sindrom down
(mongolism/mongoloid idiocy/Down syndrome), sindrom
Edward dan sindrom patau serta kelainan jumlah kromosm
seks yang menimbulkan sindrom Klinefelter dan sindrom
turner.

Anda mungkin juga menyukai