Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

NUKLEUS
(MEMBRAN INTI, NUKLEOLUS, DAN KROMOSOM)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Biologi Sel
Dosen Pengampu : Usman M.Pd.

Disusun oleh:
Nama : Firda Amelia Yuniar
NIM : 2224190052
No. Absen : 14
Kelas : 2B

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Saya pun berterima kasih
kepada Bapak Usman, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Biologi Sel Untirta yang
telah memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Nukleus (Membran inti, Nukleolus,
dan Kromosom)”. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
maupun orang yang membacanya.

Serang, 28 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Nukleus......................................................................................................3
B. Membran Inti Sel (Selubung Nukleus)......................................................4
C. Nukleolus...................................................................................................5
D. Kromatin dan Kromosom..........................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Simpulan....................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan satuan dasar struktur dan fungsi makhluk hidup. Sel berada
pada tingkat terendah dari organisasi kehidupan yang lebih hidup dan dapat
melakukan aktivitas kehidupan. Manusia berawal dari pertemuan sel spermatozoa
dengan sel telur yang menyatu menjadi sebuah sel tunggal lalu berkembang
menjadi seorang manusia. Munculnya teknologi canggih seperti mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron dapat mengungkap struktur sel.
Makhluk hidup multiseluler memiliki memiliki sel dalam jumlah yang
banyak dan bervariasi sehingga fungsinya akan berbeda-beda. Namun pada
dasarnya, sel terbentuk dari tiga bagian utama, yaitu membran sel, sitoplasma, dan
nukleus. Nukleus atau inti sel akan tampak seperti bola besar di dalam sel.
Nukleus dilindungi oleh selubung nukleus atau yang biasa disebut membran inti
sel. Nukleus mengandung materi genetik seperti DNA. Selain itu, nukleus juga
memiliki anak inti sel yang disebut nukleolus.
Bagian-bagian sel tersusun dalam suatu organisasi yang dapat mengatur
seluruh kegiatan yang ada di dalam sel, sehingga sel dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Kegiatan di dalam sel sangatlah banyak sehingga dalam
pengerjaannya memerlukan suatu koordinasi. Pusat koordinasi dari sel tersebut
berada di dalam nukleus. Dengan adanya nukleus maka seluruh kegiatan yang ada
di dalam sel dapat berjalan dengan baik sehingga sel dapat dikatakan sebagai sel
yang aktif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dapat dipaparkan sebagai
berikut.
1. Apa itu nukleus?
2. Apa saja struktur nukleus?
3. Apa fungsi nukleus?
4. Apa saja struktur dari membran inti sel (selubung nukleus)?
5. Apa fungsi membran inti sel?
6. Apa saja fungsi dan kandungan yang ada di dalam nukleolus?
7. Apa fungsi dan kandungan yang ada di dalam kromatin?
8. Apa pengertian dan fungsi dari kromosom?

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari faktor perkembangan potensi peserta didik dan teori belajar dapat
dipaparkan ke dalam beberapa poin berikut
1. Untuk mengetahui pengertian nukleus
2. Untuk mengentahui apa saja struktur nukleus
3. Untuk mengetahui fungsi nukleus
4. Untuk mengetahui struktur membran inti sel (selubung nukleus)
5. Untuk mengetahui fungsi membran inti sel
6. Untuk mengetahui fungsi dan kandungan nukleolus
7. Untuk mengetahui fungsi dan kandungan kromatin
8. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi kromosom

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nukleus
Nukleus (inti sel) mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel
eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan
diameter rata-rata 5 µm, organel ini umumnya adalah organel yang paling
mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada
pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang
tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan
nukleusnya saat berkembang. (Subagiartha, 2018).
Struktur nukleus meliputi membran inti, nukleolus, nukleoplasma, dan
kromatin. Membran inti merupakan pelapis atau selubung dari inti sel. Adapun
nukleolus merupakan massa DNA, RNA dan protein dengan konsentrasi kecil.
Nukleoplasma merupakan cairan kental yang berada di dalam inti sel. Sedangkan
kromatin adalah kompleks DNA dan protein yang membentuk kromosom dalam
inti sel-sel eukariotik (Alistigna, 2015)
Berdasarkan jumlah nukleus, inti sel dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Sel mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
2) Binukleat (berinti ganda), contohnya Paramaecium sp.
3) Multinukleat (berinti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan
beberapa jenis jamur.
Nukleus memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sebuah sel.
Peranan nukleus dalam hal ini adalah untuk mengatur dan mengontrol segala
aktivitas kehidupan sel serta membawa informasi genetik yang diturunkan ke
generasi berikutnya. Informasi genetik ini disimpan dalam suatu molekul
polinukleutida yang disebut DNA (Deoxyribonucleic acid).
Nukleus mengendalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara
mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis
berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma
melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan genetik tersebut
diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis. (Subagiartha,
2018).
Menurut Harvey et al. (2007), fungsi nukleus dapat dipaparkan secara singkat
sebagai berikut:
1) Sebagai media penyimpanan materi genetik sel
Inti sel berguna untuk media penyimpanan informasi genetik sebab
didalam hati sel terdapat membran inti yang bertugas untuk
mempertahankan DNA didalam wajahnya. Rangkaian DNA ini

3
merupakan rangkaian yang terbilang sangat rumit sebab terdiri atas
banyak gen yang mewakili tiap-tiap spessiesnya.
2) Sebagai pengendali seluruh kegiatan sel
Kegiatan di dalam sel sangatlah banyak sehingga dalam
pengerjaannya memerlukan suatu koordinasi. Pusat koordinasi dari sel
tersebut berada di dalam nukleus.
3) Sebagai pengatur siklus pembelahan sel
Inti sel berguna untuk mengatur siklus sel, mulai dari menentukan
kapan suatu sel harus membelah, dan kapan sel tidak perlu membelah,
dan juga kapan sel hanya perlu membesar saja. fungsinya ialah untuk
semua jenis sel secara umum, kecuali sel kanker yang telah terkodekan
didalam gen yang berada pada inti sel
4) Mengendalikan metabolisme seluler
Karena adanya proses menghasilkan protein yang dilakukan yang
melalui proses transkripsi dan translasi, maka setiap gen akan menjadi
protein yang dihasilkan melalui cetakan DNA. Protein tersebut
nantinya akan menjadi enzim yang berperan dalam metabolisme sel.

B. Membran Inti Sel (Selubung Nukleus)


Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang
disebut nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari membran ganda
yang masing-masing merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait.
Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40
nm. (Subagiartha, 2018).
Membran nukleus merupakan membran berlapis ganda bilayer lipid yang
memiliki nama lain selaput inti, selubung inti, karyotheca, membrana nuclei,
envelope. Terdapat ruangan yang memisahkan antara 2 membran inti sel, yaitu
sisterna perinukleus. (Adrianto, 2017).
Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100
nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus menyatu. Pori-
pori terdiri dari RNA dan protein, dengan saluran untuk pertukaran substansi
dengan sitoplasma sel. Pada elektron scaning mikrograf, permukaan pori-pori dari
selubung nukleus menarik perhatian. Protein-protein melapisi pori-pori
menentukan molekul mana yang dapat masuk dan meninggalkan nukleus.
Permukaan luar membran inti sel dilapisi dengan ribosom. (Yulianti, 2014)
Lapisan luar dari selubung nukleus berdekatan dengan retikulum
endoplasma. Struktur ini bertindak sebagai jalur untuk mengangkut asam amino
bersama karena mereka dirakit menjadi protein. Struktur berlubang yang
merupakan pori-pori dari membran nukleus ini menunjukkan bahwa transportasi
molekul melintasi penghalang adalah penting untuk tahap awal sintesis protein.
(Hisham, 2020).

4
Selama pembelahan sel, selubung nukleus mengalami peningkatan dalam
luas permukaan dan jumlah pori-pori. Eukariota sederhana, seperti ragi,
membelah tanpa mengganggu integritas permukaan selubung. Pada eukariota
yang lebih kompleks, seperti tanaman dan hewan, selubung nukleus mengalami
gangguan parah yang meninggalkan kromosom yang terpapar. Setelah pembagian,
membran menyusun kembali sendiri baik dengan menyatukan fragmen yang
terganggu untuk mereformasi struktur utama atau tumbuh terpasang kembali dari
retikulum endoplasma. (Hisham, 2020).

C. Nukleolus
Nukleolus adalah struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang
sedang tidak membelah, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom
disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori
nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-
kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap
reproduksi sel tersebut.
Nukleolus terdiri dari massa DNA, RNA dan protein dengan konsentrasi
kecil. Nukleolus dipergunakan dalam sintesis subunit ribosom, dimana ribosom
merupakan tempat untuk perakitan protein. Pada pengamatan dengan mikroskop
elektron secara selintas, nukleolus tampak sebagai suatu gambaran spons karena
adanya bagian-bagian gelap dan terang. Bagian yang gelap terdiri atas tiga
komponen yang strukturnya berbeda, sedangkan bagian terang masih menjadi
perdebatan apakah bagian tersebut tidak berisi bahan-bahan dari inti yang lain
yang masuk ke dalam nukleolus. Menurut Kurniawan et al. (2013), dalam
nukleolus terdapat komponen sebagai berikut:
1) Daerah granuler (Pars granulose), terdiri dari butir-butir sebesar 15-20
nm, lebih kecil sedikit dari butir ribosom. Seringkali daerah ini
terdapat di bagian perifer anak inti.
2) Daerah fibriler (Pars fibrosa), terdiri atas benang-benang dengan
diameter 5-10 nm, komponen ini terdapat di tengah-tengah anak inti.
Karena daerah granuler dan daerah fibriler keduanya dicerna oleh
enzim ribonuklease, maka diduga keras kedua daerah tersebut
mengandung ribosom.
3) Daerah amorf (Pars amorfa), merupakan daerah yang mengandung
matriks nukleolus yang digunakan untuk mengikat dua komponen
yang disebut di atas , matriks ini merupakan bahan protein.

D. Kromatin dan Kromosom


Kromatin
Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi
kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk

5
benang akan menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui
mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom. (Subagiartha, 2018).
Kromatin terdiri dari kromosom, DNA molekul panjang, dikelilingi oleh
protein yang dikenal sebagai histon. Kromatin nampak granular ketika diamati
dengan mikroskop Beberapa tipe organisme memiliki nomor set kromosom.
Beberapa contohnya, yaitu nyamuk bernomor 6; Lili terdiri dari 24 kromosom;
manusia terdiri dari 46 kromosom; simpanse, orangutan, gorilla, dan kentang
terdiri dari 48 kromosom; amuba terdiri dari 50 kromosom, buntut kuda terdiri
dari 216 kromosom; pakis lidah ular terdiri dari 1262 kromosom. (Yulianti, 2014).
Kromatin terdiri dari DNA (16%), RNA (12%), dan nucleoprotein (72%).
Nukleoprotein di kromatin terdiri dari histon dan nonhiston, histon merupakn
protein yang sangat basa, strukturnya cukup sederhana, tersusun dari arignin dan
lisin dalam jumlah yang cukup besar sekitar 24% mol. Sedangkan protein non
histon, di dalam kromatin terdapat beberapa ratus protein non histon. Hampir 50%
protein non histon adalah protein struktura, bersifat asam dan banyak dijumpai
apda saat interfase. Protein non-histon anatara lain adalah aktin yang merupakan
protein kontraktil. Protein non-histon ada yang memiliki aktivitas sebagai enzim
antara lain adalah polimerasi RNA, protease serin, transferase asetil, ligase,
adenosine, diaminase, nukleofosfoliase, dan guanase. Enzim-enzim ini berperan
dalam proses replikasi DNA, transkripsi, dan pengaturan mekanisme transkripsi.
(Kurniawan et al., 2013)
Kromosom
Kromosom, yang ditemukan dalam inti sel, terdiri dari DNA dan protein.
DNA ini disusun dan diatur sedemikian rupa bahwa mereka mengandung
petunjuk, kode genetik, dan cetak biru untuk bagaimana sel harus dibentuk dan
bagaimana ia akan bekerja. Kromosom adalah bagian penting karena tidak adanya
atau kelainan struktur bisa berarti kerusakan sel, atau bahkan, menginduksi
kematian sel. (Hisham, 2020)
Struktur kromosom dapat dikatakan sangat kompleks. Seperti yang sudah
disinggung sebelumnya, dasar struktur kromosom adalah DNA. Setiap kromosom
memiliki titik yang menyempit yang disebut dengan sentromer, yang membagi
kromosom menjadi dua bagian atau dua lengan. Satu lengan kromosom memiliki
ukuran yang lebih panjang dari lengan lainnya. Lengan kromosom yang lebih
panjang disebut dengan “lengan p”, sedangkan bagian yang pendek disebut
dengan “lengan q”. Posisi sentromer dapat berbeda-beda dan memberikan bentuk
khas pada kromosom. Letak sentromer ini dapat digunakan untuk membantu
menggambarkan lokasi gen tertentu. Lengan kromosom disebut juga dengan
kromatid. Kromatid yang tergabung bersama dalam sentromer disebut
dengan sister chromatis, seperti pada kromosom X. Bagian ujung kromosom
disebut telomer, yang terdiri dari urutan DNA pendek yang sama berulang-ulang.
Telomer bertugas melindungi ujung sel dan mencegah kromosom menempel pada
kromosom lain.

Kromosom berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 2 yaitu :

6
 Kromosom Tubuh (autosom), yaitu kromosom yang berfungsi
mengendalikan sifat-sifat tubuh.
 Kromosom Seks (genosom), yaitu kromosom yang menentukan jenis
kelamin.

Menurut Prawihartono et al. (1988), bentuk kromosom juga bervariasi.


Berdasarkan letak sentromer pada kromosom, maka kromosom dapat dibedakan
menjadi 4 bentuk, yaitu:

 Kromosom Metasentris, yaitu kromosom yang meiliki sentromer di


bagian tengah (median), sehingga kromosom terbagi atas 2 lengan yang
sama panjang. Pada saat anaphase, kromosom metasentris akan tampak
berbentuk seperti huruf  V apabila kromosom membengkok pada lekukan
primer.

 Kromosom submetasentris, yaitu kromosom yang mempunyai sentromer


di dekat bagian tengah (sub median), sehingga kromosom terbagi atas dua
lengan yang sama panjang. Pada saat anaphase kromosom akan berbentuk
huruf J atau L.

 Kromosom subtelosentris (akrosentris), yaitu kromosom yang


mempunyai sentromer di dekat ujung lengan kromosom (sub terminal).
Kromosom ini biasanya tidak membengkok dan akan berbentuk lurus.
Dimana satu lengan kromosom sangat panjang, sedang lengan yang
lainnya sangat pendek.

 Kromosom Telosentris, yaitu kromosom yang mempunyai sentromer


disalah satu ujung lengan kromosom (terminal), sehingga kromosom
tampak hanya mempunyai satu lengan saja dan berbentuk seperti batang.

Kromosom pada organisme eukariotik tersusun dari bagian-bagian berikut:

1) DNA menyusun kromosom sekitar 35% dari keseluruhan


kromosom.
2) RNA menyusun kromosom sekitar 5% dari keseluruhan
kromosom.
3) Protein yang terdiri atas histon yang bersifat basa dan nonhiston
yang bersifat asam. Kedua macam protein ini berfungsi untuk
menggulung benang kromosom sehingga menjadi pudar dan
berperan sebagai enzim pengganda DNA dan pengkopian DNA.

7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Nukleus (inti sel) mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel
eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas).
Struktur nukleus meliputi membran inti, nukleolus, nukleoplasma, dan kromatin.
Membran inti merupakan pelapis atau selubung dari inti sel. Adapun nukleolus
merupakan massa DNA, RNA dan protein dengan konsentrasi kecil.
Nukleoplasma merupakan cairan kental yang berada di dalam inti sel. Sedangkan
kromatin adalah kompleks DNA dan protein yang membentuk kromosom dalam
inti sel-sel eukariotik Nukleus memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan
sebuah sel, yaitu sebagai media penyimpanan materi genetik sel, mengendalikan
sintesis protein, sebagai pengendali seluruh kegiatan sel, sebagai pengatur siklus
pembelahan sel, dan mengendalikan metabolisme seluler. Kromosom terdiri dari
DNA dan protein. DNA ini disusun dan diatur sedemikian rupa bahwa mereka
mengandung petunjuk, kode genetik, dan cetak biru untuk bagaimana sel harus
dibentuk dan bagaimana ia akan bekerja.

E. Saran
Sekiranya makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dalam
perbendaharaan kata-kata maupun data informasi yang didapatkan. Pengetahuan
mengenai nukleus ini diharapkan dapat menambah kepedulian kita dalam bergaya
hidup dan selalu bersyukur akan ciptaan-Nya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, H. 2017. Biologi Sel & Molekuler. Yogyakarta: Deepublish.


Harvey, D. Amy J.B., dan Nathalie G. 2007. Biology Matters! Volume 2 CELL
BIOLOGY. Bandung: PT Pakar Karya.
Helmita, R., Ita D., Bambang P., dan Adi W. 2015. Pola Distribusi Mitokondria
Sel-Sel Trofoblas Blastosis Mencit (Mus Muculus Albinus) dan
Pengaruhnya terhadap Kegagalan Hatching Dan Implantasi. Jurnal Sainstek,
7(1), 16-25.
Hisham. 2020. Fungsi Selubung Nukleus. https://hisham.id/fungsi-selubung-
nukleus.html. (Diakses Jumat, 27 Maret 2020, Pukul 20.03).
Kurniawan, I., Ita A., dan Sapta W.A.G. 2013. Makalah Nukleus.
http://isqalkurniawan92.blogspot.com/2013/11/makalah-nukleus.html.
(Diakses Jumat, 27 Maret 2020, Pukul 17.20).
Satriyo, J. 2019. Kromosom: Pengertian, Struktur, Kelainan.
https://doktersehat.com/kromosom/. (Diakses Jumat, 27 Maret 2020, Pukul
19.57).
Setiawan, S. 2019. Struktur Kromosom: Fungsi, Jenis, Susunan, dan Jumlah.
https://www.gurupendidikan.co.id/struktur-kromosom/. (Diakses Jumat, 27
Maret 2020, Pukul 19.33).
Subagiartha, I.M. 2018. Tinjauan Pustaka Sel Struktur, Fungsi, dan Regulasi.
Badung: Tidak diterbitkan.
Yulianti, E. 2014. Komponen Sel Eukariotik (Nukleus dan Sistem Endomembran).
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/evy-yulianti-
msc/komponen-sel-eukariotik.pdf. (Diakses Jumat, 27 Maret 2020, Pukul
17.05).

Anda mungkin juga menyukai