Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
LISTYA MINARTI
LUTFI APRILIANI
MUHAMMAD IQBAL PERDANA
SETYO SULISTYONO
TINUK NOVIAKORNIYATI
(12308144029)
(12308144030)
(12308144031)
(12308144032)
(12308144034)
2013BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Retikulum Endoplasma dan Badan Golgi
1. Retikulo endoplasma
Dalam sel prokariotik, bangunan ini tidak jelas terlihat, tetapi selalu ditemukan
pada sel eukaryotik. pada berbagai sel Ditemukan macam-macam ukuran dan jumlah
retikula endoplasma, membentang dari membran sel, sampai selubung inti,
mengelilingi mitokondria, dan tampak berhubungan langsung dengan badan golgi.
Struktur inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong Roberson mengajukan
pandangannya tentang evolusi sel. Retikula endoplasma dikenal ada dua macam, ialah
1) ergatoplasma, berpermukaan kasar dengan ribosoma permukaan diluarnya, dan 2)
retikula endoplasma halus, tidak terdapat ribosoma dipermukaannya.
Bila sel dirusak, dengan homogenasi dan fraksinasi menggunakan proses
sentrifugasi diferensial, maka peletnya, ialah sedimen dari (100000x g, 30 menit)
yang juga dikenal sebagai fraksi mikrosoma, ternyata mengandung fesikula kecil-keci
dan fragmen yang berasal dari retikulo endoplasma. Sejumlah enzim yang penting
pada retikulo endoplasma ialah, enzim untuk sintesa sterol, triasil gliserol, dan
fospolipid: untuk detoksikasi obat, desaturasi dan elongasi asam lemak, dan untuk
hidrolisa glukose 6P.
Enzim-enzim terdapat dalam retikulo endoplasma hepar mamalia. Oleh karena
itu aktifitas enzimatik itu semuanya hanya terjadi pada sel hepar, dan tidak ditemukan
dalam mikrosoma dari sel eukariotik lainnya. Dalam mikrosoma itu tidak dijumpai
sitokrom yang terdapat dalam mitokondria. Tetapi sitokrom b5 yang melayani sitem
karier elektron tertentu dalam desaturasi asam lemak, dan sitokrom P-450 yang
berperan dalam reaksi hidroksilasi pada sel hewan terdapat dalam mikrosoma. Karena
ribosom berikatan erat dengan bagian permukaam retikulo endoplasa, sintesa
proteinterjadi pada retikulo endoplasma. Perkiraan protein yang baru dibentuk
disekresi ke dalam sistem vesikular selanjutnya ditransfer ke dalam bagan golgi,
digunakan disana untuk pembentukan lisosom, dan mikrobodi lainnya.
Menurut Conn & Stumft (1972) Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa
RE terdapat di semua sel eukariotik. Meskipun demikian menurut Verma dan Agarwal
(1979) pernah dikemukakan oleh Christine pada tahun 1960, bahwa adanya RE dalam
sel bervariasi. Sel telur dan sel embrionik, tidak terdapat RE; pada sel spermatid, RE
dijumpai sangat langka; sel jaringan adiposum, sel korteks adrenalis hanya
mengandung RE-halus (=RE agranular); sedangkan sel yang menjadi tempat sintesis
protein, misalnya sel pankreas, sel endikrin, mengandung RE sangat banyak dan
terutama untuk jenis ergastoplasma (=RE granuler). Sel hepar mengandung baik RE
granuler maupun RE agranuler.
A. Morfologi RE
RE secara morfologik memiliki 3 macam bentuk, ialah:1) bentuk sisternae, 2)
bentuk vesikular, dan 3) bentuk tubular
1. Bentuk sisternae
a. pipih, memanjang, seperti kantong
b. tidak bercabang
c. diameter antara 40-50 m
2. Badan Golgi
Aparatus Golgi merupakan organel yang hadir dalam sebagian besar sel
eukariotik, yang merupakan sel-sel yang mengandung struktur internal. Hal ini
umumnya dianggap sebagai kemasan sel dan pusat pengolahan. Sel menghasilkan
banyak molekul yang berbeda, seperti lemak dan protein. Setelah mereka diproduksi,
mereka akan dikirim ke aparatus Golgi di mana mereka dimodifikasi, dikemas, dan
dikirim. Aparatus Golgi umumnya diibaratkan dengan kantor pos. Selain itu badan
golgi adalah organel yang dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel dan struktur ini
dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ
tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi misalnya ginjal.
A. Morfologi Badan Golgi
Aparatus Golgi terdiri dari tumpukan struktur membran yang dikenal sebagai
cisternae. Ada biasanya 4-8 cisternae di setiap aparatus. Setiap bagian tunggal dari
cisternae, yang dikenal sebagai cisterna, adalah disc membran pipih yang
mengandung enzim yang digunakan untuk memodifikasi molekul. Seluruh struktur
terletak antara retikulum endoplasma, atau pabrik sel, dan membran sel. Posisi dan
struktur aparatus Golgi memungkinkan bahan diproduksi dalam retikulum
endoplasma akan segera diproses dan dikirim dari membran sel.Selain itu ada
sumber yang menyebutkan struktur golgi :
1. Tersusun atas gelembung-gelembung berdinding membran dengan berbagai
bentuk dan ukuran, serta berwarna bening karena tidak mengikat warna basofil
2. Permukaan membran yang menhadap sitosol tidak memiliki butir ribosom.
3. Gelembung- gelembung berdinding membran golgi dibagi menjadi
a. Sakula
B.
1.
2.
3.
4.
selain itu ada sumber yang mengatakan bahwa fungsi badan golgi:
ungsi utama dari aparat Golgi bertanggung jawab untuk menangani makromolekul
yang diperlukan untuk fungsi sel yang tepat. Ini proses dan paket makromolekul ini
untuk digunakan dalam sel atau sekresi. Terutama, aparatus Golgi memodifikasi
protein yang diterima dari retikulum endoplasma kasar, namun juga mengangkut lipid
ke bagian penting dari sel dan menciptakan lisosom. Sebagai bagian dari sel
eukariotik, aparatus Golgi bekerja berbarengan dengan sistem endomembran.
Vesikel
kecil,
kantung
membran-tertutup
yang
digunakan
untuk
dan trans, akhir. Ini kompartemen antar jemput sepanjang makromolekul dari bagian
ke bagian operator menggunakan membran-terikat. Ini Model pematangan cisternal
menyatakan bahwa penyatuan satu sama lain pada wajah cis aparat Golgi vesikel dan
pada dasarnya didorong bersama sebagai vesikel baru memadukan bersama di
belakang mereka.
3. Mekanisme Sorting dan Distribusi Protein
Protein yang telah dibentuk disorting dan didistribusikan ke beberapa tempat
seperti ke mitokondrian dan kloroplas. DNA mitokondria menyandikan semua RNA,
akan tetapi sedikit saja protein mitokondria yang disandikannya. Sebagian besar
protein mitokondria disandikan DNA inti dan disintesis dalam sitosol oleh ribosom
bebas. Sesungguhnya kira-kira 10% dari protein dalam sel eukariot diimpor ke dalam
mitokondria. Bagaimana protein ini mencapai tujuannya di mitokondria? Masalah ini
menjadi lebih menarik lagi, karena protein mitokondria berada di empat tempat:
membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks. Gorrfried Schatz
menemukan bahwa protein diarahkan ke matrik motokonria oleh urutan di ujung asam
aminom. Urutan pengarah ke matriks (dikenal juga sebagai presequence = praurutan)
panjangnya khas antara 15 sampai 35 residu. Urutan ini kaya akan residu bernuatan
positif (Stryer, 1996: 930).
disekresikan bakteri keruang periplasma diantara membran luar dan membran plasma.
Dalam proses tersebut, suatu urutan sinyal sepanjang 23 residu dilepaskan dari
polipeptida. Urutan ini dan 5 residu yang bersebelahan pada pita plaktamase diikatkan
keujung amino rantai alfa hemoglobin dengan membentuk gen hibrid. Globin alfa
dipilih karena protei ini ada disitosol dan sangat hidrofil.
mRNA untuk protein gabungan ini masuk kedalam sistem sintesis protein
invitro, yang dapat memindahkan protein sekresi melewati membran RE, sistem
invitro ini yang bersasl dari sel eukaryot terdiri atas mikrosom. Ribosom tRNA dan
faktor-faktor lain yang diperlukan untuk sintesis dan pemindahan protein. Ribosom
yang mensistesis globin alfa dengan urutan sinyal, diikat pada mikrosom. Yang
terpenting, rantai polipeptida.rantai polipeptida nasens melintasi membran RE urutan
sinyal diputus dan globoin terkurung didalam vesikel. Jadi penambahan suatu urutan
sinyal ke globin alfa mengubah protein ini dari protein sitosol menjadi protein sekresi.
Percobaan ini juga menunjukkan bahwa urutan sinyal bakteri dan eukaryotik sama.
5. Distribusi Protein Keluar Jalur RE dan Golgi
Dalam sel eukariot, ada ribobosom yang bebas, ada pula yang terikat ke suatu
sistem membran yang luas di dalam sel, yaitu retikulum endoplasma (RE). Separuh
dari seluruh membran sel terdiri atas RE ini. Sebaliknya bagian RE yang tidak
mengandung ribosom dinamai RE licin. Dalam garis besarnya, ribosom di membran
RE mensintesis tiga kelas protein utama: protein sekresi (protein yang dieksspor sel),
protein lisosom, dan protein yang terentang lintas tebal membran. Memang hampir
seluruh protein integral dalam membran sel, kecuali yang di membran mitokondria
dan kloroplas, dibuat olah ribosom yang terikat pada RE. Penyelidikan yang dirintis
oleh George Palade tentang mekanisme sekresi zimogen oleh sel asinus pankreas, sel
yang mengkhususkan diri untuk sintesis protein ekspor, telah membuka bidang kajian
baru-pemanduan-protein dan menggariskan jalur yang ditempuhprotein sekresi.
Penyelidikan tentang akivitas ribosom mensintesis protein dalam sistem tanpa sel
telah menjawab soal penting ini. Ribosom bebas diambil sitosol dan ditambahkan ke
membran RE yang telah dilucuti dari ribosom. Ternyata sistem hasil konstitusi ini
mampu mensintesis protein sekresi asal saja ada mRNA yang tepat dan faktor-faktor
terlarut lain. Begitu juga, ribosom yang diperoleh dari RE berbintil sepenuhnya
mampu mensintesis protein yang biasanya dilepaskan ke sitosol. Selanjutnya, tidak
ada perbedaan struktur yang nyata antara ribosom yang bebas dan ribosom yang
diperoleh dari RE berbintil.
6. Eksositosis dan Endositosis
a. Endositosis
Pada endositosis (endocytocis), sel mengambil molekul biologis dan
pertikel dengan cara membentuk vesikel baru dari membran plasma. Walaupun
protein yang terlibat dalam kedua proses transpor massal berbeda, peristiwa
endisitosis terlihat seperti kebalikan eksositosis. Daerah kecil pada membran
plasma menekuk kedalam membentuk kantong. Ketika bertambah dalam,
selular/cellular
eating),
pinositosis
(peminuman
selular/celullar
Gambar fagositosis
Gambar pinositosis
terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron
merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom
banyak ditemukan pada biji-bijian yang berperan sebagai tempat menyimpan asam
lemak untuk pembentukan energi dalam proses perkecambahan.
Salah satu proses utama pada biji yang sedang mengalami perkecambahan adalah
perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi karbohidrat atau disebut
glukoneogenesis. Penguraian asam lemak menjadi asetil ko-A selanjutnya berubah
menjadi oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Asam sitrat yang terbentuk akan diubah
menjadi glukosa melalui serangkaian reaksi enzimatis yang terdapat di dalam
glioksisom.
Berikut gambar struktur dari glioksisom pada badan mikro :
B. Fungsi Glioksisom
a. Mengontrol dan mengkatalisis dekomposisi senyawa secara bertahap; khusus
penyimpanan lemak.
b. Menyalurkan produk terhadap sintesis senyawa karbon banyak atau karbohidrat.
Mereka sangat penting selama pertumbuhan karena mereka membantu sintesis
dinding sel baru
c. Sebagai tempat metabolisme asam lemak
d. Tempat terjadinya siklus glioksilat
C. Jalur glikosilat
a. Jalur glikosilat merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di peroksisom
dan bergandeng dengan siklus karbon di kloroplas. Jalur ini melibatkan kloroplas,
peroksisom, mitokondria, dan sitosol. Jalur ini meliputi pengubahan senyawa
yang tak mengandung fosfat (nonphosphorilated) yakni gliserat menjadi glisin,
serin, dan persenyawaan C1, dan ini penting sebagai precursor dalam
biosintesis asam inti.
d. Asam amino glisin dibentuk dari glikosilat, melalui reaksi interkonversi dalam
mitokondria menjadi asam amino serin, suatu bagian dari siklus yang belum
diketahui dengan jelas. Serin ditranspor kembali ke peroksisom, lalu mengalami
deaminasi menjadi oksalat dan kemudian direduksi menjadi gliserat. Gliserat
kemudian ditranspor kembali ke kloroplas yang kemudian mengalami fosforilasi
glioksilat aktif dalam minyak biji berkecambah bantalan dan di lain jaringan
tanaman-metabolisme lemak. Siklus juga terjadi di mikroorganisme tetapi tidak
pada hewan tingkat tinggi. Dibawah ini adalh gambar dari siklus glioksilat.
besar untuk
penghasilan oksigen. Satu hipotesis adalah bahwa peroksisom merupakan sisa organel
tua yang melaksanakan metabolisme oksigen pada ansestor primitif sel eukaryotik.
Peroksisom terdiri dari satu atau lebih enzim yang menggunakan oksigen
molekuler untuk mengubah atom hidrogen pada subtrat organik yang spesifik pada
reaksi oksidasi yang menghasilkan hidrogen peroksida sebagai hasil samping.
Reaksi :
RH2 + O2 R + H2O2
Katalase dengan enzim lain pada organel menggunakan H2O2 untuk
mengoksidasi macam-macam subtrat lain termasuk fenol, asam formic, formaldehid,
dan alkohol dengan reaksi perokdative. Tipe reaksi oksidasi ini secara khusus penting
pada sel hati dan ginjal, yang mana peroksisom akan menetralkan molekul toksik yang
akan masuk ke dalam aliran darah. Bila kita meminum athanol seperti alkohol maka ini
akan dioksidasi menjadi asetaldehid. Ketika terdapat kelebihan akumulasi H2O2 dalam
sel, maka katalase akan mengubahnya menjadi H2O ( 2H2O2 2H2O + O2).
Fungsi penting dari reaksi oksidasi yang berlangsung di peroksisom adalah
memecah molekul asam lemak. Pada proses yang disebut beta oksidasi, ikatan alkil
asam lemak dipendekkan menjadi 2 atom karbon yang kemudian akan diubah menjadi
asetil Ko-A dan diekspor dari peroksisom menuju sitosol untuk digunakan kembali
pada reaksi biosintesis. Beta oksidasi dalam sel mamalia terjadi pada mitokondria dan
peroksisom. Peroksisom merupakan organel yang tidak biasa dan pada sel yang
berbeda dari satu organisme dapat terdiri dari enzim-enzim yang berbeda. Mereka dapat
beradaptasi terhadap perubahan kondisi. Sel jamur yang berkembang pada gula
memiliki peroksisom yang kecil. Tetapi ketika jamur berkembang pada methanol,
mereka memiliki peroksisom yang besar yang mengoksidasi methanol, dan ketika
jamur berkembang pada asam lemak maka mereka memiliki peroksisom yang besar
untuk memecah asam lemak menjadi asetil Ko-A. Peroksisom juga memiliki peran
yang penting pada tanaman. Peroksisom yang berada di daun dimana ini mengkatalisis
oksidasi produk samping dari reaksi yang krusial yang menambahkan CO2 di
karbohidrat. Proses ini disebut dengan fotorespirasi karena ini mengikat oksigen dan
membebaskan karbondioksida. Tipe lain dari peroksisom yaitu yang berada di bibit
perkecambahan, dimana ini memainkan peran penting untuk mengubah asam lemak
pada lipid menjadi gula yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman muda. Karena
pengubahan ini melalui siklus glikolat, maka peroksisom ini juga disebut dengan
glioksisom. Pada siklus glikolat 2 molekul asetil KoA yang diproduksi oleh asam lemak
dipecah di dalam peroksisom yang akhirnya digunakan untuk membuat asam suksinat.
Selanjutnya, ini akan meninggalkan peroksisom dan diubah menjadi gula. Siklus
glikolat ini tidak terjadi pada sel hewan dan hewan tidak dapat mengubah asam lemak
menjadi karbohidrat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat berdasarkan studi pustaka dan diskusi
maka dapat kami simpulkan bahwa :
1. Sistem endomembran merupakan sebuah kesatuan fungsional dari sebuah
organel-organel bermembran di dalam sitoplasma sel eukariotik yang
menjalankan fungsi atau peranan penting dalam kehidupan sel seperti
mensekresikan protein dan juga lipid.
2. Sistem endomembran meliputi:
a. Struktur dan fungsi Retikulum Endoplasma dan badan golgi
b. Mekanisme sorting dan distribusi protein
c. Mekanisme targeting protein ke RE
d. Distribusi protein keluar jalur RE dan golgi
e. Eksositosis dan endositosis
f. Lisosom
g. Glioksisom
h. Peroksisom
3. Berdasarkan pemaparan diatas kami simpulkan bahwa sistem endomembran
memiliki peran yang cukup vital dalam kehidupan sel
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A.,J.B,reece,L.G.Mitchell.2002.Biologi.Jakarta:Erlangga
Karp, G.,2007. Cell and Molecular Biology Concepts and Experiment.Asia: John Wiley &
sons Inc.
Murray, Robert K.2003.Harpers ilustrated Biochemystry twenty-sixth edition.New York:
McGraw-Hill inc.
Prawiranata,W.,S.Harran dan P.Tjondronegoro.1981.Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.Bogor:
Departemen Botani Fakultas Pertanian IPB.
Subowo, Sagung Sato.2011.Biologi sel Edisi 6.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia
Stryer.1995.Biokimia.Jakarta:EGC.