OLEH
Zooplankton disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung,
atau melayang dalam perairan. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya
maksudnya tak dapat memproduksikan sendiri bahan organk dari bahan anorganik. Oleh karena
itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan organic dari fitoplankton
yang menjadi makanannya, jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen bahan organic.
Ukurannya paing umum berkisar 0,2-2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-
ubur yang bisa berukuran sampai satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain
(chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria didepan
muara samapai perairan di tengah samudra, dari peraira tropis hingga ke paerairan kutub (Nontji,
208).
bergerak kearah dasar pada siang hari dank e permukan pada malam hari. Rangsangan utama
yang menyebabkan migrasi vertical harian adalah cahaya. Zooplankton akan bererak menjauhi
permukaan bila intensitas cahaya di permukaan meningkat, dan zooplankton akan bergerak ke
Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula
yang terdapat melakukan migrasi vertical harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hamper
semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (benthos)
menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa telur dan larva.
Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang bermula sebagai plankton berubah
Tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui apa itu zooplankton dan komposisi kimia
dari zooplankton. Sedangkan manfaat dari paper ini untuk mahasiswa menambah pengetahuan
protozoa kecil dan metazoan besar. Ini termasuk organime holoplankton yang siklus hidupnya
lengkap terletak di dalam plankton, serta organisme meroplankton yang menghabiskan sebagian
dari kehidpan mereka di plankton sebelum lulus ke nekton atau keberadaan sessile, benthic.
Meskipun zooplankton terutama diangkut oleh arus air ambien, banyak yang memiliki
penggerak, digunakan untuk menghindari predator( seperti dalam migrasi vertical makanan) atau
foraminiferans, radiolarian, dan mixoflagellata (yng terakhir sering kali adalah mixotrophic).
Zooplankton metazoan penting termasuk cnidarian sepert ubur-ubur dn perang manusia portugis,
krustasea seperti copepod, ostracopoda, isopoda, amphibpoda, mysids dan krill, chaetognaths
(panah cacing), moluska seperti pteropoda dan chordata seperti salps dan ikan remaja. Kisaran
filognetik yang luas mencangkup kisaran yang luasnya dalam perilaku pemberian makan.
Zooplankton juga dapat bertindak sebagai reservoir penyakit. Zooplankton crustacean telah
ditemukan sebagai tempat bakteri vibrio cholera, yang menyebabkan kolera, dengan membiarkan
vibrios kolera menempel pada exoskeletons chitinos mereka. Hunbungan simbiotik ini
(10%), karbon (9,5%), dan nitrogen (2,5%) sebagai unsur-unsur penyusun senyawa protein,
lemak, vitamin dan enzim serta beberapa unsur anorganik seperti fosfor dan sulfur.
Secara garis besar zooplankton mengandung air (65-80%), protein (17-22%), lemak (0,5-
2%) dan mineral (1-2%). Mineral dalam tubuh zooplankton mencangkup kalsium, natrium
kalium, magnesium, klorida, sulfat dan fosfat. Perbedaan komposisi ini dapat digunakan oleh
Pada artemia memiliki kandungan kimia protein sebnayak 55%, lemak 18,9% serat kasar
2,04%, kadar abu 7,2% dan air sebanyak 81,9%. Selain itu, jenis copepod memiliki beberapa
jenis asam amino yang baik kecuali metionim dan histidine. Komposisi asam lemak dari copepod
bervariasi tergantung pakan yang diberikan selama kegiatan budidaya. Copepod kaya akan
protein, lemak asam amino esensial yang dapat mempercepat pertumbuhan, meningkatkan daya
tahan tubuh serta mencerahkan warna pada udang dan ikan. Keunggulan cocepod juga telah di
akui oleh para peneliti, karea kandungan DHA-nya yang tinggi. Copepod juga mempunyai
1. Moina sp.
Mudjiman (2008), menyatakan bahwa Moina sp merupakan kelompok udang renik yang
termasuk dalam filum Crustacea, kelas Entomostraca, ordo Phylopoda, dan subordo Cladocera.
Ukuran Moina sp berkisar antara 500-1.000 mikron. Ciri khas dari Moina sp adalah bentuk tubuh
pipih ke samping, dinding tubuh bagian punggung membentuk suatu lipatan sehingga menutupi
bagian tubuh beserta anggota-anggota tubuh pada kedua sisinya. Bentuk tubuh Moina sp tampak
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Branchiopoda
Order : Cladocera
Family : Moinidae
Genus : Moina
Mudjiman (2008), menyatakan bahwa kandungan gizi pada pakan alami Moina sp
umumnya terdiri dari air (99,60 %), protein (37,38 %), lemak (13,29 %), serat kasar (11,00 %),
2. Dhapnia sp.
Menurut Pangkey (2009), Daphnia sp. adalah krustasea berukuran kecil yang hidup di
perairan tawar, sering juga disebut sebagai kutu air. Disebut demikian karena cara bergerak yang
unik dari organisme ini dalam air. Ada terdapat banyak spesies (kurang lebih 400 spesies) dari
Daphniidae dan distribusinya sangat luas. Dari semua spesiesyang ada, Daphnia sp. dan Moina
yang paling dikenal, dan sering digunakan sebagai pakan untuk larva ikan (Pangkey, 2009).
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Cladocera
Genus : Daphnia
Kandungan nutrisi dari pakan alami Daphnia sp. terutama protein dan lemak sangat
dibutuhkan oleh larva ikan untuk pertumbuhan dan sistem imunitasnya (Aksoy et.al.,2007 ; Lim
et. al., 2011 ; Herawati et.al., 2013). Kandungan protein Daphnia sp. berkisar 42-54%,
kandungan lemak berkisar 6,5-8% dari berat keringnya, dan asam lemak linoleate dan
3. Tubifex
Cacing Tubifex sp. memiliki beberapa nama sesuai dengan ciri yang dimilikinya.
Misalnya cacing ini disebut cacing merah atau cacing rambut atau cacing sutera. Disebut cacing
merah karena sekujur tubuhnya berwarna merah, disebut cacing rambut karena bentuknya
menyerupai rambut dengan panjang 2-3 cm, meskipun pernah ditemukan yang panjangnya 20
cm, dan dikenal sebagai cacing sutera mungkin karena selembut sutera.
Phylum : Annelida
Kelas : Oligichaeta
Ordo : Haplotaxida
Cacing sutra dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan karena mengandung nutrisi yang tinggi,
yaitu protein 57%, karbohidrat 2,04%, lemak 13,30%, air 87,17% dan kadar abu 3,60%
Artemia merupakan zooplankton dari anggota krustacea. Galebert (1991) dalam Umbas
(2002) menyatakan bahwa Artemia digunakan sebagai pakan alami lebih dari 85% species hewan
budidaya, Artemia mempunyai nilai gizi tinggi, dapat menetas dengan cepat, ukurannya relatif
kecil dan pergerakan lambat serta dapat hidup pada kepadatan tinggi (Tyas 2004)
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Branchiopoda
Order : Anostraca
Family : Artemiidae
Genus : Artemia
Artemia sp. memiliki kandungan gizi yang lengkap dan tinggi, protein 52,7%,
karbohidrat 15,4%, lemak 4,8%, air 10,3% dan abu 11,2% (Marihati, 2013).
invertebrata. Ada tiga kelas rotifer, yaitu (1) Seisinoidea, (2) Bdelloidea: kelompok yang
menyerupai cacing dan bereproduksi secara aseksual, dan (3) Monogononta: kelas yang di
Kingdom : Rotifera
Kelas : Monogononta
Ordo : Ploima
Famili : Brachionidae
Genus : Brachionus
Spesies : B. plicatilis
Menurut Anonimus (1990), kandungan gizi Rotifer (B. plicatilis) adalah kadar air 85,70
6. Jentik Nyamuk
Jentik nyamuk merupakan larva nyamuk yang merupakan hewan dari filum antrophoda
atau hewan berbuku –buku. Jentik nyamuk ini biasanya mudah dan dapat ditemukan di air
selokan, comberan, parit, rawa dan sebagainya. Karna mudah ditemukan jentik nyamuk sering
dijadikan sebagai pakan alami.Jentik nyamuk digunakan sebagai pakan alami karena memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi. Kandungan nutrisi jentik nyamuk dapat dilihat pada tabel berikut:
Komposisi kimia jentik nyamuk.Senyawa Kimia Kadar (%) Protein 15,58 Lemak 7,81 Air 1,4
Serat Kasar 6,46 Sumber : Widigdo dalam Khairuman, dkk, 2008; Sidharta dan Sitanggang,
2009; HI-provite
7. Diaphanosoma sp.
Jenis Crustacea yang saat ini mulai dikembangkan untuk pakan hidup organisme laut
adalah dari ordo Cladocera (Thariq, 2002). Diaphanosoma sp. merupakan zooplankton dari ordo
Cladocera yang dapat tumbuh di air tawar, payau maupun di air laut. Bentuk tubuh dari
Diaphanosoma sp. adalah oval atau bulat memanjang, transparan dan badan tertutup karapaks
(Soelistyowati, 1978). Menurut Yamaji (1984) Diaphanosoma sp. diklasifikasikan sebagai
berikut
Fillum : Arthropoda
Kelas : Branchiopoda
Ordo : Cladocera
Famili : Sididae
Genus : Diaphanosoma
Species : Diaphanosoma sp
Menurut Satyantini (2007), Kandungan nutrisi yang terkandung pada Diaphanosoma sp.
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penyusunan paper di atas, dapat saya simpulkan bahwa pakan alami yang
digunakan harus mempunyai kandungan gizi yang tinggi baik itu pada zooplankton. Kandungan
nutrisi itu terdiri dari lima komponen yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Desilina. 2014. Diktat Teknologi Pakan Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sekolah Usaha Perikanan
Basyori,faruk.2012.Plankton.http://farukbasyori.blogspot.com/2012/03/plankton.html.
Cahayaningsih, S. dan Slamet Subyakto. 2009. Kultur masal Scenedesmus sp. sebagai Upaya
Penyedia Pakan Rotifera Bentuk Alami maupun Konsentrat. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan 1 (2): 143-147
Darsi, Radyanti; A. Supriadi; A. D. Sasanti. 2012. Karakteristik Kimiawi dan Potensi
Pemanfaatan Dunaliella salina dan Nannochloropsis sp. Fishtech. 1(1): 14-25
Endrawati, hadi dan Ita Riniatsih. 2013. Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculata
yang dikultur dengan suhu yang berbeda. Jurnal Buletin Oseanografi Marina.fpik.undip
Fauziah. 2011. Efektivitas Penyerapan Logam Kromium (Cr VI) dan Kadmium (Cd)oleh
Scenedesmus dimorphus. Skripsi. Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta..
Liu, Ching-Piao dan Liang-Ping Lin. 2001. Ultrastructural Study And Lipid FormationOf
Isochrysis sp. CCMP1324.
Botanical Bulletin of Academia Sinica, Vol. 42 : 207 – 214.Nattasya, G. Yuliani. 2009. Skripsi.
Pengaruh Sedimen Berminyak Terhadap Pertumbuhan Mikroalga Isochrysis sp.Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor: Bogor
Rusyani, Emy. 2001. Skripsi. Pengaruh Dosis Zeolit Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Isochrysis galbana klon
Tahiti Skala Laboratorium Dalam Media Komersial. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor: Bogor