Anda di halaman 1dari 31

MATA KULIAH : IKHTIOLOGI

PERTEMUAN : 4

SISTEM INTEGUMEN

HASRIANTI, S.Pi.,M.Si
SISTEM INTEGUMEN
• Kata “intergum” berasal dari bahasa latin yang berarti penutup. Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi
dan menginformasikan ikan terhadap lingkungan sekitarnya
• Sistem integumen adalah kulit dan derivat- derivatnya.
• Kulit merupakan pembalut tubuh yang berfungsi sebagai alat pertahanan
pertama terhadap penyakit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap
faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan (karena itu didalam
kulit terdapat alat penerima rangsangan (sensory receptor).
• Kulit digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi. Pada beberapa jenis
ikan kulit juga dapat digunakan sebagai alat pernafasan tambahan.
• Beberapa alat lain yang terdapat dalam kulit sebagai alat untuk menyerang
ataupun mempertahankan diri ialah kelenjar racun, sumber pewarnaan,
sumber cahaya, dan kelenjar mucus (lendir) yang membuat tubuhnya licin
dan yang memberikan bau khas. Bau yang khas ini diduga merupakan alat
komunikasi kimiawi di antara ikan.
SISTEM INTEGUMEN

KULIT

LENDIR

SISIK

PEWARNAAN

ORGAN CAHAYA

KELENJAR BERACUN
Selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel- sel yang berbentuk
piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis bagian dalam
Epidermis terdiri dari lapisan sel yang selalu giat mengadakan pembelahan untuk
mengantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan
pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum germinativum (lapisan
malphigi).

Lebih tebal daripada epidermis dan tediri dari sel-sel yng susunannya lebih
kompak. Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik.
Dermis Derivat-derivat kulit juga dibentuk dari lapisan ini. Pada dermis ini terkandung
pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat.
LAPISAN KULIT
LENDIR
• Sel kelenjar yang terletak didalam epidermis, mengeluarkan suatu zat (semacam glycoprotein) yang dinamakan
mucin. Apabila mucin ini bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir. Kegiatan sel kelenjar
tersebut akan menentukan ketebalan lendir yang menutupi kulit.
• Umumnya ikan yang tidak bersisik memiliki lendir yang lebih tebal dibandingkan dengan ikan yang bersisik. Hal
ini merupakan suatu keadaan pengganti ketiadaan sisiknya.
• Ketebalan sisik yang menyelimuti tubuh ikan tidak selalu sama dari waktu kewaktu.
• Pada keadaan yang genting, seperti bila melepaskan diri dari bahaya, sel kelenjar akan lebih giat lagi untuk
mengeluarkan lendir sehingga lapisan lendir menjadi lebih tebal daripada keadaan normal.

MANFAAT LENDIR

• Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang
lebih cepat, berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel
yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit, mencegah infeksi dan menutup
luka.
• Pada beberapa ikan, lendir berguna untuk menghindarkan diri dari kekeringan.
Ikan paru-paru (Protopterus) di Afrika mengadakan tidur musim panas (summer
destivation) pada musim kemarau dengan cara membuat lubang pada dasar sungai
yang berlumpur. Apabila dasar sungai menjadi kering selama musim kemarau, ia
akan tetap tinggal didalam lumpur yang dibuatnya dan tubuhnya dibungkus dengan
lendir agar kulitnya selalu tetap basah. Bila musim penghujan tiba dan sungaipun
kembali berair kembali maka ia akan keluar dari lubangnya.
• Beberapa ikan menggunakan lendir untuk membuat sarangnya dalam rangka
melindungi telur yang telah dibuahi dari gangguan luar, misalnya ikan sepat siam
(Trichogaster pectoralis), sepat rawa (Trichogaster trichopterus) dan lain-lain.
SISIK
Sisik menutupi tubuh ikan, baik secara keseluruhan
maupun sebagian tubuh ikan. Secara umum sisik
dibedakan berdasarkan bentuk yaitu:

▪ Placoid , sisik berbentuk piring dimana sisik


berbentuk lempeng menyerupai mangkok kecil. Exp.
Chondrichthyes seperti ikan hiu dan pari

▪ Rhombic (Ganoid), sisik menyerupai bentuk diamond


atau jajaran genjang. polypterus senegalus

▪ Cycloid, memiliki garis melingkar.

▪ Ctenoid, memperlihatkan ciri yang sama dengan sisik


cycloid, namun terdapat duri kecil pada bagian
posterior. Exp Ikan mola-mola (sunfish)

▪ Cosmoid, sisik yang terdapat pada ikan purba.

Latimeria chelumnae.
• Sisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat dari
lapisan dermis.
• Pada beberapa ikan sisiknya berubah menjadi keras karena bahan
yang dikandungnya, sehingga sisik tersebut menjadi semacam rangka
luar.
• Ikan yang bersisik keras terutama ditemukan pada ikan-ikan yang
masih primitif.
• Sisik pada “paddle fish” (Polyodon) di Amerika Utara hanya terdapat
pada bagian operculum dan bagian ekor. Pada ikan mas kaca
(Cyprinus carpio var.) sisiknya besar- besar dan tidak merata, kadang-
kadang hanya terdapat di sepanjang linea lateralisnya.
• Sisik cosmoid hanya terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik
ini terdiri dari beberapa lapisan,berturut-turut dari luar adalah
vitrodentine yang dilapisi oleh semacam enamel, kemudian cosmine
yang merupakan lapisan yang kuat, dan noncellular, terakhir isopedine
yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pada lapisan isopedine
terdapat pembuluh-pembuluh kecil. Yang menarik perhatian dari sisik
ini adalah pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan
pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup permukaan.
Ikan yang memiliki sisik tipe cosmoid ini misalnya Latimeria
chalumnae.

Ikan coelacanth, Latemeria chalumnae


jenis ikan purba yang masih hidup
Sisik placoid hanya terdapat pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut hampir seperti duri
bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis.
Susunannya hampir seperti gigi manusia. Pulp (bagian yang lunak) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal
dari dermis. Sisik placoid sering disebut juga dermal denticle. Gigi ikan hiu merupakan derivat dari sisik.

Seperti halnya dengan sisik cosmoid, sisik ganoid terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terluar dinamakan ganoine
yang materialnya terdiri dari garam-garam anorganik. Dibawahnya terdapat lapisan seperti cosmine, dan lapisan
paling dalam adalah isopedine. Berbeda dengan sisik cosmoid, sisik ganoid tumbuh dari atas dan bawah. Ikan yang
memiliki sisik tipe ganoid ini antara lain Polypterus, Lapisostidae, Acipenceridae, dan Polyodontidae.

Struktur sisik placoid dan sisik ganoid


Sisik cycloid dan stenoid terdapat pada golongan ikan Teleostei, dimana
masing-masing terdapat pada golongan ikan bejari-jari sirip lemah
(Malacopterygii) dan golongan ikan berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii).
Dibandingkan dengan ketiga sisik terdahulu, kedua sisik ini kepipihannya
sudah tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel, transparant, dan tidak
mengandung dentine maupun enamel. Pertumbuhan sisik ini terjadi pada
bagian atas maupun bawah.

Struktur sisik cycloid dan sisik ctenoid


Perbedaan susunan sisik pada (a) ikan Chondrichthyes (tulang rawan) dan (b) ikan Osteichthyes (tulang sejati)
• Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior)
dengan warna lebih gelap daripada bagian depannya
(anterior), karena bagian belakangnya mengandung
butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior
(yang tertanam dalam tubuh) transparan dan tidak
bewarna.
• Susunan sisik yang seperti genting tersebut akan
mengurangi gesekan dengan air sehingga ikan dapat
berenang lebih cepat.
• Bagian-bagian sisik cycloid pada dasarnya sama
dengan sisik stenoid, kecuali bagian posterior sisik
stenoid dilengkapi dengan ctenii (semacam gerigi
kecil).
• Fokus merupakan titik awal perkembangan sisik dan
biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.
• Sisik dapat digunakan untuk menentukan umur ikan.
Circulus selalu bertambah selama ikan hidup. Pada
musim dingin pertumbuhan ikan sangat lambat dan
jarak antara circulus satu dengan yang lainnya menjadi
sempit sekali, kadang malah tampak seperti
berhimpitan. Circulus yang berhimpitan ini dinamakan
annulus yang terjadi setahu sekali.Annulus ini
digunakan untuk menentukan umur ikan. Bagian yang
jelas untuk menentukan umur ikan ialah pada bagian
anteriornya.

Circulus pada sisik ikan yang menggambarkan umur ikan


PEWARNAAN
• Sel khusus yang memberikn warna pada ikan ada dua macam yaitu Iridocyte
(leucophore dan guanophore) dan Chromatophora. Iridocyte dinamakan juga sel cermin
karena mengandung bahan yang dapat memantulkan warna di luar tubuh ikan.
• Warna pada ikan sangat dipengaruhi oleh schemachrome (konfigurasi fisik) dan
biochrome (pigmen pembawa warna).
• Schemachrome warna putih ditemukan pada rangka, gelembung renang, sisik dan
testes; biru dan ungu pada iris mata; warna pelangi pada sisik, mata dan membrane
anus.
• Sedangkan tergolong ke dalam biochrome adalah: Carotenoid (kuning, merah dan
corak lainnya); chromolipoid (kuning sampai coklat); indigoid (biru, merah dan hijau);
melanin (hitam dan coklat); flavin (fluoresensi kehijauhijauan); purin (putih atau
keperak-perakan); pterin (putih, kuning, merah dan jingga).
• Umumnya ikan laut yang hidup dilapisan atas bewarna keperak-perakan, dibagian
tengah kemerah-merahan dan dibagian bawah ungu atau hitam.
• Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas seperti tenggiri (Scomberomorus commersoni)
dan lain-lain mempunyai warna tubuh yang sederhana, bertingkat dari keputih-putihan
pada bagian perut, keperak-perakan pada sisi tubuh bagian bawah sampai kebiru-
biruan atau kehijau-hijauan pada sisi atas dan kehitam- hitaman pada bagian
punggungnya.
• Ikan yang hidup didaerah dasar, bagian dasar perutnya bewarna pucat dan bagian
punggungnya bewarna gelap. Warna tubuh yang cemerlang dan cantik biasanya
dimiliki oleh ikan-ikan yang hidup di sekitar karang, misalnya ikan-ikan yang
termaksud kedalam familia Apogonidae, Chaetodontidae, Achanturidae, dan
sebagainya.
• Sel khusus yang memberikan warna pada ikan ada dua macam yaitu :
Iridocyte (leucophore dan guanophore), yang dinamakan juga sel cermin
karena mengandung bahan yang dapat memantulkan warna di luar tubuh
ikan. Bahan yang terkandung dalam sel cermin antara lain guanin kristal
(warna keputih-putihan) sebagai hasil buangan metabolisme.
• Sel Chromatophore terdapat di dalam dermis. Sel ini mempunyai butir-butir
pigmen yang merupakan sumber warna sesungguhnya. Butir pigmen ini dapat
menyebar ke seluruh sel atau mengumpul pada suatu titik. Gerakan inilah
yang menyebabkan perubahan warna pada ikan. Jika butir-butir pigmen
mengumpul pada suatu titik maka warna yang dihasilkan secara keseluruhan
nampak pucat. Sedangkan jika butir pigmen menyebar, maka warna akan
terlihat jelas tergantung pada butir pigmen tersebut. Umumnya satu warna
khas tergantung pada kombinasi chromatophore dasar yang mengandung satu
warna. Chromatophore dasar ada empat jenis yaitu erythrophore (merah dan
jingga), xanthophore (kuning), melanophore (hitam), dan leucophore (putih).
• Warna pada tubuh ikan mempunyai banyak fungsi. persembunyian, penyamaran, dan pemberitahuan.
Jenis warna persembunyian meliputi pemiripan secara umum, pemiripan warna secara berubah,
pemudaran warna, pewarnaan terpecah, dan pewarnaan terpecah koinsiden.
• Pemiripan warna secara umum antara ikan dengan latar belakangnya merupakan karakteristik dasar
ikan untuk memiripi bayangan dan corak habitat dimana mereka tinggal. Setelah apa yang
dikemukakan diatas, banyak ikan yang tinggal di sekitar karang, sangat mirip warnanya dengan karang
tersebut. Ikan- ikan yang hidup disekitar tanaman air, karena hidup didaerah yang cemerlang dan
penuh bayangan, umumnya mempunyai warna tubuh yang berbelang- belang.

Bentuk pemiripan warna


pada ikan dengan
substrat tempat hidup
• Pemiripan warna secara berubah merupakan kemampuan ikan untuk mengubah warna
tubuhnya secara perlahan-lahan atau cepat seakan-akan untuk dapat menyamai latar
belakangnya dengan lebih sempurna.
• Beberapa variasi pemiripan warna terjadi secara bersamaan dengan tahapan-tahapan
kehidupannya. Ketika hidup di sungai ikan “rainbow trout” (Salmo gairdneri) bewarna-warni,
termaksud noktah-noktah gelap (pada waktu muda), dan sisi tubuh yang bewarna jingga
(pada saat dewasa). Di laut ikan ini punyai warna tubuh yang bertingkat, di bagian dorsal
bewarna biru, kemudian di bagian sisi bewarna keperak-perakan, dan putih di bagian perut.
Perubahan warna sering pula terjadi berhubungan dengan musim, dengan siang dan malam,
dan sering berhubungan dengan sesaat dengan kondisi di habitatnya. Pemiripan warna secara
berubah ini diatur oleh interaksi saraf dan hormon.

Pemiripan warna secara berubah pada ikan


Salmon, Salmo gairdneri
• Pemudaran warna pada ikan berfungsi untuk mengurangi kejelasan ikan tersebut dari
sekelilingnya sehingga kabur. Salah satu pemudaran warna ini ialah ”counter shading” dimana
ikan mempunyai warna di bagian dorsal yang lebih gelap daripada bagian ventralnya.
Keadaan yang demikian ini cenderung membuat mereka seperti bidang datar bagaikan
bayangan (prinsip Thayer).
• Counter shading tidak ditemukan pada ikan yang tinggalnya di lubang-lubang. Demikian juga
yang hidup pada kedalaman lebih dari 500 meter, dimana cahaya sedikit atau tidak ada sama
sekali, tidak mempunyai counter shading. Biasanya ikan-ikan yang hidup ditempat yang
kurang mendapat sinar matahari, tubuhnya berkisar bewarna ungu, coklat atau hitam.
Pewarnaan terpecah merupakan suatu upaya untuk mengaburkan
padangan pada tubuh ikan. Bila tubuh ikan mempunyai garis-garis warna
atau corak kontras yang tidak teratur, maka garis-garis tersebut cenderung
mengaburkan pandangan hewan lain yang melihat ikan tersebut.
Pewarnaan terpecah koinsiden merupakan suatu kamuflase khusus,
dengan cara membentuk suatu corak yang menyerupai suatu organ tubuh.
Sebagai contoh pada ikan kupu-kupu (Forcipiger longirostris) yang hidup
di karang-karang, juga beberapa spesies ikan lainnya, terdapat jalur hitam
yang melalui kepala dan matanya, sedangkan pada bagian badan yang lain
ada tanda yang menyerupai mata. Warna yang demikian digunakan untuk
memecah bentuk ikan atau mengaburkan bentuk asli ikan.
Penyamaran adalah suatu cara untuk menyerupai suatu benda tertentu,
bukan saja terhadap warna tetapi juga bentuk dan tingkah laku. Ikan gars
(Lapisosteus sp.) baik yang muda maupun yang tua mengapungkan dirinya di
permukaan air tanpa bergerak sama sekali, sehingga menjadikan dirinya mirip
batang atau ranting-ranting tumbuhan dalam bentuk maupun warna. Ikan
Monacanthus polycanthus dan Oligoplites saurus tampak menyerupai daun.
Bentuk ikan lepu tembaga (Synancaya horrida) mirip batu.

Kalau diatas telah dikemukakan bahwa warna berfungsi untuk menyembunyikan


diri, maka pada beberapa jenis ikan bentuk pewarnaannya justru cenderung
sebagai pemberitahuan. Diantara sejumlah anggota famili Percidae terdapat ikan
air tawar yang corak warnanya sangat cemerlang, pewarnaan yang demikian ini
dimungkinkan bermakna untuk pengenalan seksual.
ORGAN CAHAYA
Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens, yang umumnya bewarna biru
atau biru kehijau-hijauan. Terdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat
pada kulit, yaitu warna yang dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan ikan dan cahaya yang
dikeluarkan oleh ikan tu sendiri. Ikan-ikan yang dapat mengeluaran cahaya umumnya tinggal di bagian laut
dalam dan hanya sedikit yang hidup diperairan dangkal. Sebagian dari padanya bergerak ke permukaan
untuk ruaya makanan. Di laut dalam terletak antara 300 – 1000 meter dibawah permukaan laut. Sel pada
kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau photophore (photocyt). Ini biasanya
terdapat pada golongan Elasmobranchii (Sphinax, Etmopterus, Bathobathis moresbyi) dan Teleostei
(Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae).
Ikan lantern, Bolinichthys dengan titik-titik photophore
Cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiosis
dengan ikan, misalnya terdapat pada ikan-ikan dari famili Macroridae,
Gadidae, Honcentridae, Anomalopodidae, Leiognathidae, Serranidae,
dan Saccopharyngidae. Di Laut Banda ikan leweri batu
(Photoblepharon palpebatrus) dan leweri air (Anomalops katoptron),
yang keduanya termaksud kedalam famili Anomalopodidae,
mempunyai bakteri cahaya yang terletak dibawah matanya. Kedua
ikan tersebut hidup di perairan dangkal. Anomalops mengeluarkan
cahaya yang berkedap-kedip secara teratur yang dikendalikan oleh
organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong pigmen hitam
dibawah mata. Photoblepharon menunujukan suatu cahaya yang
menyala terus, tetapi dapat pula dipadamkan oleh suatu lipatan
jaringan hitam yang menutupiorgan cahayanya.
Bakteri yang dapat mengeluarkan cahaya terdapat didalam
kantung kelenjar di epidermis. Pemantulan cahaya yang dikeluarkan
oleh bakteri diatur oleh jaringan yang berfungsi sebagai lensa. Pada
bagian yang berlawanan dengan lensa banyak pigmen yang
berfungsi sebagai pemantul. Ada juga kelenjar yang berisi bakteri itu
dikelilingi oleh sel-sel pigmen itu seluruhnya. Pemencaran cahaya
yang dikeluarkan oleh bakteri diatur oleh konstraksi pigmen yang
berfungsi sebagai iris mata.
Pada ikan Malacochepalus (yang hidup di laut dalam),
pengeluaran cahayanya mempunyai peranan dalam pemijahan.
Kekuatan cahayanya dapat menerangi sampai sejauh 10 meter
dengan panjang gelombang 410 – 600 mµ. Pada musim pemijahan,
bila ikan jantan bertemu dengan ikan betina, maka si jantan akan
membimbing betinanya untuk mencari tempat yang baik untuk
berpijah. Cahaya yang dikeluarkan oleh ikan jantan dipakai sebagai
isyarat untuk diikuti oleh si betina.
Angler fish (Linophyrin bravibarbis) yang terdapat di dasar laut mempunyai
tentakel yang bercahaya. Diduga ikan ini mempunyai kultur bakteri yang terdapat
pada kulitnya. Tentakel yang ujungnya mempunyai jaringan yang membesar itu
digerakan diatas kultur bakteri tersebut, sehingga bakteri yang bercahaya terbawa
oleh tentakel untuk menarik perhatian mangsanya. Jadi fungsi organ cahaya pada
ikan ialah sebagai tanda pengenal individu ikan sejenis, untuk memikat mangsa,
menerangi lingkungan sekitarnya, mengejutkan musuh dan melarikan diri, sebagi
penyesuaian terhadap ketiadaan sinar di laut dalam dan diduga sebagai ciri ikan
beracun.
KELENJAR BERACUN
• Kelenjar beracun merupakan derivat kulit yang
merupakan modifikasi kelenjar yang mengeluarkan
lendir. Kelenjar beracun ini bukan saja
dipergunakan untuk pertahanan diri saja, tetapi juga
untuk menyerang dan mencari makan.
• Studi tentang racun ikan ini dinamakan
ichthyotoxisme, yang meliputi ichthyosarcotoxisme
(mempelajari berbagai macam keracunan akibat
memakan ikan beracun) dan
ichthyoacanthotoxisme (mempelajari sengatan ikan
berbisa). Jadi ichthyotoxisme tidak terbatas
mempelajari yang dikeluarkan oleh kulit saja,
melainkan racun yang berasal dari organ- organ
lain dan gejala keracunan dengan segala aspek-
aspeknya.
• Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung
kelenjar beracun antara lain ikan-ikan yang hidup
disekitar karang, (Siluroidea), dan golongan
Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae,
Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal
(Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi
racunnya bukan berasal dari sistem integumennya,
melainkan dari kelenjar empedu.
• Ikan lepu ayam (Pterois volitans dan Pterois russeli)
mempunyai alat beracun yang terdiri dari 13 jari-jari keras
sirip punggung, 3 jari- jari keras sirip dubur, dan 2 jari-jari
keras sirip perut. Jari-jari kerasnya berbentuk panjang,
lurus, ramping dan indah warnanya. Pada bagian sisi kiri
kanan jari-jari keras tersebut terdapat celah yang terbuka
sehingga membentuk saluran. Jari-jari keras ini dilapisi
oleh selaput integumen.
• Pada ikan lepu angin (Scorpaena guttata) alat beracunnya
terdiri dari 12 jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari
keras sirip dubur, dan 2 jari-jari keras sirip perut.
• Ikan lepu tembaga (Synanceja horrida) mempunyai racun
yang dapat mematikan manusia. Racunnya ini terdapat
pada 13 jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip
dubur, dan 2 jari-jari keras sirip perut. Ikan lepu tembaga
paling ditakuti oleh nelayan. Badannya berbintil-bintil
dengan warna kecoklatan. Ikan lepu tembaga tinggal
didasar perairan dangkal berpasir atau berkarang dan di
daerah yang terdapat vegetasi samo- samo (Enhalus
acoroides). Gerakannya lamban dan pada siang hari hanya
berdiam diri pada waktu yang lama. Permukaan tubuhnya
yang mempunyai warna yang mirip benar dengan dasar
perairan dan bentuknya seperti batu sehingga ikan ini
sukar untuk dilihat. Kadang- kadang kulitnya ditutupi
pasir atau bahan lainnya.
Ikan lepu tembaga (Synanceja horrida)
Dibandingkan dengan lepu ayam atau lepu angin, ikan lepu tembaga mempunyai
jari-jari keras beracun yang lebih pendek dan kukuh. Untuk lebih jelasnya,
perbedaan jari-jari keras antara ketiga ikan tersebut disampaikan pada Tabel 1
Tabel 1. Perbandingan jari-jari keras beracun ikan lepu ayam, lepu angin, dan
lepu tembaga (Halstead, 1959).

Struktur Lepu ayam Lepu angin Lepu tembaga

Panjang, Agak pendek,


Jari-jari keras Pendek, kukuh
ramping agak kukuh

Selaput
Tipis Agak tebal Sangat tebal
integumen

Kecil, Sedang, lebih Besar, sangat


Kelenjar racun berkembang berkembang berkembang
baik baik baik

Berkembang
Saluran racun Tidak ada Tidak ada
baik
Kelenjar beracun ikan pari (Dasyatis) terdapat pada duri di ekornya. Duri ini tersusun dari
bahan yang disebut vasodentine. Sepanjang kedua sisi duri tersebut terdapat gerigi yang
membengkok ke belakang. Mengingat adanya racun pada duri ekor ikan pari ini, maka para
nelayan akan membuang duri tersebut segera setelah ikan tertangkap untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai