Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

TRANSLASI

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi Sel dan Molekuler dari
Isma Dwi Kurniawan, M.Sc.

Oleh

Nama : Jalaludin

NIM : 1177020041

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sembahkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan kekuatan,
kemudahan, dan ketabahan kepada penulis, khususnya selama penyusunan makalah yang
membutuhkan waktu dan pengetahuan ekstra ini. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpah kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing umatnya dari zaman
jahiliyah yang gelap gulita ke jalan hidayah yang terang benderang.

Protein adalah makromolekul organik yang sangat penting dalam menunjang


keberlangsungan hidup organisme baik secara struktural maupun fungsional. Pembentukan
protein atau biasa disebut sintesis protein berlangsung di dalam sel, tepatnya di inti sel
(nukleus) dan ribosom, melalui beberapa tahapan. Cetakan protein dibuat dari DNA
template menggunakan untai tunggal RNA (messenger RNA) dengan bantuan DNA
Polymerase. Selanjutnya mRNA (kodon) akan bergerak menuju sitoplasma dan atau
retikulum endoplasma untuk kemudian diterjemahkan/ditranslasi menjadi polipeptida
(rantai asam amino yang kelak akan menjadi protein) di ribosom.

Secara integral, translasi merupakan proses akhir dalam sintesis protein dan oleh
karenanya merupakan tahapan yang sangat penting. Tahapan translasi terdiri atas inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Produk translasi yang berupa protein bisa langsung dikemas oleh
badan golgi untuk kemudian dikirimkan ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Jenis
dan banyaknya protein disintesis secara spesifik sesuai instruksi DNA yang dipengaruhi
secara hormonal oleh sistem syaraf.

Tulisan ini disusun bukan hanya sekadar untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Biologi Sel dan Molekuler, melainkan juga merupakan suatu bentuk manifestasi
antusiasme dan kepedulian saya kepada ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu terapan
yang berguna untuk kemaslahatan umat manusia.

Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat menambah khazanah


keilmuwan dan membuahkan manfaat bagi para pembaca.

Bandung, 11 Oktober 2019

Penulis
2
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... 1


Daftar Isi .............................................................................................................................. 2

Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................. 4
Bab II : Pembahasan
A. Pengertian Translasi ............................................................................ 5
B. Struktur dari mRNA, tRNA, dan rRNA .................................................. 6
C. Mekanisme proses dan tahapan translasi .................................................. 8
D. Struktur asam amino dan ikatan peptida .................................................. 9
E. Perbedaan translasi pada prokariot dan eukariot ....................................... 12
F. Jenis-jenis mutasi yang terjadi saat translasi ........................................... 14

Bab III : Penutup ................................................................................................................ 13


Daftar Pustaka .................................................................................................................... 14
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan unit fungsional dan struktural terkecil dari makhluk hidup. Setiap
organisme bisa tersusun atas milyaran bahkan triliunan sel. Namun ada pula yang tersusun
hanya dari satu sel saja, misalnya mikroba. Setiap aktivitas sel akan menunjang
keberlangsungan hidup dari organisme yang disusunnya. Ia mengerjakan tugas kehidupan
secara terus menerus dari waktu ke waktu. Salah satu tugas pokoknya itu ialah sintesis
protein.
Protein merupakan makromolekul organik yang sangat penting dalam menunjang
keberlangsungan hidup organisme baik secara struktural maupun fungsional. Pembentukan
protein atau biasa disebut sintesis protein berlangsung di dalam sel, tepatnya di inti sel
(nukleus) dan ribosom, melalui beberapa tahapan. Cetakan protein dibuat dari DNA
template menggunakan untai tunggal RNA (messenger RNA) dengan bantuan DNA
Polymerase. Selanjutnya mRNA (kodon) akan bergerak menuju sitoplasma dan atau
retikulum endoplasma untuk kemudian diterjemahkan/ditranslasi menjadi polipeptida
(rantai asam amino yang kelak akan menjadi protein) di ribosom.
Secara integral, translasi merupakan proses akhir dalam sintesis protein dan oleh
karenanya merupakan tahapan yang sangat penting. Tahapan translasi terdiri atas inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Produk translasi yang berupa protein bisa langsung dikemas oleh
badan golgi untuk kemudian dikirimkan ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkan. Jenis
dan banyaknya protein disintesis secara spesifik sesuai instruksi DNA yang dipengaruhi
secara hormonal oleh sistem syaraf.
Dalam prosesnya, translasi berlangsung melalui mekanisme yang tidak sederhana.
Beberapa agen translasi dan istilah molekuler yang terdapat dalam prosesnya merupakan
bahasan yang kompleks dan sistematis. Oleh karena itu, perlu adanya bahasan yang
mendalam mengenai translasi guna menghasilkan pengetahuan yang komprehensif dan
masif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu translasi?
2. Bagaimana struktur dari mRNA, tRNA, dan rRNA?
3. Bagaimana mekanisme proses translasi dan tahapannya terjadi?
5

