Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang


Sistem integumen /sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun
tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Fungsinya
antara lain sebagai pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor, respirasi,
ekskresi, termoregulasi dan osmoregulasi homeostatic.
Fungsi lain :
a. Sebagai tempat cadangan makanan Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4
musim
b. Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia
c. Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan,selaput renang pada katak.
d. Sebagai tempat pembentukan vitamin D
Sistem integument adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan Hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik,
kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa
Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat
pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit tmerupakan organ
yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Cahaya matahari mengandung sinar
ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh.
misalnya menjadi pucat kekuning-kunigan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.
Gangguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misalnya
karena stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit
wajah.
1.2     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apayang dimaksud dengan sistem integumen?


2. Bagaimana sistem integumen pada pisces?
3. Bagaimana sistem integumen pada amphibi?
4. Bagaimana sistem integumen pada reptil?
5. Bagaimana sistem integumen pada aves?
6. Bagaimana sistem integumen pada mamalia?

1.3     Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah iniadalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem integument.


2. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada pisces.
3. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada amphibi.
4. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada reptile.
5. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada aves.
6. Untuk mengetahui mekanisme sistem integumen pada mamalia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Sistem Integumen


Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,
bulu, sisik,kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal
dari Bahasa Latin " integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen merupakan
suatu sistem yang sangat bervariasi, sehingga strukturnya tersusun oleh organ atau struktur
tertentu dengan memiliki fungsi yang bermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap
terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivat dari kulit. Kulit yang sebenarnya
terdiri dari lapisan utama yaitu epidermis dan dermis, derivat integumen adalah struktur
tertentu dimana secara embryo genetik yangberasal dari salah satu atau kedua lapisan dari
kulit yangsebenarnya.
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi :
a.) Sebagai pelindung atau alat proteksi, lapisan kulit bagian luar relative
impermeable terhadap air, untuk mencegah penguapan yang berlebihan. Sebagai
tempat eksteroreseptor, pada bagian dermis kulit terdapat reseptor berupa akhiran
saraf bebas atau badan-badan sensoris yang dapat menerima berbagai macam
rangsang dari lingkungan eksternal.
b.) Sebagai alat ekskretori , pada kulit banyak terdapat kelenjer-kelenjer keringat
dan kelenjer-kelenjer lemak yang berfungsi membantu membuang sisa-sisa hasil
metabolisme baik berupa air, lipida atau garam-garam keluar tubuh.
c.) Sebagai alat respirasi atau alat pernafasan, terutama pada hewan-hewan akuatik
dengan struktur kulit yang tipis selalu basah dan sangat vaskuler. Kondisi kulit
seperti ini sangat kondusif untuk proses difusi gas O2 yang terlarut dalam air masuk
ke kapiler-kapiler darah dipermukaan kulit tubuh.
d.) Sebagai alat nutrisi dan cadangan makanan, yaitu terdapat kelenjer mammae
(kelenjer susu) yang digunakan oleh mamalia untuk nutrisi bagi hewan muda atau
yang baru lahir. Dan kulit tempat penyimpanan cadangan makanan (energi), yang
berupa lemak.
e.) Sebagai alat gerak, pada hewan vofitan/arboreal seperti burung, kalelawar, cicak
dll, derivate kulit dipakai sebagai alat terbang yang sangat penting.
f.) Sebagai tempat pembentukan vitamin D, pada manusia pembentukan vitamin D3
pada kulit sangat penting untuk pembentukan tulang. Kalsiferol dibentuk dari
dehidrokolesterol yang dihasilkan oleh hati dengan bantuan cahaya matahari dikulit.

2.2    SISTEM INTEGUMEN PISCES


Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya,
seperti sisik dan kelenjar beracun. Sistem integumen pada seluruh makhluk hidup
merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat
makhluk hidup tersebut hidup atau berada.Yang termasuk dalam sistem integumen pada
ikan adalah kulit beserta drivat, contohnya adalah sisik dan kelenjar beracun.
         1. Kulit

Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut Epidermis dan lapisan
dalam yang disebut Dermis atau Corium.

      a.       Epidermis


Merupakan lapisan luar dari kulit, kulit pada bagian epidermis ini selalu basah yang
disebabkan oleh lendir yang dihasilkan suatu sel kelenjar di bagian dalam epidermis.

 Lendir
pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk piala yang dapat menghasilkan
suatu zat (semacam glycopr0tein) yang dinamakan mucin. Jika zat tersebut bersentuhan
dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan menyebabkan kulit pada bagian
epidermis ini selalu basah. Pada ikan yang tidak memiliki sisik lendir yang dihasilkan lebih
banyak dari pada ikan yang memiliki sisik. Fungsi lendir pada ikan itu sendiri adalah untuk
mengurangi gesekan tubuh dengan air yng membuat ikan dapat berenang lebih cepat, pada
ikan belut sendiri digunakan untuk mempertahankan diri dari mangsa khususnya manusia
yang membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam. Selain itu lendir juga berperan dalam
proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel yang mencegah keluar masuknya air
melalui kulit, serta mencegah infeksi dalam penutupan luka.
      b. Dermis
Lapisan kulit dalam atau dermis akan lebih tebal dari lapisan kulit luar. Dermis
mengandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat. Lapisan ini juga berperan dalam
proses pembentukan sisik pada ikan yang bersisik.

 Sisik ikan
Terdapat macam-macam sisik ikan, yang diantaranya :
      1)      Sisik Pelacoid
Sisik Placoid atau dermal denticle, yaitu sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok
Elasmobranchii dan Chondrichthyes disebut dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti
pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki lapisan email yang disebut
sebagai vitrodentin dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine yang berisi pembuluh dentinal.
      2)      Sisik Ctenoid
Sisik Ctenoid terdapat pada ikan bertulang sejati (Teleostei) yang mempunyai jari-
jari sirip keras (Acanthopterygii). Berbentuk pipih, tipis dan transparan, tidak mengandung
dentine atau enamel, serta pada bagian posterior terdapat semaam duri-duri kecil atau
Ctenii. Pada bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis
memusat (Radius).
      3)      Sisik Cycloid
Sisik Cycloid terdapat pada ikan Teleostei yang memiliki jari-jari lunak pada siripnya
(Malacopterygii). Betuk sisik ini lebih bulat dan tidak mengandung dentine atau enamel.
Pada bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat
(Radius). Pada ikan dari daerah subtropis, circuli dapat digunakan untuk menentukan umur
ikan.
      4) Sisik Cosmoid dan Ganoid
 Sisik Cosmoid
Sisik Cosmoid terdapat pada ikan yang sudah menjadi fosil atau terdapat pada ikan
primitif seperti ikan Latimeria dan sisik ini permukaan luar berlapis denticulate.
 Sisik Ganoid

terdapat pada ikan-ikan Acanthopterygii contohnya ikan Acipencer serta pada lapisan
luar sisik dibentuk dari substansi garam anorganik yang keras (ganoine).
Kelenjar Beracun
Kelenjar Beracun juga  terdapat pada sistem integumen, dimana kelenjar
beracun ini merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi kelenjar yang
mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun ini berfungsi sebagai alat mempertahankan diri,
menyerang atau melumpuhkan mangsa. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung
kelenjar beracun antara lain ikan-ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan
sebangsanya (Siluroidea), dan golongan Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae,
Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi
racunnya bukan berasal dari sistem integumennya, melainkan dari kelenjar empedu.

Warna pada sistem integumen


        Warna ikan tersebut dikarenakan oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan
biochrome (pigmen pembawa warna). Schemachrome putih terdapat pada rangka,
gelembung renang sisik dan testes; biru dan ungu pada iris mata; warna-warna pelangi pada
sisik, mata dan membran usus.
          Yang termasuk biochrome ialah :

          -Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak lainnya

          -Chromolipoid; berwarna kuning sampai coklat

          -Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau

          -Melanin; kebanyakan berwarna hitam atau coklat

          -Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah, kuning, hijau, biru dan coklat

          -Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan fluoresensi kehijau-hijauan

          -Purin; berwarna putih atau keperak-peraka

           -Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga  

Organ cahaya pada sistem integumen


Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens. Terdapat dua
sumbercahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit.
Ikan-ikan yang dapatmengeluarkan cahaya umumnya tinggal di bagian laut dalam dan
hanya sedikit yang hidup diperairan dangkal. Sebagian dari padanya bergerak ke
permukaanuntuk mencari makanan. Di laut dalam terletak antara 300 – 1000 meter
dibawahpermukaan laut.
Sel pada kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau
photophore (photocyt). Ini biasanya terdapat pada golonganElasmobranchii (Sphinax,
Etmopterus, Bathobathis moresbyi) dan Teleostei(Stomiatidae, Hyctophiformes,
Batrachoididae)
2.3    SISTEM INTEGUMEN AMPHIBI
Amphibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa Sisik.
Kulit tersusun atas
a. Epidermis
Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel germ yang selalu menghasilkan
lapisan jangat yang setiap waktu bisa terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan di bawah
lapisan jagat dibentuk lapisan jangat baru, sewaktu lapisan jangat yang lama terkelupas
telah ada penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas ditelan kembali.
b. Dermis
Pada dermis terdapat jaringan ikat, di sebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan
seperti karet busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian sebelah dalam
dari dermis terdapat jaringan-jaringan padat berupa jaringan ikat selanjutnya di sebelah
bawah jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh darah.
Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir yang
banyak, mencegah kulit dari kekeringan. Kulit juga memfasilitasi pertukaran gas yang
memungkinkan amfibi untuk bernapas ketika mereka menjalani hibernasi. Kulit dicegah
dari kerusakan oleh predator, banyak amfibi telah berevolusi, kelenjar racun di kulit dan
toksisitas dari kelenjar bervariasi sesuai dengan spesies. Racun yang dikeluarkan oleh
beberapa amfibi yang fatal bagi manusia juga tapi sisanya memiliki efek yang sangat
sedikit atau ringan. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk produksi toksin adalah kelenjar
paratoid yang melepaskan bufotoxin dan terletak di belakang telinga katak dan kodok
tertentu sementara di salamander mereka hadir tepat di belakang mata.
Struktur yang menutupi ini dibatasi oleh adanya struktur dinamis tertentu khas
vertebrata misalnya, adanya lapisan luar yang sangat cornified yang mengalami molting
reguler dan proses ini dikendalikan oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis
dan tiroid. Kutil atau thickenings lokal adalah karakteristik kodok. Bagian luar kulit
ditumpahkan secara periodik dalam satu potong, sementara pada mamalia dan burung itu
tertumpah dalam serpih dan mereka juga dikenal untuk makan kulit sloughed. Kromatofora
juga dikenal sebagai sel-sel pigmen yang bertanggung jawab untuk warna kulit amfibi dan
disusun dalam tiga lapisan. Tiga lapisan biasanya termasuk sel-sel yang dikenal sebagai
melaophores, guanophores dan lipophores. Banyak spesies yang juga dikenal untuk
mengubah warna kulit mereka dan ini benar-benar di bawah kendali kelenjar pituitari.
Warna yang sangat terang biasanya menunjukkan bahwa kulit sarat dengan kelenjar racun.
Kulit Amfibi/Amphibia sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit
amphibi terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:
1. Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk 
memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.
2. Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang  menghasilkan zat racun pada tingkat
tertentu  dapat secara efektif mematikan hewan lain.
Racun yang terdapat pada Amfibi/Amphibia sangat bervariasi. Kodok yang hidup di
laut (Bufo marinus) racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Studi tentang kodok
neotropik  dari keluarga Dendrobatidae yang baracun, menunjukkan bahwa racun itu
merupakan steroid alkaloid yang berefek pada saraf dan aktivitas otot sel korban. Tipe
racun lain pada amphibi adalah neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik,  dan
local irritant. 
Kelenjar mukus dan kelenjar racun pada Amfibi/Amphibia dikelompokkan sebagai
kelenjar alveolar. Kelenjar alveolar adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran
pengeluran tetapi produknya dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri secara  alami. Akan
tetapi ada juga beberapa amphibi yang mempunyai kelenjar alveolar tubular, kelenjar
demikian sering ditemukan di ibu jari pada katak dan kodok dan terkadang juga ditemukan
di bagian dadanya.
Kelenjar ini menjadi fungsional selama musim reproduksi selama musim reproduksi
dan mengeluarkan cairan yang membantu  pejantan dalam melekatkan diri ke betina selama
musim kawin, bahkan pada salamander terdapat kelenjar tubular  pada dagu pejantannya
yang mengeluarkan cairan khusus untuk menarik  betina selama musim reproduksi
a. Anura yaitu, urutan ordo Anura meliputi katak dan kodok. Anggota dari order
dengan kulit halus yang sering disebut sebagai katak sementara mereka dengan kulit
warted dikenal sebagai kodok.
b. Caudat yaitu, urutan ordo Caudata meliputi salamander dan salah satu penyusunnya
keluarga , family Salamandridae , meliputi salamander benar dan kadal air. Mereka
mungkin darat atau air tetapi banyak menghabiskan bagian dari tahun di habitat
masing-masing. Ketika di darat, mereka kebanyakan menghabiskan hari
tersembunyi di bawah batu atau kayu bulat atau di vegetasi padat, yang muncul
pada sore dan malam untuk pakan untuk cacing, serangga dan invertebrata lain.
c. Gymnophiona yaitu, Urutan ordo Gymnophiona termasuk caecilian. Ini adalah
panjang, silinder, binatang tanpa kaki yang menyerupai ular atau cacing . Kulit
mereka memiliki lipatan melingkar yang meningkatkan kesamaan mereka untuk
segmen cacing tanah. Beberapa di air tapi kebanyakan hidup di bawah tanah di liang
mereka melubangi.
2.4    SISTEM INTEGUMEN REPTIL
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali
anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus,
seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang
dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit
luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-
pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar
membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di
tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada
berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan
tersebut.
Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat.
Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan
pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan
epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti
kulit. Pada calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna
ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar
karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif
cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum.
Reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang terdiri dari tiga ordo , yaitu
ordo Testudinata (Chelonia), Ordo squamata, ordo Crocodilia/Loricata
a) Ordo Chelonia
Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan
reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah
dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok kura-
kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas
(carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya
ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan
tersusun seperti genting; sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang
yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi
(Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan
digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.
 Integumen Chelonia sp/kura-kura
1) Carapace (dorsal)
Pada bagian carapace (dorsal) terdiri atas nukhal yang merupakan suatu seri dari
pelat-pelat tanduk yang letaknya di tengah dari depan belakang berturut-turut yang terletak
di bagian atas (antara marginal) berjumlah satu buah. Marginal yang merupakan bagian-
bagian yang menjadi pinggir perisai yang berbentuk segi empat dan berjumlah 22. Kostal
yang terletak diantara neural dan marginal dan bersatu dengan rusuk. Pigal yang terletak
dibagian belakang di antara marginal dan berjumlah dua buah serta neural yang terletak di
tengah dan diantara pelat-pelat konstrak, dibagian depan juga berbatasan dengan pigal dan
neural berjumlah lima.
2) Plastron
Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang paling kecil
dan letaknya paling depan dan berjumlah dua buah. Humeral yang merupakan bagian yang
terletak diantara gular dan pectoral yang berjumlah dua buah. Pectoral yang terletak
diantara humeral dan abdominal serta memiliki jumlah sepasang. Dimana abdominal
terletak diantara pectoral dan femoral yang merupakan bagian yang paling besar dari
plastron dan berjumlah dua buah serta anal yang terletak paling belakang (setelah femoral)
dan berjumlah dua buah.
b)     Ordo squamata
Ular, sebagaimana reptil lainnya, memiliki sisik-sisik yang menutupi kulitnya. Tubuh
ular tertutupi seluruhnya oleh sisik-sisik, yang memiliki beraneka bentuk dan ukuran,
tersebut. Sisik-sisik itu berfungsi untuk melindungi tubuh, membantu pergerakan ular,
mempertahankan kelembaban, berguna dalam kamuflase dan mengubah penampilan, dan
untuk beberapa kasus juga membantu dalam menangkap mangsa (misalnya pada ular
kadut).
Sisik ular juga berevolusi dan berubah untuk melayani fungsi-fungsi tertentu,
misalnya sisik bening serupa kaca arloji yang melindungi mata ular.Serta yang paling aneh
mungkin adalah ‘kerincingan’ di ekor ular derik Amerika Utara, yang terbentuk dari sisik-
sisik mati yang tertinggal ketika ular melungsung (berganti kulit).
Sisik-sisik ular terutama berguna manakala ular bergerak, yakni untuk mengurangi
gesekan dengan substrat atau lingkungannya. Gesekan adalah sumber utama kehilangan
energi pada pergerakan (lokomosi) ular. Sisik-sisik ventral (perut), yang berukuran besar
dan lebar, licin dan minim friksi; sementara pada beberapa jenis ular pohon, sisik-sisik ini
memiliki lekuk atau lunas di tepinya yang berguna untuk ‘memegang’ cabang dan ranting
pepohonan.
Kulit dan sisik-sisik ular membantu mempertahankan kelembaban tubuhnya.Ular
juga dapat merasai getaran baik yang berasal dari tanah maupun dari udara, dan mampu
membedakannya dengan menggunakan sistem resonansi internal yang rumit, yang
kemungkinan melibatkan peranan sisik di dalamnya.Sebagian ular-ular primitif seperti boa
memiliki kepala yang tertutupi oleh sisik-sisik kecil tak beraturan. Namun kebanyakan ular
memiliki sisik-sisik besar yang menutupi kepalanya, yang disebut perisai (shields).Pola dan
susunan perisai-perisai ini berbeda-beda dari spesies ke spesies, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk mengidentifikasi jenisnya.
Sisik ular merupakan modifikasi dan diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau
epidermis.Sisik-sisik ini terbuat dari keratin, bahan yang sama yang menyusun kuku dan
rambut.Tiap sisik memiliki permukaan luar dan dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada
pangkalnya, seperti susunan genting.
Setiap individu ular menetas dengan jumlah sisik yang tetap; sisik-sisik ini tidak
bertambah atau berkurang sejalan dengan bertambahnya umur ular. Meski demikian, sisik-
sisik ini bertambah besar ukurannya, dan kadang-kadang berubah bentuknya, setiap kali
melungsung.Sisik-sisik ini tertancap sedemikian rupa di kulit di sekitar mulut dan sisi
tubuh, memungkinkan kulit itu mengembang sehingga ular dapat menelan mangsa yang
berukuran lebih besar dari diameter tubuhnya.
Sisik-sisik ular memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Sisik-sisik ini bisa
jadi berbutir-butir (granular), datar dan halus, atau berlunas, yakni memiliki tonjolan
memanjang serupa lunas perahu. Sering pula sisik-sisik ini memiliki pori, lubang, bintil,
atau bentuk-bentuk halus yang dapat diamati dengan mata telanjang maupun yang harus
menggunakan mikroskop. Sisik-sisik ular mungkin juga berubah bentuk dengan fungsi
khusus, sebagaimana halnya kerincingan (rattle) pada ekor ular derik. Contoh modifikasi
yang lain adalah sisik tansparan yang menutupi mata ular. Sisik yang serupa kaca arloji ini
dikenal sebagai brille atau spectacle. Sisik ini dianggap sebagai kelopak mata yang
menyatu, dan turut mengelupas ketika ular berganti kulit.
Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau punggung dikenal sebagai sisik dorsal atau
kostal (costal). Sisik-sisik ini tersusun sebagai genting, yang disebut susunan imbrikata
(imbricate), serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon. Sisik-sisik dorsal
tersusun berderet-deret di sepanjang tubuhnya, deretan berikutnya terletak sedikit bergeser,
sehingga sisik-sisik ini –dari satu deret ke deret sebelahnya- nampak lurus pada garis
diagonal. Kebanyakan jenis ular memiliki deretan sisik yang ganjil jumlahnya, kecuali pada
beberapa spesies semisal ular sapi (Zaocys). Sementara, pada beberapa spesies ular laut dan
ular-ular akuatik lainnya, sisik-sisik ini berbutir-butir (granular) dan deretannya tak bisa
dihitung.
Deretan sisik-sisik ini bervariasi banyaknya, biasanya dihitung pada kira-kira tengah
panjang tubuh ular. Terkadang dihitung pada tiga tempat, yakni beberapa jauh setelah leher;
tengah badan; dan beberapa jauh sebelum anus. Ular Spilotes pullatus memiliki sepuluh
deret sisik dorsal pada tengah badan, ular tangkai (Calamaria spp.) memiliki 13 deret, ular
sanca antara 65–75 deret, dan ular kadut sekitar 130–150 deret. Kebanyakan ular dari suku
Colubridae, yakni suku ular yang terbesar, memiliki 15, 17, atau 19 deret sisik.
c)      Ordo Crocodilia/Loricata
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil
lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun
teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal.
Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral
berbentuk segi empat. Contoh buaya irian, Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada
yang jantan, sedangkan yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik
yang relatif lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang
kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-occipital scutes) yang tersusun berderet melintang,
terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya
(dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh.
Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang.
 Kelenjar kulit
Karena sisik epidermal kering maka reptil pada dasarnya hanya memiliki sedikit
kelenjar kulit.Kelenjar mukus dan kelenjar di kloaka pada buaya berfungsi selama masa
bercumbu.Beberapa kadal juga memiliki kelenjar endokrin di dekat kloaka di masa
kawin.Kadal ini memiliki lubang-lubang disebut sebagai lubang preanal atau lubang
femoral, umumnya pada betina lebih kecil atau ditemukan hanya pada pejantan.Kelenjar ini
menjadi sangat aktif pada musim kawin.
Tipe kelenjar holokrin telah ditemukan disebut kelenjar keturunan atau generation
gland.Perubahan sekresi dari kelenjar-kelenjar ini tampak dihubungkan dengan
pertumbuhan sisik pada kulit.
2.5    Sistem Integumen Aves
Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu,
yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus
tubuh sangat resisten. Pertumbuhan serupa pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk kedalam pada tepinya sehingga
terbentuk foliculus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu
menanduk dan membentuk bungkus yang sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun
rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung pembuluh
darah sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :
1. Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya bercabang-cabang pendek halus (hair feather);
2. Plumulae, berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan perbedaan detail (down feathers);
3. Plumae, merupakan bulu yang sempurna (contour feather).
Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :
1. Tectrices, yang menutupi badan.
2. Reetrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai
kemudi.
3. Remiges, yang terdapat pada sayap dan dibagi atas :
- Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacapalia.
- Remiges secundariae yang melekatya secara cubital pada radiol ulna.
4. Parapterum, yang menutupi daerah bahu.
5. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).
a.) Bulu
Bulu burung adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves
bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu
melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu
pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk
bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral
kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:Filoplumae, Plumulae, Plumae, Barbae
Susunan plumae terdiri dari :
a. Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
b. Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
c. Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di
dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
d. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang
lateral dari rachis.
 Struktur Bulu Burung
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada
ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut
neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu
powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya
terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat
burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas
tubuh dan membantu menghangatkan telur saat pengeraman
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh
struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna
pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang
tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid
terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen
melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam
sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Burung merak Burung Bayan
b. Sisik
Sisik burung terdiri dari keratin yang sama seperti yang terdapat pada paruh, cakar,
dan taji. Sisik-sisik ini ditemukan terutama pada jari kaki dan metatarsus, namun pada
beberapa burung dapat ditemukan juga di pergelangan kaki. Kebanyakan sisik burung tidak
terlalu tumpang tindih, kecuali pada burung raja-udang dan burung pelatuk. Sisik burung
dianggap homolog dengan sisik pada reptil dan mamalia.
Pada tahap janin, kulit burung mulai berkembang dalam kondisi mulus. Di kaki,
stratum, atau lapisan terluar, kulit ini dapat terkeratin, menebal dan sisik mulai terbentuk.
Sisik-sisik ini dapat digolongkan dalam;

1. Cancella – sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan dari
kulit, saling bersilang dengan alur yang dangkal.
2. Reticula – kecil tapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada permukaan
lateral dan medialmetatarsusayam. Sisik ini terbuat dari alpha-keratin.
3. Scutella – Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian
belakang, dari metatarsus ayam.
4. Scute – sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian depan metatarsus
dan permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari beta-keratin seperti pada sisik
reptilia.
Pada beberapa kaki burung, bulu dapat bercampur dengan sisik. Kantung bulu dapat
terletak di antara sisik atau bahkan langsung di bawah sisik, di lapisan dermis kulit yang
lebih dalam. Dalam kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung melalui sisik,
dan sepenuhnya akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik.
c. Rampoteka dan Podoteka
Paruh pada sebagian besar burung wader memiliki ujung saraf yang membantu
mereka mendeteksi mangsa yang bersembunyi di bawah pasir yang basah dengan
merasakan perbedaan tekanan yang mendadak di dalam air.
Semua burung berevolusi dengan memindahkan bagian rahang atas terhubung
dengan tengkorak otak. Namun hal ini lebih menonjol dalam beberapa burung dan dapat
dengan mudah dideteksi pada burung bayan.
Daerah di antara mata dan paruh di sisi kepala burung disebut Lore. Daerah ini
kadang-kadang berbulu, dan kulit dapat berwarna, seperti dalam banyak spesies dari
keluarga pecuk.Selaput bersisik yang melingkupi kaki burung disebut podoteka.
2.6    SISTEM INTEGUMEN MAMALIA
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama
dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber
makanan anaknya. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar
adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.
a. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler. Tersusun atas epitelium
berlapis dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas
tampak, yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis, epidermis tidak berisi
pembuluh darah, saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut.
Sel epidermis membatasi folikel rambut, dan di atas epidermis terdapat garis lekukan yang
berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang
terdalam):
1. Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya di tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan
granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.
4. Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada
tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai
lapisan malfigi, dan juga terdapat sel langerhans.
5. Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia
dan faktor lain. Lapisan stratum germinativum ini merupakan satu lapis sel yang
mengandung melanosit
b. Dermis
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut,
kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi menghasilkan kollagen,
yang sangat penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas kulit. Selain itu pada
lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.
c. Hipodermis 
Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak sehingga
berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam mempertahankan panas
tubuh
Ciri-Ciri Kulit
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 – 1,75 m.
4. Tebal rata – rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5
mm.pada daerah penis.
d. Derivat Kulit Pada Mamalia :
 Rambut
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang
distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut:
1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar
tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2. menyaring udara.
3. serta bersinergi dengan keseluruhan derivat kulit berfungsi sebagai pengatur suhu.
Pada waktu tubuh dalam keadaan panas, pembuluh darah akan melebar dan
mengeluarkan panas ke udara, dan air banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat.
Demikian suhu tubuh akan turun. Cara pelepasan panas dari kulit bisa juga terjadi
dengan pengaliran panas dari benda yang disentuh, misalnya menyentuh pakaian.
Jika tubuh dalam keadaan dingin, pembuluh darah akan mengerut, dan kelenjar
keringat tidak mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi karena untuk mengurangi
pengeluaran panas dari tubuh. Untuk mengimbangi keadaan ini, alat ekskresi yang
berperan dalam keadaan dingin adalah ginjal, sehingga kita sering merasa ingin buang
air kecil pada waktu dingin.
4. pendorong penguapan keringat dan
5. indera peraba yang sensitive.
Rambut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin).Bagian
dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
1) Fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala
normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2) Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok
dalam tiap harinya.Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi. Warna
rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol
oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi rambut ditentukan oleh kondisis
Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).
 Kuku
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang
keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.Berfungsi mengangkat benda
– benda kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170
hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.
 Kelenjar – Kelenjar Pada Kulit
1. Kelenjar Sebasea  berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel
rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan
lunak.
2. Kelenjar Mammae Kelenjar mammae atau payudara merupakan derivatif sel epitel
dan lapisan ektoderm. Jaringan payudara ini sangat sensitif terhadap hormon. Efek
hormonal pada payudara paling jelas terlihat selama perkembangan embrionik dan setelah
pubertas. Setiap kelenjar mammae terdiri atas massa jaringan yang berlobul. Jaringan
kelenjar melekat di dalam jaringan adiposa dan dipisahkan oleh jaringan fibrosa.
3. Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan
suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf
simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh
terhadap setress, nyeri dll.
Kelenjar Apokrin.Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara
pada folkel rambut Kelenjar ini aktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan
berkurang pada sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti
susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian
luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan
serumen(wax).

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya
2. Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya,
seperti sisik dan kelenjar beracun
3. Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir,
mencegah kulit dari kekeringan
4. Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, sisik-sisik itu
dapat berukuran amat halus
5. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh
6. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah
epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.

3.2    Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui makalah ini ialah diharapkan agar
dalam setiap pembuatan makalah kelompok setiap anggota dapat berpartisipasi dengan baik
agar dapat memahaminya dengan baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dan diperlukan kejelasan sub bab isi makalah yang akan dibahas sehingga
materi yang luas dapat terfokuskan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Sistem Integumen http://rheno-biology.blogspot.com (diakses tanggal 20
Februari 2014).
Anonim. 2014. Sistem Integumen http://www.sith.itb.ac.id (diakses tanggal 20 Februari
2014).
Anonim. 2014. Sistem Integumen http://dinigriyaayu.multiply.com(diakses tanggal 20
Februari 2014).
Anonim. 2014. Sistem Integumen http://www.scribd.com(diakses tanggal 20 Februari
2014).
Anonim. 2014. Sistem Integumen http://www.docstoc.com (diakses tanggal 20 Februari
2014).
Anonim. 2014. Sistem Integumen http://lifestyle-ongky816.blogspot.com (diakses tanggal
20 Februari 2014).
Anonim. 2014. Sistem Integumenhttp://pharzone.com/materi%20kuliah/anfis%202/kulit.pdf
(diakses tanggal 20 Februari 2014).

Anda mungkin juga menyukai