Anda di halaman 1dari 12

PAPER

KOMPOSISI KIMIA ZOOPLANKTON

OLEH

CHANDRA M. AULIA 1804112365


MASDHUKI PRAMUKTI 1804125062
MUHAMMAD DANDY SYIFA P. 1804112290
ROVIZAN DIANA 1804125157
VIVI OKTAVIANI 1804111638

DOSEN PENGAMPU : Ir. IRVINA NURRACHMI, M.Sc

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Zooplankton disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung,

atau melayang dalam perairan. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya

sanagt ditentukan kamana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotroph, yang

maksudnya tak dapat memproduksikan sendiri bahan organk dari bahan anorganik. Oleh karena

itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan organic dari fitoplankton

yang menjadi makanannya, jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen bahan organic.

Ukurannya paing umum berkisar 0,2-2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-

ubur yang bisa berukuran sampai satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain

copepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipid (amphipod), kaetognat

(chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria didepan

muara samapai perairan di tengah samudra, dari peraira tropis hingga ke paerairan kutub (Nontji,

208).

Menurut Nybakken (1992), Zooplankton melakukan migrasi harian dimana zooplankton

bergerak kearah dasar pada siang hari dank e permukan pada malam hari. Rangsangan utama

yang menyebabkan migrasi vertical harian adalah cahaya. Zooplankton akan bererak menjauhi

permukaan bila intensitas cahaya di permukaan meningkat, dan zooplankton akan bergerak ke

permukaan laut apabila intensitas cahaya di permukaan menurun (Davis, 1995)

Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula

yang terdapat melakukan migrasi vertical harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hamper

semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (benthos)
menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa telur dan larva.

Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang bermula sebagai plankton berubah

menjadi nekton atau benthos (Nontji, 2008).

1.2. Rumusan masalah

1.2.1. Apa komposisi dari zooplankton?

1.3. Tunjuan dan manfaat

Tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui apa itu zooplankton dan komposisi kimia

dari zooplankton. Sedangkan manfaat dari paper ini untuk mahasiswa menambah pengetahuan

tentang organisme plankton.


II. PEMBAHASAN

Zooplankton adalah kategori Yng mencakup berbagai ukuran organisme termasuk

protozoa kecil dan metazoan besar. Ini termasuk organime holoplankton yang siklus hidupnya

lengkap terletak di dalam plankton, serta organisme meroplankton yang menghabiskan sebagian

dari kehidpan mereka di plankton sebelum lulus ke nekton atau keberadaan sessile, benthic.

Meskipun zooplankton terutama diangkut oleh arus air ambien, banyak yang memiliki

penggerak, digunakan untuk menghindari predator( seperti dalam migrasi vertical makanan) atau

untuk meningkatkam tingkat pertemuan mangsa.

Kelompok-kelompok zooplankton protozoa yang secara ekologis penting termasuk

foraminiferans, radiolarian, dan mixoflagellata (yng terakhir sering kali adalah mixotrophic).

Zooplankton metazoan penting termasuk cnidarian sepert ubur-ubur dn perang manusia portugis,

krustasea seperti copepod, ostracopoda, isopoda, amphibpoda, mysids dan krill, chaetognaths

(panah cacing), moluska seperti pteropoda dan chordata seperti salps dan ikan remaja. Kisaran

filognetik yang luas mencangkup kisaran yang luasnya dalam perilaku pemberian makan.

Zooplankton juga dapat bertindak sebagai reservoir penyakit. Zooplankton crustacean telah

ditemukan sebagai tempat bakteri vibrio cholera, yang menyebabkan kolera, dengan membiarkan

vibrios kolera menempel pada exoskeletons chitinos mereka. Hunbungan simbiotik ini

meningkatkan kemampuan bakteri untuk bertahan hidup di lingkungan akuatik, karena

exoskeleton menyediakan bakteri dengan karbon dan nitrogen.

 Komposisi kimia zooplankton


Adapun komposisi kimia dari zooplankton yaitu seperti oksigen (75%), hydrogen

(10%), karbon (9,5%), dan nitrogen (2,5%) sebagai unsur-unsur penyusun senyawa protein,

lemak, vitamin dan enzim serta beberapa unsur anorganik seperti fosfor dan sulfur.

Secara garis besar zooplankton mengandung air (65-80%), protein (17-22%), lemak (0,5-

2%) dan mineral (1-2%). Mineral dalam tubuh zooplankton mencangkup kalsium, natrium

kalium, magnesium, klorida, sulfat dan fosfat. Perbedaan komposisi ini dapat digunakan oleh

factor internal dan factor eksternal.

Pada artemia memiliki kandungan kimia protein sebnayak 55%, lemak 18,9% serat kasar

2,04%, kadar abu 7,2% dan air sebanyak 81,9%. Selain itu, jenis copepod memiliki beberapa

jenis asam amino yang baik kecuali metionim dan histidine. Komposisi asam lemak dari copepod

bervariasi tergantung pakan yang diberikan selama kegiatan budidaya. Copepod kaya akan

protein, lemak asam amino esensial yang dapat mempercepat pertumbuhan, meningkatkan daya

tahan tubuh serta mencerahkan warna pada udang dan ikan. Keunggulan cocepod juga telah di

akui oleh para peneliti, karea kandungan DHA-nya yang tinggi. Copepod juga mempunyai

kandungan lemak polar yang lebih tungi dibandingkan dengan artemia.

1. Moina sp.

Mudjiman (2008), menyatakan bahwa Moina sp merupakan kelompok udang renik yang

termasuk dalam filum Crustacea, kelas Entomostraca, ordo Phylopoda, dan subordo Cladocera.

Ukuran Moina sp berkisar antara 500-1.000 mikron. Ciri khas dari Moina sp adalah bentuk tubuh

pipih ke samping, dinding tubuh bagian punggung membentuk suatu lipatan sehingga menutupi

bagian tubuh beserta anggota-anggota tubuh pada kedua sisinya. Bentuk tubuh Moina sp tampak

seperti sebuah cangkang kerang-kerangan.

Mudjiman (2008), mengklasifikasikan Moina sp adalah sebagai berikut :


Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Crustacea

Class : Branchiopoda

Order : Cladocera

Family : Moinidae

Genus : Moina

Spesies : Moina sp.

Mudjiman (2008), menyatakan bahwa kandungan gizi pada pakan alami Moina sp

umumnya terdiri dari air (99,60 %), protein (37,38 %), lemak (13,29 %), serat kasar (11,00 %),

dan abu (0 %).

2. Dhapnia sp.

Menurut Pangkey (2009), Daphnia sp. adalah krustasea berukuran kecil yang hidup di

perairan tawar, sering juga disebut sebagai kutu air. Disebut demikian karena cara bergerak yang

unik dari organisme ini dalam air. Ada terdapat banyak spesies (kurang lebih 400 spesies) dari

Daphniidae dan distribusinya sangat luas. Dari semua spesiesyang ada, Daphnia sp. dan Moina

yang paling dikenal, dan sering digunakan sebagai pakan untuk larva ikan (Pangkey, 2009).

Menurut Pennak (1989), klasifikasi Daphnia sp. adalah sebagai berikut:

Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Sub kelas : Branchiopoda

Ordo : Cladocera

Sub ordo : Eucladocera


Famili : Daphnidae

Genus : Daphnia

Spesies : Daphnia sp.

Kandungan nutrisi dari pakan alami Daphnia sp. terutama protein dan lemak sangat

dibutuhkan oleh larva ikan untuk pertumbuhan dan sistem imunitasnya (Aksoy et.al.,2007 ; Lim

et. al., 2011 ; Herawati et.al., 2013). Kandungan protein Daphnia sp. berkisar 42-54%,

kandungan lemak berkisar 6,5-8% dari berat keringnya, dan asam lemak linoleate dan

linolenatnya berkisar 7,5 dan 6,7% (Rahman, et. al., 2013).

3. Tubifex

Cacing Tubifex sp. memiliki beberapa nama sesuai dengan ciri yang dimilikinya.

Misalnya cacing ini disebut cacing merah atau cacing rambut atau cacing sutera. Disebut cacing

merah karena sekujur tubuhnya berwarna merah, disebut cacing rambut karena bentuknya

menyerupai rambut dengan panjang 2-3 cm, meskipun pernah ditemukan yang panjangnya 20

cm, dan dikenal sebagai cacing sutera mungkin karena selembut sutera.

Cacing rambut (Tubifex sp.) diklasifikasikan sebagai berikut :

Phylum : Annelida

Kelas : Oligichaeta

Ordo : Haplotaxida

Familia : Tubificidae Genus : Tubifex

Spesies : Tubifex sp.

Cacing sutra dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan karena mengandung nutrisi yang tinggi,

yaitu protein 57%, karbohidrat 2,04%, lemak 13,30%, air 87,17% dan kadar abu 3,60%

(Khairuman dkk., 2008).


4. Artemia sp.

Artemia merupakan zooplankton dari anggota krustacea. Galebert (1991) dalam Umbas

(2002) menyatakan bahwa Artemia digunakan sebagai pakan alami lebih dari 85% species hewan

budidaya, Artemia mempunyai nilai gizi tinggi, dapat menetas dengan cepat, ukurannya relatif

kecil dan pergerakan lambat serta dapat hidup pada kepadatan tinggi (Tyas 2004)

Berikut ini merupakan klasifikasi Artemia sp. :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Crustacea

Class : Branchiopoda

Order : Anostraca

Family : Artemiidae

Genus : Artemia

Species : Artemia sp. (Linnaeus, 1758)

Artemia sp. memiliki kandungan gizi yang lengkap dan tinggi, protein 52,7%,

karbohidrat 15,4%, lemak 4,8%, air 10,3% dan abu 11,2% (Marihati, 2013).

5. Rotifer (Branchionus Plicatilis)

Brachionus plicatilis termasuk ke dalam filum Rotifera yang merupakan filum

invertebrata. Ada tiga kelas rotifer, yaitu (1) Seisinoidea, (2) Bdelloidea: kelompok yang

menyerupai cacing dan bereproduksi secara aseksual, dan (3) Monogononta: kelas yang di

dalamnya terdapat B. plicatilis, B. calyciflorus, dan rubens. Klasifikasi B. plicatilis menurut Fu

et al. (1991) dalam Amali (2005) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Rotifera
Kelas : Monogononta

Ordo : Ploima

Famili : Brachionidae

Sub Famili : Brachioninae

Genus : Brachionus

Spesies : B. plicatilis

Menurut Anonimus (1990), kandungan gizi Rotifer (B. plicatilis) adalah kadar air 85,70

%, protein 8,60 %, lemak 4,50 %, dan abu 0,70 %.

6. Jentik Nyamuk

Jentik nyamuk merupakan larva nyamuk yang merupakan hewan dari filum antrophoda

atau hewan berbuku –buku. Jentik nyamuk ini biasanya mudah dan dapat ditemukan di air

selokan, comberan, parit, rawa dan sebagainya. Karna mudah ditemukan jentik nyamuk sering

dijadikan sebagai pakan alami.Jentik nyamuk digunakan sebagai pakan alami karena memiliki

kandungan nutrisi yang tinggi. Kandungan nutrisi jentik nyamuk dapat dilihat pada tabel berikut:

Komposisi kimia jentik nyamuk.Senyawa Kimia Kadar (%) Protein 15,58 Lemak 7,81 Air 1,4

Serat Kasar 6,46 Sumber : Widigdo dalam Khairuman, dkk, 2008; Sidharta dan Sitanggang,

2009; HI-provite

7. Diaphanosoma sp.

Jenis Crustacea yang saat ini mulai dikembangkan untuk pakan hidup organisme laut

adalah dari ordo Cladocera (Thariq, 2002). Diaphanosoma sp. merupakan zooplankton dari ordo

Cladocera yang dapat tumbuh di air tawar, payau maupun di air laut. Bentuk tubuh dari

Diaphanosoma sp. adalah oval atau bulat memanjang, transparan dan badan tertutup karapaks
(Soelistyowati, 1978). Menurut Yamaji (1984) Diaphanosoma sp. diklasifikasikan sebagai

berikut

Fillum : Arthropoda

Sub filum : Crustacea

Kelas : Branchiopoda

Sub Kelas : Phyllopoda

Ordo : Cladocera

Famili : Sididae

Genus : Diaphanosoma

Species : Diaphanosoma sp

Menurut Satyantini (2007), Kandungan nutrisi yang terkandung pada Diaphanosoma sp.

adalah protein, vitamin, dan ω-3 HUFA.


III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan penyusunan paper di atas, dapat saya simpulkan bahwa pakan alami yang

digunakan harus mempunyai kandungan gizi yang tinggi baik itu pada zooplankton. Kandungan

nutrisi itu terdiri dari lima komponen yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Desilina. 2014. Diktat Teknologi Pakan Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sekolah Usaha Perikanan
Basyori,faruk.2012.Plankton.http://farukbasyori.blogspot.com/2012/03/plankton.html.
Cahayaningsih, S. dan Slamet Subyakto. 2009. Kultur masal Scenedesmus sp. sebagai Upaya
Penyedia Pakan Rotifera Bentuk Alami maupun Konsentrat. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan 1 (2): 143-147
Darsi, Radyanti; A. Supriadi; A. D. Sasanti. 2012. Karakteristik Kimiawi dan Potensi
Pemanfaatan Dunaliella salina dan Nannochloropsis sp. Fishtech. 1(1): 14-25
Endrawati, hadi dan Ita Riniatsih. 2013. Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculata
yang dikultur dengan suhu yang berbeda. Jurnal Buletin Oseanografi Marina.fpik.undip
Fauziah. 2011. Efektivitas Penyerapan Logam Kromium (Cr VI) dan Kadmium (Cd)oleh
Scenedesmus dimorphus. Skripsi. Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta..
Liu, Ching-Piao dan Liang-Ping Lin. 2001. Ultrastructural Study And Lipid FormationOf
Isochrysis sp. CCMP1324.
Botanical Bulletin of Academia Sinica, Vol. 42 : 207 – 214.Nattasya, G. Yuliani. 2009. Skripsi.
Pengaruh Sedimen Berminyak Terhadap Pertumbuhan Mikroalga Isochrysis sp.Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor: Bogor
Rusyani, Emy. 2001. Skripsi. Pengaruh Dosis Zeolit Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Isochrysis galbana klon
Tahiti Skala Laboratorium Dalam Media Komersial. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor: Bogor

Anda mungkin juga menyukai