4. Bagaimana struktur asam amino dan ikatan peptida?


5. Perbedaan translasi pada prokariot dan eukariot?
6. Mutasi apa saja yang bisa terjadi saat translasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian translasi
2. Mengetahui struktur dari mRNA, tRNA, dan rRNA
3. Mengetahui mekanisme proses dan tahapan translasi
4. Mengetahui struktur asam amino dan ikatan peptida
5. Mengetahui perbedaan translasi pada prokariot dan eukariot
6. Mengetahui jenis-jenis mutasi yang terjadi saat translasi
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRANSLASI

DNA dalam genom tidak serta merta mampu menyintesis protein dengan sendirinya,
melainkan menggunakan RNA sebagai perantaranya. Saat sel membutuhkan beberapa
protein, sekuens nukleotida dalam untaian panjang molekul DNA di kromosom akan
disalin menjadi RNA yang sesuai (proses ini disebut transkripsi). Segmen RNA yang
disalin dari DNA ini selanjutnya digunakan sebagai cetakan langsung dari protein (proses
ini disebut translasi). Aliran informasi genetik dalam sel berlangsung dari DNA ke RNA
dan ke protein. Semua sel, dari bakteri sampai manusia, mengekspresikan informasi
genetiknya dengan cara ini. Prinsip fundamendal ini menjadi term dasar yang kemudian
disebut dengan Central Dogma.

Central Dogma menyatakan bahwa informasi genetik mengalir dalam dua tahap yang
berbeda. Gen, sebagai instruksi tertulis dalam bahasa asam nukleat DNA, akan disalin dan
ditulis ulang dalam dialek RNA. Konversi informasi yang dikodekan dari DNA menjadi
RNA padanannya ini disebut transkripsi. Produk transkripsi adalah transkrip: molekul
mRNA matang pada prokariota dan molekul pre-mRNA yang kemudian menjalani
pemrosesan pematangan (lagi) pada eukariota.
Pada tahap kedua ekspresi gen, mesin seluler menerjemahkan mRNA ke dalam rantai
polipeptida yang ekuivalen dalam bahasa asam amino. Pengkodean informasi nukleotida
7

(asam nukleat) ke dalam urutan asam amino ini dikenal sebagai proses translasi. Proses ini
berlangsung di dalam sebuah organel khusus yang disebut ribosom, yang tersusun atas
protein dan RNA ribosom (rRNA), dan sangat tergantung pada kode-kode genetik spesifik
yang mendefinisikan masing-masing asam amino (triplet kodon). Translasi juga tergantung
pada RNA transfer (tRNA), molekul adaptor berupa untaian RNA kecil yang
menempatkan asam amino spesifik pada posisi yang benar dalam rantai polipeptida yang
sedang disintesis.
Secara sederhana, translasi dapat diartikan sebagai proses dimana urutan nukleotida
pada mRNA digunakan sebagai panduan dalam perakitan urutan asam amino yang benar
dalam polipeptida yang sesuai. Translasi berlangsung di sitoplasma, tepatnya di ribosom
(baik ribosom di retikulum endoplasma kasar maupun ribosom yang melayang di
sitoplasma), dalam tiga tahapan utama yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Dalam
prosesnya, agen-agen yang ikut terlibat dalam translasi diantaranya mRNA, tRNA, rRNA,
ribosom, inisiation factor (IF), elongation factor (EF), release factor (RF), tRNA syntase,
dan peptidyl transferase.
Pada sel eukariotik, sintesis protein terjadi di sitoplasma, dimana tiga tipe molekul
RNA memiliki perbedaan performa tapi memiliki fungsi yang kooperatif.

B. STRUKTUR mRNA, tRNA, DAN rRNA

RNA atau ribonucleat acid tersusun atas gula pentosa (ribosa), basa nitrogen (purin
dan pirimidin), dan posfat yang saling berikatan melalui ikatan posfodiester dan N-
glycosil. Berdasarkan fungsi dan strukturnya, RNA dibagi menjadi tiga sebagai berikut.

1. Messenger RNA (mRNA)


mRNA adalah pembawa informasi genetik dalam bentuk transkrip DNA
berupa rangkaian sekuens tiga nukleotida, yang disebut kodon, yang masing-
masing memiliki kemampuan spesifik dalam mengekspresikan sebuah asam
amino. mRNA berupa rantai tunggal polinukleotida linier yang bergerak dan
melayang-layang di sitoplasma untuk kemudian ditangkap oleh ribosom.
Tidak ada kesamaan kimia atau afinitas yang jelas antara triplet nukleotida
kodon mRNA dan asam amino yang mereka tentukan. Sebaliknya, transfer RNA
(tRNAs) berfungsi sebagai molekul adaptor yang memediasi transfer informasi dari
asam nukleat ke protein. Jumlah sisa asam amino yang memerlukan molkeul
8

mRNA sebagai cetakan menjadi ukuran dalam molekul mRNA itu sendiri. Dalam
urutan basa cetakankerja untuk sintesis protein yaitu mRNA terdapat basa triplet
atau kodon yang komplementer terhadap tRNA antikodon. Letak setiap kodon pada
untai mRNAsesuai dengan letak asam amino yang bersesuaian di dalam struktur
primer proteinyang memerlukan mRNA sebagai cetakan.
Struktur mRNA pada eukariot dan prokariot sangat berbeda karena mRNA
pada eukariota harus meninggalkan inti untuk translasi, transkripsi dan translasi
tidak dapat digabungkan, seperti pada prokariota. Eukariotik mRNA juga memulai
penerjemahan pada satu situs, bukan di beberapa situs pengikatan ribosom.
Akhirnya, dalam eukariota langkah-langkah pemrosesan tambahan termasuk
splicing diperlukan untuk membentuk mRNA yang matang.
2. Transfer RNA (tRNA)
Masing-masing tipe asam amino memiliki pasangan tRNA sendiri, yang
berikatan dengan asam amino lain dan membentuk rantai polipeptida. tRNA akan
berikatan dengan asam amino spesifik pada setiap proses karena molekul tRNA
spesifik mengandung sebuah triplet kodon dan antikodon yang saling berpasangan.
Untuk aktivasi asam amino, suatu tRNA berhubungan dengan sintase tRNA amino
asli tertentu (suatu interaksi RNA protein spesifik) dan hanya spesipik untuk satu
dari 20 adenilat-aminoasial. Suatu tRNA harus mampu mengenali kodon yang
tepat untuk suatu untaisn mRNA (interaksi kodon-antikodon) dan tempatnya yang
sesuai pada permukaan ribosom. Informasi molekular yang menetapkan fungsi
khas ini dikandung dalam suatu struktur tRNA yang terdiri dari sekitar 75-90
ribonukleotida.
Dikatakan oleh Giege (2012), tRNA memainkan peran sentral sebagai
molekular adaptor, menghubungkan informasi genetik yang dikodekan dalam
mRNA ke urutan asam amino dari protein yang dikodekan. Struktur sekundernya
yang menyerupai daun semanggi disebabkan oleh tambahan interaksi tersier dan
menumpukan helixs, tRNA melipat menjadi tiga dimensi fungsional berbentuk L.
Struktur ini memungkinkan tRNA untuk melakukan peran adaptor khusus mereka
selama sintesis protein, dimana satu bentuk ujung L (antikodon) secara khusus
berinteraksi dengan antikodon yang sesuai dengan mRNA, sedangkan ujung yang
lain (akseptor) dibebankan dengan asam amino serumpun yang harus dikirim ke
protein yang baru lahir.
9

Sebelum penerjamahan, transkip utama tRNA harus diproses secara


ekstensif, karena transkipsikan sebagai molekul prekursor dengan urutan ekstra di 5
dan 3 ujungnya, selama pematangan tRNA, serangkaian langkah pemprosesan
individu terjadi dapat mencakup penfghapusan 5 pemimpin dan 3 trailer oleh oleh
spesifik endo atau eksonuklease, spilising dari intron, dan penambahan urutan.
Seperti yang menghasilkan tRNA panjang penuh fungsional. Selain itu pengolahan
tRNA tidak terbatas pada pemangkasan dan penambahan dari sekuens ini.
3. Ribosomal RNA (rRNA)
rRNA berasosiasi bersama dengan beberapa protein membentuk ribosom.
Struktur kompleks ini, bergerak sepanjang mRNA, mengkatalisis proses perakitan
asam amino menjadi rantai polipeptida. rRNA juga mengikat tRNA dan asesoris
lain yang dibutuhkan selama sintesis protein. Ribosom terdiri atas subunit besar
dan subunit kecil, yang masing-masing mengandung molekul-molekul rRNA itu
sendiri.
C. MEKANISME PROSES DAN TAHAPAN TRANSLASI

Translasi berlangsung di sitoplasma, tepatnya di ribosom (baik yang melayang-layang


di sitoplasma maupun yang menempel di retikulum endoplasma) melalui serangkaian
reaksi dan proses sebagai berikut.

1. Inisiasi

Inisiasi adalah proses awal dalam translasi di mana ribosom berada dalam fase
inaktif. Pada tahap ini, pertama-tama ribosom diaktifkan oleh protein yang disebut
10

sebagai Inisiation Factor (IF). Terdapat tiga macam IF yaitu IF 1, 2, dan 3 dimana
ketiganya memiliki fungsi yang spesifik. Pengaktifan ribosom dimulai dengan
berikatannya IF 1 dan 2 dengan subunit kecil dari ribosom. Hal ini akan
mengakibatkan berpisahnya subunit kecil dari subunit besar. Ikatan IF 1 dan 2 dengan
subunit kecil berimplikasi dalam memicu perlekatan mRNA pada binding site. Pada
eukariotik, binding site menjadi tempat menempelnya cap mRNA. Setelah IF 1 dan 2
berikatan subunit kecil, keduanya akan melakukan scanning dari ujung mRNA sampai
start kodon (AUG). Di sisi lain, IF 3 mengikat tRNA (yang membawa satu asam
amino spesifik) dan menempelkannya pada triplet kodon kedua dari mRNA yang tadi
berikatan pada ribosom. Setelah itu, IF 1, 2, dan 3 akan kembali terlepas dari ribosom,
dan memicu melekat kembalinya subunit besar ke subunit kecil. Selanjutnya ribosom
akan bergerak dari arah 5’ ke 3’ secara linier.

tRNA pertama melekat pada triplet kodon kedua mRNA pada posisi peptidyl site
(P site) di ribosom. Posisi ini adalah posisi siap transfer, dimana nantinya asam amino
atau polipeptida akan ditranspeptidasi ke tRNA di posisi Amino acyl site (di
sebelahnya) dengan bantuan enzim peptidyl transferase.

2. Elongasi

Pemasangan asam amino pada satu tRNA ke asam amino pada tRNA lainnya akan
membentuk rantai asam amino atau polipeptida. Transfer peptida berlangsung dari
tRNA di posisi P site ke tRNA A site melalui reaksi dehidrogenasi. Seiring dengan
bertambahbanyaknya asam amino yang diikatkan maka semakin panjang pulalah
rantai polipeptida yang terbentuk. Pemanjangan polipeptida ini disebut elongasi.
11

Proses elongasi berlangsung selama belum ditemuinya triplet kodon nonsense (stop
codons; UAG, UAA, UGA). Proses ini dibantu oleh suatu protein yang disebut
elongation factor.

3. Terminasi

Tidak ada tRNA yang mampu berikatan dengan tiga paket triplet codon nonsense
UAG, UGA, dan UAA. Ketiganya membuat proses translasi terhenti atau stuck
(terminasi). Mekanisme penghentian translasi ini didukung oleh hadirnya suatu
protein yang disebut Release Factor. Terdapat tiga macam RF yang bekerja dalam
proses terminasi, yaitu RF 1, 2, dan 3.

Mula-mula, tidak adanya ikatan tRNA-codon pada A site memicu datangnya RF 1


dan 2, keduanya menempel pada stop codon dan melakukan mimicking pada tRNA
sehingga memungkinkan polipeptida ditransfer ke RF 1 dan 2. Polipeptida kemudian
dilepaskan dan keluar dari kompleks ribosom untuk kemudian bertransformasi
menjadi protein.

RF 3 berfungsi dalam proses pemutusan ikatan RF 1 dan 2 dari mRNA dengan cara
mentransfer satu gugus posfatnya. Reaksi ini termasuk reaksi high intermediet energy
dan berlangsung dengan sangat cepat. Lepasnya RF 1, 2, dan 3 akan memicu putusnya
ikatan mRNA dari binding site ribosom. Hal ini akan mengakibatkan ribosom kembali
ke keadaan inaktif.

D. STRUKTUR ASAM AMINO DAN IKATAN PEPTIDA


12

Secara umum, struktur asam amino terdiri dari atom karbon sentral yang terikat
pada gugus amino, atom hidrogen, gugus karboksil dan sebuah gugus samping tertentu
yang menjadi ciri khas satu asam amino dari asam amino lainnya. Asam amino
berikatan dengan asam amino lainnya melalui ikatan peptida yang menghubungkan
gugus amino dengan gugus karboksil. Reaksi pengikatan ini menghasilkan air sebagai
senyawa buang sehingga disebut reaksi dehidrogenasi. Ikatan-ikatan peptida ini
membentuk rantai polipeptida yang nantinya akan bertransformasi menjadi protein.
Perakitan protein dari asam amino selalu berlangsung dari N’ terminus ke C’ terminus
secara linier membentuk struktur primer, sekunder, maupun tersier. Perbedaan gugus
samping mengakibatkan perbedaan jenis asam amino. Terdapat 20 jenis asam amino
yang ditemukan dalam tubuh makhluk hidup.
13

E. PROKARIOT VS EUKARIOT

Dalam prokariota, translasi dimulai pada situs pengikatan ribosom pada mRNA, yang
didefinisikan oleh urutan karakteristik nukleotida pendek yang disebut kotak Shine-
Dalgarno yang berdekatan dengan kodon AUG inisiasi. Tidak ada yang mencegah mRNA
memiliki lebih dari satu situs pengikatan ribosom, dan, pada kenyataannya, banyak pesan
prokariotik adalah polikistronik. Mereka mengandung informasi dari beberapa gen, yang
masing-masing dapat diterjemahkan secara independen mulai dari situs pengikatan
ribosomnya sendiri. Pada eukariota, sebaliknya, subunit ribosomal kecil pertama berikatan
dengan kap metilasi pada akhir 59 mRNA dewasa dan kemudian bermigrasi ke tempat
inisiasi.
14

F. MUTASI
Mutasi yang dapat mengubah pasangan nukleotida DNA dapat memodifikasi salah satu
langkah atau produk dari ekspresi gen. Produk gen B dapat berubah ketika terjadi mutasi
pada urutan pengkodean. Gen akan menghasilkan berbagai reaksi saat mutasi pada ekson
pengkode asam amino. Berikut merupakan tipe-tipe dari mutasi:
1. Silent mutation
Mutasi diam terjadi akibat adanya konsekuensi generasi kode. Ada beberapa yang
dikenal dengan sebutan mutasi diam, yaitu terjadi perubahan kodon menjadi kodon
mutan khusus menentukan asam amino yang sama. Kebanyakan mutasi diam ini
mengubah ketiga kodon pada nukleotida. Dan sebagian besar kodon dengan kodon
asam amino yang berbeda. Pada mutasi ini apabila perubahan salah satu kodon tidak
akan berpengaruh pada penerjemahan selama perubahan itu masih menghasilkan asam
amino yang sama. Contohnya perubahan GCA menjadi GCC akan tetap menghasilkan
asam amino alanin
2. Missense mutation
Mutasi mengubah suatu kodon menjadi kodon mutan sehingga dapat mengubah
asam aminonya, namun sedikit berpengaruh bahkan tidak mengubah fungsi dari asam
amino tersebut. Mutasi initerbagi menjadi 2 yaitu mutasi konservatif dengan non
konservatif. Pada konservatif hanya dapat mengubah struktur kimianya yaitu di gugus
Rnya contohnya seperti mutasi yang mengubah kodon GAC untuk asam aspartat
menjadi kodon GAG asam glutamat adalah substitusi konservatif karena kedua asam
amino memiliki gugus R yang sama. Sebaliknya missense nonkonservatif berbanding
terbalik dengan konservatif karena menyebabkan substasi asam amino dengan sifat
yang berbeda cenderung memiliki konsekuensi yang berbeda. Misalnya pada kodon
GAC untuk asam aspartat menjadi GCC kodon untuk alanin (asam amino dengan
group R yang tidak bermuatan). Efek penotife dari mutasi ini yaitu sulit diprediksi
karena tergantung pada bagaimana substitusi asam amino mengubah struktur dan
fungsi protein.
3. Nonsense mutation
Mutasi ini mengubah suatu kodon menjadi kodon stop yang prematur dan
menghasilkan produksi protein yang sangat kecil daripada yang dikodekan oleh tipe
alel liar dari gen yang sama. Semakin pendek protein yang terpotong polipeptida akan
berfungsi dengan baik.
15

4. Frameshift mutation
Yaitu mutasi yang dihasilkan dari penyisipan atau penambahan nukleotida dalam
pengkodean. Mutasi ini dapat mengakibatkan pembelokan bingkai pembacaan hilir
mutasi. Sehingga dapat mengurangi bahkan merusak protein tersebut.

Berikut ini contoh beberapa jenis mutasi yang mungkin terjadi dalam proses translasi.
16

BAB III
PENUTUP

Translasi merupakan proses konversi dari RNA ke protein. Proses ini berlangsung
dalam tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Dalam setiap tahapannya terdapat
beberapa jenis protein yang ikut andil seperti I-factor, E-factor, dan R-factor. Pun beberapa
enzim seperti peptydil transferase, tRNA syntase, dan sebagainya. Hasil dari proses
translasi ialah polipeptida yang kemudian akan masuk proses editing dan packaging di
badan golgi menjadi protein fungsional dan struktural.
17

DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., and Walter, P. 2008. Molecular
Biology of The Cell. New York: Garland Science.

Campbell, N.A. and J.B.Reece. 2006. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Hartwell, L.H., Hood, L., Goldberg, M.L., Reynolds, A.E., and Silver, L.M. 2011.
Genetics: From Genes to Genomes, Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai