Anda di halaman 1dari 46

SISTEM

INTEGUMEN

Putu.delis@fp.unila.ac.id
Putu Cinthia Delis
Batasan
 Sistem integumen adalah sistem organ yang
membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya.
 Sintem integumen merupakan bagian tubuh yang
berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat
makhluk hidup tersebut hidup atau berada.
 Integumen merupakan sistem pembungkus tubuh yang
terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya (sisik, kelenjar
racun, organ cahaya).
 Derivat sisik antara lain, gigi pada ikan hiu, scute, keel
dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan
modifikasi dari sisik
 Fungsi sistem integumen pada ikan: pelindung terhadap
gangguan mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan
lain yang merupakan musuhnya.
1. Kulit
Kulit adalah lapisan luar yang menutupi tubuh sebuah
vertebrata.

Kulit berfungsi sebagai :


 Alat pertahanan pertama terhadap penyakit.
 Perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan, oleh
karena itu dalam kulit terdapat alat penerima rangsang
(sensory receptor).
 Alat ekskresi dan osmoregulasi.
 Alat pernafasan tambahan pada beberapa jenis ikan
(ikan tipe skipper Blenniella cyanostigma memiliki banyak
ditemukan kapiler darah pada jaringan ikat dermis yang
berbatasan langsung dengan epidermis)
 Beberapa alat lain yang terdapat dalam kulit:
 Kelenjar racun,
 Sumber pewarnaan,
 Sumber cahaya
 kelenjar mucous (lendir) yang membuat tubuhnya
licin dan berbau khas  diduga sebagai alat
komunikasi kimiawi di antara ikan.
 Organ-organtersebut berfungsi baik sebagai
pertahanan diri maupun untuk menyerang.
 Kulit terdiri dari 2 lapisan:
 lapisan luar (epidermis)
 lapisan dalam (dermis atau corium).
STRUKTUR HISTOLOGI KULIT IKAN GABUS bagian dorsal (Channa striata) Sumber : Andriani et al. (2017)

Lapisan Epidermis
Epitel (Ep),
Sel mukus (Sm), penghasil pendir
Club cell (Cc)/sel alarm
Sel pigmen (Sp), penghasil warna

Lapisan Dermis
Stratum spongiosum (Ss),
Sel lemak (Sl),
Pembuluh darah (Pd),
Sel pigmen (Sp)
Jaringan ikat kolagen (Klg),
Stratum compactum (Sc),
Jaringan ikat kolagen (Klg),

Lapisan Hipodermis
Pembuluh darah (Pd),
Sel lemak (Sl),
Jaringan ikat kolagen (Klg),
Otot lurik (Ol)
 Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang
dihasilkan oleh sel-sel berbentuk piala yang
terdapat di seluruh permukaan tubuh.
 Epidermis bagian dalam terdiri dari lapisan sel yang
selalu giat mengadakan pembelahan untuk
menggantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan
untuk persediaan pengembangan tubuh. Lapisan
ini dinamakan stratum germinativum (lapisan
Malpighi).
 Dermis lebih tebal dari pada epidermis dan terdiri
dari sel-sel yang susunannya lebih kompak.
 Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik pada
ikan-ikan yang bersisik.
 Derivat-derivat kulit juga dibentuk di lapisan dermis.
 Pada dermis ini terkandung pembuluh darah, saraf
dan jaringan pengikat.
2. Lendir
 Sel kelenjar yang berbentuk piala dan terletak di
dalam epidermis  mengeluarkan suatu zat
(semacam glycoprotein) yang dinamakan mucin.
Apabila mucin ini bersentuhan dengan air akan
berubah menjadi lendir.
 Kegiatan sel kelenjar tersebut akan menentukan
ketebalan lendir yang menutupi kulit.
 Umumnya ikan yang tidak bersisik mempunyai
lendir yg lebih tebal daripada ikan yg bersisik
Hal ini merupakan suatu keadaan pengganti
ketidakadaan sisiknya.
 Ketebalan lendir yang menyelimuti tubuh ikan
tidak selalu sama dari waktu ke waktu.
 Lendir berguna untuk:
 mengurangi gesekan dengan air  dpt berenang
lebih cepat.
 berperan dalam osmoregulasi sebagai lapisan
semipermeable yang mencegah keluar masuknya air
melalui kulit
 mencegah infeksi dan menutup luka.
 Lendir digunakan untuk membuat sarang agar telur
yg telah dibuahi terlindung dari gangguan luar,
misalnya ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis).
 Lendir berguna untuk menghindarkan diri dari
kekeringan, misalnya ikan paru-paru (Protopterus)
di Afrika.
ikan paru-paru Afrika/lungfish ikan sepat siam
(Protopterus sp.) (Trichogaster pectoralis)
3. Sisik
 Sisik
sering disebut rangka dermis karena dibuat di
dalam lapisan dermis.
 Tidak semua ikan bersisik, misalnya ikan-ikan yang
termasuk sub-ordo Siluroidea, Ikan Patin (Pangasius
pangasius).
 Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung
di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi 5:
 placoid,
 cosmoid,
 ganoid,
 cycloid,
 ctenoid.
Sisik Placoid
 Sisik
placoid hanya terdapat pada ikan-ikan
bertulang rawan (Chondrichthyes).
 Bentuk sisik: hampir seperti bunga mawar dgn
dasar yg bulat atau bujur sangkar.
 Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari
epidermis.
Sumber : Motta et al. 2012
Sisik Cosmoid
 Sisik cosmoid hanya terdapat pada ikan fosil dan
ikan primitif.
 Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-
turut dari luar ialah vitrodentine yang dilapisi
semacam enamel, kemudian cosmine yang
merupakan lapisan yang kuat dan “noncellular”,
terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari
substansi tulang.
 Pada lapisan isopedine terdapat pembuluh-
pembuluh kecil.
 Ikan yang mempunyai sisik tipe cosmoid misalnya
Latimeria cholumnae.
Latimeria cholumnae
Sisik Ganoid
 Seperti halnya dengan sisik cosmoid, sisik ganoid
terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terluar
dinamakan ganoine yang materialnya terdiri dari
garam-garam anorganik. Di bawahnya terdapat
lapisan seperti cosmine, dan lapisan yang paling
dalam adalah isopedine.
 Ikan-ikan yang bersisik tipe ganoid antara lain
Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan
Polyodontidae.
Polypterus sp.

Lepisostidae
Sisik Cycloid &
Ctenoid
 Sisik
cycloid dan ctenoid terdapat pada golongan
ikanTeleostei:
 Cycloid terdapat pd golongan ikan berjari-jari lemah
(Malacopterygii)
 Ctenoid terdpt pd golongan ikan berjari-jari keras
(Acanthopterygii).
 Kedua sisik ini kepipihannya sudah tereduksi
menjadi sangat tipis, fleksibel, transparan dan tidak
mengandung dentine ataupun enamel.
Bagian-bagian sisik cycloid pada dasarnya sama dengan sisik
ctenoid, kecuali bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii
(semacam gerigi kecil). Fokus merupakan titik awal pengembangan
sisik dan biasanya berkedudukan ditengah-tengah sisik.
Puntius sp. Ikan betok (Anabas sp.)
 Bagian sisik yang menempel ke tubuh hanya
sebagian, kira-kira separuhnya.
 Sisik yang terlihat adalah bagian belakang
(posterior) yang berwarna lebih gelap daripada
bagian depan (anterior)-nya karena bagian
posteriornya mengan-dung pigmen
(Chromatophore).
 Bagian anterior (yang tertanam dalam tubuh)
transparan dan tidak berwarna.
 Susunan sisik yang seperti genting tersebut akan
mengurangi gesekan dengan air sehingga ikan
dapat berenang dengan lebih cepat.
 Di daerah yang bermusim empat, sisik dapat
digunakan untuk menentukan umur ikan. Circulus
selalu bertambah selama ikan hidup.
 Pada musim dingin pertumbuhan ikan sangat
lambat, dan jarak antara circulus yang satu
dengan yang lainnya menjadi sempit sekali,
bahkan kadang-kadang berhimpitan  disebut
annulus, yang terjadi setahun sekali.
 Annulus ini digunakan untuk menghitung umur ikan.
Bagian yang jelas manunjukan umur ikan ialah
bagian anteriornya.
Age measurement through scales
4. Pewarnaan
 Warna ikan tersebut disebabkan oleh
schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan
biochrome (pigmen pembawa warna).
 Schemachrome putih terdapat pada rangka,
gelem-bung renang, sisik dan testes; biru dan ungu
pada iris mata; warna-warna pelangi pada sisik,
mata dan membrane usus.
Yang termasuk biochrome ialah :
1). Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak
lainnya.
2). Chromolinoid; berwarna kuning sampai coklat.
3). Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau.
4). Melanin; Kebanyakan berwarna hitam atau coklat.
5). Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah,
kuning, hijau, biru dan coklat.
6). Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan fluore-
sensi kehijau-hijauan.
7). Purin; berwarna putih atau keperak-perakan.
8). Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga.
 Sel khusus yang memberikan warna pada ikan ada dua
macam yaitu iridocyte (leucophore dan guanophore)
dan chromatophore.
 Iridocyte dinamakan juga sel cermin  mengandung
bahan yang dapat memantulkan warna di luar tubuh
ikan. Bahan yang terkandung didalam sel cermin antara
lain guanine kristal (warna keputih-putihan) sebagai hasil
buangan metabolism.
 Sel chromatophore terdapat dalam dermis. Sel ini
mempunyai butir-butir pigmen yang merupakan sumber
warna sesungguhnya. Butir pigmen ini dapat menyebar
ke seluruh sel atau mengumpul pada satu titik.
 Chromatophore dasar ada 4 jenis  erythrophore (merah
dan jingga), xanthophore (kuning), melanophore (hitam),
dan leucophore (putih).
Fungsi warna
 Ada3  yaitu untuk persembunyian,
penyamaran dan pemberitahuan.

 Jenis warna persembunyian, meliputi :


 pemiripan warna secara umum,
 pemiripan warna secara berubah,
 pemudaran warna,
 pewarnaan terpecah ,
 pewarnaan terpecah koinsiden.
 Pemiripan warna secara umum antara ikan dengan
latar belakangnya merupakan karakteristik dasar
ikan untuk memiripi bayangan dan corak habitat
dimana mereka tinggal.

Scorpion fish Stargazer, Astrocopus spp


 Pemiripan warna secara berubah merupakan
kemampuan ikan untuk mengubah warna
tubuhnya secara perlahan-lahan atau cepat
seakan-akan untuk dapat menyamai latar
belakangnya dengan lebih sempurna. Beberapa
variasi pemiripan warna terjadi bersamaan dengan
tahap-tahap kehidupannya.
 Pemudaran warna pada ikan berfungsi untuk
mengurangi kejelasan ikan tersebut dari
sekelilingnya sehingga kabur. Salah satu bentuk
pemudaran warna ini ialah “counter shading”,
dimana ikan mempunyai bagian dorsal yang
berwarna lebih gelap dari pada bagian ventralnya.
 Pewarnaan terpecah merupakan suatu upaya
untuk mengaburkan pandangan terhadap tubuh
ikan. Bila permukaan tubuh ikan mempunyai garis-
garis warna atau corak kontras yang tidak teratur,
maka garis-garis tersebut akan cenderung
mengaburkan pandangan hewan lain yang
meliputi ikan itu.

Ikan zebra, Danio Ikan zebra, Girella zebra


Pewarnaan terpecah koinsiden merupakan suatu
kamuflase khusus dengan cara membentuk suatu
corak yang menyerupai suatu organ tubuh. Sebagai
contoh, pada ikan kupu-kupu (Forcipiger longirostris).

Forcipiger longirostris
 Pewarnaan merupakan suatu upaya untuk
menyerupai suatu benda tertentu, bukan saja
terhadap warna tetapi juga bentuk dan tingkah
laku. Ikan Monocirrhus polyacanthus dan Oligoplites
saurus tampak menyerupai daun. Bentuk lepu
tembaga (Synanceja horrida) mirip batu.

Synanceja horrida
Monocirrhus polyacanthus
 Bentuk pewarnaan pada
beberapa ikan justru
cenderung sebagai
pemberitahuan, misalnya
utk pengenalan seksual,
spt pd ikan air tawar
anggota family Percidae
yang corak warnanya
sangat cemerlang.

Lepomis humilis : Warna tubuh lebih cemerlang pd jantan


5. Organ Cahaya
 Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup
dinamakan bioluminescens  berwarna biru atau
biru kehijau-hijauan.
 Terdapat 2 sumber cahaya :
 Yang dikeluarkan oleh ikan itu sendiri dari sel-sel kulit yg
disebut sel cahaya (disebut photophore/photocyte)
speti pada kunang-kunang
 Dihasilkan oleh bakteri yg hidup bersimbiosis dg ikan
 Ikan-ikan
yang dapat mengeluarkan cahaya
umumnya tinggal di bagian laut dalam (300-1.000
meter) dan hanya sedikit yang hidup diperairan
dangkal.
 Ikan yg menghasilkan cahaya yg bersumber dari
photocyte, a.l:
 Gol. ikan Elasmobranchi : Etmopterus spinax
 Gol. Teleostei: Stomiatidae, Myotophiformes,
Batrachoididae.

Lantern shark (Etmopterus spinax)

 Ikan yg menghasilkan cahaya yg bersumber dari


bakteri  ikan2 dari famili Macroridae, Gadidae,
Monocentridae, Anomalopidae, Leiognathidae,
Serranidae dan Saccopharyngidae.
Di Laut Banda ikan leweri batu (Photoblepharon
palpebratus) dan leweri air (Anomalops katoptron),
yang keduanya termasuk family Anomalopidae,
mempunyai bakteri cahaya yang terletak dibawah
matanya. Kedua ikan tersebut hidup di perairan yang
dangkal.

Photoblepharon palbebratus Anomalops katoptron


Fungsi organ cahaya pada ikan:
 sebagai tanda pengenal individu ikan sejenis,
 untuk memikat mangsa,
 menerangi lingkungan sekitarnya,
 mengejutkan musuh
 melarikan diri,
 sebagai penyesuaian terhadap ketiadaan sinar di
laut
 sebagai ciri ikan beracun.
6. Kelenjar Racun
 Kelenjar beracun merupakan modifikasi kelenjar
yang mengeluarkan lendir.
 Kelenjar beracun ini bukan saja digunakan untuk
mempertahankan diri, tetapi juga untuk
menyerang dan mencari makan.
 Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung
kelenjar beracun antara lain:
 ikan-ikan yang hidup di sekitar karang,
 ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea)
 golongan Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae,
Myliobathidae).
 Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga
terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal
dari sistem integumennya, melainkan dari kelenjar
empedu (hepar) dan empedu.
Pterois volitans
Scorpaena guttata
• Ikan lepu ayam (Pterois volitans,
Pterois russeli), lepu angin
(Scorpaena guttata) dan lepu
tembaga (Synanceja horrida)
mempunyai racun pada jari-jari
keras sirip punggung, sirip anal,
dan sirip perut.
• Racun ikan lepu tembaga dapat
mematikan manusia.
Synanceja horrida
 Kantung kelenjar pada Siluroidae umumnya
terdapat pada dasar jari-jari keras sirip punggung
dan dada, yang dilengkapi gerigi yang
membengkok ke dalam.
 Bila kantung kelenjar tertekan oleh jari-jari siripnya,
cairan yang beracun akan keluar melalui seluruh
alur yang terdapat pada jari-jari keras tersebut dan
diteruskan ke dalam luka.
 Beberapa anggota Siluroidae yang beracun
tersebut misalnya ; sembilang (Plotosus canius), lele
(Clarias batracus), keting (Ketengus thypus),
manyung (Arius thalasinus).
 Kelenjar beracun ikan pari (Dasyatis) terdapat pada
duri di ekornya.
 Duri ini tersusun dari bahan yang disebut
vasodentine.
 Sepanjang kedua sisi duri tersebut terdapat gerigi
yang bengkok ke dalam.
Daftar Pustaka
 Andriani D., Masyitha D., Zainuddin, Fitriani. 2017. Struktur histologi
kulit ikan gabus (Channa striata). JIMVET. 01(3): 432-438
 Motta P., Habegger M.L., Lang A., Hueter R, Davis J. 2012. Scale
morphology and flexibility in the shortfin mako Isurus oxyrinchus and
the blacktip shark Carcharhinus limbatus. Journal of Morphology
273(10) : 1-15
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai