Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikhtiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan


segala aspek kehidupannya. Ikan didefinisikan sebagai binatang vertebrata yang
berdarah dingin (polikiloterm), hidup dalam lingkungan air, pergerakan dan
kesetimbangan badannya terutama menggunakan sirip dan pada umumnya
bernafas dengan insang. Ikhtiologi terbagi atas dua yaitu ikhtiologi sistematika
dan ikhtiologi fungsional. Ikhtiologi sistematika berbicara tentang morfologi ikan,
sedangkan ikhtiologi fungsional lebih mengarah pada fungsi organ pada ikan.

Dalam masalah ini penulis mencoba untuk memaparkan beberapa morfologi


dan fungsi dari organ pada ikan. Pada prinsipnya ikan memiliki beberapa organ
dan masing-masing organ pada ikan memiliki fungsi yang berbeda, seperti halnya
sistem integumen pada ikan yang terbagi atas enam yaitu kulit, lendir, sisik,
pigmen warna, organ cahaya, dan kelenjar beracun. Juga pada sistem urat daging
terbagi atas beberapa bagian seperti otot polos (halus), otot bergaris, dan otot
jantung, selain dari pada sistem integumen dan sistem urat daging, sistem rangka
juga termasuk didalamnya yang terbagi atas rangka external, rangka membranous,
rangka axial, dan rangka appendicular.

B. Tujuan makalah

Adapun tujuan makalah ini dibuat selain untuk mendapatkan nilai dari
dosen pengampuh mata pelajaran juga untuk lebih memperdalam ilmu
pengetahuan penulis tentang ilamu ikhtiologi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Integumen
Sistem integumen pada seluruh mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang
berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut
berada. Pada sistem integumen terdapat sejumlah organ atau struktur dengan
fungsi yang beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk hidup.
Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat
integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan,
yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat
integumen merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah
satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya.
Sistem integumen yang berhubungan langsung dengan lingkungan tempat
hidup memiliki berbagai fungsi yang sangat vital pada kehidupan ikan, yaitu :
1. Pertahanan fisik
Merupakan fungsi utama dari integument yaitu sebagai pertahanan pertama
dari infeksi, paparan sinar ultra violet [UV] dan gesekan tubuh dengan air
atau benda keras lainnya. Hal ini disebabkan karena kulit memiliki kelenjar
mukosa sebagai pelindung kulit dari parasit, bakteri dan mikroorganisme
merugikan lainnya serta memperkecil gesekan dengan adanya sifat mucus
yang licin.
2. Keseimbangan cairan [air]
Keseimbangan cairan dilakukan oleh integumen kelompok amphibian dan
ikan memiliki sistem tersendiri dalam proses keseimbangan cairan yaitu
dengan menggunakan insangnya.
3. Thermoregulasi
Thermoregulasi dilakukan oleh vertebrata dengan jalan memasukkan dan
mengeluarkan panas secara bergantian melalui aliran darah pada kulit.
4. Warna
Warna yang ada pada integurnen ikan digunakan sebagai alat komunikasi,
tingkah laku seksual, peringatan dan penyamaran untuk mengelabui

2
predator. Warna yang dihasilkan akan berbeda-beda yang disebabkan karena
perbedaan tempat hidup dari ikan tersebut. Pada open-water fishes, warna
tubuh ikan terbagi atas warna keperakan dibagian ventral dan warna
iridescent biru atau hijau di bagian dorsal (countershading). Ada tiga macam
warna dominan ikan yang hidup dilautan, yaitu keperakan bagi ikan yang
hidup di permukaan laut, kemerahan pada ikan yang hidup di daerah tengah
perairan dan violet atau gelap pada ikan yang hidup di dasar perairan.
5. Pergerakan
Pergerakan ikan dipengaruhi pula oleh keberadaan sisik yang membantu
dalam meningkatkan kemampuan berenang ikan yang menghadapi halangan
kuat.
6. Respirasi
Respirasi ikan tidak menggunakan kulit sebagai sarananya tetapi dilakukan
oleh golongan Amphibian. Hal ini dilakukan karena kulit merupakan lapisan
yang relatif tipis, selalu basah dan terdapat banyak pembuluh darah
sehingga pertukaranoksigen dan karbondioksida dapat berlangsung.
7. Kelenjar kulit
Pada kulit terdapat kelenjar yang memungkinkan ikan dapat mengeluarkan
pheromone untuk menarik pasangannya dan sebagai alat untuk menetapkan
daerah teritorial. Selain itu, kelenjar kulit juga dapat menghasilkan zat-zat
racun yang berguna untuk mencari mangsa ataupun untuk pertahanan diri
dari predator.
8. Pengatur kadar garam
Keseimbangan garam [homeostatis] pada ikan dilakukan pada kulit dan
insang yaitu dengan pengaturan kadar garam cairan tubuh ikan
[osmoregulasi] sehingga cairan dalam tubuh akan tetap stabil sesuai dengan
lingkungan dimana ikan berada. Pada ikan yang hidup di laut,kulit akan
menjaga pengeluaran cairan dalam tubuh yang berlebihan sedangkan pada
ikan yang hidup di perairan tawar, kulit akan mengatur agar cairan dari luar
tubuh tidak terlalu banyak yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, kulit
berperan dalam proses ekskresi hasil metabolisme yang dilakukan oleh
tubuh.

3
9. Organ indera
Kulit memiliki sel-sel yang berfungsi sebagai reseptor dari stimulus
lingkungan, misalnya panas, sakit dan sentuhan. Derivat integumen seperti
barbels dan flaps memiliki sel-sel syaraf sebagai indera. Barbels berfungsi
sebagai alat bantu makan dan mengandung organ-organ sensory serta
sebagai alat untuk kamuflase pada ikan demikian juga flaps. Barbels ini ada
yang berbentuk seperti alga. Letak dari barbels ada pada hidung, bibir, dagu,
sudut mulut dengan bentuk rambut, pecut, sembulan, bulu dan lain-lain.
a. Kulit
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan
lapisan dalam yang disebut dermis atau corium.
 Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel
yang dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu giat mengadakan pembelahan
untuk mengantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan
pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum germinativum
(lapisan Malphigi).
 Dermis lebih tebal daripada epidermis dan tediri dari sel-sel yang
susunannya lebih kompak. Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik
pada ikan yang bersisik. Derivat-derivat kulit juga dibentuk dari lapisan ini.
Pada dermis ini terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat.

Gambar struktur kulit

4
b. Lendir
Sel kelenjar yang berbentuk piala dan terletak didalam epidermis,
mengeluarkan suatu zat (semacam glycoprotein) yang dinamakan mucin. Apabila
mucin ini bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir. Kegiatan sel
kelenjar tersebut akan menentukan ketebalan lendir yang menutupi kulit.
Umumnya ikan yang tidak bersisik memiliki lendir yang lebih tebal dibandingkan
dengan ikan yang bersisik. Hal ini merupakan suatu keadaan pengganti ketiadaan
sisiknya. Ketebalan sisik yang menyelimuti tubuh ikan tidak selalu sama dari
waktu kewaktu. Pada keadaan yang genting, seperti bila melepaskan diri dari
bahaya, sel kelenjar akan lebih giat lagi untuk mengeluarkan lendir sehingga
lapisan lendir menjadi lebih tebal daripada keadaan normal. Lendir berguna untuk
mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang lebih cepat, berperan
dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel yang mencegah keluar
masuknya air melalui kulit, mencegah infeksi dan menutup luka. Pada beberapa
ikan, lendir berguna untuk menghindarkan diri dari kekeringan. Ikan paru-paru
(Protopterus) di Afrika mengadakan tidur musim panas (summer destivation) pada
musim kemarau dengan cara membuat lubang pada dasar sungai yang berlumpur.
Apabila dasar sungai menjadi kering selama musim kemarau, ia akan tetap tinggal
didalam lumpur yang dibuatnya dan tubuhnya dibungkus dengan lendir agar
kulitnya selalu tetap basah. Bila musim penghujan tiba dan sungai pun kembali
berair kembali maka ia akan keluar dari lubangnya. Beberapa ikan menggunakan
lendir untuk membuat sarangnya dalam rangka melindungi telur yang telah
dibuahi dari gangguan luar, misalnya ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis),
sepat rawa (Trichogaster trichopterus) dan lain-lain.
c. Sisik
Sisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat dari
lapisan dermis. Pada beberapa ikan sisiknya berubah menjadi keras karena bahan
yang dikandungnya, sehingga sisik tersebut menjadi semacam rangka luar. Ikan
yang bersisik keras terutama ditemukan pada ikan-ikan yang masih primitif.
Sedangkan pada ikan modern kekerasan sisiknya sudah tereduksi menjadi sangat
fleksibel. Disamping ikan-ikan yang bersisik, juga banyak terdapat ikan yang
sama sekali tidak bersisik, misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam subordo

5
Siluroidea (Ikan jambal Pangasius pangasius, lele Clarias batrachus, dan belut
sawah Fluta alba). Sebagai suatu kompensasi, sebagaimana yang telah
dikemukakan, mereka mempunyai lendir yang lebih tebal sehingga badannya
menjadi lebih licin.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung didalamnya, sisik ikan
dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu cosmoid, placoid, ganoid, cycloid, dan
stenoid.
 Sisik cosmoid
Sisik cosmoid hanya terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik ini
terdiri dari beberapa lapisan, berturut-turut dari luar adalah vitrodentine yang
dilapisi oleh semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan yang
kuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi
tulang. Pada lapisan isopedine terdapat pembuluh-pembuluh kecil. Yang menarik
perhatian dari sisik ini adalah pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah,
sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup permukaan.
Ikan yang memiliki sisik tipe cosmoid ini misalnya Latimeria chalumnae.

Gambar sisik Cosmoid


 Sisik placoid
Sisik ini hanya terdapat pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes).
Bentuk sisik tersebut hampir seperti duri bunga mawar dengan dasar yang bulat
atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis.
Susunannya hampir seperti gigi manusia. Pulp (bagian yang lunak) berisikan
pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid sering disebut
juga dermal denticle.

6
 Sisik ganoid
Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan terluar dinamakan ganoine
yang materialnya terdiri dari garam-garaman organik. Dibawahnya terdapat
lapisan seperti cosmine, dan lapisan paling dalam adalah isopedine. Berbeda
dengan sisik cosmoid, sisik ganoid tumbuh dari atas dan bawah. Ikan yang
memiliki sisik tipe ganoid ini antara lain Polypterus, Lapisostidae, Acipenceridae,
dan Polyodontidae.

Gambar Struktur sisik placoid dan sisik ganoid


 Sisik Cycloid dan Stenoid
Sisik ini terdapat pada golongan ikan Teleostei, dimana masing-masing
terdapat pada golongan ikan bejari-jari sirip lemah (Malacopterygii) dan golongan
ikan berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii). Dibandingkan dengan ketiga sisik
terdahulu, kedua sisik ini kepipihannya sudah tereduksi menjadi sangat tipis,
fleksibel, transparant, dan tidak mengandung dentine maupun enamel.
Pertumbuhan sisik ini terjadi pada bagian atas maupun bawah.

Gambar Struktur sisik cycloid dan sisik ctenoid

Bagian sisik yang menempel pada bagian tubuh hanya sebagian, kira-kira
separuhnya. Penempelannya secara tertanam kedalam sebuah kantong kecil
didalam dermis dengan susunan seperti genteng. Sisik yang terlihat adalah bagian

7
belakang (posterior) dengan warna lebih gelap daripada bagian depannya
(anterior), karena bagian belakangnya mengandung butir-butir pigmen
(chromatophore). Bagian anterior (yang tertanam dalam tubuh) transparan dan
tidak bewarna. Susunan sisik yang seperti genteng tersebut akan mengurangi
gesekan dengan air sehingga ikan dapat berenang lebih cepat. Bagian-bagian sisik
cycloid pada dasarnya sama dengan sisik stenoid, kecuali bagian posterior sisik
stenoid dilengkapi dengan ctenii (semacam gerigi kecil). Di daerah empat musim,
sisik dapat digunakan untuk menentukan umur ikan. Circulus selalu bertambah
selama ikan hidup. Pada musim dingin pertumbuhan ikan sangat lambat dan jarak
antara circulus satu dengan yang lainnya menjadi sempit sekali, kadang malah
tampak seperti berhimpitan. Circulus yang berhimpitan ini dinamakan annulus
yang terjadi setahun sekali. Annulus ini digunakan untuk menentukan umur ikan.
Bagian yang jelas untuk menentukan umur ikan ialah pada bagian anteriornya.
d. Pigmen Warna
Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas seperti tenggiri (Scomberomorus
commersoni) dan lain-lain mempunyai warna tubuh yang sederhana, bertingkat
dari keputih-putihan pada bagian perut, keperak-perakan pada sisi tubuh bagian
bawah sampai kebiru-biruan atau kehijau-hijauan pada sisi atas dan
kehitamhitaman pada bagian punggungnya. Ikan yang hidup didaerah dasar,
bagian dasar perutnya bewarna pucat dan bagian punggungnya bewarna gelap.
Warna tubuh yang cemerlang dan cantik biasanya dimiliki oleh ikan-ikan yang
hidup di sekitar karang, misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam familia
Apogonidae, Chaetodontidae, Achanturidae, dan sebagainya. Umumnya ikan laut
yang hidup dilapisan atas bewarna keperak-perakan, dibagian tengah kemerah-
merahan dan dibagian bawah ungu atau hitam. Warna ikan tersebut dikarenakan
oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan biochrome ( pigmen pembawa
warna).
Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung renang sisik; biru
dan ungu pada iris mata; warna-warna pelangi pada sisik, mata dan membran
usus.
Yang termasuk biochrome ialah :
1. Carotenoid berwarna kuning, merah dan corak lainnya

8
2. Chromolipoid berwarna kuning sampai coklat
3. Indigoid berwarna biru, merah dan hijau
4. Melanin kebanyakan berwarna hitam atau coklat
5. Porphyrin atau pigmen empedu berwarna merah, kuning, hijau, biru dan coklat
6. Flavin berwarna kuning tetapi sering dengan fluoresensi kehijau-hijauan
7. Purin berwarna putih atau keperak-perakan
8. Pterin berwarna putih, kuning, merah dan jingga

Sel khusus yang memberikan warna pada ikan ada dua macam yaitu :

 Iridocyte (leucophore dan guanophore)


Sel ini dinamakan juga sel cermin karena mengandung bahan yang dapat
memantulkan warna di luar tubuh ikan. Bahan yang terkandung dalam sel
cermin antara lain guanin kristal (warna keputih-putihan) sebagai hasil
buangan metabolisme.
 Chromatophore terdapat di dalam dermis
Sel ini mempunyai butir-butir pigmen yang merupakan sumber warna
sesungguhnya. Butir pigmen ini dapat menyebar ke seluruh sel atau
mengumpul pada suatu titik. Gerakan inilah yang menyebabkan perubahan
warna pada ikan. Jika butir-butir pigmen mengumpul pada suatu titik maka
warna yang dihasilkan secara keseluruhan nampak pucat. Sedangkan jika butir
pigmen menyebar, maka warna akan terlihat jelas tergantung pada butir
pigmen tersebut. Ummnya satu warna khas tergantung pada kombinasi
chromatophore dasar yang mengandung satu warna. Chromatophore dasar ada
empat jenis yaitu erythrophore (merah dan jingga), xanthophore (kuning),
melanophore (hitam), dan leucophore (putih).
e. Organ Cahaya
Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens, yang
umumnya bewarna biru atau biru kehijau-hijauan. Terdapat dua sumber cahaya
yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit, yaitu warna yang
dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan ikan dan cahaya yang
dikeluarkan oleh ikan itu sendiri. Ikan-ikan yang dapat mengeluaran cahaya
umumnya tinggal di bagian laut dalam dan hanya sedikit yang hidup diperairan

9
dangkal. Sebagian dari padanya bergerak ke permukaan untuk ruaya makanan. Di
laut dalam terletak antara 300 – 1000 meter dibawah permukaan laut. Sel pada
kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau photophore
(photocyt). Ini biasanya terdapat pada golongan Elasmobranchii (Sphinax,
Etmopterus, Bathobathis moresbyi) dan Teleostei (Stomiatidae, Hyctophiformes,
Batrachoididae).
Cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiosis dengan ikan,
misalnya terdapat pada ikan-ikan dari famili Macroridae, Gadidae, Honcentridae,
Anomalopodidae, Leiognathidae, Serranidae, dan Saccopharyngidae. Di Laut
Banda ikan leweri batu (Photoblepharon palpebatrus) dan leweri air (Anomalops
katoptron), yang keduanya termaksud kedalam famili Anomalopodidae,
mempunyai bakteri cahaya yang terletak dibawah matanya. Kedua ikan tersebut
hidup di perairan dangkal. Anomalops mengeluarkan cahaya yang berkedap-kedip
secara teratur yang dikendalikan oleh organ cahaya yang keluar masuk suatu
kantong pigmen hitam dibawah mata. Photoblepharon menunujukan suatu cahaya
yang menyala terus, tetapi dapat pula dipadamkan oleh suatu lipatan jaringan
hitam yang menutupi organ cahayanya. Bakteri yang dapat mengeluarkan cahaya
terdapat didalam kantung kelenjar di epidermis. Pemantulan cahaya yang
dikeluarkan oleh bakteri diatur oleh jaringan yang berfungsi sebagai lensa. Pada
bagian yang berlawanan dengan lensa banyak pigmen yang berfungsi sebagai
pemantul. Ada juga kelenjar yang berisi bakteri itu dikelilingi oleh sel-sel pigmen
itu seluruhnya. Pemencaran cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri diatur oleh
konstraksi pigmen yang berfungsi sebagai iris mata.
Pada ikan Malacocephalus (yang hidup di laut dalam), pengeluaran
cahayanya mempunyai peranan dalam pemijahan. Kekuatan cahayanya dapat
menerangi sejauh 10 meter dengan panjang gelombang 410 – 600 mikrometer.
Pada musim pemijahan, bila ikan jantan bertemu dengan ikan betina, maka si
jantan akan membimbing betinanya untuk mencari tempat yang baik untuk
berpijah. Cahaya yang dikeluarkan oleh ikan jantan dipakai sebagai isyarat untuk
diikuti si jantan.
“Anglor fish” (Linophyrin brevibarbis), yang terdapat didasar laut,
mempunyai tentakel yang bercahaya. Diduga ikan ini mempunyai kultur bakteri

10
yang terdapat pada kulitnya. Tentakel yang ujungnya mempunyai jaringan yang
membesar itu digosokan di atas kultur bakteri tersebut, sehingga bakteri yang
bercahaya terbawa oleh tentakel untuk menarik perhatian mangsanya.
Jadi fungsi organ cahaya pada ikan ialah sebagai tanda pengenal individu
ikan sejenis untuk memikat mangsa, menerangi lingkungan sejenis, mengejutkan
musuh, dan melarikan diri, sebagai penyesuaian ketidak adaan sinar di laut dalam
dan diduga sebagai ciri ikan beracun.
f. Kelenjar Beracun
Kelenjar beracun merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi
kelenjar yang mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun ini bukan saja dipergunakan
untuk pertahanan diri saja, tetapi juga untuk menyerang dan mencari makan. Studi
tentang racun ikan ini dinamakan ichthyotoxisme, yang meliputi
ichthyosarcotoxisme (mempelajari berbagai macam keracunan akibat memakan
ikan beracun) dan ichthyoacanthotoxisme (mempelajari sengatan ikan berbisa).
Jadi ichthyotoxisme tidak terbatas mempelajari yang dikeluarkan oleh kulit saja,
melainkan racun yang berasal dari organ-organ lain dan gejala keracunan dengan
segala aspek-aspeknya. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung
kelenjar beracun antara lain ikan-ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan
sebangsanya (Siluroidea), dan golongan Elasmobranchii (Dasyatidae,
Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga
terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya,
melainkan dari kelenjar empedu.
Ikan lepu ayam ( Pterois volitans dan Pterois russelli ) mempunyai alat
beracun yang terdiri dari 13 jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip
dubur dan 2 jari-jari keras sirip perut. Jari-jari kerasnya berbentuk panjang, lurus,
ramping dan indah warnanya. Pada bagian sisi kiri kanan jari-jari keras tersebut
terdapat celah yang terbuka sehingga membentuk saluran. Jari-jari keras ini
dilapisi oleh selaput integumen. Pada ikan lepu angin (Scorpaena guttata) alat
beracunnya terdiri dari12 jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip
dubur dan 2 jari-jari keras sirip perut. Ikan lepu tembaga, Synanceja horrida,
mempunyai racun yang dapat mematikan manusia. Racunnya ini terdapat pada 13
jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip dubur dan 2 jari-jari keras sirip

11
perut. Ikan lepu tembaga yang paling ditakuti oleh para nelayan. Badannya
berbintil-bintil dengan warna kecoklatan. Ikan lepu tembaga tinggal di dasar
perairan yang dangkal berpasir atau berkarang, dan di daerah yang terdapat
vegetasi umpamanya samo-samo (Enhalus acoroides ). Gerakannya lamban dan
pada siang hari hanya berdiam diri dalam waktu yang lama. Permukaan tubuhnya
yang mempunyai warna yang mirip benar dengan dasar perairan dan bentuknya
yang mirip batu menjadikan ikan ini sukar dilihat. Kadang-kadang kulitnya
ditutupi pasir atau bahan lainnya.
Dibandingkan dengan lepu ayam dan lepu angin, ikan lepu tembaga
mempunyai jari-jari keras beracun yang lebih pendek dan kukuh.

Gambar Ikan lepu tembaga, Synanceja horrida

Gambar Jari-jari keras sirip punggung ikan lepu ayam, lepu angin
Kantung kelenjar pada Siluroidea umumnya terdapat pada dasar jari-jari
keras sirip punggung dan dada, yang dilengkapi gerigi yang membengkok ke
dalam. Bila kantung kelenjar tertekan oleh jari-jari siripnya akan mengeluarkan
cairan yang beracun melalui sebuah alur yang terdapat pada jari-jari keras tersebut
dan diteruskan ke dalam luka. Beberapa anggota Siluroidea misalnya: sembilang
(Plotosus canius), lele (Clarias batrachus).
Kelenjar beracun ikan pari (Dasyatis) terdapat pada duri di ekornya. Duri ini
tersusun dari bahan yang disebut vasodentino. Sepanjang kedua sisi duri tersebut
terdapat gerigi yang bongkok ke belakang. Duri tersebut ditandai oleh adanya

12
sejumlah alur yang dangkal sepanjang duri. Sepanjang tepi alur, pada bagian
bawah duri, didapatkan satu celah yang dalam. Jika diamati dengan teliti maka
pada celah ini akan tampak berisikan suatu jalur berupa jaringan kelabu,
“spongy“, lembut meluas sepanjang celah. Racun dihasilkan oleh jaringan ini,
meskipun jumlahnya lebih sedikit dari pada yang dihasilkan oleh bagian lain dari
selaput integumen dan bagian khusus tertentu kulit pada ekor yang terletak
didekat duri. Celah ini berfungsi melindungi jaringan kelenjar. Mengingat adanya
racun pada duri ikan pari, maka para nelayan akan membuang duri tersebut segera
setelah ikan tertangkap untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
B. Sistem urat daging (otot)
Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging
bergaris, urat daging licin, dan urat daging jantung. Secara fungsional urat daging
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang di bawah rangsangan otak, dan diluar
rangsangan otak seperti urat daging jantung. Dari penempelnya juga dapat
dibedakan menjadi dua yaitu urat daging yang menempel pada rangka, ialah urat
daging licin dan urat daging jantung. ( Hardanto, 1979).
Otot polos tidak memperlihatkan adanya garis-garis melintang dan terdapat
pada sistem-sistem yang menjalankan fungsinya secara otomatis (Soewasono,
1960). Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu otot polos, otot serat
lintang involunter (tidak dipengaruhi oleh rangsangan otak) dan otot serat lintang
volunter (dipengaruhi oleh rangsangan otak) ( Frandson, 1983).
Dari arah lateral pola miotom terdapat perbedaan setiap golongan ikan.
Perbedaan ini disebabkan oleh karena adanya perbedaan susunan atau
arsitekturnya. Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh.
Kemampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil
(Mahardono, 1979). Otot pada ikan dibagi oleh suatu sekat horizontal menjadi
otot epaksialis yaitu otot yang terletak di atas sekat horizontal, dan otot
hipaksialis yang terletak di bawah sekat horizontal (Fujaya, 2004).
Ikan memiliki susunan otot yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan
jenis vertebrata lainya. Walaupun susunanya lebih sederhana ikan juga didapatkan
jenis otot polos (licin), otot bergaris dan otot jantung. Otot nampak merupakan
suatu kesatuan, tetapi sebenarnya tersusun dari blok urat daging (Buchar, 1991).

13
Ada 3 macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan fungsinya yaitu
1. Otot Polos
Serabut otot polos lebih sederhana dan kecil dibandingkan dengan serabut
otot lainnya. Serabut ini tumbuh dari mesenchim embrio. Secara primer berasal
dari mesoderm dengan disertai sel-sel jaringan ikat, kemudian berkembang
menjadi otot polos. Kerja otot polos ini disebut Involuntary karena kerjanya tidak
dipengaruhi oleh rangsangan otak. Serabut otot polos pada umumnya tersusun
dalam ikatan, tetapi banyak pula yang tersebar. Kontraksi otot ini lambat dan
kerjanya lama.Otot polos antara lain terdapat pada:
 Otot polos yang terdapat pada dinding saluran pencernaan, baik yang
melingkar maupun yang memanjang. Otot ini digunakan untuk
menggerakkan makanan (gerakan peristaltik), yang lainnya ditemukan pada
saluran kelenjar pencernaan, kantung urine, trakhea dan bronkhi dari paru-
paru.
 Otot polos yang terdapat pada saluran peredaran darah, yaitu urat daging
melingkar berguna untuk mengatur tekanan darah.
 Otot polos yang terdapat pada mata yang digunakan dalam mengatur
akomodasi dengan menggerakkan lensa mata dan mengatur intensitas
cahaya.
 Otot polos yang terdapat pada saluran ekskresi dan reproduksi digunakan
dalammenggerakkan produk yang ada di dalamnya.
2. Otot Bergaris
Disebut otot bergaris karena serabutnya memperlihatkan garis-garis
melintang dengan banyak inti tersebar pada bagian-bagian pinggirnya. Otot ini
disebut juga otot rangka karena melekat pada rangka atau kulit, dan disebut
voluntary karena kerjanya dipengaruhi oleh rangsangan otak. Bila dilihat secara
keseluruhan, otot bergaris pada seluruh tubuh ikan terdiri dari kumpalan blok otot
atau urat daging. Tiap-tiap blok otot dinamakan myotome (pada saat embryo
disebut myomer ).
Pada urat daging yang menempel pada tubuh ikan sebelah kiri dan kanan,
dari belakang kepala sampai ke batang ekor myotome tersusun menurut pola
tertentu yang biasa dibedakan menjadi dua tipe yaitu, Cyclostomine yang

14
ditemukan pada kelompok agnatha dan Piscine yang ditemukan pada kelompok
ikan Elasmobranchii dan Teleostei.

(Gambar otot pada ikan)


Kumpulan otot ini, biasanya diberi nama sesuai dengan pergerakannya atau
organ tempat otot itu melekat, seperti otot penegak sirip punggung,otot penarik
sirip dada.
Pola kontruksi otot-otot parietal terdiri dari urutan myomere yang zig-zag
diikat oleh myoseptum yaitu bagian jaringan ikat yang membatasi antara myomer
berurutan. Myomer terbentang mulai dari tengkorak sampai ujung ekor yang
berdaging. Setiap myomer terdiri dari bagian dorsal yang disebut epaksial dan
bagian ventral disebut hypaksial. Keduanya dipisahkan oleh jaringan ikat yang
disebut horizontal skeletogeneus septum. Di bagian permukaan selaput ini terdapat
urat daging yang menutupinya dinamakan Musculus lateralis superficialis yang
banyak mengandung lemak dengan istilah lain disebut red muscle karena
warnanya yang merah kehitaman. Umumnya serabut otot mengarah
anteroposterior, tetapi beberapa serabut hypoksial dari setiap myomer tersusun
serong ventromedial. Kontraksi dari kelompok myomer di satu pihak akan
disambut oleh kontraksi kelompok myomer di lain pihak, menyebabkan tubuh
ikan menjadi meliuk-liuk dalam gerakan berenang.
Pada umumnya kerja otot memiliki fungsi ganda, ada yang berfungsi
sebagai synergis yang bekerja saling menyokong dengan yang lainnya, ada pula
yang berfungsi sebagai antagonis yang bekerja berlawanan, yaitu satu
berkontraksi dan yang lainnya mengendur. Bagian-bagian besar otot bergaris pada
tubuh ikan ada empat, yaitu:
a. Otot ocolomotor, yang terdapat pada mata dengan jumlah tiga pasang,

15
b. Otot hypobranchial, terdapat pada dasar pharynx, rahang, hyoid dan
lengkung insang(berfungsi sebagai pengembang),
c. Otot branchiomeric yang terdapat pada muka, rahang dan lengkung
insang(berfungsi sebagai pengkerut). Otot yang bekerja terhadap rawan
insang pada hiu ialahkelompok otot branchial yang terdiri dari otot-otot
konstriktor, levator dan interakualia, dan;
d. Otot appendicular yang berfungsi untuk menggerakkan sirip.
Pada daerah sirip berpasangan (sirip perut dan sirip dada), otot-ototnya
melanjutkan diri ke dinding tubuh, terjadi pelekatan ikatan otot hypaksial dari
beberapa myomer yang berurutan ke gelang anggota dan menyebar pada sirip,
membentuk dua macam kelompok otot yaitu Abductor (untuk menegakkan) dan
Adductor (untuk mengembangkan), dengan beberapa tambahan seperti lembaran
otot tipis yang di antara jari-jari sirip (untuk melipat) dan otot yang menegang dan
menggerakkan girdle.
Dalam beberapa hal, sirip berpasangan selain berfungsi untuk pergerakan,
juga sebagai alat untuk menyalurkan sperma dari ikan jantan kepada betina pada
golongan ikan Elasmobranchii, sehingga urat daging di sini pun berfungsi sebagai
pendorong sperma keluar.
Otot sirip-sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip tersebut.
Otot-otot permukaan pada sirip punggung dan sirip dubur disusun sebagai
pasangan otot protractor (penegang) dan retractor (pengendur). Urat daging
inclinator lateral dan urat daging erector di bagian depan serta depressor di
bagian belakang. Sirip ekor mempunyai gumpalan otot lateral yang dihubungkan
oleh otot pada bagian dasarnya. Otot ekor berfungsi menggerakkan (dorsal flexor
dan ventral flexor) dan mengembang ciutkan seperti kipas (flexor, interfilamental
di antara jari-jari sirip)
3. Otot jantung
Jaringan otot jantung memperlihatkan garis-garis melintang pada
serabutnya.Pada otot ini tidak ada serabut yang terpisah, masing-masing
berhubungan satu sama lainnya. Otot jantung berkontraksi kuat dan terus menerus
bekerja, sampai individu ini mati. Kerja otot jantung ini sifatnya involuntary
karena bekerja diluar rangsangan otak.

16
Secara embriologi, otot jantung merupakan tipe istimewa dari otot polos,
dimana sel-selnya menjadi bersatu seperti syncytium. Otot ini berwarna merah tua,
berbeda dengan otot bergaris yang berkisar antara warna putih hingga warna
merah jambu tergantung pada jenis ikannya. Myocardium ini dilapisi oleh selaput
pericardium (selaput luar) dan endocaardium (selaput dalam).
C. Sistem rangka pada ikan
Menurut Ehariani (2011) sistem rangka (tulang) adalah tempat melekatnya
otot, perlindungan organ-organ dalam, dan penegak tubuh. Adapun fungsi system
rangka pada ikan yaitu menegakkan tubuh, menunjang/menyokong organ-organ
tubuh, melindungi organ tubuh, dan membantu pembentukan butir darah merah,
system rangka pada ikan terdiri dari : tulang rawan, jaringan pengikat, sisik
(squama), komponen-komponen gigi, jari-jari sirip, dan penyokong sel pada
system saraf.
1. Jenis Tulang
Terdapat 2 jenis tulang, yaitu sejati dan tulang rawan. Seluruh
rangka Elasmobranchii terdiri dari tulang rawan, sedangkan Osteischthyes
terdiri dari tualang sejati. Tulang Osteichthyes awalnya terbentuk dari
tulang rawan, kemudian materinya menjadi tulang sejati dalam bentuk
khusus melalui proses osifikasi.
2. Bentuk Tubuh Ikan
Pada umumnya ikan berbentuk bilateral simetris, namun ada juga
ikan yang berbentu non bilateral simetris, contohnya ikan ilat-ilat. Selain
itu juga ada ikan yang berbentuk :
a. Torpedo, contohnya : ikan tuna

17
b. Pipih/kompresed, contohnya : ikan mas

c. Picak/depresed, contohnya : ikan lele

d. Berbentuk seperti mengular, contohnya : belut, sidat 

Rangka pada ikan yang dibedakan berdasarkan letak dibagi menjadi 4 :

 Rangka Eksternal
 Rangka Membranous
 Rangka Axial
 Rangka Appendicular

Berikut penjelasannya :

1. Rangka Eksternal
Adalah rangka yang terdapat pada kulit seperti sisik, jari-jari sirip, drivat
sisik yang terdapat pada kulit ikan bertulang sejati, jari-jari sirip ikan bertulang
rawan, jaringan penghubung kulit, otot, tulang, dan cartilago.

18
2. Rangka Membranous terdiri dari:
 Perineural
 Perinerium
 Perichondrium
 Periosteum
 Perimysium (menyeliputi otot)
 Peritoneum (menutupi organ tubuh)
 Pericardium (menutupi jantung)
 Tendons
 Mesenterium
3. Rangka Axial
Adalah rangka yang sejajar dengan sumbu axial, yang meliputi:
 Tengkorak
 Tulang belakang
 Tulang rusuk
 Tulang intermuscular
Berikut penjelasan dari pada rangka diatas:
 Tengkorak
Pada dasarnya perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari 3
sumber, yaitu :
1. Chondrocranium (neorocranium) : pembungkus otak yg pada mulanya berasal
dari tulang rawan diganti menjadi tulang sejati
2. Dermocranium : tulang tengkorak yang asalnya di buat dari sisik yang berfusi
dalam dermis. Kemudian bersatu dengan chondrocranium sebagai bahan dari
tengkorak
3. Splanchnocranium : tulang tengkorak yg berasal dr rangka visceral dan
kebanyakan kelak menjadi tulang pipih pada tengkorak.
 Tulang belakang dan Tulang rusuk
Tulang punggung berkembang dari sclerotome yg terdapat di sekeliling
notochorda dan batang saraf. Tiap-tiap pasang sclerotome berkembang menjadi
4 pasang rawan yang disebut arculia. Basidorsal (arculia yg terletak diatas

19
notochorda dan yg didepan) akan berkembang menjadi cucuk neural dan
basiventral (arculia yg terlatak di bawah notochorda dan yg di bawah) akan
berkembang menjadi cucuk haemal.
Berdasarkan pembentukannya, ada 2 macam tulang punggung :
 Monospondyly : di bentuk dari persatuan interdorsal dan
interventral suatu somite dengan basidorsal dan basiventral somite
dibelakangnya. Jika berhasil akan membentuk centrum.
 Diplospondyly : jika tahap di atas gagal maka dalam satu somite
akan terbentuk 2 ruas tulang punggung. Misalnya pada ikan amia

Tulang punggung di badan berbeda dengan di ekor. Tiap-tiap ruas di badan


dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan. Pada ekor tiap ruasnya di
bagian bawah hanya terdapat 1 cucuk haemal dan diatas terdapat cucuk neural.

4. Rangka Appendicular

Yang termasuk dalam rangka appendicular pada ikan adalah tulang


penyokong sirip berikut pelekatnya. Rangka appendicular sirip dorsal dan sirip
anal ikan-ikan teleostei adalah tulang pterygyophore, yang terdiri dari
pterygyphore proximal (axonost), terdapat diantara duri neural atau hemal;
pterygyophore intermediate di sebelah luarnya; dan pterygyophore distal
(baseost), terletak di paling luar yang berhubungan dengan jari-jari sirip.

Pada ikan Elasmobranchii, sirip dorsal dan sirip anal ditunjang oleh rangka rawan,
yang terdiri dari rawan basalia, yang berdekatan dengan vertebra dan rawan radial
di dekat jari sirip. Rangka appendicular sirip pectoral ikan elasmobranchii berupa
rawan coraco-scapular yang kuat berbentuk huruf U, terdiri dari sepasang
coracoid pada bagian ventral tempat melekat sirip pada ujungnya, scapular di
bagian atas coracoid dan suprascapular pada bagian paling ujung. Pada ikan
teleostei, rangka appendicular sirip pectoral terdiri dari rangka rawan, yaitu
sepasang coracoid; scapular; dan radialia, yng berhubungan langsung dengan jari-
jari sirip, dan dari rangka dermal yaitu cleitrum; supra-cleitrum di atasnya; dan
post-cleitrum di bagian posterior.

Sirip vetral ikan elasmobranchii ditunjang oleh tulang rawan pelvic; tulang
basipterigium terdapat dibawahnya, tempat menempel sirip ventral; dan raawan

20
bsal (axial) yang merupakan lanjutan dari basipterigium. Pada ikan
elasmobranchii jantan dewasa, rawan basal (axial) tersebut dilengkapi dengn alat
bantu kopulasi yang disebut Clasper. Pada ikan teleostei, sirip ventralmenempel
pada tulang-tulang basipterygium, yang bagian anteriornya berhubungan dengan
tulang cleithrum dari sirip pecyoral.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Ilmu ikhiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang ikan yang terbagi
dalam beberapa aspek yaitu sistem integumen yang terdiri dari kulit, lendir, sisik,
pigmen warna, organ cahaya dan kelenjar beracun. Juga pada sistem urat daging
terbagi atas beberapa bagian seperti otot polos (halus), otot bergaris, dan otot
jantung, sistem rangka juga termasuk didalamnya yang terbagi atas rangka
external, rangka membranous, rangka axial, dan rangka appendicular.

22
DAFTAR PUSTAKA
 Anonym, 2010; Ikan Tongkol. http://kumpulan tugas
ikhtyology.Blogspot.com/[14 januari 2010].
 Djuhanda, 2010; DUNIA IKAN, armico. Bandung.
 Junianto, 2003; TEKNIK PENANGANAN IKAN. Penebarab swadaya.
Jakarta.
 http://www.scribd.com/doc/38216077/tugas-ikhtiologi
 Gambar tuna www. Google.com

23

Anda mungkin juga menyukai