Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER


Struktur dan Fungsi Sistem Endomembran

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

LISTYA MINARTI
LUTFI APRILIANI
MUHAMMAD IQBAL PERDANA
SETYO SULISTYONO
TINUK NOVIAKORNIYATI

(12308144029)
(12308144030)
(12308144031)
(12308144032)
(12308144034)

PROGRAM STUDI BIOLOGI SWADANA


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013BAB 1
PENDAHULUAN

A. Sistem Endomembran Sebagai Pembeda Pada Sel Prokariotik dan Sel


Eukariotik
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani, kytos, wadah) adalah
ilmu yang mempelajari tentang sel. Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel
merupakan hal mendasar bagi semua bidang ilmu biologi. Pengetahuan antara
persamaan dan perbedaan diantara berbagai jenis sel merupakan hal penting
khusunya bagi bidang biologi sel dan bio molekuler. Persamaan dan perbedaan
mendasar tersebut menimbulkan tema pemersatu, yang memungkinkan prinsipprinsip yang dipelajari dari suatu sel diekstrapolasikan dan digeneralisasi pada jenis
sel lain. Penelitian biologi sel berkaitan erat dengan genetika, biokimia, biologi
molekuler dan biologi perkembangan.
Makhluk hidup seluler baik bersel tunggal (unicellular) maupun yang bersel
banyak (multicelluler) berdasarkan pada sifatnya, antara lain ada tidaknya sistem
endomembran , dikelompokkan dalam dua tipe sel yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Sel prokariotik , merupakan tipe sel yang tidak memiliki sistem
endomembran sehingga sel tipe ini memiliki materi inti yang tidak dibatasi oleh
sistem membran, dan tidak memiliki organel yang dibatasi oleh sistem membran. Sel
prokariotik terdapat pada bakteri dan ganggang biru. Sedangkan sel eukariotik
merupakan tipe sel yang memiliki sistem endomembran. Pada sel eukariotik
memiliki inti yang jelas karena dibatasi oleh sistem membran. Pada sel ini,
sitoplasma memiliki berbagai jenis organel seperti antara lain : Badan golgi,
Retikulum endoplasma (RE), kloroplas (khusunya pada tumbuhan), mitokondria,
badan mikro, lisosom, peroksisom dan glioksisom.
B. Sistem Endomembran Terdapat Dalam Sitoplasma Sel Eukariotik
Sitoplasma merupakan zat yag terdapat pada inti sel dan membran plasma.
Substansi sitoplasma yang permanen dan berperan aktif dalam metabolisme disebut
organel. Organel yang memiliki membran disebut sebagai Sistem Endomembran,
yang termasuk di dalam sistem endomembran: retikulum endomembran, kompleks

golgi, mitokondria, kloroplas (khusus tumbuhan), lisosom, badan mikro, peroksisom


dan glioksisom.
C. Pengertian dan fungsi Sistem Endomembran
Sistem Endomembran merupakan suatu kesatuan organel dalam sitoplasma
yang memiliki membran, dimana organel tersebut membentuk satu kesatuan
komplek yang fungsional. Fungsi dari sistem endomembran sendiri sebagai
pendukung aktivitas sel salah satunya adalah sebagai sintesis lipid, sintesis protein,
berperan dalam fagositosis dan lain sebagainya. Bagian sistem endomembran yang
akan kita bahas antara lain: retikulum endomembran, kompleks golgi, mitokondria,
kloroplas (khusus tumbuhan), lisosom, badan mikro, peroksisom dan glioksisom.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Retikulum Endoplasma dan Badan Golgi
1. Retikulo endoplasma
Dalam sel prokariotik, bangunan ini tidak jelas terlihat, tetapi selalu ditemukan
pada sel eukaryotik. pada berbagai sel Ditemukan macam-macam ukuran dan jumlah
retikula endoplasma, membentang dari membran sel, sampai selubung inti,
mengelilingi mitokondria, dan tampak berhubungan langsung dengan badan golgi.

Struktur inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong Roberson mengajukan
pandangannya tentang evolusi sel. Retikula endoplasma dikenal ada dua macam, ialah
1) ergatoplasma, berpermukaan kasar dengan ribosoma permukaan diluarnya, dan 2)
retikula endoplasma halus, tidak terdapat ribosoma dipermukaannya.
Bila sel dirusak, dengan homogenasi dan fraksinasi menggunakan proses
sentrifugasi diferensial, maka peletnya, ialah sedimen dari (100000x g, 30 menit)
yang juga dikenal sebagai fraksi mikrosoma, ternyata mengandung fesikula kecil-keci
dan fragmen yang berasal dari retikulo endoplasma. Sejumlah enzim yang penting
pada retikulo endoplasma ialah, enzim untuk sintesa sterol, triasil gliserol, dan
fospolipid: untuk detoksikasi obat, desaturasi dan elongasi asam lemak, dan untuk
hidrolisa glukose 6P.
Enzim-enzim terdapat dalam retikulo endoplasma hepar mamalia. Oleh karena
itu aktifitas enzimatik itu semuanya hanya terjadi pada sel hepar, dan tidak ditemukan
dalam mikrosoma dari sel eukariotik lainnya. Dalam mikrosoma itu tidak dijumpai
sitokrom yang terdapat dalam mitokondria. Tetapi sitokrom b5 yang melayani sitem
karier elektron tertentu dalam desaturasi asam lemak, dan sitokrom P-450 yang
berperan dalam reaksi hidroksilasi pada sel hewan terdapat dalam mikrosoma. Karena
ribosom berikatan erat dengan bagian permukaam retikulo endoplasa, sintesa
proteinterjadi pada retikulo endoplasma. Perkiraan protein yang baru dibentuk
disekresi ke dalam sistem vesikular selanjutnya ditransfer ke dalam bagan golgi,
digunakan disana untuk pembentukan lisosom, dan mikrobodi lainnya.
Menurut Conn & Stumft (1972) Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa
RE terdapat di semua sel eukariotik. Meskipun demikian menurut Verma dan Agarwal
(1979) pernah dikemukakan oleh Christine pada tahun 1960, bahwa adanya RE dalam
sel bervariasi. Sel telur dan sel embrionik, tidak terdapat RE; pada sel spermatid, RE
dijumpai sangat langka; sel jaringan adiposum, sel korteks adrenalis hanya
mengandung RE-halus (=RE agranular); sedangkan sel yang menjadi tempat sintesis
protein, misalnya sel pankreas, sel endikrin, mengandung RE sangat banyak dan
terutama untuk jenis ergastoplasma (=RE granuler). Sel hepar mengandung baik RE
granuler maupun RE agranuler.
A. Morfologi RE
RE secara morfologik memiliki 3 macam bentuk, ialah:1) bentuk sisternae, 2)
bentuk vesikular, dan 3) bentuk tubular
1. Bentuk sisternae
a. pipih, memanjang, seperti kantong
b. tidak bercabang
c. diameter antara 40-50 m

d. tersusun dalam berkas sejajar


e. dijumpai pada sel-sel seperti pankreas, kordadorsalis, dan sel otak
2. Bentuk Vesikuler
a. merupakan bentuk oval
b. membentuk struktur vakuolar yang dibungkus oleh membran
c. diameter antara 25-530 m
d. terdapat di kebanyakan sel, terutama sel pankreas
3. Bentuk tubuler
a. seperti tabung, bercabang-cabang
b. diameter antara 50-190 m
c. terdapat di kebanyakan sel
B. Genesis RE
Genesis RE, masih belum diketahui dengan jelas. Diduga RE berasal dari
evaginasi membran inti.
C. Fungsi RE
Menurut Verma dan Agarwal (1979) fungsi RE dapat dikemukakan sebagai
berikut
a. Fungsi umum RE granular dan Agranular
1. Merupakan skleton ultrastruktural yang memberikan kekuatan mekanik sel, pada
matriks sitoplasma koloidalnya.
2. Pertukaran molekul, melalui membran RE (yang mengandung permease dan
karier)
3. Melakukan aktivitas metabolik dan sintetik (karena mengandung berbagai macam
sistem enzim) dan memberikan permukaan yang lebih luas untuk reaksi
enzimatik.
4. Sebagai sistem sirkulasi dan transportasi, mulai dari RE granular, menuju ke REagranular, membran benda golgi, dan berakhir pada lisosom atau granula
sekretori.
5. Menyampaikan impuls intraselular, melalui membran RE.
6. Membentuk bungkus inti baru pada pembelahan sel.
7. Fungsi proteksi sel, karena membran RE mampu menghilangkan efek toksik
melalui proses detoksifikasi.
b. Fungsi RE-granular
Pada RE granular menempel ribosom, ribosom mensintesis protein berdasarkan
petunjuk dari DNA-inti. Protein yang disintesis ribosom untuk keperluan
ekstraselular. Protein yang telah disintesis transportasinya keluar sel melewati RE
(granular dan agranular), kompleks golgi dan granula sekretori.

2. Badan Golgi
Aparatus Golgi merupakan organel yang hadir dalam sebagian besar sel
eukariotik, yang merupakan sel-sel yang mengandung struktur internal. Hal ini
umumnya dianggap sebagai kemasan sel dan pusat pengolahan. Sel menghasilkan
banyak molekul yang berbeda, seperti lemak dan protein. Setelah mereka diproduksi,
mereka akan dikirim ke aparatus Golgi di mana mereka dimodifikasi, dikemas, dan
dikirim. Aparatus Golgi umumnya diibaratkan dengan kantor pos. Selain itu badan
golgi adalah organel yang dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel dan struktur ini
dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ
tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi misalnya ginjal.
A. Morfologi Badan Golgi
Aparatus Golgi terdiri dari tumpukan struktur membran yang dikenal sebagai
cisternae. Ada biasanya 4-8 cisternae di setiap aparatus. Setiap bagian tunggal dari
cisternae, yang dikenal sebagai cisterna, adalah disc membran pipih yang
mengandung enzim yang digunakan untuk memodifikasi molekul. Seluruh struktur
terletak antara retikulum endoplasma, atau pabrik sel, dan membran sel. Posisi dan
struktur aparatus Golgi memungkinkan bahan diproduksi dalam retikulum
endoplasma akan segera diproses dan dikirim dari membran sel.Selain itu ada
sumber yang menyebutkan struktur golgi :
1. Tersusun atas gelembung-gelembung berdinding membran dengan berbagai
bentuk dan ukuran, serta berwarna bening karena tidak mengikat warna basofil
2. Permukaan membran yang menhadap sitosol tidak memiliki butir ribosom.
3. Gelembung- gelembung berdinding membran golgi dibagi menjadi
a. Sakula

- Bentuknya gepeng seperti cakram


- Tersusun atas tumpuk atau tumpukan yang dipisahkan oleh celah yang sempit
- Bentuk masing-masing permukaan tidak sama (satu cembung, satu cekung)
- Pada satu sakula dekat puncak sel, tepi sakula tampak gelembung-gelembung
yang sebagian dilepaskan menjadi butir-butir sekresi bahkan gelembunggelembung dilepaskan dari permukaan cekung.
b. Vesikel sekretoris
Gelembung yang merupakan bagian dari sakula yang
terdapat di bagian tepi
c. Microvesikel atau vesikel transfer
- gelembung kecil yang berdiameter 40 nm dan dapat bergerak dan berasal dari
RE dan bergabung dengan sakula , namun sudah kehilangan butir ribosomnya.

B.
1.
2.
3.
4.

Fungsi Badan Golgi


Menghasilkan sekret yang berupa butiran getah , lisosom primer.
Menyimpan protein dan enzim yang akan disekresikan
Pada tumbuhan badan golgi dimasukkan ke dalam diktiosom
Organel ini menerima bahan dari RE yang akan diolah dan disekresikan

selain itu ada sumber yang mengatakan bahwa fungsi badan golgi:
ungsi utama dari aparat Golgi bertanggung jawab untuk menangani makromolekul
yang diperlukan untuk fungsi sel yang tepat. Ini proses dan paket makromolekul ini
untuk digunakan dalam sel atau sekresi. Terutama, aparatus Golgi memodifikasi
protein yang diterima dari retikulum endoplasma kasar, namun juga mengangkut lipid
ke bagian penting dari sel dan menciptakan lisosom. Sebagai bagian dari sel
eukariotik, aparatus Golgi bekerja berbarengan dengan sistem endomembran.

Fungsi lain dari aparatus Golgi termasuk produksi glikosaminoglikan, yang


pergi untuk membentuk bagian dari jaringan ikat. Golgi akan menggunakan link
xilosa polimerisasi yang glukosaminoglikan ke protein untuk membentuk
proteoglikan.
Kemudian melakukan sulfasi ke proteoglikan dalam rangka untuk membantu
dalam sinyal kemampuan dan memberikan molekul muatan negatif.
Ini Bcl-2 gen yang terletak di dalam aparatus Golgi juga memainkan peran penting
dalam mencegah apoptosis, atau penghancuran sel.
Hal ini kantor pos sel memainkan bagian integral dalam mempersiapkan
molekul untuk digunakan baik di dalam dan di luar sel. Tujuan utamanya adalah
modifikasi protein, yang berfungsi peran vital dalam hampir setiap proses biologis. Ia
menambahkan gula dan gugus fosfat dengan protein, memodifikasi struktur dan
fungsi mereka untuk mencocokkan tugas-tugas khusus mereka. Selain itu, ia terlibat
dalam transportasi lipid dan produksi lisosom, yang mengandung enzim pencernaan
yang memecah zat dalam sel.
Untuk menyimpan dan mengangkut molekul, aparatus Golgi menggunakan
vesikel.

Vesikel

kecil,

kantung

membran-tertutup

yang

digunakan

untuk

penyimpanan, transportasi, dan pencernaan. Vesikel juga digunakan untuk


memindahkan zat keluar dari sel melalui proses yang dikenal sebagai eksositosis, di
mana vesikel menyatu dengan membran sel dan melepaskan isinya di bagian luar.
Mereka juga dapat bergabung dengan membran sel dari luar sel dan melepaskan
isinya di dalam. Hal ini dikenal sebagai endositosis.
Camillo Golgi, seorang dokter Italia, mengidentifikasi aparatus Golgi pada
tahun 1898, dan struktur tersebut sekarang sesuai dengan namanya. Sementara
aparatus Golgi sangat penting untuk berfungsinya sel eukariotik, seperti kebanyakan
organel membran-terikat, tidak ada dalam prokariota. Secara umum, prokariota jauh
lebih kecil daripada eukariota dan memiliki persyaratan lebih sedikit dalam hal
modifikasi, transportasi, dan penyimpanan. Yang besar, eukariota kompleks, seperti
manusia, memiliki kebutuhan yang jauh lebih beragam. Dengan demikian, tidak
mungkin bahwa bekerja keras kantor pos sel akan kehabisan pekerjaan dalam waktu
dekat.
Bagaimana protein dan vesikula melewati struktur aparatus Golgi tidak jelas,
bagaimanapun, ada teori mengenai subjek. Menurut model transportasi vesikuler, ada
berbagai kompartemen terletak antara cis, pada dasarnya awal dari aparatus Golgi,

dan trans, akhir. Ini kompartemen antar jemput sepanjang makromolekul dari bagian
ke bagian operator menggunakan membran-terikat. Ini Model pematangan cisternal
menyatakan bahwa penyatuan satu sama lain pada wajah cis aparat Golgi vesikel dan
pada dasarnya didorong bersama sebagai vesikel baru memadukan bersama di
belakang mereka.
3. Mekanisme Sorting dan Distribusi Protein
Protein yang telah dibentuk disorting dan didistribusikan ke beberapa tempat
seperti ke mitokondrian dan kloroplas. DNA mitokondria menyandikan semua RNA,
akan tetapi sedikit saja protein mitokondria yang disandikannya. Sebagian besar
protein mitokondria disandikan DNA inti dan disintesis dalam sitosol oleh ribosom
bebas. Sesungguhnya kira-kira 10% dari protein dalam sel eukariot diimpor ke dalam
mitokondria. Bagaimana protein ini mencapai tujuannya di mitokondria? Masalah ini
menjadi lebih menarik lagi, karena protein mitokondria berada di empat tempat:
membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks. Gorrfried Schatz
menemukan bahwa protein diarahkan ke matrik motokonria oleh urutan di ujung asam
aminom. Urutan pengarah ke matriks (dikenal juga sebagai presequence = praurutan)
panjangnya khas antara 15 sampai 35 residu. Urutan ini kaya akan residu bernuatan
positif (Stryer, 1996: 930).

4. Mekanisme Targeting Protein ke RE


A. Urutan Sinyal Menandai Protein yang akan Dipindahkan Melintasi Membran ke
Retikulum Endoplasma
Pelekatan ribosom yang sedang mensintesis protein ke membran RE adalah
peristiwa kunci pemindahan protein melintasi membran ini. Apa yang mengarahkan
ribosom ke membran? Dalam tahun 1970, David Sabatini dan Gunter Blobel
mempostulasikan, bahwa sinyal untuk perlekatan berasal dari urutan asam amino
dekat ujung amino pada polipeptida nasens. Hipotesis sinyal ini segera mendapat
dukungan: Cesar Milstein dan George Brownlee menemukan bahwa rantai suatu
imunoglobulin yang disintesis in vivo oleh ribosom bebas mengandung suatu urutan di
sisi amino bebas, sepanjang 20 residu, yang tidak pankr terdapat pada imunoglobulin
matang yang disintesis in vivo. Kemudian, Blobel menemukan bahwa protein sekresi

utama pankreas mengandung perpanjangan sekitar 20 residu bila disintesis in vitro


oleh ribosom bebas. Urutan sinyal ini tidak ada pada protein sekresi biasa, karena
telah dipotong oleh pepdase sinyal di sisi lumen membran RE.
Tidak semua protein sekresi ataupn protein membran plasma mengandung
suatu urutan sinyal ujung amino yang dipotong settelah translokasi melintas membran
RE. Sejumlah protein mengandung suatu urutan sinyal yang berperan sama. Tempat
urutan sinyal internal pada ovalbumin, protein utama putih telur ayam, telah
diketahui. Dengan teknik DNA rekombinan, berbagai penggalan gen ovalbumin
ditiadakan untuk menemukan residu asam amino esensial dalam pemanduan protein.
Ternyata, residu 22 sampai 41 sangat menentukan untuk membawa ovalbumin nasens
melintasi membran retikulum endoplama.

Gambar. Mekanisme targetting protein ke RE


B. Protein Sitosol dapat Diarahkan ke Retikulum Endoplasma bila Suatu Urutan
Sinyal Dikatakan pada Ujung Aminonya
Protein gabungan yang terbentuk melalui teknik DNA rekombinan telah
memperjelas mekanisme pemanduan protein. Cara ini digunakan untuk mengetahui
apakah suatu urutan sinyal ujung amino yang dapat dipotong mengandung semua
informasi yang diperlukan untuk mengarahkan suatu protein menembus membran RE.
Dalam percobaan ini, urutan sinyal berasal dari -laktamase, suatu enzim E. Coli yang
menghidrolisis penisilin dan

-laktam lain. Sementara disintesis, enzim ini

disekresikan bakteri keruang periplasma diantara membran luar dan membran plasma.
Dalam proses tersebut, suatu urutan sinyal sepanjang 23 residu dilepaskan dari
polipeptida. Urutan ini dan 5 residu yang bersebelahan pada pita plaktamase diikatkan
keujung amino rantai alfa hemoglobin dengan membentuk gen hibrid. Globin alfa
dipilih karena protei ini ada disitosol dan sangat hidrofil.
mRNA untuk protein gabungan ini masuk kedalam sistem sintesis protein
invitro, yang dapat memindahkan protein sekresi melewati membran RE, sistem

invitro ini yang bersasl dari sel eukaryot terdiri atas mikrosom. Ribosom tRNA dan
faktor-faktor lain yang diperlukan untuk sintesis dan pemindahan protein. Ribosom
yang mensistesis globin alfa dengan urutan sinyal, diikat pada mikrosom. Yang
terpenting, rantai polipeptida.rantai polipeptida nasens melintasi membran RE urutan
sinyal diputus dan globoin terkurung didalam vesikel. Jadi penambahan suatu urutan
sinyal ke globin alfa mengubah protein ini dari protein sitosol menjadi protein sekresi.
Percobaan ini juga menunjukkan bahwa urutan sinyal bakteri dan eukaryotik sama.
5. Distribusi Protein Keluar Jalur RE dan Golgi
Dalam sel eukariot, ada ribobosom yang bebas, ada pula yang terikat ke suatu
sistem membran yang luas di dalam sel, yaitu retikulum endoplasma (RE). Separuh
dari seluruh membran sel terdiri atas RE ini. Sebaliknya bagian RE yang tidak
mengandung ribosom dinamai RE licin. Dalam garis besarnya, ribosom di membran
RE mensintesis tiga kelas protein utama: protein sekresi (protein yang dieksspor sel),
protein lisosom, dan protein yang terentang lintas tebal membran. Memang hampir
seluruh protein integral dalam membran sel, kecuali yang di membran mitokondria
dan kloroplas, dibuat olah ribosom yang terikat pada RE. Penyelidikan yang dirintis
oleh George Palade tentang mekanisme sekresi zimogen oleh sel asinus pankreas, sel
yang mengkhususkan diri untuk sintesis protein ekspor, telah membuka bidang kajian
baru-pemanduan-protein dan menggariskan jalur yang ditempuhprotein sekresi.
Penyelidikan tentang akivitas ribosom mensintesis protein dalam sistem tanpa sel
telah menjawab soal penting ini. Ribosom bebas diambil sitosol dan ditambahkan ke
membran RE yang telah dilucuti dari ribosom. Ternyata sistem hasil konstitusi ini
mampu mensintesis protein sekresi asal saja ada mRNA yang tepat dan faktor-faktor
terlarut lain. Begitu juga, ribosom yang diperoleh dari RE berbintil sepenuhnya
mampu mensintesis protein yang biasanya dilepaskan ke sitosol. Selanjutnya, tidak
ada perbedaan struktur yang nyata antara ribosom yang bebas dan ribosom yang
diperoleh dari RE berbintil.
6. Eksositosis dan Endositosis
a. Endositosis
Pada endositosis (endocytocis), sel mengambil molekul biologis dan
pertikel dengan cara membentuk vesikel baru dari membran plasma. Walaupun
protein yang terlibat dalam kedua proses transpor massal berbeda, peristiwa
endisitosis terlihat seperti kebalikan eksositosis. Daerah kecil pada membran
plasma menekuk kedalam membentuk kantong. Ketika bertambah dalam,

kantongpun terlepas dari membran plasma, membentuk vesikel yang membentuk


materi yang sepenuhnya berada di luar sel. Ada 3 tipe endositosis: fagositosis
(pemakan

selular/cellular

eating),

pinositosis

(peminuman

selular/celullar

drinking), dan endositosis yang diperantarai reseptor (reseptor mediated


endositosis).
Sel manusia menggunakan endositosis diperantarai reseptor untuk
mengambil kolesterol yang dimanfaatkan dalam sintesis membran dan steroidsteroid lain. Kolesterol mengalir dalam darah sebagai partikel yang disebut
lipoprotein berdensitas rendah (LDL), komplek yang terdiri dari lipid dan protein.
LDL bekerja sebagai ligan (istilah untuk molekul apapun yang berikatan secara
spesifik dengan siklus reseptor dengan molekul lain) dengan cara berikatan dengan
reseptor LDL pada membran plasma dan kemudian memasuki sel melalui
endisitosis.

Gambar fagositosis

Gambar pinositosis

Gambar endositosis diperantarai reseptor


b. Eksositosis
Sel yang mensekresikan molekul biologis tertentu melalui penyatuan
(fusi) vesikel dengan membran plasma disebut eksositosis. Vesikel transpor yang
gtelah bertunas dari aparatus golgi bergerak disepanjang mikrotubulus skeleton ke
membran plasma. Ketika membran vesikel dan membran plasma itu bersentuhan,
molekul-molekul lipid poada kedua lapisan ganda menyusun ulang dirinya sendiri
sehingga kedua membran berdifusi. Kandungan cesikel kemudian tumpah keluar
sel, sementara membran vesikel menjadi bagian dari membran plasma. Banyak sel
sekresi menggunakan eksositosis untuk mengekspor produk. Misalnya, beberapa
sel di pankreas membuat dan mensekresikan insulin kedalam cairan ekstraseluler
melalaui eksositosis.
7. Lisosom
Lisosom terdapat pada sel hewan. Bentuknya seperti bola dan ukuran
diameternya kurang lebih 500 nm. Lisosom mengandung enzim yang berfungsi untuk
mencernakan bahan makanan yang masuk ke dalam sel baik secara pinositosis
( makannya berupa padat ). Lisosom primer yang baru dibentuk oleh golgi yang
mengandung enzim hidrolase yang bersifat laten. Lisosom primer bergabung dengan
vakuola makanan membentuk lisosom sekunder dan terjadilah proses pencernaan.
Bahan yang bisa dicerna dikeluarkan ke sitoplasma sedangkan sisanya di keluarkan
dari sel
8. Glioksisom
A. Struktur dan Fungsi Glioksisom
Glioksisom merupakan badan mikro yang hanya ditemukan pada sel
tumbuhan. Diameter glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 mikrometer. Glioksisom hanya

terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron
merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom
banyak ditemukan pada biji-bijian yang berperan sebagai tempat menyimpan asam
lemak untuk pembentukan energi dalam proses perkecambahan.
Salah satu proses utama pada biji yang sedang mengalami perkecambahan adalah
perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi karbohidrat atau disebut
glukoneogenesis. Penguraian asam lemak menjadi asetil ko-A selanjutnya berubah
menjadi oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Asam sitrat yang terbentuk akan diubah
menjadi glukosa melalui serangkaian reaksi enzimatis yang terdapat di dalam
glioksisom.
Berikut gambar struktur dari glioksisom pada badan mikro :

B. Fungsi Glioksisom
a. Mengontrol dan mengkatalisis dekomposisi senyawa secara bertahap; khusus
penyimpanan lemak.
b. Menyalurkan produk terhadap sintesis senyawa karbon banyak atau karbohidrat.
Mereka sangat penting selama pertumbuhan karena mereka membantu sintesis
dinding sel baru
c. Sebagai tempat metabolisme asam lemak
d. Tempat terjadinya siklus glioksilat
C. Jalur glikosilat
a. Jalur glikosilat merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di peroksisom
dan bergandeng dengan siklus karbon di kloroplas. Jalur ini melibatkan kloroplas,
peroksisom, mitokondria, dan sitosol. Jalur ini meliputi pengubahan senyawa
yang tak mengandung fosfat (nonphosphorilated) yakni gliserat menjadi glisin,
serin, dan persenyawaan C1, dan ini penting sebagai precursor dalam
biosintesis asam inti.

b. Jalur glikosilat dimulai di kloroplas, di mana fosfoglikosilat, glikosilat, dan


fosfogliserat dibentuk dalam fotosintesis. Kloroplas memiliki enzim fosfatase,
yang dapat melepas fosfat dari dua subtrat yang mengandung fosfat (yaitu
fosfogliserat dan fosfoglikosilat) menjadi glikosilat.
c. Glikosilat meninggalkan kloroplas menuju peroksisom dengan perantaraan suatu
pengemban atau pengangkut yang disebut glikosilat-glikosilat shuttle. Dalam
peroksisom glikosilat dioksidasi menghasilkan glioksilat dan membebaskan
H2O2. Dengan adanya katalase di peroksisom ini, H2O2 diubah menjadi H2O
dan O2. Glioksilat akan disintesis menjadi asam amino serin atau kembali ke
kloroplas. Kembalinya glioksilat ke kloroplas ini di duga sebagai mekanisme
untuk menghabiskan NADPH dalam kloroplas yang dihasilkan dalam
fotosintesis. NADPH direoksidasi dalam kloroplas dengan mekanisme tanpa
menghasilkan H2O2 karena di kloroplas tidak ada katalase.

d. Asam amino glisin dibentuk dari glikosilat, melalui reaksi interkonversi dalam
mitokondria menjadi asam amino serin, suatu bagian dari siklus yang belum
diketahui dengan jelas. Serin ditranspor kembali ke peroksisom, lalu mengalami
deaminasi menjadi oksalat dan kemudian direduksi menjadi gliserat. Gliserat
kemudian ditranspor kembali ke kloroplas yang kemudian mengalami fosforilasi

menjadi fosfogliserat. Dengan demikian selesailah siklus ini, dengan catatan


bahwa sebagian reaksi ini searah dan sebagian lainnya bolak balik. Jadi serin
dapat dihasilkan secara langsung dari fosfogliserat dibandingkan dari
fosfoglikosilat.
e. Jalur ini membebaskan 1 molekul CO2, menghasilkan satu molekul serin atau
gliserat dari dua molekul fosfoglikosilat, atau menghasilkan 1 molekul serin atau
1 molekul glisin ditambah persenyawaan C1 dari satu molekul fosfogliserat.
Pola metabolic ini penting bagi sel tumbuhan karena setengah dari karbon yang
difiksasi berlangsung dengan cara ini.
f. Reaksi glikosilat juga dikenal sebagai fenomena fotorespirasi. Fotorespirasi
adalah suatu reaksi yang membebaskan CO2 dari organ yang berwarna hijau
karena pengaruh cahaya. Fotorespirasi didorong oleh kondisi atmosfer di mana
tekanan O2 tinggi, sedangkan tekanan CO2 rendah. Diduga O2 berkompetisi
dengan CO2 terhadap enzim RuBP-karboksilase, yang umumnya enzim tersebut
adalah enzim untuk memfikasai CO2. Bila O2 telah digunakan oleh enzim
tersebut, senyawa antara tak stabil terbentuk dan akan segera terurai menjadi 3-Pgliserat dan P-glikosilat. Terbentuknya fosfoglikosilat dalam reaksi ini akan
menambah konsentrasi asam glikosilat dengan cara membebaskan P-group, dank
arena itu kelebihan glikosilat akan dioksidasi dan lepaslah CO2.
g. Itulah sebabnya fotorespirasi dikatakan sebagai proses yang merugikan bagi
tanaman. Hal ini menyangkut enzim-enzim pengikat CO2 dan hasil-hasil
pengikatannya. Rate fotorespirasi dapat mendekati 50% dari rate bersih
fotosintesis, dan hal inilah yang menyebabkan fotosintesis menjadi tidak efisien.
Fotorespirasi merupakan problem bagi tanaman C3, yang mudah dipengaruhi
adanya tekanan CO2 yang rendah, sebaliknya tanaman C4 lebih efisien. Inilah
tujuan pertanian yang dikembangkan agar dapat mengembangkan tanamantanaman yang memiliki efisiensi fotosintesis yang tinggi.
D. Siklus Glioksilat
(Siklus Glioksilat) siklik Serangkaian reaksi yang melibatkan * siklus TCA
intermediet di mana satu molekul suksinat terbentuk dari dua molekul asetil KoA.
Reaksi yang berbeda dari siklus TCA ditandai dengan panah putus dalam diagram.
Reaksi-reaksi ini dikatalisis oleh lyase isocitrate dan malat sintase masing-masing.
Siklus glioksilat menghindari langkah-langkah pembentukan karbon dioksida dari
siklus TCA dan dengan demikian memungkinkan sintesis bersih karbohidrat dari
asam lemak melalui suksinat (glukoneogenesis lihat). Enzim-enzim dari siklus

glioksilat aktif dalam minyak biji berkecambah bantalan dan di lain jaringan
tanaman-metabolisme lemak. Siklus juga terjadi di mikroorganisme tetapi tidak
pada hewan tingkat tinggi. Dibawah ini adalh gambar dari siklus glioksilat.

Gambar Siklus Glioksilat


9. Peroksisom
Peroksisom ditemukan di semua sel eukaryotik. Mereka terdiri dari enzim
oksidatif seperti katalase dan urate oksidase, pada berbagai konsentrasi yang tinggi di
beberapa sel. Seperti mitokondria, peroksisom merupakan tempat

besar untuk

penghasilan oksigen. Satu hipotesis adalah bahwa peroksisom merupakan sisa organel
tua yang melaksanakan metabolisme oksigen pada ansestor primitif sel eukaryotik.
Peroksisom terdiri dari satu atau lebih enzim yang menggunakan oksigen
molekuler untuk mengubah atom hidrogen pada subtrat organik yang spesifik pada
reaksi oksidasi yang menghasilkan hidrogen peroksida sebagai hasil samping.
Reaksi :
RH2 + O2 R + H2O2
Katalase dengan enzim lain pada organel menggunakan H2O2 untuk
mengoksidasi macam-macam subtrat lain termasuk fenol, asam formic, formaldehid,
dan alkohol dengan reaksi perokdative. Tipe reaksi oksidasi ini secara khusus penting
pada sel hati dan ginjal, yang mana peroksisom akan menetralkan molekul toksik yang
akan masuk ke dalam aliran darah. Bila kita meminum athanol seperti alkohol maka ini
akan dioksidasi menjadi asetaldehid. Ketika terdapat kelebihan akumulasi H2O2 dalam
sel, maka katalase akan mengubahnya menjadi H2O ( 2H2O2 2H2O + O2).
Fungsi penting dari reaksi oksidasi yang berlangsung di peroksisom adalah
memecah molekul asam lemak. Pada proses yang disebut beta oksidasi, ikatan alkil

asam lemak dipendekkan menjadi 2 atom karbon yang kemudian akan diubah menjadi
asetil Ko-A dan diekspor dari peroksisom menuju sitosol untuk digunakan kembali
pada reaksi biosintesis. Beta oksidasi dalam sel mamalia terjadi pada mitokondria dan
peroksisom. Peroksisom merupakan organel yang tidak biasa dan pada sel yang
berbeda dari satu organisme dapat terdiri dari enzim-enzim yang berbeda. Mereka dapat
beradaptasi terhadap perubahan kondisi. Sel jamur yang berkembang pada gula
memiliki peroksisom yang kecil. Tetapi ketika jamur berkembang pada methanol,
mereka memiliki peroksisom yang besar yang mengoksidasi methanol, dan ketika
jamur berkembang pada asam lemak maka mereka memiliki peroksisom yang besar
untuk memecah asam lemak menjadi asetil Ko-A. Peroksisom juga memiliki peran
yang penting pada tanaman. Peroksisom yang berada di daun dimana ini mengkatalisis
oksidasi produk samping dari reaksi yang krusial yang menambahkan CO2 di
karbohidrat. Proses ini disebut dengan fotorespirasi karena ini mengikat oksigen dan
membebaskan karbondioksida. Tipe lain dari peroksisom yaitu yang berada di bibit
perkecambahan, dimana ini memainkan peran penting untuk mengubah asam lemak
pada lipid menjadi gula yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman muda. Karena
pengubahan ini melalui siklus glikolat, maka peroksisom ini juga disebut dengan
glioksisom. Pada siklus glikolat 2 molekul asetil KoA yang diproduksi oleh asam lemak
dipecah di dalam peroksisom yang akhirnya digunakan untuk membuat asam suksinat.
Selanjutnya, ini akan meninggalkan peroksisom dan diubah menjadi gula. Siklus
glikolat ini tidak terjadi pada sel hewan dan hewan tidak dapat mengubah asam lemak
menjadi karbohidrat.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat berdasarkan studi pustaka dan diskusi
maka dapat kami simpulkan bahwa :
1. Sistem endomembran merupakan sebuah kesatuan fungsional dari sebuah
organel-organel bermembran di dalam sitoplasma sel eukariotik yang
menjalankan fungsi atau peranan penting dalam kehidupan sel seperti
mensekresikan protein dan juga lipid.
2. Sistem endomembran meliputi:
a. Struktur dan fungsi Retikulum Endoplasma dan badan golgi
b. Mekanisme sorting dan distribusi protein
c. Mekanisme targeting protein ke RE
d. Distribusi protein keluar jalur RE dan golgi
e. Eksositosis dan endositosis
f. Lisosom
g. Glioksisom
h. Peroksisom
3. Berdasarkan pemaparan diatas kami simpulkan bahwa sistem endomembran
memiliki peran yang cukup vital dalam kehidupan sel

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A.,J.B,reece,L.G.Mitchell.2002.Biologi.Jakarta:Erlangga
Karp, G.,2007. Cell and Molecular Biology Concepts and Experiment.Asia: John Wiley &
sons Inc.
Murray, Robert K.2003.Harpers ilustrated Biochemystry twenty-sixth edition.New York:
McGraw-Hill inc.
Prawiranata,W.,S.Harran dan P.Tjondronegoro.1981.Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.Bogor:
Departemen Botani Fakultas Pertanian IPB.
Subowo, Sagung Sato.2011.Biologi sel Edisi 6.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia
Stryer.1995.Biokimia.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai