Anda di halaman 1dari 18

REPLIKASI DNA

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Genetika )

Dosen Pengampu : Aghesna Rahmatika Kesuma S.Pd, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Desi Asmarita (1811060288)

Fitria Afrina (1811060448)

Sherly Putri Dwi Pratiwi (1811060157)

Widia Citra Devi (1811060256)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

TA. 2019/2020 GENAP


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga penulis
berterima kasih kepada Ibu Aghesna Rahmatika Kesuma., S.Pd M.Si. selaku dosen
mata kuliah Genetika di UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Makalah yang ada dihadapan pembaca ini memberikan penjelasan Replikasi


DNA. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca
nya, sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya, sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan

Bandar Lampung, 15 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan.......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Replikasi DNA.............................................................3


2.2 Model Replikasi DNA...................................................................4
2.3 Proses atau Mekanisme DNA Replikasi........................................5
2.4 Replikasi DNA Prokariotik............................................................7
2.5 Replikasi DNA Eukariotik.............................................................9
2.6 Enzim Replikasi DNA.................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................13
3.2 Saran............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penemuan struktur dobel helix DNA setengah abad yang lalu
menunjukkan mekanisme untuk duplikasinya yaitu oleh mekanisme duplikasi
semikonservatif dari sekuens nukleotida pada dua untaian DNA. Segera
setelah itu ,langkah fundamental berikutnya yang terjadi yaitu elusidasi dari
mekanisme replikasi DNA telah ditemukan setelah dapat diisolasinya enzim
DNA polimerase. Kemudain setelah beberapa tahun kemudian mekanisme
dasar dari replikasi DNA dan komponen enzim penggeraknya telah
diketahui ,kebanyakan melalui pendekatan genetika dan secara biokimia in
vitro
DNA sebagai materi genetik pada sebagian besar organisme harus
dapatmenjalankan tiga macam fungsi pokok berikut ini.
1. DNA harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat
dapatmeneruskan informasi tersebut dari tetua kepada keturunannya, dari
generasi kegenerasi. Fungsi ini merupakan fungsi genotipik, yang
dilaksanakan melalui replikasi. Inilah materi yang akan dibahas di dalam bab
ini.
2. DNA harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya, materi
genetik harus mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai
dari zigot hingga individu dewasa.Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik,
yang dilaksanakan melalui ekspresi gen.
3. DNA sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan sehingga
organisme yangbersangkutan akan mampu beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang berubah.Tanpa perubahan semacam ini, evolusi tidak akan
pernah berlangsung. Fungsi inimerupakan fungsi evolusioner, yang
dilaksanakan melalui peristiwa mutasi.

1
Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat. Genom manusia
pada satu sel terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi harus diduplikasi
secara akurat (persis tidak boleh ada yang salah). Replikasi adalah transmisi
vertical (dari sel induk ke sel anak supaya informasi genetik yang diturunkan
sama dengan sel induk). Replikasi hanya terjadi pada fase S (pada mamalia),
Replikasi terjadi sebelum sel membelah dan selesai sebelum fase M.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Replikasi DNA?
2. Bagaimana Model Replikasi DNA?
3. Bagaimana Proses atau Mekanisme DNA Replikasi?
4. Bagaimana Proses Replikasi DNA Prokariotik?
5. Bagaimana Proses Replikasi DNA Eukariotik?
6. Apa Saja Enzim Replikasi DNA?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Replikasi DNA
2. Mengetahui Model Replikasi DNA
3. Mengetahui Proses atau Mekanisme DNA Replikasi
4. Mengetahui Proses Replikasi DNA Prokariotik
5. Mengetahui Proses Replikasi DNA Eukariotik
6. Mengetahui Enzim Replikasi DNA

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Replikasi DNA


DNA merupakan molekul hidup karena mampu melakukan penggandaan diri
(replikasi). Fungsi ini disebut fungsi autokatalisiskarena DNA mampu mensistesis
dirinya sendiri. Replikasi merupakan peristiwa sintesis DNA. Replikasi DNA dapat
terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida lama.
Prosesnya dengan menggunakan komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan
suatu molekul DNA baru yang sama dengan molekul DNA lama. Proses yang terjadi
tersebut dipengaruhi oleh enzim helikase, enzim polimerase, dan ligase.
Replikasi DNA adalah proses penggandaan molekul DNA untai ganda. Pada
sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus
melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah
diatur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan
tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu pembentukan ikatan
antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA dapat
pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai polimerase (PCR)
Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat. Genom manusia pada
satu sel terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi harus diduplikasi secara akurat
(persis tidak boleh ada yang salah). Replikasi adalah transmisi vertical (dari sel induk
ke sel anak supaya informasi genetik yang diturunkan sama dengan sel induk).
Replikasi hanya terjadi pada fase S (pada mamalia), Replikasi terjadi sebelum sel
membelah dan selesai sebelum fase M.

3
B. Model replikasi DNA
1. Model konservatif
DNA induk yang menghasilkan DNA yang baru secara utuh.

2. Model semikonservatif
DNA induk menjadi dua buah rantai, masing-masing rantai membentuk DNA
baru

3. Model dispersif
DNA induk menjadi terputus-putus masing-masing ada yang membentuk DNA
baru.

4
Setelah dibuktikan secara eksperimental oleh Matthew Meselson Stahl hipotesis
mengenai model replikasi DNA Semikonservatif. Menurut model replikasi ini setiap
molekul untaian ganda DNA hasil replikasi akan terdiri dari satu untai DNA induk
dan satu untai DNA baru.

Jadi DNA awalnya yang warna merah. Dibentukan untaian DNA baru yang warna
biru. Jadi hasil transkripsinya akhirnya selang seling warna merah biru.

Komponen-komponen yang bekerja dalam replikasi DNA antara lain DNA, enzim
helikase, enzim topoisomerase, enzim DNA polimerase, enzim DNA polimerase, dan
enzim ligase.

C. Proses Replikasi DNA

Proses replikasi DNA merupakan suatu tahapan yang dapat dikatakan sangat
penting dalam suatu proses pertumbuhan yaitu proses perbanyakan materi genetik
yang sering dikenal dengan proses replikasi. Replikasi sendiri yaitu suatu proses
pelipatgandaan DNA. Pada sel, proses replikasi DNA akan terjadi sebelum terjadinya
pembelahan sel. Ada beberapa tahap dalam proses replikasi DNA yaitu

1. Tahap Insiasi (pemisahan untai DNA)


Proses replikasi dimulai pada titik tertentu dari DNA yang dikenal sebagai
“asal” yang dikatalisis oleh protein inisiator. Urutan asal adalah A – T. Di

5
lokasi situs asal protein inisiator membentuk kompleks pra-replikasi yang
membuka ritsleting DNA untai ganda. Enzim yang berperan dalam memutus
ikatan hidrogen dari dua untai DNA.

2. Pembentukan Garpu replikasi


Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah struktur yang
terbentuk ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim
helikase yang memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua
untaian DNA, membuat terbukanya untaian ganda tersebut menjadi dua cabang
yang masing-masing terdiri dari sebuah untaian tunggal DNA. Masing-masing
cabang tersebut menjadi “cetakan” untuk pembentukan dua untaian DNA baru
berdasarkan urutan nukleotida komplementernya. DNA polimerase
membentuk untaian DNA baru dengan memperpanjang oligonukleotida (RNA)
yang dibentuk oleh enzim primase dan disebut primer.

Masing-masing untai diberi nama : leading strand (arah replikasi searah


dengan pembukaan untai DNA) dan lagging strand (arah replikasi berlawanan
arah dengan pembukaan untai DNA).

3. Pemanjangan untaian DNA


DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan menambahkan
nukleotida dalam hal ini, deoksiribonukleotida ke ujung 3′ hidroksil bebas
nukleotida rantai DNA yang sedang tumbuh. Dengan kata lain, rantai DNA
baru (DNA “anak”) disintesis dari arah 5’→3′, sedangkan DNA polimerase
bergerak pada DNA “induk” dengan arah 3’→5′. Namun demikian, salah satu

6
untaian DNA induk pada garpu replikasi berorientasi 3’→5′, sementara untaian
lainnya berorientasi 5’→3′, dan helikase bergerak membuka untaian rangkap
DNA dengan arah 5’→3′. Oleh karena itu, replikasi harus berlangsung pada
kedua arah berlawanan tersebut.

4. Penyambungan DNA pada lagging standard


Pada saat lagging strand DNA bentuknya fragmen2. Walau RNA disana sudah
diubah sama DNA polimerase I jadi DNA, fragmen2 disana masih belum
nyambung satu sama lain. Karenanya ada enzim DNA ligase yang kemudian
merekatkan fragmen2 tersebut.

5. Terminasi (pemutusan)
Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari urutan
nukleotida yang unik. Urutan ini diidentifikasi oleh protein khusus yang
disebut tus yang mengikat ke situs tersebut, sehingga secara fisik menghalangi
jalur helikase. Ketika helikase bertemuprotein tus itu jatuh bersama dengan
untai tunggal protein pengikat terdekat.

D. Replikasi DNA Prokariotik


1. Tahap Pelepasan untai ganda DNA. Ada tiga enzim yang berperan yakni
enzim helikase, SSB, dan Girase.
Replikasi dimulai pada lokasi spesifik yang disebut situs ori. Situs ori
merupakan susunan nukelotida tertentu yang dapat dikenali oleh protein
initiator (Dna A). Dna A mengikat susunan nukelotida pada situs ori,
akibatnya DNA mengendur sehingga mempermudah perakitan protein lain
dan penempelan enzim yang berperan dalam proses ini.
Untuk memulai replikasi, untai ganda DNA harus dipisahkan.
Disinilah dibutukan enzim helikase yang berfungsi untuk memotong atau
menghidrolisis ikatan hydrogen antara basa-basa nitrogen pada susunan DNA.
Dalam proses pembukaan untai ganda DNA yang sebelumnya dalam keadaan

7
berputar-putar, maka diperlukan enzim gyrase untuk merilekskan atau
mengurangi ketegangan pilinan DNA. Agar posisi ini bertahan (untai DNA
tidak merekat lagi), maka berperan enzim SSB untuk menahan posisi ini.

2. Pembentukan garpu replikasi dan Polimerisasi DNA


Proses replikasi merupakan proses bidirectional / 2 arah. Saat untai
DNA terbuka, akan dilanjutkan dengan polimerisasi DNA. Proses replikasi
senantiasa berjalan dari ujung 5’ ke 3’. Akibat terbukanya untai ganda DNA,
maka akan berlangsung replikasi 2 arah, yakni arah yang searah dengan
pembukaan untai ganda 5’ ke 3’ (leading strand) dan berlawanan arah dengan
pembukaan untai ganda DNA (lagging strand).
Yang berperan dalam polimerisasi DNA adalah DNA polymerase III.
Namun, DNA polymerase III ini tidak bisa mengawali polimerisasi, dia
membutuhkan 3’ OH dari innovator dan hanya bisa meneruskan apa yang
dilakukan innovator. Dalam hal ini, berperanlah RNA polymerase(primase)
untuk membentuk RNA primer (susunan salinan nukleotida pertama) pada
rantai salinan. Setelah primer menyiapkan 3’OH untuk DNA polymerase,
barulah DNA polymerase bisa melakukan polymerase seperti yang dilakukan
RNA polymerase. Pada daerah leading strand, polimerisasi DNA terjadi
secara continue karena searah dengan pembukaan untai ganda sehingga RNA
primer yang dibutuhkan hanya satu sampai kodon stop.
Namun, pada lagging strand, karena polimerisasi berjalan berlawanan
arah, sementara daerah double heliks yang berlawanan arah menutup kembali,
maka polimerisasi harus berhenti dan harus dimulai lagi di belakangnya (tetap
berlawanan arah dengan pembukaan namun memanjang dan menempati space
yang telah dibuka oleh helikase). Akibatnya, primer yang dibutuhkan banyak.

8
3. Pengubahan RNA menjadi DNA dan Penyambungan DNA
Setelah polimerisasi selesai, RNA primer yang menjadi awalan-awalan
dari polimerisasi harus diubah menjadi DNA, karena yang dibutuhkan adalah
DNA, bukan RNA. Maka, DNA polymerase I berperan mengubah RNA
menjadi DNA. Pada daerah lagging strand, DNA polymerase I bekerja keras
karena jumlah RNA-nya banyak.
Setelah menjadi DNA semua, fragmen-fragmen yang terputus
(fragmen okazaki) yang terbentuk pada lagging strand karena polimerisasi
yang discontinue harus disambung. Penyambungan ini dilakukan oleh enzim
ligase.

4. Proof Reading : Pengecekan yang dilakukan DNA polymerase guna


menghindari kesalahan. DNA yang salah akan dipotong.

5. Terminasi : Replikasi akan terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari
urutan nukleotida tertentu. Situs ini diidentifikasi oleh protein khusus yaitu
TUS. Singkatnya, TUS menghalangi jalur helikase sehingga untai ganda
berhenti membuka. Akibatnya helikasejatuh dan proses selesai.

E. Replikasi DNA eukariot


Pada eukariot replikasi DNA hanya terjadi pada fase S di dalam interfase.
Untuk memasuki fase S diperlukan regulasi oleh sistem protein kompleks yang
disebut siklin dan kinase tergantung siklin atau cyclin-dependent protein kinases
(CDKs), yang berturut-turut akan diaktivasi oleh sinyal pertumbuhan yang mencapai
permukaan sel. Beberapa CDKs akan melakukan fosforilasi dan mengaktifkan
protein-protein yang diperlukan untuk inisiasi pada masing-masing ori. Berhubung
dengan kompleksitas struktur kromatin, garpu replikasi pada eukariot bergerak hanya
dengan kecepatan 50 pb tiap detik. Sebelum melakukan penyalinan, DNA harus
dilepaskan dari nukleosom pada garpu replikasi sehingga gerakan garpu replikasi
akan diperlambat menjadi sekitar 50 pb tiap detik. Dengan kecepatan seperti ini

9
diperlukan waktu sekitar 30 hari untuk menyalin molekul DNA kromosom pada
kebanyakan mamalia. Sederetan sekuens tandem yang terdiri atas 20 hingga 50
replikon mengalami inisiasi secara serempak pada waktu tertentu selama fase S.
Deretan yang mengalami inisasi paling awal adalah eukomatin, sedangkan deretan
yang agak lambat adalah heterokromatin. DNA sentromir dan telomir bereplikasi
paling lambat. Pola semacam ini mencerminkan aksesibilitas struktur kromatin yang
berbeda-beda terhadap faktor inisiasi.
Seperti halnya pada prokariot, satu atau beberapa DNA helikase dan protein
pengikat untai tunggal atau single-stranded binding protein (Ssb) yang disebut
dengan protein replikasi A atau replication protein A (RP-A)diperlukan untuk
memisahkan kedua untai DNA. Selanjutnya, tiga DNA polimerase yang berbeda
terlibat dalam elongasi. Untai pengarah dan masing-masing fragmen untai tertinggal
diinisiasi oleh RNA primer dengan bantuan aktivitas primase yang merupakan bagian
integral enzim DNA polimerase. Enzim ini akan meneruskan elongasi replikasi tetapi
kemudian segera digantikan oleh DNA polimerase pada untai pengarah dan DNA
polimerase pada untai tertinggal. Baik DNA polimerase maupun mempunyai fungsi
penyuntingan. Kemampuan DNA polimeraseuntuk menyintesis DNA yang panjang
disebabkan oleh adanya antigen perbanyakan nuklear sel atau proliferating cell
nuclear antigen (PCNA), yang fungsinya setara dengan subunit holoenzim DNA
polimerase III pada E. coli. Selain terjadi penggandaan DNA, kandungan histon di
dalam sel juga mengalami penggandaan selama fase S. Mesin replikasi yang terdiri
atas semua enzim dan DNA yang berkaitan dengan garpu replikasi akan diimobilisasi
di dalam matriks nuklear. Mesin-mesin tersebut dapat divisualisasikan menggunakan
mikroskop dengan melabeli DNA yang sedang bereplikasi. Pelabelan dilakukan
menggunakan analog timidin, yaitu bromodeoksiuridin (BUdR), dan visualisasi DNA
yang dilabeli tersebut dilakukan dengan imunofloresensi menggunakan antibodi yang
mengenali BUdR. Ujung kromosom linier tidak dapat direplikasi sepenuhnya karena
tidak ada DNA yang dapat menggantikan RNA primer yang dibuang dari ujung 5’
untai tertinggal. Dengan demikian, informasi genetik dapat hilang dari DNA. Untuk
mengatasi hal ini, ujung kromosom eukariot (telomir) mengandung beratus-ratus

10
sekuens repetitif sederhana yang tidak berisi informasi genetik dengan ujung 3’
melampaui ujung 5’. Enzim telomerasemengandung molekul RNA pendek, yang
sebagian sekuensnya komplementer dengan sekuens repetitif tersebut. RNA ini akan
bertindak sebagai cetakan (templat) bagi penambahan sekuens repetitif pada ujung 3’.
Hal yang menarik adalah bahwa aktivitas telomerase mengalami penekanan di dalam
sel-sel somatis pada organisme multiseluler, yang lambat laun akan menyebabkan
pemendekan kromosom pada tiap generasi sel. Ketika pemendekan mencapai DNA
yang membawa informasi genetik, sel-sel akan menjadi layu dan mati. Fenomena ini
diduga sangat penting di dalam proses penuaan sel. Selain itu, kemampuan
penggandaan yang tidak terkendali pada kebanyakan sel kanker juga berkaitan
dengan reaktivasi enzim telomerase.

F. Enzim-enzim yang Terlibat dalam Replikasi DNA


1. Helikase
Enzim helikase memutuskan ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua
untaian DNA sehingga terbentuk garpu atau cabang replikasi. Enzim helikase
berfungsi membuka putaran segmen DNA tepat di bagian depan garpu
replikasi. Enzim helikase mengikat ATP dan mengikat rantai tunggal DNA.
2. Topoisomerase
Enzim topoisomerase yang berperan dalam replikasi DNA adalah
topoisomerase tipe II yang disebut dengan DNA girase. Enzim ini mengurangi
ketegangan superheliks DNA dengan menciptakan istirahat sementara pada
satu atau kedua untai DNA.
3. DNA Primase
Enzim DNA primase menempel pada DNA dan menyintesis RNA primer
yang pendek untuk memulai atau menginisiasi sintesis pada untai pengarah.
DNA beraktivitas dengan arah 5’-3’ (hanya terdiri atas 10 nukleotida).
Kemudian pada ujung 3’ ditambahkan dioksiribonukleosida trifosfat (oleh
enzim polimerase DNA III) satu demi satu sehingga lengkap 1000-2000
nukleotid. Nukleotida pada RNA pemula atau RNA primer dihilangkan atau

11
diputus satu demi satu oleh aktivitas 5’-3’ exonuclease. Enzim primase juga
menghentikan perkembangan garpu atau cabang replikasi untuk mencegah
leading strand melampaui lagging strand. Enzim ini mengawali pembentukan
DNA baru pada leading strand atau DNA fragmen Okazaki pada lagging
strand oleh DNA polimerase.
4. Enzim DNA polymerase
Enzim DNA polimerase merupakan enzim utama yang mengkatalisis proses
polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA. Enzim ini menambahkan
nukleotida bebas hanya pada ujung 3’ dari rantai yangbaru terbentuk,
sehingga terjadinya elongasi (pemanjangan) pada rantai baru dengan arah dari
ujung 5’ ke ujung 3’. DNA polimerase menggunakan gugus OH 3’ bebas pada
RNA-primer untuk mensintesis DNA dengan arah 5’ 3’. Enzim ini hanya
bisa menambahkan nukleotida ke ujung 3’ yang sudah ada, karena itu butuh
primer sehingga nukleotida dapat ditambahkan.
5. Enzim DNA Ligase
Enzim DNA ligase menggabungkan fragmen-fragmen Okazaki (lagging
strand) saat proses replikasi. Enzim ini juga menyambungkan potongan-
potongan DNA yang baru disintesis.
6. Enzim DNA Gyrase
DNA gyrase membantu proses unwinding.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Replikasi DNA adalah proses penggandaan molekul DNA untai ganda.
Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-
menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi
DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau
meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang
membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun
polimer DNA.
Model replikasi DNA ada 3: Model konservatif: DNA induk yang
menghasilkan DNA yang baru secara utuh. Model semikonservatif : DNA
induk menjadi dua buah rantai, masing-masing rantai membentuk DNA baru.
Model dispersive: DNA induk menjadi terputus-putus masing-masing ada
yang membentuk DNA baru.

Tahapan repikasi DNA adalah sebagai berikut: Tahap Insiasi


(pemisahan untai DNA), Pembentukan Garpu replikasi, Pemanjangan untaian
DNA, Penyambungan DNA pada lagging standard,dan Terminasi
(pemutusan).
Enzim-enzim yang Terlibat dalam Replikasi DNA antara lain:
Helikase, enzim DNA Ligase, Enzim DNA polymerase, dll.

13
B. Saran
Sebagai mahasiswa biologi pentinng mengetahui bagaimana pproses
terjadinya replikasi DNA jadi penting bagi kita untuk dapat mempelajarinya agar
kedepan menambah ilmu kita terhadap biologi, untuk itu diperlukan lebih banyak
buku acuan materi yang harus dipakai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, A.H. 2002. Bahan Ajar Genetika . Purwokerto: Fakultas Biologi UNSOED

Suryo. 2008. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Suharsono dan Egi Nuryadin. 2018. Biologi Sel. Tasikmalaya: LPPM Universitas
Siliwangi

Elrod, Susan dan William Standsfield. 2006. Genetika Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai